BAB III PERENCANAAN PEMBELAJARAN. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA 3 di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

BAB I. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dibutuhkan orang-orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang perlu diberikan penjelasan, agar memberikan gambaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III PERENCANAAN PEMBELAJARAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA 3 di SMAN X Bandung yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 25 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2010 2011 dan kelas yang dipilih didasarkan pada karakteristik akan ketertarikan siswa mengenai penggunaan media animasi dalam pembelajaran berdasarkan hasil angket yang telah disebar. B. Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Bandung Nomor Statistik Sekolah : 30.1.02.60.09.069 Alamat Sekolah : Jalan Cikutra N0. 77 Telepon : 022-7273109 Kepala Sekolah : Dra. Dian Peniasiani, M. Ed. (2008-sekarang) Luas Tanah : 13.145 m 2 Luas Bangunan : 4.022 m 2 Luas Halaman : 9.123 m 2 32

33 2. Sejarah Sekolah SMA Negeri 10 Bandung yang berlokasi di Bandung Timur yang mempunyai nuansa yang berlainan dibanding sekolah negeri lainnya. Sekeliling sekolah penuh dengan perumahan penduduk, di bagian depan sepanjang jalan Cikutra penuh dengan pedagang kaki lima yang menjual bahan makanan, sekolah tidak terpengaruh oleh adanya penduduk dan ramainya perdagangan karena ruang belajar para siswa jauh dari keramaian, suasana cukup nyaman tempat yang luas sarana yang memadai bahkan mesjidnya dikatakan paling besar untuk tingkat sekolah di Jawa Barat. Pada tahun 1967 SMA Negeri 10 Bandung berlokasi di Sekolah Dasar Sentrum yang sekarang menjadi Sekolah Dasar Cicadas Timur merupakan usulan pemecahan SMA Negeri 3 dengan surat usulan 031/D.26/K.67 tertanggal 1 Juli 1967. Saat ini pula SMA Negeri 10 tidak bergantung kepada SMA Negeri 3, tetapi masing-masing berdiri sendiri baik secara organisatoris maupun secara administrative dan teknik kependidikannya. SMA Negeri 10 Bandung diresmikan oleh Drs. Waskito atas nama Mentri Pendidikan dan Kebudayaan: Kepala Direktorat Pendidikan Keguruan dan Kursus-kursus. Kepala Sekolah pada waktu itu adalah Drs. A. S. Setiadi. Pada tahun 1968 SMA Negeri 10 beranjak mempunyai bangunan yang lebih memadai dan dimiliki sendiri, akhirnya dengan surat izin membangun nomor : 348/UKK/3/1968 dengan tanggal pendirian 22 Oktober 1968 SMA Negeri 10 Bandung sudah bisa berencana untuk membangun. Januari 1969 SMA Negeri 10 mulai dibangun oleh CV. Haruman. SMA Negeri 10 adalah

34 salah satu sekolah yang dibangun dengan sarana yang cukup lengkap dan proses belajar mengajar dimulai jam 7 pagi. Prestasi para siswanya cukup mempunyai nama dan diperhitungkan oleh sekolah-sekolah lain dalam setiap kompetisi. 3. Visi Sekolah a. Membekali siswadengan ilmu agama agar menjadi manusia yang IMTAK b. Membekali siswa agar memiliki kompetensi dalam berbagai disiplin ilmu (akademik) dan non akademik melalui PBM yang efektif c. Membekali siswa untuk mengembangkan minat dan bakat kreatifitas serta keterampilan agar terbentuk kemandirian dalam menghadpai peluang dan tantangan global d. Menerapkan manageman sekolah menuju terbentuknya Sekolah Standar Nasional 4. Strategi Sekolah a. Penataan kelembagaan b. Peningkatan disiplin c. Melengkapi sarana dan prasarana sekolah d. Meningkatkan kinerja guru dan karyawan e. Aktif dalam kompetisi 5. Tujuan Sekolah a. Meningkatkan dan mengembangkan sekolah IMTAK, IPTEK, Seni dan Olahraga

35 b. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik siswa c. Meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk menghadapi masa depan d. Mengambangkan pembelajaran dan implemantasi IPTEK e. Merintis penyelanggaraan sekolah kategori mandiri 6. Denah Sekolah Gambar 3. 1 Denah SMA Negeri 10 Bandung C. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas. Model yang digunakan mengikuti siklus pada model Kemmis dan McTaggart. Penelitian dilakukan secara Kolaboratif yang melibatkan guru bersangkutan secara langsung dan peneliti dari luar sebagai observer. Guru sebagai pengajar di kelas dengan

36 mengikuti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti dari luar yang di diskusikan terlebih dahulu. D. Prosedur Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap perencanaa, tahap pelaksanaan, dan tahap refleksi. 1. Prosedur Penelitian Siklus 1 Tabel 3.1 Prosedur Penelitian Siklus 1 Perencanaan Sebelum melakukan perencanaan tindakan pada siklus 1, dilakukan analisis studi pustaka dan pendahuluan dengan cara mengadakan wawancara nonformal kepada guru Biologi kelas XI pada SMAN 10 Bandung untuk menemukan permasalahan termasuk mendata nilai Biologi siswa pada angkatan sebelumnya dan nilai rata-rata siswa dari hasil ulangan materi Sistem Pencernaan. Permohonan ijin kepada pihak sekolah untuk menjadikan salah satu kelas XI sebagai tempat untuk penelitian Menentukan kelas yang dijadikan subjek penelitian kemudian memberikan angket untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap materi Biologi dan metode belajar yang diharapkan siswa dalam pembelajaran seharihari. Melakukan studi pendahuluan dengan cara menganalisis kurikulum dan telaah pustaka untuk menyusun rencana pembelajaran pada konsep Sistem Pernapasan. Merancang kegiatan belajar mengajar (RPP) yang akan dipergunakan pada siklus 1 dan terbagi atas dua kali pertemuan masing-masing 2 x 45 menit dan mempersiapkan media Automatic Narrated Animation yang akan dipergunakan pada konsep Sistem Pernapasan. Menyusun dan memperbanyak instrumen penelitian berupa rencana pembelajaran, soal untuk pretest dan postest, angket motivasi, serta format observasi bagi guru dan siswa.

37 Melakukan judgement instrumen dan media yang akan dipergunakan untuk penelitian pada dosen ahli di bidang Biologi dan media untuk dilanjutkan ke tahap uji coba instrumen. Pelaksanaan Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan menggunakan media Automatic Narrated Animation. Selama pembelajaran berlangsung, para observer melakukan observasi terhadap aktivitas yang dilakukan guru dan siswa. Memberikan postest pada akhir pembelajaran untuk evaluasi. Refleksi Melakukan analisis hasil observer dan analisis jawaban siswa terhadap soal pretest dan postest yang telah diberikan. Melakukan refleksi terhadap hasil yang diperoleh pada siklus 1 termasuk mencatat kekurangan dan kelebihan yang dapat teramati. Berdasarkan hasil pretest dan postest yang telah diberikan serta masukan dari para observer perlu diadakannya proses pembelajaran yang lebih kondusif dan penekanan konsep mekanisme ekspirasi dan inspirasi yang dianggap belum dipahami dengan baik oleh siswa agar pada siklus 2 lebih bisa berjalan dengan lebih lancar 2. Prosedur Penelitian Siklus 2 Tabel 3.2 Prosedur Penelitian Siklus 2 Perencanaan Membuat rencana pembelajaran untuk memperbaiki kekurangan pada siklus 1 sesuai hasil pengamatan observer. Memperbanyak gambar pada media yang dipergunakan. Merencanakan memposisikan tempat duduk siswa agar lebih kondusif dalam kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal

38 siswa sebelum pembelajaran dimulai pada siklus 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media Automatic Narrated Animation. Selama pembelajaran berlangsung, para observer melakukan observasi terhadap aktivitas yang dilakukan guru dan siswa. Dilakukan proses pembelajaran untuk menguatkan konsep mekanisme ekspirasi dan inspirasi yang dianggap belum dipahami dengan baik oleh siswa. Memberikan postest pada akhir pembelajaran untuk evaluasi. Refleksi Identifikasi kekurangan dan kelebihan yang muncul pada siklus II. Hasil dari pengamatan para observer, siswa lebih kondusif setelah posisi duduk dirubah dan dari media yang dipergunakan lebih menarik siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi Sistem Pernapasan terkait dengan kelainan yang dapat terjadi pada Sistem Pernapasan. Tahap ini mencakup analisis data hasil evaluasi belajar yang meliputi pengujian secara tertulis dengan menghitung hasil postest siklus I dan siklus II. Data-data yang diperoleh pada setiap siklus tindakan ditabulasi dan diolah untuk mengetahu sejauh mana peningkatan pemahaman siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media Automatic Anrrated Animation. E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa: 1. Perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran terdiri atas RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa) materi, dan sarana pembelajaran multimedia automatic narrated animation. Pengembangan instrumen pembelajaran mencakup analisis kebutuhan dan pengembangan produk.

39 2. Instrumen pengumpulan data a. Lembar observasi Lembar observasi ini merupakan lembar observasi untuk melihat aktivitas guru dan siswa selama Kegiatan Balajar Mengajar (KBM). Lembar observasi ini diisi oleh observer berdasarkan hasil pengamatan. b. Tes bentuk pilihan ganda Tes hasil belajar digunakan untuk tes pilihan ganda (setara C1-C4) yang berupa pretest dan postest untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif di setiap siklus yang dilakukan. c. Angket siswa Angket yang diberikan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan multimedia automatic narrated animation pada konsep sistem pernapasan. Angket berfungsi sebagai alat pengumpul data penunjang untuk mengatahu motivasi siswa setelah melakukan pembelajaran dengan media automatic narrated animation. d. Pedoman wawancara guru Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui respon guru terhadap penggunaan multimedia automatic narrated animation pada konsep sistem pernapasan. Pedoman wawancara guru ini digunakan sebagai data penunjang.

40 F. Indikator Keberhasilan Keberhasilan penelitian ini diperoleh dari akumulasi nilai yang di dapat siswa hasil tes tertulis, pengisian LKS dan tugas. Hal ini menunjukkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan terpenuhi. Perolehan hasil diharapkan peningkatan nilai siswa dibandingkan dengan data awal yang di dapat dari nilai Sistem Pencernaan. Diharapkan siswa dapat mencapai nilai KKM 70 dan minimal ketuntasan kelas minimal 75% dari jumlah siswa dalam satu kelas. G. Teknik Pengumpulan Data Data yang dioperoleh selama penelitian dipisahkan berdasarkan sumber data, jenis data, dan instrumen yang digunakan seperti pada Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data No. Sumber Data 1 Guru 2 Siswa Jenis Data Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Proses pengajaran Soal berupa tes tertulis maupun LKS materi untuk siswa Motivasi belajar siswa Aktifitas siswa selama pembelajaran Teknik Pengumpulan Observasi Mengerjakan setiap tes tertulis dan LKS Materi Pengisian angket motivasi ARCS Observasi Instrumen Pedoman Lembar Observasi Soal Tes dan LKS Angket motivasi belajar ARCS Pedoman Lembar Observasi

41 H. Teknik Pengolahan Data 1. Reduksi Data Data yang tidak relevan tidak diikutsertakan dalam analisis data. Jika ada siswa yang tidak mengikuti siklus pembelajaran dengan lengkap, yaitu siklus 1 dan siklus 2 maka datanya akan direduksi, sehingga hanya siswa yang mengikuti siklus pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus 2 yang akan diikutsertakan dalam analisis data. 2. Katergorisasi Data Data dikelompokan berdasarkan fokus penelitian sebelum dianalisis dan refleksi. Sebelum dianalisi setiap siswa terlebih dahulu akan dikategorikan berdasarkan nilai ulangan dari bab sebelumnya menjadi kategori siswa dengan nilai tinggi, sedang, dan rendah. 3. Pemberian Catatan Penambahan materi-materi secara tertulis pada lembar observer sehingga akan menarik perhatian untuk ditanggapi pada siklus berikutnya. 4. Pengolahan Data Data yang diperoleh terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berasal dari tes pilihan ganda. Sedangkan data yang bersifat kualitatif diperoleh dari observasi dan angket motivasi siswa (Mulyasa: 2010).

42 a. Kualitatif Data yang disajikan dalam penjabaran kata-kata yang menggandung makna. Penjabaran data secara deskriftif dimana hasil tiap siklus dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. 1) Data dari tes tertulis dan LKS materi dianalisis untuk menentukan makna dari peningkatan yang terjadi. Peningkatan nilai tersebut menggunakan perhitungan nilai rata-rata dan standar deviasi. 2) Mengukur motivasi menggunakan model ARCS (John Keller: 2010) a) Menghitung jumlah skor dengan aturan Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Skoring Model ARCS Kriteria Skor Pernyataan positif Pernyataan negatif Sangat setuju 5 1 Setuju 4 2 Ragu-ragu 3 3 Tidak setuju 2 4 Sangat tidak setuju 1 5 b) Menghitung rata-rata jumlah skor pernyataan positif dan pernyataan negatif. Kemudian sesuaikan dengan indeks kategori berikut: Tabel 3.5 Indeks Kategori Motivasi Model ARCS Skor rata-rata Kategori 1,00 < x 1,49 Tidak baik 1,50 < x 2,49 Kurang baik 2,50 < x 3,49 Cukup baik 3,50 < x 4,49 Baik 4,50 < x 5,00 Sangat baik

43 b. Data Kuantitatif Data ini berupa data hasil belajar yang dilakukan dengan soal tes objektif sehingga data diolah dengan menghitung tingkat kesulitan sal dan tes-tes yang biasa digunakan untuk mengukur evaluasi dalam pembelajaran. Penghitungan mengunakan rumus-rumus pengolahan data kualitatif dilakukan saat menguji analisis butir soal instrumen yang telah diuji cobakan di SMA L di kelas XII pada 7 Februari 2011. Analisis uji butir soal ini meliputi validitas butir soal, reabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, daya serap, dan pola jawaban soal (distraktor) yang dijabarkan sebagai berikut: 1) Validitas Butir Soal Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan tujuan yang ingin diukur atau dengan penentuan tingkat validitas butir soal digunakan dengan mengkorelasikan antara skor yang didapat oleh siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Maka, perlu dilakukan uji validitas butir soal untuk mengetahui valid atau tidak dari instrumen tes. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas butir soal digunakan rumus koefisien product moment berikut ini. Keterangan: r = N XY X Y N X X N Y Y r xy N = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = Banyaknya peserta tes

44 X = Nilai hasil uji coba Y = Nilai rata-rata harian (Jihad, A., dan Haris, A., 2008:180) Interpretasi terhadap nilai r xy menggunakan kriteria pada Tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai r xy Kriteria 0,80 < r xy 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r xy 0,80 Tinggi 0,40 < r xy 0,60 Cukup 0,20 < r xy 0,40 Rendah r xy 0,20 Sangat rendah 2) Reliabilitas Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini. Keterangan: n = banyaknya butir soal = jumlah varians skor tiap item = 1 1 = varians skor total (Jihad, A., dan Haris, A., 2008) Interpretasi nilai mengacu pada kriteria pada Tabel 3.7 berikut. Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Tes Nilai r 11 Kriteria 0,90 <r 11 1,00 Sangat tinggi 0,70 <r 11 0,90 Tinggi 0,40 <r 11 0,70 Sedang 0,20 <r 11 0,40 Rendah r 11 0,20 Sangat rendah

45 3) Daya Pembeda Daya pembeda dilakukan untuk melihat kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus berikut. = = Keterangan: DP = daya pembeda soal = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2008). Nilai DP yang diperoleh kemudian diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda dengan menggunakan kriteria di bawah ini. Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda Nilai DP Kriteria Negatif Soal dibuang 0,00 <DP 0,20 Jelek 0,20 <DP 0,40 Cukup 0,40 <DP 0,70 Baik 0,70 <DP 1,00 Sangat Baik

46 4) Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran pada setiap butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: P = indeks kesukaran = B JS = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar = jumlah seluruh siswa peserta tes Nilai P yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.9 berikut. Tabel 3.9 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai P Kriteria 0,00 Sangat sukar 0,00 < P 0,30 Sukar 0,31 < P 0,70 Sedang 0,71 < P 1,00 Mudah 1,00 Sangat mudah 5) Pola Jawaban Soal (Distraktor) Pola jawaban soal (distraktor) menunjukkan baik buruknya suatu instrumen penelitian. Suatu distraktor dapat dikatakan berfungsi baik jika dipilih paling sedikit oleh 5% pengikut tes (Arikunto: 2008).

47 I. Alur Penelitian Gambar 3.2 Alur Penelitian dengan Model Spiral Kemmis mmis & Taggart Tagga

48