TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sawit (TKKS) Sebagai Campuran Media Tumbuh dan Pemberian Mikoriza

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

A. Struktur Akar dan Fungsinya

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sangat cocok diolah menjadi keripik, buah dalam sirup, aneka olahan tradisional,

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Afrika. Kelapa sawit di Afrika diklasifikasikan oleh Jacquin pada tahun 1763 sebagai Elaeis guineensis. Kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848 sebagai tanaman hias di Kebun Raya Bogor dan baru diusahakan secara komersial pada tahun 1912. Menurut Pahan (2007), morfologi tanaman kelapa sawit adalah : Divisio : Embryophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Subfamili : Cocoideae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis. Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Bunga kelapa sawit merupakan bunga majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral. Jumlah spikelet dalam satu rangkaian bunga betina dapat mencapai 200 buah, pada bunga jantan lebih banyak yaitu 700-1200 buah. Sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem akar serabut yang terdiri dari akar primer, sekunder, tersier dan kuartener. Akar primer umumnya berdiameter 6-10 mm, keluar dari pangkal batang dan menyebar secara horizontal dan menghujam ke dalam tanah dengan sudut yang beragam. Akar primer bercabang membentuk akar sekunder yang diameternya 2-4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar tersier yang berdiameter 0,7-1,2 mm dan umumnya bercabang lagi membentuk akar kurtener yang tidak mengandung lignin yang panjangnya hanya 1-4 mm dengan diameter 0,1-0,3 mm. Sistem perakaran yang aktif berada antara kedalaman 5-35 cm (Pahan, 2007).

4 Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter 25-75 cm tumbuh tegak lurus dari bonggol. Pohon kelapa sawit dapat mencapai tinggi 20-30 m dengan pertumbuhan meninggi sekitar 35-80 cm/tahun. Karena tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil maka batang tanaman kelapa sawit tidak mempunyai kambium dan umumnya tidak bercabang. Daun kelapa sawit mirip dengan daun kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip dan bertulang sejajar. Panjang daun kelapa sawit berkisar 5-9 m dengan jumlah anak daun berkisar 125-200 helai dengan panjang 1,2 m. Jumlah daun yang tumbuh setiap tahun adalah antara 20-30 daun. (Wahyono et al., 2005). Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, sebagai berikut : a. Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib). b. Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat. c. Tangkai anak daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang. d. Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang. Secara botani buah kelapa sawit digolongkan sebagai buah drupe yang terdiri dari kulit (eksocarp), serabut (mesocarp), cangkang (endocarp) dan inti (kernel). Tanaman kelapa sawit mulai berbuah saat umur 18 bulan setelah tanam, tetapi kadar minyaknya masih sedikit dan presentasi limbah (lumpur) banyak. Oleh karena itu, pada perkebunan kelapa sawit, bunga-bunga yang tumbuh pada tanaman muda akan dibuang (kastari) agar tidak menjadi buah. Menurut Pahan (2007) persyaratan untuk tumbuh pada tanaman kelapa sawit sebagai berikut : a. Curah hujan 2000 mm/ tahun dan merata sepanjang tahun dengan periode bulan kering ( < 100 mm/ bulan) tidak lebih dari 3 bulan. b. Temperatur siang hari rata-rata 29-33 º C dan malam hari 22-24 º C. c. Ketinggian tempat dari permukaan laut < 500 m. d. Matahari bersinar sepanjang tahun, minimal 5jam/ hari. e. ph optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 5,0-5,5. f. Kelapa sawit menghendaki tanah yang subur, gembur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas.

5 g. Topografi untuk kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 33 %. Analisis Tanaman Dalam arti sempit, analisis tanaman diartikan sebagai penetapan konsentrasi suatu unsur dalam contoh dari bagian tertentu yaitu pada bagian daun yang diambil contohnya pada waktu atau tingkat perkembangan morfologi tertentu dari tanaman tersebut. Konsentrasi unsur biasanya dinyatakan berdasarkan berat kering. Sedangkan dalam arti luas, analisis tanaman mencakup analisis komponen organik, seperti asam amino atau asam-asam organik lainnya, yang menentukan kualitas tanaman (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Analisis jaringan tanaman yaitu pada bagian daun memberikan gambaran status hara tanaman walaupun dengan hati-hati dan banyak hal harus dipertimbangkan bahwa analisis daun memberikan gambaran ketersediaan hara dalam tanah atau setidak-tidaknya analisis daun dapat mencerminkan apa yang diserap tanaman dari dalam tanah sampai pengambilan contoh tanaman. Analisis daun tidak hanya mencerminkan konsentrasi unsur dalam bagian tanaman melainkan suatu keterkaitan antara kandungan hara dalam tanaman dan tingkat pertumbuhannya (Widjaya adhi, 1995). Jones, Jr. et al. (1991) mengatakan bahwa analisis tanaman merupakan teknik diagnosis, semula sering digunakan untuk melihat status hara atau untuk meyakinkan defisiensi hara ataupun crop logging (pendekatan analisis tanaman yang dilakukan secara periodik dan dikaitkan dengan produksi). Analisis tanaman pada akhir-akhir ini digunakan untuk menetapkan kebutuhan pupuk dan kapur yang dikombinasikan dengan analisis tanah dan banyaknya hara yang diangkut oleh tanaman. Tisdale et al. (1985) mengemukakan bahwa analisis tanaman berdasarkan pada ketentuan bahwa jumlah unsur hara pada tanaman menunjukkan pemberian yang harus disediakan dan beberapa hal yang berhubungan dengan jumlah unsur hara di dalam tanah. Menurut Aldrich (1973) bahwa prinsip dasar dari analisis jaringan tanaman adalah konsentrasi hara tanaman sebagai nilai dari seluruh faktor yang mempengaruhinya. Tujuan dari analisis tanaman adalah :

6 1. Mendiagnosis atau memperkuat diagnosis gejala yang terlihat. 2. Mengidentifikasi gejala yang terselubung. 3. Mengetahui kekurangan hara sedini mungkin. 4. Menunjukkan bagaimana hara diserap tanaman. 5. Mengetahui interaksi atau antagonisme diantara hara. 6. Membantu pemahaman fungsi hara dalam tanaman. 7. Membantu dalam mengidentifikasi masalah. Aldrich (1973) juga mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis tanaman adalah : 1. Tehnik pengambilan contoh dan persiapan sebelum analisis, jumlah contoh, bagian tanaman yang diambil dan pembersihan contoh. 2. Ketersediaan standar untuk menginterpretasi hasil analisis tanaman, baik standar untuk menginterpretasi hasil analisis tanaman, varietas, umur maupun bagian tanaman yang diambil. 3. Kadang-kadang analisis tanaman tidak dapat mengidentifikasi masalah yang muncul. 4. Analisis tanaman seringkali terlambat untuk mengkoreksi masalah nutrisi pada tanaman setahun untuk musim tanam tersebut. 5. Interpretasi akan terus menjadi masalah sampai standar referensi dilengkapi, baik untuk jenis tanaman, umur maupun bagian tanaman tertentu. Sifat dan komposisi hara yang sangat labil terhadap faktor yang mempengaruhi kadar hara tanaman, dengan demikian diagnosis hasil analisis tanaman menjadi sangat kompleks, namun bila dilakukan pendekatan yang baik maka analisis tanaman akan menjadi alat yang sangat berguna bagi pemecahan masalah nutrisi tanaman dan dapat melakukan terapi yang tepat sehingga produksi dan kualitas hasil dapat dicapai secara optimal (Walworth dan Sumner, 1987). Analisis jaringan tanaman terutama analisis daun telah terbukti menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk mengevaluasi status hara tanaman bila metode yang baik tersedia (Widjaya adhi, 1995). Interpretasi data hasil analisis jaringan tanaman dapat dilakukan melalui beberapa metode, diantaranya adalah metode DRIS dan metode DOP.

7 Metode Diagnosis and Recommendation Intergrated System (DRIS) DRIS merupakan metode diagnosis untuk rekomendasi pemupukan secara terpadu dengan memperhatikan aspek tanah, tanaman dan pengelolaan. Metode ini merupakan pendekatan dalam menginterpretasikan hasil analisis tanaman atau daun yang dikembangkan oleh Beaufills di Universitas Natal, Afrika Selatan (Tisdale et al., 1985). Pendekatan DRIS untuk mendiagnosis unsur hara (Sumner dan Walworth, 1987) merupakan sistem kalkulasi nisbah konsentrasi unsur hara dalam jaringan tanaman dengan nilai optimum dari produksi tinggi atau populasi yang diinginkan (norma) sebagai standar pembanding. Menurut Sumner (1986) keuntungan yang paling penting dari pendekatan DRIS adalah : 1. Membuat diagnosis pada berbagai tingkat umur pertumbuhan tanaman. 2. Mengurutkan unsur hara sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Beberapa istilah penting dalam perhitungan untuk menginterpretasi hara dengan DRIS antara lain : 1. Norms, suatu nilai standar yang diperlukan untuk mengevaluasi hubungan antar unsur jaringan tanaman yang akan didiagnosis. Rata-rata dan koefisien keragaman dari subpopulasi produksi tinggi merupakan standar dalam menilai nisbah antar unsur yang mempengaruhi produksi tanaman. 2. Fungsi, suatu nilai hasil perhitungan dari perbandingan nisbah tertentu dalam jaringan tanaman tertentu dihubungkan dengan norms-nya. 3. Indeks, merupakan nilai unsur tertentu yang mewakili keseimbangannya pada jaringan tanaman yang berhubungan denagn norms-nya. Indeks setiap unsur dibandingkan untuk memperoleh kekurangan hara relatifnya pada jaringan tanaman. 4. Nisbah, perbandingan konsentrasi dua unsur hara secara umum yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antar unsur hara. Istilah nisbah digunakan untuk menunjukkan apa yang lebih umum disebut form of expression (Jones, Jr. et al., 1991).

8 Untuk mendapatkan Norm, perlu ditetapkan sekat produksi (yield cut off) yaitu untuk membagi subpopulasi produksi tinggi dan produksi rendah yang ditetapkan dengan : 1. Produksi yang lebih baik, biasa dicapai oleh petani (Walworth dan Sumner, 1987). 2. Kelompok produksi tinggi adalah 10% dari populasi pengamatan yang mempunyai produksi tertinggi (Jones, Jr. et al., 1991). 3. Tingkat produksi yang diharapkan dengan pertimbangan ekonomi dan sebagainya (berbagai sumber). 4. Tingkat produksi dikombinasikan dengan tingkat kualitas yang diinginkan (Rafton dan Burger, 1991). Setelah norm ditetapkan, lalu dilakukan penghitungan indeks-indeks hara dengan menggunakan rumus (Walworth dan Sumner, 1987) : dimana : f Indeks A = {f (A/B) + f(a/c) + f(a/d) +... + f(a/n) }/ z Indeks B = {-f (A/B) + f(b/c) + f(b/d) +... + f(b/n) }/ z Indeks N = {-f (A/N) f(b/n) f(c/n) -... f(m/n) }/ z = fungsi A, B, C, D, M, dan N = unsur hara Z = jumlah hara. Sedangkan untuk menentukan nilai fungsi dari DRIS digunakan rumus : A/B Bila A/B > a/b, maka f(a/b) = ( 1) x 1000/CV a/b Bila A/B < a/b, maka f(a/b) = ( 1 - a/b A/B ) x 1000/CV dimana : A/B = nisbah hara A dan B a/b = norm dan cv = koefisien keragaman dari norm. Jumlah seluruh indeks hara adalah nol, karena masing-masing nilai fungsi rasio hara yang satu ditambah dan dikurangkan terhadap yang lainnya. Semakin negatif nilai indeks suatu hara maka semakin kekurangan unsur hara tersebut secara relatif terhadap hara lain dan semakin positif indeks unsur hara maka unsur tersebut semakin tidak dibutuhkan oleh tanaman. Sedangkan indeks unsur hara

9 yang mendekati nol, menunjukkan unsur hara tersebut seimbang (Nurjaya et al., 1998). Metode Deviation of Optimum Percentage (DOP) Metode DOP memperlihatkan urutan kebutuhan hara berdasarkan konsentrasi hara pada contoh pengamatan dalam persentase nilai optimal. Kondisi hara yang optimal dari semua unsur hara didefinisikan dengan nilai indeks DOP sama dengan nol (Braekke dan Salih, 2002). Indeks dalam DOP didapat dari : Cn Co DOP = ( 1 ) x 100 dimana : Cn = nilai hara pada pengamatan ( % ) Co = nilai hara pada norm ( % ) Hasil Penelitian-penelitian Terdahulu Dengan metode DRIS dapat dinilai keseimbangan hara dalam tanaman kopi, sehingga rekomendasi pemupukkan hanya diberikan pada unsur hara yang mengalami defisiensi atau kekahatan saja. Sedangkan unsur hara yang berlebih tidak perlu diberikan, sehingga diperoleh efisiensi pemupukan (Nurjaya et al., 1998). Braekke dan Salih (2002) menggunakan metode DOP dan CR (consentration and ratio) untuk mendiagnosis status hara pada pohon cemara Norwegia dan perubahannya setelah diberikan tambahan unsur hara. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan metode DOP ataupun metode CR memberikan hasil yang baik walaupun metode CR lebih memberikan hasil yang spesifik. Interpretasi data analisis tanaman dengan menggunakan DRIS lebih bermakna dibandingkan dengan menggunakan metode batas kritis maupun dengan menggunakan metode kisaran kecukupan hara. Sedangkan interpretasi dengan metode CND (Compositional Nutrient Diagnosis) menghasilkan rekomendasi yang sejalan dengan DRIS (Saputra, 2007).