I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, faktual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB VI PENUTUP. berbagai pihak yang berkaitan dengan implementasi Authentic Assessment dalam

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Kisi Dokumen Tentang Penyusunan Silabus

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Definisi dari Pendidikan IPS (social studies) menurut NCSS (National Council of

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi Penelitian kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD Langkahlangkah

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Skripsi. Oleh: Alanindra Saputra K

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

2

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang diajarkan. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, dan. pada prestasi belajar siswa yang rendah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 02

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendekatan ilmiah atau scientific approach. Dalam implementasi kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

Struktur Kurikulum..

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 03

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

BAB V PENUTUP. dalam penelitian ini. Berikut ini adalah paparan hasil penelitian dari masing-masing

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

Fatihah Indah Rohmani K

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

(Skripsi) Oleh : Eka Ria Nanda Putri

VII. INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN ASESMEN OTENTIK PADA GURU MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN MESIN OTOMASI DASAR SMK SWASTA SE-KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Silabus

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil dan proses. Dari

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG)

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 04

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara. Dengan deskripsi lokasi sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB I PENDAHULUAN. upaya membangun interaksi bermakna antara guru dengan peserta didik lewat

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

PENGARUH PENAMBAHAN PENGALAMAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KEDUA DI SMPIT NUR HIDAYAH SURAKARTA

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada bab IV tentang standar proses pasal 22 ayat (1) yang berbunyi: penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat(3) pada pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Penilaian hasil pembelajaran yang dimaksud pada pasal 22 ayat (1) mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan/atau afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Pada pasal 22 ayat (2) menerangkan bahwa teknik penilaian yang dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktik, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Penjelasan untuk pasal 22 ayat (2) adalah ketentuan pada ayat ini tidak menutup kemungkinan penggunaan teknik penilaian yang lain sesuai dengan karakteristik hasil pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Peraturan pemerintah tersebut membawa implikasi terhadap model pembelajaran, juga berimplikasi terhadap model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas sebagai salah satu komponen proses pembelajaran selain tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran. Bentuk evaluasi yang diberikan harus mampu merespons siswa untuk mencari dan menggali makna di balik setiap topik yang disajikan,

2 sehingga siswa mampu mengeksplorasi kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar berdasar teori yang diperoleh di sekolah. Teknik penilaian yang digunakan dapat bervariasi tidak hanya dengan penilaian di akhir pembelajaran saja. Sehingga penilaian hasil belajar dapat mengukur aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Contoh salah satu teknik penilaian yang dapat dipakai adalah authentic assessment yang memiliki berbagai macam teknik penilaian yakni penilaian proses, penilaian berkesinambungan dan penilaian proyek. Evaluasi model authentic assessment (penilaian sebenarnya) mendorong siswa untuk menerapkan informasi hasil belajar yang diperoleh ke dalam dunia nyata. Pada prinsipnya Authentic assessment menekankan agar siswa mampu mempelajari, bukan apa yang diperolehnya di akhir proses pembelajaran. Untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar, penilaian dilakukan secara bersama-sama dan terintegrasi selama KBM berlangsung. Data otentik mengenai perkembangan belajar siswa diperoleh tidak hanya dengan salah satu alat penilaian tetapi dengan berbagai cara dan berbagai sumber yang meliputi semua aspek pembelajaran yakni proses, kinerja dan produk. Menurut Nurhadi dkk (2004:52), pelaksanaan authentic assessment didasarkan atas prinsip-prinsip authentic assessment, yaitu sebagai berikut: 1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran: proses, kinerja dan produk. 2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. 3. Menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber. 4. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. 5. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. 6. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa, bukan keluasannya (kuantitas) (Nurhadi dkk, 2004:52).

3 Terkait dengan penerapan penilaian sebenarnya oleh para guru sebagai evaluator pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif dengan memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat mengaktifkan siswa. Menuntun siswa untuk belajar dengan baik dengan mengaitkan apa yang telah dipelajari dan yang diketahui dengan kegiatan/peristiwa di dunia nyata. Namun dalam keseharian, guru-guru IPS di SMP di Kecamatan Negerikaton berasumsi bahwa mereka akan kesulitan jika menggunakan authentic assessment karena guru terbiasa menggunakan penilaian di akhir pembelajaran saja seperti uji blok dan ujian semester. Sebagaimana hasil penelitian pendahuluan terhadap guruguru IPS pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun pelajaran 2008/2009. Dari hasil penelitian pendahuluan tersebut sebanyak 18 dari 30 orang guru (60%) merasa akan kesulitan jika menggunakan authentic assessment. Beberapa pertanyaan yang diajukan dalam penelitian pendahuluan antara lain untuk mengetahui: 1. Berapa banyak guru yang akan merasa kesulitan jika menggunakan authentic assessment. 2. Cara-cara/teknik penilaian apa saja yang digunakan oleh guru selama ini. 3. Kesulitan yang akan dihadapi guru jika melaksanakan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip authentic assessment. 4. Apakah teknik-teknik penilaian authentic assessment telah diterapkan dan teknik-teknik penilaian apa saja yang telah diterapkan. 5. Sarana pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian terutama penerapan authentic assessment.

4 Informasi yang diharapkan dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk mengetahui: 1. Persepsi awal guru tentang sejauhmana pengetahuan guru mengenai authentic assessment. 2. Banyaknya guru yang akan merasa kesulitan jika menggunakan authentic assessment. 3. Kesulitan-kesulitan apa yang akan dihadapi dan penyebab kesulitan-kesulitan berdasarkan prinsip-prinsip authentic assessment. 4. Teknik-teknik penilaian yang selama ini diterapkan dan apakah guru telah menerapkan teknik-teknik authentic assessment. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa: 1. Sebanyak 18 dari 30 orang guru (60%) berasumsi akan merasa kesulitan jika menerapkan authentic assessment. 2. Sebagian besar guru selama ini menggunakan uji blok dan ujian akhir semester. 3. Persepsi guru tentang kesulitan yang akan dihadapi adalah alat/teknik penilaian yang rumit, banyaknya aspek/ranah yang dinilai, waktu yang terbatas, siswa yang kurang disiplin dalam mengerjakan tugas, dan sosialisasi yang kurang mengenai authentic assessment. 4. Teknik-teknik penilaian telah dilaksanakan, antara lain penilaian berkesinambungan, penilaian proses (diskusi, proses menulis), penilaian produk (tes lisan, portofolio). 5. Sarana dan prasarana yang mendukung penerapan authentic assessment dianggap kurang oleh guru.

5 Berlandaskan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Persepsi Guru IPS tentang Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya) Tingkat SMP di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2009/2010. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, penulis mengidentifikasi masalah yaitu persepsi guru IPS tentang prinsip-prinsip authentic assessment, antara lain: 1. Pengetahuan dan pemahaman guru tentang authentic assessment. 2. Pengukuran semua aspek pembelajaran. 3. Keterbatasan waktu pelaksanaan penilaian yang harus melaksanakan penilaian selama dan sesudah proses pembelajaran (alokasi waktu). 4. Pemanfaatan berbagai cara dan sumber. 5. Pengumpulan data penilaian selain dengan tes. 6. Tugas-tugas cerminan kehidupan nyata siswa. 7. Pengukuran kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah persepsi guru tentang pengetahuan dan pemahaman guru dalam authentic assessment? 2. Bagaimanakah persepsi guru tentang pengukuran semua aspek pembelajaran (proses, kinerja dan produk) dalam authentic assessment?

6 3. Bagaimanakah persepsi guru tentang keterbatasan waktu yang harus melaksanakan penilaian selama dan sesudah proses pembelajaran dalam authentic assessment? 4. Bagaimanakah persepsi guru tentang pemanfaatan berbagai cara dan sumber dalam authentic assessment? 5. Bagaimanakah persepsi guru tentang pengumpulan data penilaian selain dengan tes dalam penggunaan authentic assessment karena tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian? 6. Bagaimanakah persepsi guru tentang tugas-tugas yang diberikan kepada siswa yang mencerminkan kehidupan nyata siswa dalam authentic assessment? 7. Bagaimanakah persepsi guru tentang pengukuran kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa dalam authentic assessment? D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru tentang authentic assessment yaitu: 1. Pengetahuan dan pemahaman guru dalam penggunaan authentic assessment 2. Pengukuran semua aspek pembelajaran 3. Keterbatasan waktu pelaksanaan penilaian 4. Pemanfaatan berbagai cara dan sumber 5. Pengumpulan data penilaian selain dengan tes 6. Tugas-tugas cerminan kehidupan nyata siswa 7. Pengukuran kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa

7 E. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai referensi serta memberikan masukan dan gambaran kepada para pembaca khususnya guru-guru dalam menggunakan penilaian sebenarnya. 2. Meminimalis kesulitan guru dalam menggunakan penilaian sebenarnya dengan mengetahui faktor-faktor kesulitan dalam menggunakan penilaian sebenarnya. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam menentukan kebijakan program pembelajaran pendidikan. 4. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Ruang lingkup objek penelitian adalah persepsi kesulitan guru geografi dalam menggunakan penilaian sebenarnya (authentic assessment). 2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah guru-guru geografi pada tingkat SMP di Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran. 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah seluruh SMP di Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran. 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2008/2009. 5. Ruang lingkup ilmu adalah ilmu pendidikan.