BAB I PENDAHULUAN. berdampingan antara satu sama lainnya. Pernikahan merupakan suatu ikatan lahir

dokumen-dokumen yang mirip
WANITA DAN PEMBUBARAN Perkahwinan dalam Islam Oleh : Abd. Muhsin Ahmad Majalah Sinar Rohani Disember 2001

HIS 224 INSTITUSI KEKELUARGAAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sunnah, dan ijma', demi menggantikan perpecahan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

i) HARTA SEPENCARIAN ii) MUTAAH iii) PENGUATKUASAAN PERINTAH NAFKAH ORANG ISLAM Macam mana nak tentukan sesuatu harta itu adalah Harta Sepencarian?

BAB I PENDAHULUAN. melampaui batasan Allah, berdakwah kepada Allah, serta melakukan amar makruf dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan, dan salah satu jalan untuk mencapai kebahagiaan itu adalah

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

ANALISIS PERBANDINGAN KASUS PERCERAIAN WARGA TUA

BAB 5 PENUTUP. Mahar merupakan harta berharga dan bermanfaat yang wajib diberikan oleh suami

BAB I PENDAHULUAN. Makna dari mahar pernikahan yang kadang kala disebut dengan belis oleh

BAB V PENUTUP. pertolongan sehingga berjaya menyelesaikan disertasi ini. Disertasi ini akan ditutup

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

P U T U S A N Nomor 0804/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan

BAB V KESIMPULA DA SARA A. harta antara pasangan suami isteri. Mengikut amalan di rantau ini, ia boleh dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

Objektif. Topik yang akan dipelajari SIMPOSIUM 2015 METODOLOGI PENGELUARAN HUKUM DALAM ISLAM. Ciri-Ciri Syariat Islam Ustaz Sayid Sufyan b Jasin

BAB LIMA PENUTUP. sebelumnya. Dalam bab ini juga, pengkaji akan mengutarakan beberapa langkah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diucapkan sebagai bentuk perjanjian suami atas isterinya, diucapkan

HIS 224 INSTITUSI KEKELUARGAAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi khalifah Allah di bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an surat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

MUNAKAHAT : IDDAH, RUJUK, FASAKH,KHULU DISEDIAKAN OLEH: SITI NUR ATIQAH

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu


MAD{IAH ISTRI AKIBAT PERCERAIAN DI KELURAHAN SEMOLOWARU

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4053 : Fiqh Munakahat (Minggu 4 )

bismillahirrahmanirrahim

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

IRSYAD AL-FATWA SIRI KE-208: HUKUM WANITA MEMBUKA SYARIKAT SENDIRI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN MUT AH DALAM PUTUSAN MA RI NO. REG. 441 K/ AG/ 1996

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

P U T U S A N. Nomor: 1717/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

UNDANG-UNDANG SYARIAH (Bahagian 1) i) NAFKAH ORANG ISLAM ii) HADHANAH NAFKAH ORANG ISLAM

PENDAKWA SYARIE LWN NOOR WAHIDA BT AHMAD AZRI [2013] 3 SHLR 116

KESIMPULAN DAN SARANAN

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

Munakahat ZULKIFLI, MA

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

HARTA SEPENCARIAN EMBUN BIN AWANG LWN MELAH TEH DAN TIGA YANG LAIN JH 42(1) 1437H

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

pusaka), namun keduanya tidak jumpa orang yang mampu menyelesaikan perselisihan mereka. Keutamaan Hak harta Simati

ULASAN KES HARTA SEPENCARIAN EMBUN BIN AWANG LWN MELAH TEH DAN TIGA YANG LAIN JH 42(1) 1437H

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mahluk manusia baik itu aqidah, ibadah dan muamalah, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

PUTUSAN FASAKH ATAS CERAI GUGAT KARENA SUAMI MURTAD (Studi Kasus di Pengadilan Agama Klaten)

BAB EMPAT KESIMPULAN DAN CADANGAN. tradisi dalam kalangan masyarakat Islam pada umumnya. Oleh kerana itu, amalan

Shamrahayu A. Aziz, 2016, Isu Penguatkuasaan Undang-undang Jenayah Islam di Malaysia, 88 halaman, ISBN

P U T U S A N Nomor :----/Pdt.G/2010/PA.Slw. BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

PUTUSAN Nomor : 0846/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu di perhatikan agar perkawinan itu benar-benar berarti dalam hidup

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

PEPERIKSAAN PERCUBAAN SPM 2015 TASAWWUR ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

TINGKATAN : Disediakan oleh : Ust Safaee Zakaria GC Tasawwur Islam SMK Jelawat, Bachok, Kelantan

PUTUSAN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. sebagaimana tertera di bawah ini dalam perkara Cerai Gugat antara;

BAB IV ANALISIS. Indonesia. A. Analisis Terhadap Aturan Suscatin di Malaysia dan. Meskipun Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG DALAM MENETAPKAN GUGATAN REKONVENSI MENGENAI HARTA GONO GINI DAN HADHANAH

P U T U S A N Nomor : 027/Pdt.G/2009/PA.Dgl

P U T U S A N. Nomor 0879/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0072/Pdt.G/2010/PA.Spn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Cerai Talak: Pemohon dibebani untuk membayar Nafkah Iddah dan Mut ah

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

P U T U S A N. Nomor 1531/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

diajukan oleh pihak :

P U T U S A N. Nomor 0624/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N. Nomor: 1880/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

OLEH : MOHD ZAFAR ASHRAF BIN ZULKARNAIN NIM

P U T U S A N. Nomor 0556/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan dunia ini manusia memiliki salah satu tujuan hidup yakni menikah yang merupakan kodrat atas diri manusia untuk dapat hidup saling berdampingan antara satu sama lainnya. Pernikahan merupakan suatu ikatan lahir antara dua orang, laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu ikatan rumah tangga dan keturunan yang dilangsungkan menurut ketentuan-ketentuan syariat Islam. 1 Dalam melayari hidup berkeluarga, selalu terjadinya perselisihan faham antara suami dengan istri. Akhirnya berlaku pergolakan dan pergaduhan sehingga menyebabakan perceraian dalam rumahtangga tersebut. Penceraian merupakan salah satu hal yang berkait rapat dengan sistem perkahwinan. Ia merupakan sebagai penamat pembubaran sesebuah perkahwinan. Ia kebiasaannya terjadi apabila terjadinya pergolakan dan pergaduhan dalam rumah tangga yang tidak ada jalan penyelesaian baginya akhirnya mereka memilih jalan untuk bercerai. Allah SWT telah memerintahkan melalui beberapa firman-nya di dalam kitab suci al-quran supaya suatu penceraian itu tidak membawa kemudharatan kepada mana-mana pihak, terutama soal kebajikan dan tanggungjawab anak-anak hasil dari perkahwinan yang dibina sebelumnya. 1 Mohd. Rifa i, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, Semerang Toha Putra, 1978. hal. 453

Allah SWT telah menganjurkan supaya kita menceraikan si istri dengan cara yang baik. Sepertimana firman Allah SWT dalam surah al-baqarah: ayat 229 yang berbunyi : Artinya : Talak (yang boleh dirujuk kembali itu hanya) dua kali. sesudah itu bolehlah ia (rujuk dan) memegang terus (isterinya itu) Dengan cara Yang sepatutnya atau melepaskan (menceraikannya) Dengan cara Yang baik dan tidaklah halal bagi kamu mengambil balik sesuatu dari apa Yang telah kamu berikan kepada mereka (isteri - isteri Yang diceraikan itu) kecuali jika keduanya (suami isteri takut tidak dapat menegakkan aturan-aturan hukum Allah. oleh itu kalau kamu khuatir Bahawa kedua-duanya tidak dapat menegakkan aturan-aturan hukum Allah, maka tidaklah mereka berdosa - mengenai bayaran (tebus talak) Yang diber ikan oleh isteri untuk menebus dirinya (dan mengenai pengambilan suami akan bayaran itu). itulah aturan-aturan hukum Allah maka janganlah kamu melanggarnya; dan sesiapa Yang melanggar aturan-aturan hukum Allah, maka mereka itulah orang-orang Yang zalim. 2 Maksud menceraikan dengan cara yang baik adalah tidak dicerca dan tidak melakukan kekerasan terhadap istri. Ini karena istri bukanlah orang bawahan yang 2 Al-Quran dan Terjemahannya, Pimpinan ar-rahman Keluaran Jabatan Kemajuan Islam Malaysia. cet.2 2000

boleh dihina atau dicerca. Istri juga manusia biasa yang punya hati dan perasaan. Allah SWT telah menghalalkan perceraian sebagai jalan penyelesaian yang terakhir jika suami dan istri itu tidak lagi sehaluan. Namun kenyataan yang terjadi adalah tidak seperti yang dituntut dalam Islam itu sendiri. Pihak suami sering mencerca dan menghina sebelum menjatuhkan talak kepada si istri seolah-olah istri itu tempat untuk melepaskan kemarahan. Tidak kurang juga, ada sebahagian daripada si suami yang memukul dan melakukan kekerasan sebelum menceraikan istrinya. Ini mungkin terjadi akibat dari perasaan yang menganggap diri mereka itu punyai kuasa sebagai seorang lelaki atau pemimpin keluarga. Mungkin juga akibat dari perasaan yang menganggap wanita atau istri itu dari kaum yang lemah. Seorang suami hendaklah menyiasat akan kesalahan istri dan berfikir dengan waras atau resional, seterusnya mencari jalan penyelesaian yang paling baik bagi menyelesaikan malasah yang timbul dalam pergolakan rumah tangga tersebut. Namun, jika tidak ada jalan perdamaian bagi suami istri tersebut, maka barulah talak dijatuhkan sebagai salah satu jalan yang terakhir. 3 Sebagai seorang suami yang bertanggungjawab dalam sebuah penceraian. Si suami tidak boleh mengambil cara yang mudah untuk melepaskan dan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam pergolakan rumahtangga. Seorang suami haruslah membuat satu keputusan dengan bijaksana dan mengambil langkah yang bijak untuk menyelesaikan permasalahan yang berlaku. Suami istri harus berbincang dengan sebaiknya bagi menyelesaikan pergolakan yang 3 Mohd. Rifa i, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, Semerang Toha Putra, 1978.hlm 14

terjadi supaya perceraian bukan jalan pengelesaiannya. Ini karena suami istri bertanggungjawab mempertahankan rumahtangga yang dibinananya sebelum ini. Jalan yang paling baik bagi mengekalkan hubungan suami istri serta anakanak tidak menjadi mangsa sekiranya terjadinya penceraian. Dalam Islam, suami dibolehkan untuk menceraikan istrinya. Tetapi, perkara halal yang paling dibenci oleh Allah SWT adalah perbuatan talak (bercerai). Ini kerana hukum talak itu sendiri adalah satu perbuatan yang paling tidak disukai Allah SWT walaupun dibenarkan dalam Islam. Seperti mana hadis Nabi SAW yang berbunyi : عن ابن عمر رضي الله عنھ قال : قال رسول الله صلي الله علیھ وسلم : ابغض الحلال عند الله إلى الله الطلاق. (رواه أبو داود وابن ماجھ وصححھ الحاكم) Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. katanya, Rasulullah SAW bersabda, Perbuatan yang halal yang paling dibenci oleh Allah SWT adalah talak. 4 Suami menunaikan tanggungjawabnya sekiranya terjadi penceraian seperti memberi nafkah iddah dan nafkah anak, terutamanya hal yang bersangkutan dengan hadhanah, pembahagian harta dan sebagainya yang diselesaikan dengan cara yang bijaksana mengikut undang-undang Islam. Seseorang suami itu menceraikan istrinya yaitu melafazkan talak tanpa alasan, ia boleh dianggap sebagai mengingkari nikmat 4 HR Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad yang sahih, dan disahihkan hadits ini. Dari Ibnu Majah, Drs. Taufik Rahman, M.Ag.Hadis Hadis Hukum.2000.hlm 103

Allah SWT karena perkawinan dalam Islam dilihat sebagai sebahagian daripada nikmat Allah SWT. 5 Untuk memastikan cara dan prinsip talak dilakukan secara ma ruf seperti yang diajar Islam, maka Undang-Undang Keluarga Islam Kelantan telah menetapkan bahwa semua permohonan talak hendaklah diajukan ke Mahkamah 6 Syari ah atau dilakukan didepan Mahkamah. Aturan mengenai kemaslahatan umum di atas dasar siasah syar iyyah yang membenarkan pihak pemerintah membuat undang-undang, ini memberi gambaran bahwa undang-undang hanya mengakui perceraian yang terjadi di depan mahkamah saja. Persoalan talak di depan mahkamah atau hakim Negeri 7 Kelantan diatur dalam Enakmen 8 Undang-Undang Keluarga Islam Kelantan 1983 (Pindaan 1992). Talak sebagai sebagian daripada sistem perkawinan Islam dalam Undang-Undang Islam Kelantan dan diakui oleh Sistem Perundangan Negara. Pengaturan talak di depan Mahkamah Syari ah ini dilihat pada Pasal 40 (4). Dalam Pasal 40 (4), Enakmen ini menjelaskan tentang permohonan untuk penceraian kepada mahkamah terhadap suami istri yang ingin 5 Mohd.Naim Hj.Mokhtar,Talak:Konsep dan Perlaksanaan di Mahkamah Syari ah, Jabatan Undang-Undang Islam, Kuliyyah Undang-Undang Ahmad Ibrahim, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia, 2000. hlm, 136 6 Mahkamah yaitu tempat membicarakan kasus undang-undang,dewan atau majlis pengadilan Kamus Dewan Edisi Ketiga, Noresah binti Baharum, Dewan Bahasa dan Pustaka, 2001, hlm.841 7 Di Malaysia mempuyai 14 buah negeri atau negara bagian, jika di Indonesia disebut sebagai provinsi. 8 Enakmen bermakna undang-undang atau statut. Kamus Dewan Edisi Ketiga, Noresah binti Baharum, Dewan Bahasa dan Pustaka, hlm. 337

bercerai, harus terlebih dahulu mengajukan permohonan untuk bercerai kepada mahkamah dalam formulir yang disertai dengan suatu pengakuan mengenai perceraian. Mengenai penceraian di luar mahkamah tanpa persetujuan Undang-undang mahkamah Kelantan. 9 Jika suami menceraikan istrinya dengan melafazkan talak dalam bentuk apa saja di luar sidang tanpa pengakuan mahkamah, maka si suami itu telah melakukan satu kesalahan karena bercerai di luar mahkamah. Dalam masa 7 hari itu, dilafazkan diluar sidang hendaklah melaporkan perceraian itu kepada mahkamah. Perbuatan itu merupakan satu kesalahan dan jika ianya terjadi di Kelantan, pesalah akan dihukum denda tidak melebihi ( Ringgit Malaysia Tiga Ribu) RM 3000.00 atau penjara tidak melebihi 2 tahun atau kedua-duanya. Walaupun aturan Undang-undang Syariah Kelantan telah wujud. Namun, kenyataan yang terjadi dalam masyarakat adalah berlainan. Selepas tinjauan yang dilakukan, talak diluar mahkamah sering terjadi. Lazimnya ia mulai terjadi apabila adanya pertengkaran atau perselisihan faham antara suami dan istri dengan tidak disedari, suami akan melafazkan talak terhadap istrinya. Kebanyakan yang diceraikan di luar Mahkamah akan ditinggal oleh suami dan tidak diberi hak yang sewajarnya. Apabila keadaan sedemikian terjadi pihak istri sulit untuk membuktikan perceraian yang terjadi ke Mahkamah, ditambah lagi pihak suami tidak memberi kerjasama kepada pihak Mahkamah. Sejak akhir-akhir ini, bukan sahaja golongan remaja yang berlaku perceraian, tetapi golongan warga tua. Apa yang dimaksudkan dengan warga tua ialah golongan 9 Enakmen Keluarga Islam 1983, Warta Kerajaan Negeri Kelanta Darul Naim, hlm. 25

orang tua yang berumur antara lingkungan 50 hingga ke atas 10. tidak terkecuali dalam pergolakan rumah tangga sehingga akhirnya berlakunya perceraian antara suami istri. Perkahwinan yang bertahun-tahun lamanya, akhirnya putus hubungan di sebabkan perceraian.semenjak tahun 2010 sehingga tahun 2012, kasus warga tua yang bercerai sebanyak 16 kes di daerah Gua Musang dan 24 kes yang berlaku di daerah Kuala Krai. Menurut analisa penulis bahwa, berlakunya perceraian di daerah Kuala Krai di sebabkan si isteri tidak dapat memuaskan kehendak batin si suami. Selain daripada itu, ada sebahagian pihak suami yang tidak dapat memberikan zuriat ataupun anak kepada si istri. Sedangkan istri mahukan anak setelah mendirikan rumahtangga bertahun-tahun lamanya. Manakala kasus yang berlaku di daerah Gua Musang sebanyak 28 kasus.di daerah Gua Musang pula berbeza punca pergolakan rumahtangga. Punca penyebabnya ialah suami kurang pengetahuan agama, suami yang mengamalkan poligami dan ada kedua-dua belah pihak yang sudah tidak bersefahaman. Berpijak dari masalah inilah, Penulis ingin meneliti lebih mendalam terhadap faktor berlakunya perceraian di kalangan warga tua dan cara penyelesaian kasus perceraian warga tua serta penulis akan membahaskan tentang: Analisis Perbandingan Kasus Perceraian Warga Tua ( Studi Komperatif Antara Penduduk Daerah Gua Musang Dengan Penduduk Daearah Kuala Krai ) B. Batasan Masalah 10 Yang di maksudkan dengan warga tua ialah golongan tua yang berumur 50 ke atas,( Kamus Dewan Bahasa Dan Pustaka), Edisi ke 3.2001.hlm.12

Agar pembahasan penelitian menjadi lebih terfokus, tersusun dengan sistematis dan terarah, maka penulis membatasi lingkup permasalahan ini kepada penyelesaian terhadap kasus perceraian di kalangan warga tua yang berlaku di antara Daerah Gua Musang dengan Daerah Kuala Krai. Penulisan hanya meneliti perkara ataupun kasus yang telah diputuskan oleh Hakim dari Mahkamah Rendah Syariah Negeri Kelantan. Penelitian ini lebih terfokus kepada kedua-dua daerah yang dinyatakan di atas. Penelitian masalah di fokuskan kepada kasus perceraian di kalangan warga tua di daerah Gua Musang dan daerah Kuala Krai bermula pada tahun 2010 sehingga tahun 2012. C. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka masalah pokok yang ingin dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah seperti berikut :- 1. Bagaimana kasus perceraian di kalangan warga tua dan perbandingan di Daerah Gua Musang dan Daerah Kuala Krai. 2. Apakah faktor penyebab berlakunya perceraian di kalangan warga tua khususnya di Daerah Gua Musang dan Daerah Kuala Krai. 3. Bagaimana pendapat ulama mengenai kasus perceraian warga tua. D. Tujuan Pembahasan Penelitian ini akan memperluas wawasan intelektualitas kepada umat Islam, para pelaku akademik, dibidang hukum terutamanya tentang kasus Tinjauan Islam dan undang-undang terhadap penyelesaian talak di dalam dan luar sidang. Penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan karya ilmiah dan juga sumbangan pemikiran bagi

perkembangan khazanah ilmu pengetahuan dan literasi pada Fakultas Syari ah Dan Ilmu Hukum di Universiti Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau.Indonesia. Selain itu, penulisan ini juga untuk memperjelaskan sasaran yang akan dicapai melalui penelitian sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai untuk mengetahui kasus perceraian dikalangan warga tua antara daerah Kuala Krai dengan Gua Musang. Selaoin itu untuk mengetahui faktor penyebab berlakunya perceraian warga tua dan perbandingan antara dua daerah. Dan yang terakhir, untuk mengetahui kedudukan fiqh munakhahat mengenai kasus perceraian warga tua. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). Lokasi penelitian ini dilakukan di dua daerah antara Daerah Gua Musang dengan Daerah Kuala Krai. 2. Subjek Dan Objek Penelitian i. Subjek penelitian adalah golongan warga tua yang berumur antara 50 tahun ke atas.khususnya penduduk di daerah Gua Musang dan Kuala Krai. ii. Objek penelitian ini adalah penyelesaian kasus perceraian warga tua di Daerah Gua Musang dan Kuala Krai. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi lapangan dengan mengemukakan kasus-kasus yang terjadi sekitar penceraian di luar mahkamah

yang terjadi dikalangan warga tua. Sesudah data-data terkumpul, penulis menganalisis dengan cara membuat penelitian antara berbagai kepentingan yang terjadi penceraian di dalam mahkamah berbanding di luar mahkamah. Disamping itu juga, penulis menganalisis beberapa kasus yang terjadi di Daerah Gua Musang dan Kuala Krai. Penulis juga memperolehi data melalui data di Mahkamah Syariah, korang, ruangan dan penulisan-penulisan ilmiah di dalam kitab-kitab hukum fiqh dan juga majalah-majalah ilmiah. Adapun metode yang digunakan dalam teknik pengumpulan data selanjutnya adalah menggunakan metode kualitatif karena penulis juga menggunakan wawancara. Wawancara ini ditujukan kepada Pengawai-pengawai Agama di Pejabat Agama Daerah Gua Musang dan Kuala Krai serta Pengawai Agama Mahkamah Rendah Syari ah Kelantan serta beberapa responden dari kalangan pegawai biasa, masyarakat umum, guru-guru, imam-imam dan beberapa tokoh masyarakat bagi mendapatkan data-data yang diperlukan oleh penulis bagi menyelesaikan penulisan ini. 4. Sumber Data i) Data primer yaitu data yang diperolehi dari responden yaitu mereka yang terlibat dalam kasus perceraian. ii) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Mahkamah Rendah Syariah Negeri Kelantan yang berkaitan serta buku-buku yang berhubungan dengan perbahasan penelitian. 5. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpul data-data yang diperlukan, maka penulis mengambil data dari berbagai dokumen atau data catatan yang berkaitan dengan cara pengelesaian kasus perceraian di kalangan warga tua khususnya dan golongan umum amnya. 6. Analisa Data. Adapun data yang telah terkumpul akan dianalisa melalui metode analisa deskriptif dan konfretif yaitu analisa dengan jalan mengklasifikasikan data-data berdasarkan kategori-kategori atas dasar persamaan jenis dari data-data tersebut dihuraikan sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah yang akan diteliti. 7. Metode Penulisan. i. Metode Deduktif, yaitu penulis mengemukan kaidah-kaidah atau pendapat-pendapat yang bersifat umum kemudian dibahas dan diambil kesimpulan secara khusus. ii. Metode Induktif, yaitu dengan menggunakan fakta-fakta atau gejala yang bersifat khusus, lalu dianalisas kemudian diambil secara umum. iii. Metode Deskriptif, yaitu dengan jalan mengemukan data-data yang diperlukan apa adanya, lalu dianalisa sehingga dapat disusun menurut kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian ini. 8. Angket Dalam teknik pengolahan, penulis menemu ramah atau mewancara beberapa responden di kalangan warga tua yang bercerai untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya untuk menyelesaikan tugasan penelitian ini. Data akan diubah dan disusun mengikut kesesuaian judul atau bab yang berkaitan

F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, penulis membahagikan kepada beberapa bab pembahasan. Adapun sistematika pembahasannya adalah seperti berikut : Bab I : Pendahuluan yang terdiri daripada Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II : Tinjauan umum tentang Daerah Gua Musang dan Kuala Krai,Geografi dan Demografi Daerah Kuala Krai dan Gua Musang serta Sejarah Mahkamah Syariah Kelantan. Bab III : Defenisi Talak, Hukum Talak termasuk dalil-dalilnya, Rukun Talak serta Hikmah talak. Bab IV : Analisa yang meliputi kasus perceraian warga tua, kasus perceraian warga tua di Daerah Kuala Krai dan Gua Musang, faktor penyebab berlakunya perceraian warga tua, serta analisa fiqh munakhahat terhadap kasus perceraian di kalangan warga tua.. Bab V : Penutup yang berisikan kesimpulan dan juga saranan.