BAB I PENDAHULUAN. hingga remaja lebih suka menggunakan gadget untuk bermain game daripada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai oleh peserta didik. Membaca, melalui kegiatan tersebut peserta didik akan

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Sudut Baca. a. Pengertian Sudut Baca. Sudut baca merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut

KARYA ILMIAH UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH MELEK LITERASI MELALUI GELIS BATUK. Diajukan untuk Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016

Membangun Budaya Literasi Bagi Anak Autis Memakai Media Kliping Bergambar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu tempat menimba ilmu, belum sepenuhnya

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.

PEMANFAATAN BUKU CERITA SIBI BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA DAN PENGETAHUAN ANAK TUNARUNGU. Oleh: Dariman 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Budaya Literasi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar dengan Strategi Membaca BBM dan Pohon Literasi di MIN Karangjati Kabupaten Sragen

BAB I PENDAHULUAN. aktif serta dari berbagai pihak yang terkait, sehingga bidang pendidikan

RENCANA TINDAK LANJUT GERAKAN LITERASI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)

STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. (Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013)

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komputer sehingga orang tua juga merasa ingin memberikan pembelajaran kepada

I. PENDAHULUAN. globalisasi yang berkembang sangat pesat diperlukan praktek pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dicari. Persoalan tentang bagaimana mengajarkan pemecahan masalah tidak akan pernah terselesaikan tanpa memerhatikan jenis masalah yang ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

Layu Sebelum Berkembang. Oleh: Gita Hayu Padma Juwita. Layu Sebelum Berkembang peribahasa tersebut mungkin cocok menggambarkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih baik. Semula literasi hanya diartikan sebagai kemelek-hurufan. Namun hal ini

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON. Umi Magfiroh

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, bertanggung jawab serta produktif. Pendidikan pada dasarnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

PANDUAN LOMBA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keilmuan. Membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal. Keberadaan buku ajar memberikan kemudahan bagi guru dan. siswa untuk dapat memahami konsep secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran membaca pada peseta didik kelas awal merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

DUKUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, KONDISI EKONOMI DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS X SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Guru besar Nanyang Technology University, Sing Kong Lee sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Bandung mempunyai peranan besar, salah satunya adalah peristiwa Bandung

BAB I PENDAHULUAN. karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia,

KAITAN PSIKOLOGIS ANAK DAN SOSIAL MEDIA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut juga turut serta

GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 BANYUASIN I (IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NO.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki usia lanjut. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan. kemampuan yang dapat memecahkan masalah atau isu-isu yang beredar.

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hayat dan Yusuf (2010) setiap warga negara perlu literate terhadap

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekitar beserta isinya seperti benda-benda di alam dan fenomena yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan. Matematika sebagai ilmu dasar, sekarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi seperti saat ini memungkinkan terjadinya arus

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MELALUI GERAKAN LITERASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi suatu era atau masa yang tidak dapat diabaikan oleh masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat mengubah dunia secara mendasar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong seseorang untuk terus memperbarui ilmu pengetahuannya. Kehadiran teknologi informasi tentu memberi manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Informasi sangat mudah didapatkan dalam hitungan menit bahkan detik, namun keberadaan teknologi tidak selalu memberikan dampak positif. Dampak negatif dari adanya teknologi salah satunya yaitu anak-anak hingga remaja lebih suka menggunakan gadget untuk bermain game daripada untuk membaca buku. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Fajrin (2015: 13-14) yang menyatakan bahwa siswa sekolah dasar pada saat ini sudah tidak asing lagi dengan benda digital khususnya gadget, beberapa siswa senang memainkan gadget untuk bermain game daripada untuk membaca pada jam bebas pelajaran di sekolah. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia termasuk anak-anak usia sekolah belum melakukan kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan hidup. Kurniawan (2016: 32) menjelaskan bahwa dari hasil penelitian UNESCO, indeks baca nasional pada 1

2 tahun 2013, angka membaca seluruh Indonesia masih rendah yaitu 0,01 yang artinya 100 orang hanya ada 1 yang gemar membaca. Hasil penelitian melalui PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2012 Indonesia berada pada urutan ke 64 dari 65 negara. Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan informasi dan untuk menambah pengetahuan, seperti yang dikatakan oleh Musfiroh (2016: 5) bahwa membaca sangat penting, karena dengan membaca akan menambah pengetahuan, meningkatkan kemampuan berbahasa, meningkatkan kemampuan berpikir dan berkreasi. Kebiasaan membaca tidak dapat muncul dengan sendirinya tanpa adanya suatu dorongan yang kuat dari dalam diri individu. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 Pasal 4 ayat 5 menjelaskan bahwa Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan membaca harus dikembangkan dengan tujuan untuk menciptakan warga masyarakat yang memiliki budaya membaca. Budaya membaca dan menulis harus ditanamkan pada anak usia sekolah dasar. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam pendidikan maupun di luar pendidikan. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan diharapkan mampu mengembangkan budaya membaca di masyarakat guna

3 menumbuhkan budi pekerti, seperti yang terdapat dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan Literasi Sekolah merupakan kegiatan yang dikembangkan oleh pemerintah guna menumbuhkan budi pekerti siswa agar tercipta budaya literasi di lingkungan sekolah. Kemendikbud (2016: 17) menyatakan bahwa GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan GLS melibatkan warga sekolah (siswa, guru, kepala sekolah, orangtua), dan masyarakat. Tujuan dari adanya GLS salah satunya yaitu untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah. Kegiatan penumbuhan budaya literasi dapat dilakukan di perpustakaan sekolah, sudut baca kelas, dan area baca. Perpustakaan merupakan sarana penunjang pembelajaran di sekolah. Kalida (2015: 38) menjelaskan bahwa sekolah dan perpustakaan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat pembelajaran, seperti yang terdapat dalam Kemendikbud (2016: 16) bahwa fungsi perpustakaan adalah sebagai pusat pengelolaan pengetahuan dan sumber belajar di sekolah. Perpustakaan SD idealnya berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan Sudut Baca Kelas, area baca, dan prasarana literasi lain di SD. Sudut baca kelas merupakan sudut di ruangan kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku. Koleksi buku tersebut ditata secara rapi dan menarik di

4 dalam rak. Sudut baca digunakan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan, salah satu fungsi perpustakaan yaitu sebagai sumber belajar siswa di sekolah untuk mendapatkan informasi dan menambah pengetahuan. Berdasarkan observasi awal, diketahui bahwa minat membaca buku siswa di SD Negeri Polomarto rendah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa pada waktu luang, siswa lebih suka bermain daripada menyempatkan untuk membaca buku. Siswa akan membaca buku ketika guru di sekolah menugaskan untuk membaca. Hasil wawancara dengan beberapa siswa menunjukkan bahwa siswa tidak suka membaca buku, alasannya karena membaca merupakan kegiatan yang membosankan. Siswa mengatakan lebih senang bermain bersama teman-temannya daripada untuk membaca buku pada waktu luang. Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya literasi di SD Negeri Polomarto belum terbentuk. Perpustakaan di SD Negeri Polomarto belum digunakan sebagaimana mestinya, sehingga pihak sekolah mengadakan kegiatan literasi dengan memanfaatkan sudut baca kelas. Sudut baca kelas ini digunakan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan yang berguna untuk menumbuhkan minat membaca buku pada siswa dan adanya sudut baca diharapkan dapat memberikan stimulasi pada siswa untuk membaca. Fenomena tersebut menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Berdasarkan tema di atas penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk sekolah yang belum melaksanakan pemanfaatan sudut baca di lingkungan sekolah guna menumbuhkan budaya literasi siswa.

5 B. Fokus Penelitian 1. Pengelolaan Sudut Baca di SD Negeri Polomarto. 2. Pelaksanaan literasi di SD Negeri Polomarto melalui pemanfaatan sudut baca. 3. Faktor penghambat pelaksanaan pemanfaatan sudut baca di SD Negeri Polomarto. 4. Upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pemanfaatan sudut baca di SD Negeri Polomarto. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan sudut baca di SD Negeri Polomarto? 2. Bagaimana pelaksanaan literasi di SD Negeri Polomarto melalui pemanfaatan sudut baca? 3. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan pemanfaatan sudut baca di SD Negeri Polomarto? 4. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pemanfaatan sudut baca di SD Negeri Polomarto? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengelolaan sudut baca di SD Negeri Polomarto.

6 2. Mengetahui pelaksanaan literasi di SD Negeri Polomarto melalui pemanfaatan sudut baca. 3. Mengetahui faktor penghambat pelaksanaan pemanfaatan sudut baca di SD Negeri Polomarto. 4. Mengetahui upaya mengatasi hambatan dalam pemanfataan sudut baca di SD Negeri Polomarto. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat membantu dunia pendidikan dalam pemanfaatan sudut baca guna menumbuhkan budaya literasi siswa di sekolah dasar. Penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan kepada sekolah dan guru khususnya dalam pemanfaatan sudut baca dalam proses pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Menjadikan siswa lancar membaca, menjadikan siswa gemar membaca, menambah ilmu pengetahuan dan wawasan siswa, dapat memberikan pengalaman membaca siswa. b. Bagi Guru Memberikan informasi tentang pemanfaatan sudut baca guna menumbuhkan budaya literasi siswa. Memudahkan dalam proses belajar mengajar terutama dalam hal membaca, membantu guru dalam

7 menumbuhkan budaya literasi siswa. c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan keilmuan dan sumbangan pemikiran berupa informasi tentang pemanfaatan sudut baca guna menumbuhkan budaya literasi siswa. d. Bagi Peneliti Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan dan menambah pengalaman di lapangan terkait dengan pemanfaatan sudut baca guna menumbuhkan budaya literasi siswa di sekolah dasar.