ANALISIS MARGIN PEMASARAN CABAI RAWIT MERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

Analisis Persediaan Jahe Gajah di PT XYX Lembang Jawa Barat

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

PROSEDUR DAN PENCATATAN PERSEDIAAN CANGKANG KELAPA SAWIT DI PT S LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK

KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS

POLA KEMITRAAN PT SAYURAN SIAP SAJI DENGAN MITRA BELI BAWANG BOMBAY DI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

IV. METODE PENELITIAN

STRATEGI DISTRIBUSI PEMASARAN PAKAN AYAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari

MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Tahun Bawang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

Lampiran.1 Perkembangan Produksi Bayam Di Seluruh Indonesia Tahun

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

DISTRIBUSI RANTAI PASOK TOMAT PT BIMANDIRI AGRO SEDAYA DI WILAYAH LEMBANG JAWA BARAT. Elina Sihombing

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

Kajian Efisiensi Tataniaga Cabai Merah Pada Pedagang Pengecer di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura terdiri dari kelompok tanaman sayuran (vegetables), buah (fruits),

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih tetap berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

I. PENDAHULUAN *

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

Agriekonomika, ISSN ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI KABUPATEN PAMEKASAN

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Namun, secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili.

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. sumber vitamin, mineral, penyegar, pemenuhan kebutuhan akan serat dan kesehatan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. nilai ekonomis tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional dan sumber

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS MARGIN PEMASARAN CABAI RAWIT MERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT MARKETING MARGIN ANALYSIS OF RED CHILI IN LEMBANG WEST BANDUNG DISTRICT Nur Fitri Az-Zahra 1), Marlinda Apriyani 2), Analianasari 2) 1 Mahasiswa D3 Program Studi Agribisnis, 2 Dosen Program Studi Agribisinis, Politeknik Negeri Lampung Jl. Soekarno-Hatta No.10 Rajabasa, Bandar Lampung, Telp (0721) 703995, Fax : (0721) 787309 ABSTRAK Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi penghasil cabai rawit merah kedua terbesar setelah Jawa Timur. Petani di daerah Lembang Jawa Barat sebagaian besar membudidayakan cabai rawit merah, hasil panen cabai rawit merah dijual ke pasar Lembang dan para pedagang pengepul sekitar Bandung. Terjadi perbedaan harga cabai rawit merah yang dijual oleh petani petani, pedagang pengumpul, distributor, maupun pedagang retail hingga dibeli oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui margin pemasaran pada komoditi cabai rawit merah di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan perhitungan margin. Hasil pembahasan diketahui bahwa analisis margin pemasaran pada cabai rawit merah di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat menggunakan metode analisis margin pemasaran dan margin keuntungan. Berdasarkan hasil analisis diketahui ada 3 saluran dalam pendistribusian cabai rawit merah. Margin pemasaran tertinggi didapatkan pada saluran Petani- Distributor Pedagang Retail - Konsumen. Margin pemasaran terendah didapatkan pada saluran Petani Pedagang Pengumpul Distributor Pedagang Retail Konsumen. Berdasarkan analisis diatas didapatkan bahwa Margin pemasaran yang didapatkan petani dari menjual cabai rawit merah kepada distributor lebih tinggi dibanding menjual kepada pedagang pengumpul. Kata kunci: Margin, Saluran distribusi, Cabai rawit merah. PENDAHULUAN Tanaman sayuran dan buah-buahan memegang peranan terpenting dari keseimbangan pangan, sehingga harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup dengan mutu yang baik, aman dikonsumsi, harga terjangkau, serta dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Cabai rawit merupakan salah satu jenis komoditas sayuran yang dibudidayakan, dikembangkan, dan dikonsumsi oleh masyarakat luas untuk pemenuhan kebutuhan. Cabai rawit menjadi salah satu jenis cabai yang banyak dikonsumsi sebagai bahan bumbu masakan. Konsumsi yang tinggi membuat petani harus meningkatkan produksi cabai rawit merah agar selalu dapat memenuhi permintaan pasar yang terus mengalami peningkatan. Menurut Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura (2015), permintaan cabai rawit merah di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Permintaan yang tinggi tersebut menunjukkan cabai rawit merah memiliki potensi untuk dikembangkan dan dapat membantu memajukan pertanian Indonesia dengan keuntungan yang tinggi.

Upaya meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, dan daya saing secara optimal, diperlukan penanganan secara maksimal. Pemasaran produk cabai rawit merah juga harus diperhatikan dengan baik agar mendapat keuntungan yang maksimal. Pemasaran merupakan sebagai suatu aktivitas bisnis yang didalamnya terdapat aliran barang dan jasa dari titik produksi sampai titik konsumen. Berdasarkan latar belakang yang terjadi tersebut, maka proses pemasaran harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik proses pemasaran maka akan semakin tinggi margin pemasaran yang didapatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui saluran distribusi cabai rawit merah dan (2) mengetahui margin pemasaran saluran distribusi cabai rawit merah. METODE PELAKSANAAN Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada bulan Februari hingga April 2017. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan kondisi wilayah penelitian yang merupakan salah satu sentra penghasil sayuran di Jawa Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan ilmiah yang hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angkaangka dan analisisnya menggunakan data statistik serta memandang suatu realita itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, dan terukur (Sugiono, 2008). Perhitungan margin didapatkan dari pengurangan biaya penjualan dengan biaya pembelian pada setiap tingkat anggota. Menurut Sutarno (2014), Margin lembaga tingkat pertama didapatkan dari rumus, harga jual lembaga tingkat pertama dikurangi dengan harga pembelian lembaga tingkat pertama. HASIL DAN PEMBAHASAN Saluran distribusi pemasaran pada cabai rawit merah Saluran distribusi pemasaran pada cabai rawit merah dimulai dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Anggota yang saling berhubungan selama kegiatan pemasaran produk berlangsung akan membentuk sebuah saluran distribusi. Semakin panjang saluran distribusi maka semakin banyak biaya yang akan dikeluarkan dan semakin besar juga harga yang akan dibayar oleh konsumen akhir serta akan membuat margin keuntungan yang rendah, sebaliknya semakin pendek saluran distribusi maka semakin sedikit lembaga yang terlibat sehingga harga yang akan dibayarkan konsumen akan lebih kecil serta akan membuat margin keuntungan yang tinggi Tjiptono dan Chandra (2008). Saluran distribusi pada umumnya memiliki 3 saluran. Saluran distribusi yang terbentuk pada cabai rawit merah di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dapat dilihat pada Gambar 1.

Input: -bibit -Pupuk -Tenaga Kerja -Pesisida, dll. Petani Distributor Retail Konsumen Pedagang pengumpul Gambar 1. Saluran distribusi cabai rawit merah di Kecamatan Lembang, Bandung Barat. Terbntuk dua saluran distribusi pemasaran pada cabai rawit merah, saluran pertama terdiri dari petani, distributor, pedagang retail dan konsumen akhir. Saluran kedua terdiri dari petani, pedagang pengumpul, distributor, pedagang retail, dan konsumen akhir. Saluran distribusi yang terbentuk membuat harga pada setiap saluran berbeda-beda hingga sampai pada konsumen akhir. Perbedaan harga dan penetapan harga jual pada setiap saluran ditentukan dengan perlakuan dan penanganan oleh setiap saluran yang membuat perbedaan margin pemasaran dan margin keuntungan yang di dapat. Perbedaan harga yang terbentuk pada setiap saluran distribusi cabai rawit merah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbedaan harga yang terbentuk pada saluran distribusi pemasaran cabai rawit merah Saluran Harga tingkat Harga tingkat Harga tingkat Harga tingkat Harga tingkat Distribusi Retail petani (Rp) pengumpul (Rp) Distributor (Rp) (Rp) konsumen (Rp) 1 60.000 95.000 112.500 112.500 2 40.000 60.000 95.000 112.500 112.500 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017. Perbedaan harga dipengaruhi oleh penanganan dan pengolahan cabai rawit merah pada setiap saluran. Harga pada cabai rawit merah sangat mudah naik turun. Naik turun harga juga pada cabai rawit merah dipengaruhi oleh jumlah panen cabai rawit merah, semakin sedikit jumlah panen maka harga akan tinggi begitu sebaliknya. Analisis margin pemasaran pada saluran distribusi cabai rawit merah di Lembang Bandung Barat. Analisis margin pemasaran dihitung untuk mengetahui besaran keuntungan pada setiap saluran distribusi pemasaran cabai rawit merah. Nilai margin pemasaran pada penelitian ini diketahui melalui analisis biaya yaitu dengan menghitung besarnya margin, biaya, margin keuntungan. Perhitungan margin pemasaran cabai rawit merah dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan margin pemasaran cabai rawit merah di Lembang, Bandung. Saluran (1) Saluran (2) No Uraian Rp/kg Rp/kg 1 Petani a. Biaya Produksi 6.866 6.866 b. Biaya Kirim 172 172 c. Harga Jual 60.000 40.000 Margin Tataniaga 52.961 32.961 Margin Keuntungan 45.923 25.923 2 Pedagang Pengumpul a. Harga Beli 40.000 b. Biaya Kirim 131 c.harga Jual 60.000 Margin Tataniaga 20.000 Margin Keuntungan 19.869 3 Distributor 3 Retail a.harga Beli 60.000 60.000 b.biaya Tenaga Kerja 350 350 c.biaya Penyusutan 896 896 d.biaya Pengemasan 2.242 2.242 e.biaya Transportasi 280 280 f. Harga Jual 95.000 95.000 Margin Tataniaga 35.000 35.000 Margin Keuntungan 31.232 31.232 a.harga Beli 95.000 95.000 b.biaya Tenaga Kerja 190 190 c.biaya Penyusutan 136 136 d.harga Jual 112.500 112.500 Margin Tataniaga 17.500 17.500 Margin Keuntungan 17.175 17.175 Sumber: Data primer yang diolah, 2017. Tabel 2 Menjelaskan margin pemasaran tertinggi didapatkan oleh petani sebesar Rp 52.961,-/kg. Keuntungan petani sesuai dengan pengeluaran yang dikeluarkan, biaya yang dikeluarkan petani selama produksi lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan oleh pihak lain. Petani yang menjual cabai rawit merah kepada distributor memiliki keuntungan yang lebih tinggi disbanding petani yang menjual kepada pedagang pengumpul. Margin tataniaga dan margin keuntungan yang didapat setiap lembaga berbeda-beda. Perbedaan terjadi sesuai dengan perlakuan dan penanganan serta harga jual yang ditetapkan oleh masingmasing lembaga pada saluran distribusi. Perbandingan margin yang didapat pada setiap lembaga dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan margin yang diperoleh setiap lembaga pada cabai rawit merah di Lembang, Bandung. Saluran saluran 1 saluran 2 Tataniaga MT MK MT MK Petani 52.961 45.923 32.961 25.923 Pedagang Pengumpul 20.000 19.869 Distributor 35.000 31.232 35.000 31.232 Retail 17.500 17.175 17.500 17.175 Sumber: Data primer yang diolah, 2017. Keuntungan tertiggi sebesar Rp 52.961,-/kg didapat oleh Petani dan keuntungan terendah sebesar Rp 17.175 didapat oleh Retail. Keuntungan yang didapatkan petani lebih besar dengan menjual hasil panen cabai rawit merah langsung kepada distributor dibanding petani yang menjual hasil panen cabai rawit merah kepada pedagang pengumpul. Berdasarkan uraian margin pemasaran dapat disimpulkan bahwa petani medapatkan margin tertinggi dibanding lembaga lainnya dikarenakan petani melakukan banyak kegiatan dalam pengolahan cabai rawit merah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara dan pengolahan data, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Saluran distribusi pemasaran pada cabai rawit merah terdapat dua saluran, yaitu saluran yang terdiri dari petani distributor retail konsumen akhir dan saluran kedua terdiri dari petani pedagang pengumpul distributor retail konsumen akhir. 2. Analisis margin pemasaran saluran distribusi pada cabai rawit merah di kecamatan Lembang, Bandung Barat menggunakan metode analisis margin pemasaran dan margin keuntungan. Margin pemasaran tertinggi didapatkan oleh petani yang ada pada saluran 1 Petani- Distributor Retail Konsumen. Petani medapatkan margin tertinggi ketika menjual hasil panen cabai rawit merah melalui distributor. REFERENSI Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura 2015. Produksi Cabai Rawit Menurut provinsi 2011-2015. http://www.bps.go.id. Diunduh pada tanggal 8 Mei 2017. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Bambang Riyanto. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFC edisi ke 4. Yogyakarta. Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra. 2008. Pemasaran strategik. ANDI. Yogyakarta.