BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya kondisi perekonomian ditandai dengan berkembangnya kondisi pertumbuhan bisnis. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup tinggi, dimana dapat dilihat dari tumbuhnya perusahaan-perusahaan dengan produk sejenis, sehingga akan mengakibatkan persaingan dalam memperebutkan pasar. Dengan adanya persaingan maka perusahaan dituntut untuk bekerja keras dan melaksanakan kegiatan perusahaan secara efisien demi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh laba maksimum yang diperoleh dari penjualan. Banyak faktor yang menunjang keberhasilan tujuan tersebut. Peran pemasaran pun dinilai sangat penting bagi perusahaan, hal ini disebabkan karena tingkat persaingan yang semakin ketat. Untuk membedakan bisnis satu dengan yang lainnya, setiap perusahaan harus memiliki karakteristik atau ciri khas yang berbeda. Pembeda inilah yang dijadikan dasar untuk menarik minat konsumen. Dengan tujuan yaitu memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen, maka perusahaan harus mempelajari dan memahami perilaku konsumen. Keputusan konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan merupakan salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan strategi pemasaran. Menurut Phillip Kotler (2007:214-222) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya : faktro budaya, faktor
2 sosial, pribadi dan psikologis. Faktor budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Didalam faktor sosial peran keluarga sangat mempengaruhi terciptanya perilaku pembelian konsumen apabila diukur dari sudut pandang ekonomi. Pribadi dan psikologis seseorang pun dianggap menjadi parameter terjadinya keputusan pembelian. Apabila tidak ada hasrat atau keinginan yang besar untuk mengkonsumsi produk tersebut, walaupun dari segi faktor ekonomi mencukupi tetap saja orang tersebut tidak akan membeli produk itu. Sedangkan menurut Shimp (2008:40) ada beberapa faktor yang menjelaskan proses keputusan pembelian, diantaranya : need arousal (timbulnya kebutuhan), recognition of the need (pengenalan kebutuhan), level of involvement (tingkat keterlibatan), Search for information (pencarian informasi), evaluation of alternative (elavuasi merek), purchase decisions (keputusan pembelian), post purchase feeling or behavior (pasca pembelian). Faktor-faktor tersebut tentu saja akan dilewati baik secara sadar atau tidak sadar oleh seseorang apabila akan melakukan suatu pembelian. Didalam memutuskan untuk menggunakan atau membeli produk atau jasa yang ditawarkan tentu saja seorang konsumen mempunyai beberapa motif. Motif pembelian yang merupakan pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh-pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian. Motif pembelian dapat dibedakan antara motif pembelian terhadap barangnya, dan motif pembelian terhadap tempat yang menjualnya. Motif pembelian terhadap barangnya disebut product motive kualitas produk, atribut produk, jenis dan variasi produk yang
3 dapat menjadi product motive bagi seorang pembeli. Product motive terdiri atas dua golongan : emotional product motive dan rational product motive. Motif-motif dalam melakukan pembelian tentu saja akan disesuaikan dengan kebutuhan dalam diri individu. Saat ini budaya atau kebiasaan mengkonsumsi kopi setiap harinya berubah menjadi gaya hidup tersendiri bagi sebagian orang. Budaya minum kopi yang berasal dari barat ini pun muncul sebagai salah satu kebutuhan yang tidak terlepaskan dalam kehidupan banyak orang khususnya para pencinta kopi. Meningkatnya permintaan kopi memberikan peluang bagi para pembisnis untuk menjadikan budaya minum kopi tersebut sebagai salah satu inovasi dalam hal berwirausaha. Menu berbahan biji kopi ini merupakan salah satu bidang usaha yang masih bisa bertahan dan bahkan berkembang di dalam kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Hingga saat ini telah banyak kedai kedai dan brand baru bermunculan yang memberikan sajian serta nuansa ngopi yang berbeda. Berbagai inovasi ditambah agar konsumen selalu merasa nyaman dan puas terhadap pelayan dan kenyamanan. Coffee shop saat ini telah menjadi suatu bisnis yang berkembang dengan pesat. Semakin menjamurnya gerai kopi di Indonesia memperlihatkan bisnis ini cukup menggiurkan. Salah satu pemain yang terlihat sukses berada di bisnis ini adalah Starbucks. Starbucks Coffee merupakan perusahaan kedai kopi terbesar di Indoenesia yang memilik lebih dari 100 cabang baik di dalam kota maupun diluar kota. Saat ini Starbucks Coffee Indonesia sudah memiliki 126 toko yang tersebar di sepuluh kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Batam, Yogyakarta, Semarang, Balikpapan dan Makasar. Starbucks menjual
4 banyak produk, mulai dari kopi minuman panas yang berbasis espresso, minuman dingin, frappuccino blended coffee dan frappuccino blended cream, makanan ringan seperti cake, puff, cookies, sampai sandwich. Selain kopi, frappuccino dan makanan, Starbucks juga menjual mug atau gelas-gelas dan juga tumbler. Di sisi lain, Starbucks Coffee menjadi salah satu tempat yang dikunjungi untuk sekedar menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang, browsing, bermain, beristirahat, meeting, bahkan mengerjakan tugas. Bagi para pekerja yang menyukai meeting di luar kantor, Starbucks merupakan salah satu tempat alternatif yang baik untuk di kunjungi, karena selain tempat yang nyaman Starbucks dilengkapi dengan tempat duduk yang didesain dari kursi biasa sampai sofa. Fasilitas yang diberikanpun tak kalah menarik, para pekerja maupun mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas dapat menggunakan fasilitas free wi-fi untuk browsing sambil ditemani dengan iringan musik klasik ataupun jazz. Artibut produk juga merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan suatu bisnis. Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang produk itu sendiri. Menurut Tjiptono (2007) atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Kemudian menurut Kotler (2008) Atribut produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur dari sebuah produk yang dipandang penting oleh konsumen dan mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian.
5 Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN MOTIF HEDONIC TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA STARBUCKS COFFEE SHOP CABANG EAST COAST SURABAYA 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diutarakan di atas maka rumusan masalah dalam penlitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah atribut produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee cabang East Coast Surabaya? 2. Apakah motif hedonic berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee cabang East Coast Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian yang akan dilakukan adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee cabang East Coast Surabaya? 2. Untuk mengetahui pengaruh motif hedonic terhadap keputusan pembelian pada Starbucks Coffee cabang East Coast Surabaya?
6 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan khususnya dibidang pemasaran yakni tentang pengaruh atribut produk dan motif hedonic sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan lebih lanjut, khususnya untuk mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian produk Starbucks Coffee cabang East Coast Surabaya. 2. Kontribusi Teoretis Diharapkan hasil penelitian akan dapat memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu manajemen pemasaran yaitu tentang artibut produk dan motif hedonic serta berfungsi sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi penelitian yang akan datang dalam penelitian yang sejenis. 3. Kontribusi Kebijakan Diharapkan hasil penelitian akan dapat pertimbangan bagi perusahaan didalam membuat suatu kebijakan sehingga kebijakan tersebut dapat tepat sasaran.
7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan pembatasan untuk menghindari adanya pembahasan yang semakin luas dan tidak terarah, pada skripsi ini penulis membatasi pembahasan hanya pada penilaian yang ditinjau dari segi atribut produk dan motif hedonic sehingga membantu untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen pada pembelian produk pada Strabucks Coffee Shop di Surabaya khususnya pada kedai Starbucks East Coast Surabaya. Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung yang melakukan pembelian pada Starbucks berjumlah 85 orang yang dilakukan pada bulan Februari Maret 2014. Obyek penelitian adalah Starbucks Coffee Shop bertempat di jalan Kejawan Putih Mutiara No. 17 East Coast Surabaya.