zalaca) di Kabupaten Banjarnegara pohon, dengan jumlah pohon

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal sayuran tersebut. Sehingga menambah tumpukan sampah. Limbah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah

I. PENDAHULUAN. melalui makanan pokok (Nazarudin, 2009). Selada (lactuca sativa L.) merupakan

PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditi hortikultura merupakan produk yang berpeluang, baik untuk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.

I. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,

I. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia adalah

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

I. PENDAHULUAN. yang memiliki prospek menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha

I. PENDAHULUAN. jenis jamur yang dapat serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur UKDW

S U N A R D I A

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990).

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

BAB I PENDAHULUAN. membengkak membentuk umbi lapis. Bagian yang membengkak berisi cadangan

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan pupuk anorganik dipasaran akhir-akhir ini menjadi langka.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

I. PENDAHULUAN. Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Padi Organik Dan Bekatul Organik. ditanam dan diolah menurut standar yang telah ditetapkan (IRRI, 2007).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH DISTILASI BIOETANOL DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM

BAB I PENDAHULUAN. dari skala rumah tangga hingga perusahaan besar yang berdiri, seperti industri

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah anorganik dan limbah

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan pupuk organik saat ini menjadi hal yang digencarkan para petani sayuran saat ini, pupuk organik terdapat dalam dua bentuk, yaitu pupuk organik cair dan pupuk organik padat. Menurut Simanungkalit (2006) pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan organik yaitu dari tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Sedangkan pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Menurut Musnamar (2003) pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam, dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Sumber pupuk organik juga bisa didapatkan dari buah atau sayuran sisa yang dibuang dari pasar atau rumah tangga, sisa buah atau sayuran yang dibuang tanpa ada perlakuan khusus maka akan mencemari lingkungan dan menimbulkan bau yang kurang sedap, salah satunya adalah limbah dari buah salak. Menurut Badan Pusat Statistik (2015) jumlah pohon salak (Salacca zalaca) di Kabupaten Banjarnegara 16.541.230 pohon, dengan jumlah pohon tersebut produksi buah salak di Kabupaten Banjarnegara mencapai 360.356.100 kg. Jumlah produksi buah salak yang melimpah di Kabupaten Banjarnegara, tentu diimbangi dengan jumlah limbah buah salak yang tidak lolos sortir dan kemudian dibuang ketempat pembuangan sampah atau 1

2 dibiarkan sampai membusuk, hal ini tentu menyebabkan masalah pada lingkungan. Salah satu penanganan limbah salak tersebut dapat dilakukan dengan cara mengolahnya menjadi pupuk cair, pengolahan limbah buah salak menjadi pupuk cair akan mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang sia-sia tanpa dimanfaatkan, buah salak memiliki beberapa kandungan didalamnya antara lain karbohidrat yang mencapai 20,00 mg dan kalsium 28,00 mg serta kalori sebanyak 77,00 kal. Menurut Rahmah dkk (2014) bahan baku pupuk organik cair yang sangat bagus yaitu bahan yang berasal dari sampah organik seperti sisa buah dan sayuran. Pupuk cair tersebut tentunya bisa diaplikasikan keberbagai jenis tanaman sayuran seperti selada dan tanaman sayuran lainya. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu sayuran yang populer di Indonesia, konsumsi selada kian meningkat dengan dibarengi munculnya produk makanan sehat yang menggunakan selada sebagai salah satu komposisinya, misalnya salad, dan tumis selada, komoditi ini memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup baik. Menurut Nazaruddin (2003) pertambahan jumlah penduduk Indonesia serta meningkatnya kesadaran penduduk akan kebutuhan gizi, menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran. Kandungan gizi pada sayuran terutama vitamin dan mineral tidak dapat disubtitusi dengan makanan pokok. Budidaya tanaman secara organik merupakan salah satu budidaya yang ramah lingkungan, budidaya secara organik mengupayakan penggunaan semua bahan yang digunakan dalam proses budidaya tanpa menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan. Menurut Sutanto (2002) kegunaan budidaya secara

3 organik pada dasarnya ialah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya secara konvensional. Arang sekam merupakan salah satu media pengganti tanah yang cukup baik dalam budidaya khususnya tanaman sayuran, media tanam ini termasuk dalam kategori media tanam organik, sekam padi dapat diperoleh dengan mudah ditempat penggilingan padi, untuk membuat arang sekam dapat dilakukan sendiri karena pembuatanya tidak terlalu rumit, penggunaan arang sekam sebagai media juga bisa menjadi salah satu alternatif budidaya di lingkungan perkotaan yang sudah sulit dijumpai lahan pertanian, dengan artian memanfaatkan lahan sempit disekitar rumah. Menurut Supriyanto dan Fiona (2010) arang sekam juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dalam upaya rehabilitasi tanah dan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Media tanam untuk budidaya sayuran saat ini sudah sangat banyak, selain arang sekam juga ada cocopeat, media tanam ini merupakan media tanam yang ramah lingkungan, karena media tanam ini berasal dari bahan organik yaitu serabut kelapa, selain ramah lingkungan media tanam ini juga mengacu pada pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah dari kelapa. Menurut Irawan dan Hidayah (2014) cocopeat merupakan salah satu media tanam yang dihasilkan dari proses penghancuran serabut kelapa, dalam proses penghancuran serabut kelapa tersebut dihasilkan serat atau fiber, serta serbuk halus atau cocopeat. Irawan dan Yeremias (2015) mengatakan bahan-bahan organik terutama yang bersifat limbah ketersediaanya sangat melimpah seperti sekam padi yang diolah menjadi arang sekam serta serabut kelapa yang dijadikan

4 cocopeat, bahan organik ini mudah didapatkan dan murah, serta bisa dimanfaatkan untuk media tanam alternatif. 1.2 Rumusan Masalah a. Berapakah konsentrasi pupuk organik cair berbahan dasar limbah salak yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada? b. Manakah jenis media tanam yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada? c. Apakah terjadi interaksi antara perlakuan konsentrasi pupuk organik cair berbahan dasar limbah salak dan jenis media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada? 1.3 Tujuan a. Mengetahui perlakuan konsentrasi pupuk organik cair berbahan dasar limbah salak yang paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada? b. Mengetahui jenis media tanam yang paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. c. Mengetahui interaksi antara perlakuan konsentrasi pupuk organik cair berbahan dasar limbah salak dan jenis media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada.

5 1.4 Manfaat Penelitian Dapat memberikan informasi tentang pengaruh pemberian pupuk cair berbahan dasar limbah salak dan media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. 1.5 Hipotesis Pemberian konsentrasi pupuk cair yang diberikan dan jenis media tanam berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada.