AKTIVITAS KELAS YANG DAPAT MEMPERBAIKI KECEPATAN MEMBACA DALAM PEMEROLEHAN BAHASA INGGRIS Yulianus Harefa Universitas Sumatera Utara Abstract The aim of this article is to discuss various types of reading activities that should be given to language learners in a language classroom that could increase their reading speed. There are at least four activities which are believable could enhance the learner s spirit in increasing their reading rates, that is, (a) self paced reading, (b) class paced reading, (c) repeated reading, and (d) rate buildup reading. Those activities are specially designed to increase the reading speed (reading rates) of the ESL/EFL learners up to a satisfactory level which then could help them to be succeed in completing various academic reading assignments and language acquisition of the target language in particular. 1. PENDAHULUAN Bagi kebanyakan pembaca yang mempelajari bahasa target apakah sebagai bahasa kedua (L2) ataupun bahasa asing (FL), bagi mereka, membaca adalah suatu proses yang lamban dan tidak menyenangkan. Namun dalam kaitannya dengan pengembangan membaca cepat, hal ini merupakan suatu keterampilan penting bagi semua pembelajar bahasa (language learners) yang sering terabaikan di dalam kelas. Hasil penelitian dari Komoda, Poulsen, dan Segalowitz (1991:5), menunjukkan bahwa tingkat kecepatan membaca bahasa target (Lt) dari para pembaca dwibahasa yang sangat mahir adalah 30% atau jauh lebih lambat dari tingkat membaca bahasa sumber (Ls). Data ini juga didukung oleh Weber (1991), yang menunjukkan bahwa mereka yang sudah mahir atau terampil dalam menggunakan dua bahasa biasanya mempunyai tingkat kecepatan membaca yang lebih lambat dalam bahasa target atau bahasa kedua (L2). Pharis dan Perkins (1980) menyatakan bahwa rata rata pembaca bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (ESL readers) adalah jauh di bawah rata rata penutur asli bahasa Inggris (NSE) bila dilihat dari segi kemampuan membacanya. Jensen (1986:106) mengindikasikan bahwa pada akhir pelajaran membaca, walau pembelajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua yang sudah tingkat mahir (advanced) sekalipun bisa saja hanya mampu membaca seratus kata atau kurang per menitnya. 2. BERBAGAI HASIL PENELITIAN TENTANG PERLUNYA MEMBACA CEPAT Kajian paling awal yang dilakukan dengan para penutur asli bahasa Inggris menunjukkan bahwa membaca cepat adalah hanya suatu strategi untuk mengetahui pokokpokok pikiran utama (skimming strategy) yang digunakan dalam suatu materi bacaan (Hansen, Barrus, Brown, dan Inouye 1981). Namun demikian, penelitian berikutnya memperlihatkan bahwa para pembaca tidak hanya menguasai keterampilan membaca cepat melulu, akan tetapi juga pemahaman atau 52 ENGLONESIAN: Jurnal Ilmiah Linguistik dan Sastra, Vol. 1 No. 1, Mei 2005: 53 58
pengertian yang lebih baik ketika secara khusus diajarkan beberapa teknik membaca cepat (Hansen, Inouye, Brown, dan Cranney, 1982). Lebih jauh dengan hasil penelitian ini, dikatakan bahwa sedikit sekali telah dilaporkan tentang manfaat dari instruksi membaca cepat bagi para pembelajar bahasa kedua (Andersen 1983; Coady dan Anderson 1993; Cushing Weigle dan Jensen 1996; Mahon 1986). Banyak naskah yang mengungkapkan betapa pentingnya keterampilan membaca ini, tapi hanya memberikan instruksi seperti bacalah naskah (bacaan) berikut ini secepat mungkin. Penelitian yang dilaksanakan oleh Anderson dan Coady (1993) menekankan pentingnya memasukkan unsur membaca cepat dalam pelajaran membaca (reading programs) dan menyimpulkan bahwa sangat memungkinkan meningkatkan kecepatan membaca (reading rate) dalam bahasa kedua (L2) tanpa mengurangi pemahaman. Nuttall (1996:127) menjelaskan kekecewaannya akibat dari membaca lamban dalam penjelasannya tentang situasi yang kurang kondusif akibat dari pembaca yang lamban. Pembaca yang tidak mengerti, seringkali memperlambat tingkat kecepatan membaca mereka (reading rates) dan kemudian tidak menikmati bacaannya karena terlalu banyak menghabiskan waktu. Sebagai akibatnya, mereka tidak banyak membaca dan suasana yang tidak mengenakkan tersebut berlanjut. Nuttall menyarankan, bahwa dengan meningkatkan tingkat kecepatan membaca, si pembaca dapat masuk ke dalam kelompok pembaca yang baik. Dengan membaca lebih cepat, si pembaca terdorong untuk membaca lebih banyak, dan dengan membaca banyak, pemahaman semakin baik. Konsep dari Nuttall ini didukung oleh Stanovich (1986), yang merujuk pada suatu fenomena yang diidentifikasi oleh Merton (1986) sebagai Efek Mateus (Matthew Effect). Fenomena ini menyarankan bahwa semakin banyak siswa membaca, semakin meningkatlah kemampuan membaca mereka. Stanovich (1986) mengklaim bahwa pembaca yang membaca dengan baik dan yang memiliki perbendaharaan kata yang baik, akan membaca lebih banyak, mempelajari lebih banyak makna, dan terlebih lagi membacanya semakin lebih baik. Pembaca dengan perbendaharaan kata yang kurang memadai, yang membaca dengan lamban, dan tanpa menikmatinya, membacanya kurang. Sebagai akibatnya, mereka memiliki perkembangan pengetahuan kosa kata yang lebih jauh. Justru itulah, semakin banyak si siswa atau pembelajar mempelajari bahasa melalui membaca, maka semakin besar pulalah kemungkinan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa mereka secara menyeluruh. Dengan meningkatkan kecepatan membaca, para pembaca bahasa kedua (second language readers) akan mengetahui jauh lebih banyak lagi tentang bahasa dibandingkan dengan mereka membaca dengan kecepatan yang lamban, atau biasa saja. 3. TINGKAT KECEPATAN MEMBACA YANG IDEAL Membandingkan data yang ada menyangkut tingkat kecepatan membaca yang baik atau ideal, beberapa ahli menyarankan bahwa 180 kata per menit mungkin merupakan ambang batas antara membaca yang belum sempurna dan sempurna. Oleh sebab itu, kecepatan di bawah ini dapat dikatakan terlalu lamban untuk pemahaman yang baik atau untuk menikmati bacaannya (Wallace dan Higgins 1989:392). Dubin dan Bycina (1991:198) menyatakan bahwa tingkat kecepatan membaca 200 kata per menit (kpm) adalah merupakan tingkat kecepatan terendah agar dapat membaca dengan pemahaman penuh. Jensen (1986:106) merekomendasikan bahwa para pembaca bahasa kedua sebaiknya berusaha menyamai tingkat kecepatan membaca penutur asli (NS) serta tingkat pemahamannya agar dapat mengimbangi teman sekelas dan menyarankan bahwa 300 kata per menit merupakan tingkat kecepatan optimal. Tingkat kecepatan ini didukung oleh Nuttall (1996:56) yang menyatakan bahwa Bagi seorang pengguna bahasa sumber [Ls] yang berbahasa Inggris dengan tingkat pendidikan dan kepintaran rata rata... tingkat kecepatan membacanya adalah sekitar 300 kata per menit. Aktivitas Kelas yang Dapat Memperbaiki Kecepatan Membaca... (Yulianus Harefa) 53
4. PENERAPAN TERKINI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Keempat aktivitas atau kegiatan membaca cepat berikut ini dapat digunakan di dalam kelas membaca bahasa kedua (L2) untuk meningkatkan kecepatan membaca siswa. Kegiatan ini berdasarkan teori dan praktik pengembangan kecepatan membaca dalam membaca bahasa pertama (L1) dan bahasa kedua (L2) (Anderson 1983; Fry 1975; Harris 1966; Samuels 1979; Spargo dan Williston 1980). Kegiatan tersebut tidak membutuhkan peralatan atau teks yang dirancang secara khusus, dan oleh karena itu dapat diimplementasikan (diterapkan) oleh guru kelas dengan menggunakan materi atau buku bacaan siswa. Lebih jauh lagi, kegiatan kegiatan tersebut sifatnya singkat dan dapat menggunakan waktu yang sedikit. Manfaat utama dari kegiatan tersebut, yakni membuat pembaca berhati hati akan pentingnya kecepatan membaca bukan pada biaya yang dihabiskan untuk pemahaman bacaan, akan tetapi dalam kaitannya dengan pemahaman itu sendiri. Para siswa atau pembelajar melihat kegiatan ini sangat bermanfaat, juga melihat kemajuan yang terukur pada tingkat kecepatan membaca mereka sebagai hasil dari kegiatan tersebut (Anderson dan Coady, 1993). 4.1 Bacaan untuk Meningkatkan Tingkat Kecepatan Membaca Dalam kegiatan ini, para siswa mempunyai waktu 60 detik untuk membaca sebanyak mungkin materi. Kemudian mereka diberikan tambahan waktu 60 detik untuk membaca kembali dari awal bacaan. Mereka harus membaca lebih banyak lagi materi pada kurun waktu 60 detik kedua, dibandingkan dengan yang pertama. Latihan diulangi untuk ketiga atau keempat kalinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membaca kembali materi lama dengan cepat, dan diteruskan dengan yang baru. Begitu mata mereka bergerak di atas materi yang lama, para siswa sesungguhnya mempelajari bagaimana cara memroses materi bacaan dengan lebih cepat. Latihan tersebut sebenarnya tidak menekankan pergerakan mata dengan cepat; akan tetapi daripada melakukan hal tersebut, materi bacaan sebaiknya diproses dan dipahami dengan lebih efisien. Pada saat para siswa terlibat dalam kegiatan meningkatkan tingkat membaca ini, mereka mengetahui bahwa sesungguhnya mereka mampu meningkatkan kemampuan tingkat kecepatan membaca mereka. 4.2 Membaca Berulang Kegiatan membaca berulang dapat mengembangkan tingkat kecepatan membaca begitu para siswa membaca suatu wacana singkat secara terus menerus, sampai mereka mencapai tingkat yang disyaratkan untuk pemahaman dan kecepatan membaca. Misalnya saja, para siswa mungkin mencoba membaca satu alinea (paragrap) yang terdiri dari 100 kata sebanyak empat kali, dalam waktu dua menit. Tingkat yang disyaratkan bisa saja berbeda dari kelas yang satu, dengan kelas lainnya, tapi sasaran yang seharusnya dicapai, yaitu 200 kata per menit dengan tingkat pemahamannya 70%. Hasil dari suatu penelitian membaca berulang yang pesertanya para penutur asli bahasa Inggris, mengindikasikan bahwa begitu para siswa meneruskan penggunaan teknik ini, kecepatan awal masing masing pilihan, baru diketahui lebih cepat daripada kecepatan awal, pada pilihan sebelumnya. Juga, jumlah bacaan yang diharapkan untuk mencapai tingkat kecepatan membaca jadi menurun, begitu si siswa meneruskan teknik tersebut (Samuels 1979;404). Ketika para siswa atau pembelajar melakukan latihan membaca berulang, mereka baru menyadari bagaimana kegiatan seperti ini mampu memperbaiki pemahaman membaca mereka. Mereka lebih memahami lagi ketika membaca sesuatu dua kali, dengan tingkat kecepatan membaca yang lebih cepat, dibandingkan dengan ketika membacanya hanya sekali dengan lambat. Kegiatan ini dapat 54 ENGLONESIAN: Jurnal Ilmiah Linguistik dan Sastra, Vol. 1 No. 1, Mei 2005: 53 58
membantu memberdayakan para pembaca bahasa kedua (target) dan mempertinggi tingkat kehati hatian mereka terhadap nilai (manfaat) dari tingkat kecepatan membaca yang lebih tinggi tersebut. 4.3 Membaca Dengan Target yang Disepakati Kegiatan membaca dengan penentuan target, memungkinkan para siswa untuk menentukan suatu sasaran bagi suatu tingkat kecepatan minimal. Dengan melibatkan para siswa (learners) dalam menentukan sasaran (target) tingkat kecepatan minimal, ini merupakan prinsip pembelajaran yang berfokus pada siswa (student centred learning). Pada waktu para siswa menentukan tujuan atau sasarannya, para siswa menghitung jumlah ratarata kata per halaman dari bahan yang sedang dibaca, dan menentukan berapa halaman yang perlu dibaca dalam satu menit agar dapat mencapai sasaran atau target para siswa tersebut. Misalnya, bila sasaran para siswa (kelas) adalah membaca 200 kata per menit (kpm) dan materi yang sedang dibaca mempunyai rata rata 100 kata per halaman, kelas (para siswa) diharapkan membaca setiap halaman masing masing 30 detik. Begitu tiap periode 30 detik selesai, si guru meminta para siswa untuk bergerak ke halaman berikutnya. Para siswa didorong untuk mencapai sasaran (target) yang telah disepakati oleh seluruh siswa. Tentu saja, mereka yang membaca lebih cepat dari 200 kpm, tidak diharapkan untuk memperlambat tingkat kecepatan membaca mereka. Sepanjang mereka lebih cepat dari halaman yang telah ditentukan, mereka terus membaca. Bagi para pembaca yang tidak mampu menyesuaikan dengan target yang telah ditetapkan, direkomendasikan latihan tingkat kecepatan membaca yang berkesinambungan. Si guru sebaiknya, dengan penuh kehati hatian, mengulas kembali sasaran (tujuan) membaca yang telah disepakati oleh para siswa. Kalau terlalu tinggi, penyesuaian tentunya perlu dilakukan untuk memungkinkan para siswa menghadapi tantangan yang telah ditetapkan. Kegiatan membaca ini mendorong dan mendukung para siswa karena mereka bekerja sama dalam memperbaiki tingkat kecepatan membaca mereka. 4.4 Membaca Dengan Target Sendiri Membaca dengan target sendiri, memungkinkan para siswa untuk menentukan target tingkat kecepatan membaca mereka, dengan jumlah bahan bacaan yang perlu mereka baca dalam waktu 60 detik untuk mencapai tingkat kecepatan membaca yang telah mereka temukan. Misalnya, jika tujuan atau sasaran tingkat kecepatan membaca seorang siswa 180 kpm dan materi yang dibaca mempunyai jumlah rata rata kata 10 kata per baris, si siswa perlu membaca 18 baris teks dalam satu menit untuk mencapai target. Kegiatannya berjalan dengan baik, jika masingmasing siswa, menandai beberapa baris, dan membacanya dalam hati selama lima sampai tujuh menit, dengan cara si guru menyebutkan jarak menitnya. Para siswa kemudian dapat menentukan bila mereka dapat mencapai target tingkat kecepatan membaca mereka masingmasing. 5. KEGIATAN TAMBAHAN Sebagai tambahan terhadap keempat kegiatan di atas, para siswa dapat membaca berbagai jenis wacana (teks) yang berbeda, serta pertanyaan pemahaman (pendalaman) dengan pilihan berganda, seperti yang terdapat di dalam teks mengembangkan kecepatan membaca (Harris 1996; Fry 1975; Spargo dan Williston 1980). Mereka dapat menentukan target masing masing untuk tingkat kecepatan membaca dan pemahaman bacaan. Selama membaca seperti ini, para siswa sebaiknya didorong untuk mencapai tingkat kecepatan membaca paling tidak 200 kpm dengan paling sedikit 70% tingkat pemahamannya. 6. PENUTUP Seringkali, dalam usaha untuk membantu para siswa meningkatkan tingkat kecepatan membaca mereka, para guru terlalu menekankan ketepatan (accuracy). Bila hal ini Aktivitas Kelas yang Dapat Memperbaiki Kecepatan Membaca... (Yulianus Harefa) 55
yang terjadi, kelancaran membaca (reading fluency) menjadi terganggu. Namun demikian, si guru sebaiknya bekerja untuk menyeimbangkan antara perbaikan tingkat kecepatan membaca dengan pemahaman bacaan. Keseimbangan ini bisa saja berfluktuasi, tergantung pada topik bahan bacaan, tingkat kesulitan bacaan, dan tujuan membaca itu sendiri. Artikel ini telah menyarankan empat kegiatan membaca dalam kelas yang dirancang untuk membantu para siswa (pembelajar) bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL learners) menjadi pembaca cepat dan lancar. Kegiatan dimaksud tidak dirancang untuk mengajar para siswa bagaimana membaca cepat, akan tetapi bagaimana meningkatkan tingkat kecepatan membaca di atas tingkat kecepatan minimum yang disyaratkan, bukan di bawahnya di tingkat kata, melainkan untuk mencapai kelancaran yang tinggi dalam membaca. Dengan membuat kegiatan ini dalam kelas membaca yang sudah berjalan, diharapkan dapat meningkatkan tingkat kecepatan membaca para siswa atau pembelajar kita. Hal ini akan membuat para pembaca untuk membaca lebih banyak lagi, dengan pengertian atau pemahaman yang mendalam, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan berbahasa dalam bahasa Inggris sebagai bahasa target mereka. DAFTAR PUSTAKA Anderson, N. 1983. Rapid Reading in The ESL Classroom. Paper presented at the meeting of English to Speakers of Other Languages, Toronto, Canada. Brown, B. et. al. 1981. An Analysis of The Rapid Reading Controversy. In The Social Psycology of Reading: Language and Literacy, Vol. 1. ed. J. Edwards. Silver Spring, MA: Institute of Modern Languages. Coady, J. et. al. 1993. The Relationship Between Comprehension and Reading Rate. Paper Presented at The Meeting of Teachers of English to Speakers of Other Languages, Atlanta, GA. Cranney, A. et. al. 1982. Rate and reading dynamics reconsidered. Journal of Reading, 25, pp. 526 533. Cushing, W. S. et. al. 1996. Reading Rate Improvement in University ESL Dasses, The CATESOL Journal, 9, 2, pp. 55 71. Davies, A. and Widdowson, H. D. 1978. Reading and Writing. In Techniques in Applied Linguistics: The Edinburgh Course in Applied Linguistics. Vol. 3. eds. J.P.B.Allen and S. Pit Corder. Oxford: Oxford University Press. Dubin, F. et. al. 1991. Academic Reading and the ESL/EFL Teacher. In Teaching English as A Second or Foreign language (2 nd ed.) ed. M. Celce Murcia. Boston: Heinle and Heinle. Fry, E. 1975. Reading Drills for Speed and Comprehension (2 nd ed.). Providence, RI: Jamestown Publishers. Harris, D. 1966. Reading Improvement Exercises for Students of English as a Second Language. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc. Higgins, J. and R, Wallace. 1989. Hopalong: A Computer Reader Pacer. System, 17, 3, pp. 389 399. Jensen, L.1986. Advanced Reading Skills in A Comprehensive course. In Teaching second language reading for academic purpose. Eds. F. Dubin, et. al. Reading, MA: Addison Wesley Publishing. Mahon, D. 1986. Intermediate Skills: Focusing on Reading Rate Development. In Teaching second language reading for academic purposes. Eds. F. Dubin, et. al. Reading, MA: Addison Wesley Publishing. Merton, R. 1968. The Matthew Effect in Science, Science, 159, 3810, pp. 56 63. Nuttall, C. 1996. Teaching Reading Skills in a foreign language. Oxford: Heinemann. Perkins, K. et. al. 1980. TOEFL Scores in Relation to Standardized Reading Tests. In Research in Language Testing, eds. J. Oller, Jr. et. al. Rowley, MA: Newbury House Publishers. Pumfrey, P. D. 1977. Measuring Reading Abilities: Concepts, Sources and Applications. 56 ENGLONESIAN: Jurnal Ilmiah Linguistik dan Sastra, Vol. 1 No. 1, Mei 2005: 53 58
London: Hodder and Stoughton Educational. Samuels, S. 1979. The Method of Repeated Readings. The Reading Teacher, 32, 4, pp. 403 408. Segalowitz, N. et. al. 1991. Lower Level Components of Reading Skill in Higher Level Bilinguals: Implications for Reading Instruction. AILA Review. 8, 1, pp. 15 30. Smith, L. C. and Mare, N. N. 1990. An Effective Reading Skills Text: Issues for Today. New York: Newbury House Publishers. Spargo, E. and G. Williston. 1980. Timed readings. Books 1 10. Providence, RI: Jamestown Publishers, Inc. Stanovich, K. 1986. Matthew Effects in Reading: Some Consequences of Individual Differences in The Acquisition of Literacy. Reading Research Quarterly, 21, pp. 360 407. Weber, R. 1991. Linguistic Diversity and Reading in A American Society. In Handbook of Reading Research, Vol. 2. eds. R. Barr et. al. New York: Longman. Aktivitas Kelas yang Dapat Memperbaiki Kecepatan Membaca... (Yulianus Harefa) 57