BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

BAB I PENDAHULUAN. (Guimaraes, 2009).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

MATERIAL FOSFOR KARBON NANODOT DAN SIFAT LUMINESCENCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

SILABUS PEMBELAJARAN

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit

Bahan Listrik. Bahan Magnet

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

SOLUSI EKSAK GELOMBANG SOLITON: PERSAMAAN SCHRODINGER NONLINEAR NONLOKAL (NNLS)

Gambar 1.1 Ilustrasi struktur MTJ (tanpa skala) dengan arah lapisan magentisasi (Ali, 2013)

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UM UGM 2017 Fisika. Soal

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu. Sumber/ Bahan/Alat. Penilaian kinerja (sikap dan praktik), test tertulis

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Fourier Dzar Eljabbar Latief

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

Bab II Tinjauan Pustaka

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kisi kisi Pedagogi dan Profesional Mapel Fisika SMA

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

Fisika EBTANAS Tahun 1996

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik V dan

Perhitungan Nilai Eigen Sistem Quantum Dots Dengan Teori Kerapatan Fungsional Menggunakan Pendekatan Densitas Lokal. Fathi Fadhlur Rabbani

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Studi Density Functional Theory (DFT) dan Aplikasinya Pada Perhitungan Struktur Elektronik Monolayer MoS 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

SILABUS KELAS/JURUSAN : XII /IPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengenal Sifat Material. Teori Pita Energi

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari lingkungan atau benda diluar sistem sensor. Input rangsangan

KISI-KISI SOAL FISIKA OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL (OSTN) SMK SBI JATENG TAHUN 2009

2016 PEMODELAN ARUS TEROBOSAN PADA TRANSISTOR DWIKUTUB N-P-N ARMCHAIR GRAPHENE NANORIBBON (AGNR) MENGGUNAKAN METODE MATRIKS TRANSFER

LATIHAN UJIAN NASIONAL

Gaya merupakan besaran yang menentukan sistem gerak benda berdasarkan Hukum Newton. Beberapa fenomena sistem gerak benda jika dianalisis menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran. dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fisika EBTANAS Tahun 1994

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena optik dapat mendeskripsikan sifat medium dalam interaksinya dengan gelombang elekromagnetik. Hal tersebut ditentukan oleh beberapa parameter optik, yaitu indeks bias n, koefisien ekstinsi κ, koefisien absorpsi α, dan reflektivitas R. Kajian mengenai sifat-sifat optik material sangat berkaitan dengan respon elektromagnetik medium yang dikenainya atau dalam hal ini nanopartikel magnetik yang menjadi topik utama dalam penelitian ini. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Gelombang cahaya yang mengenai nanopartikel magnetik akan selalu terdiri dari medan listrik dan medan magnetik yang berosilasi. Tetapi pada frekuensi optik, nilai permeabilitas magnetik μ m = 1 + χ m 1, sehingga meskipun komponen magnetik gelombang cahaya umumnya memainkan peranan penting namun sering kali dapat diabaikan (Trugler, 2011). Sebagai cahaya yang berinteraksi dengan medium, gaya yang diberikan oleh medan listrik pada muatan adalah c v lebih besar dari gaya yang dikenakan oleh medan magnetik, dengan v adalah kecepatan muatan dan c adalah kecepatan cahaya dalam satuan m s. Sebagai hasilnya, respon medium terhadap medan magnetik, yakni suseptibilitas magnetik, memiliki faktor 10 4 lebih kecil dari kemudahan medium saat terpolarisasi yakni suseptibilitas elektrik. Hal tersebut dapat dengan mudah difahami dalam gambaran sederhana dengan menggunakan gaya Lorentz F L (Buressi et al., 2009; Giessen dan Vogelgesang, 2009; Jackson, 1962) yang dalam Satuan Internasional (SI) adalah berbentuk F L = q E + v B 1.1 Perbandingan kecepatan v dengan kecepatan cahaya c menentukan perbandingan kontribusi magnetik dengan kontribusi listrik imbangannya. Kecepatan muatan dalam zat padat kurang lebih diberikan oleh kecepatan Fermi 1

2 v F, yang menunjukkan perbandingan v F c 1 300 (Giessen dan Vogelgesang, 2009). Dengan demikian, respon magnetik dari nanopartikel magnetik ditentukan oleh suseptibilitas magnetik χ m dengan orde besar v F c 2. Suseptibilitas magnetik merupakan ukuran kemudahan memagnetisasi suatu medium pada saat dikenai medan magnetik luar, dan pengaruh medan magnetik luar tersebut adalah membangkitkan momen magnet dwikutub tiap satuan volume di dalam medan tersebut. Suseptibilitas magnetik suatu zat padat bergantung pada struktur pita elektronik dan perbandingan antara hasil eksperimen dengan teori pada umumnya tidaklah mudah. Namun demikian, studi tentang suseptibilitas magnetik dapat menjadi perangkat yang memungkinkan untuk menguji kebenaran beberapa ragam struktur elektronik (DiSalvo et al., 1972). Telah diketahui bahwa nanopartikel merupakan salah satu bagian yang penting dari ilmu pengetahuan modern dan mendasari nanoteknologi yang tengah dikembangkan saat ini. Material dalam dimensi nanometer menunjukkan sifat fisika yang berbeda dan lebih unggul dalam sejumlah tujuan aplikasi, dibandingkan dengan material sejenis yang berukuran besar (bulk). Sebagai contoh, nanopartikel memiliki nilai perbandingan antara luas permukaan dan volume yang lebih besar jika dibandingkan dengan partikel sejenis dalam ukuran besar sehingga nanopartikel bersifat lebih reaktif. Reaktivitas material ditentukan oleh atom-atom di permukaan karena hanya atom-atom tersebut yang bersentuhan langsung dengan material lain. Ketika ukuran partikel menuju orde nanometer, maka hukum fisika yang berlaku lebih didominasi oleh hukum-hukum fisika kuantum. Fenomena kuntum muncul sebagai akibat keterbatasan ruang gerak elektron dan pembawa muatan lainnya dalam nanopartikel. Fenomena ini berimbas pada beberapa sifat material seperti perubahan warna yang dipancarkan, transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik, dan magnetisasi. Perubahan rasio jumlah atom yang menempati permukaan terhadap jumlah total atom mengakibatkan perubahan pada titik didih, titik beku, dan reaktivitas kimia.

3 Sistem nanopartikel magnetik merupakan sistem yang sangat penting karena banyak memiliki aplikasi dalam memory devices magnetik, refrigeration, dan sensor (Dormannet al., 1997; Bobo et al., 2004). Koersivitas, retensivitas, superparamagnetisme, dan magnetisasi saturasi nampak sangat sensitif terhadap ukuran grain, ukuran klaster, dan interaksi dengan medan luar yang dikenakan (Sharma et al., 2005; Wanget al., 2001; Sharma et al., 2005). Secara eksperimen sifat-sifat tersebut dapat dikaji dari pengukuran histeresis, magnetisasi dalam siklus zero-field-cooled-field-cooled, dan pengkajian tentang respon suseptibilitas (Sharma et al., 2005). Meskipun kemagnetan suatu partikel telah dikaji sejak lama, terdapat beragam fenomena yang masih perlu mendapat perhatian penting. Kemajuan yang berarti dalam bidang ini, baik teoritik maupun praktis, cukup baru dan luar biasa dalam dua dekade terakhir ini. Hal yang paling signifikan dari nanopartikel magnetik yang disebabkan keseragaman dalam sifat magnetik dari partikel individu dalam sistem dispersi nyata, adalah memungkinkan kita untuk secara langsung menghubungkan sifat magnetik keseluruhan bahan dengan tiap partikelnya dan disertai dengan pendekatan teoritik yang memadai (Gubin, 2009). Oleh karena itu menarik untuk mengkaji suseptibilitas magnetik χ m nanopartikel magnetik dengan tujuan memperoleh beberapa formulasi parameter optik untuk mendeskripsikan perilaku cahaya dalam interaksinya dengan nanopartikel magnetik. Dalam penelitian ini, pengkajian suseptibilitas magnetik χ m nanopartikel magnetik akan dilakukan secara teoritik berdasarkan DFT dalam kerangka LSDA. Teori fungsional densitas atau biasa disebut DFT (Density Functional Theory) diperkenalkan oleh Hohenberg dan Kohn (Hohenberg dan Kohn, 1964) yang merupakan salah satu dari beberapa pendekatan populer untuk perhitungan struktur elektron banyak partikel secara mekanika kuantum pada sistem zat mampat. Sebagian besar aplikasi dari DFT dilakukan dalam kerangka pendekatan densitas spin lokal atau LSDA (local-spin density approximation) (Kohn dan Sham, 1965) dengan bagian korelasi pertukaran dari fungsi energi ditulis sebagai

4 fungsi lokal. DFT ini merupakan metode yang populer digunakan untuk mangamati keadaan dasar dari sistem banyak partikel. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan hal yang menjadi pokok masalah dalam tesis ini, yakni 1. bagaimana menentukan suseptibilitas magnetik χ m nanopartikel magnetik dengan pendekatan DFT dalam kerangka LSDA. 2. bagaimana menentukan beberapa formulasi parameter optik meliputi indeks bias n, koefisien ekstinsi κ, koefisien absorpsi α, dan reflektivitas R nanopartikel magnetik dengan tetap memperhitungkan parameter permeabilitas nanopartikel magnetik μ npm melalui formulasi suseptibilitas magnetik χ m nanopartikel magnetik. 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, perlu dikemukakan batasan-batasan permasalahan agar pokok-pokok bahasan dapat lebih terfokus, yaitu: 1. Pemodelan material yang digunakan dalam formulasi perhitungan disini hanya akan menggunakan model Hamiltonian nanopartikel klaster feromagnetik. 2. Formulasi suseptibilitas diungkapkan dalam sebuah fungsi yang bergantung momentum dan frekuensi. 3. Formulasi parameter optik yang akan ditentukan dalam penelitian ini meliputi indeks bias n, koefisien ekstinsi κ, koefisien absorpsi α, dan reflektivitas R yang bergantung momentum dan frekuensi dengan tetap memperhitungkan permeabilitas nanopartikel magnetik yang bergantung momentum dan frekuensi μ npm p, ω.

5 1.4 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Didapatkan formulasi untuk suseptibilitas nanopartikel magnetikdengan pendekatan DFT dalam kerangka LSDA. 2. Dapat menentukan beberapa formulasi parameter optik meliputi indeks bias n, koefisien ekstinsi κ, koefisien absorpsi α, dan reflektivitas R nanopartikel magnetik dengan tetap memperhitungkan permeabilitas nanopartikel magnetik yang bergantung momentum dan frekuensi μ npm p, ω melalui formulasi suseptibilitas magnetik χ m nanopartikel magnetik yang bergantung momentum dan frekuensi. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan bermanfaat khususnya dalam bidang fisika material. Beberapa manfaat penelitian tersebut antara lain bahwa formulasi suseptibilitas magnetik χ m nanopartikel magnetik akan memberikan penjelasan mengenai respon magnetik dari nanopartikel magnetik secara umum, serta memuat informasi mengenai struktur elektron dalam nanopartikel magnetik. Selain itu, formulasi suseptibilitas magnetik χ m nanopartikel magnetik dapat digunakan untuk mengetahui beberapa formulasi parameter optik diantaranya (yang menjadi fokus dalam penelitian ini) adalah indeks bias n, koefisien ekstinsi κ, koefisien absorpsi α, dan reflektivitas R yang bergantung momentum dan frekuensi dengan tetap memperhitungkan permeabilitas nanopartikel magnetik yang bergantung momentum dan frekuensi μ npm p, ω. 1.6 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan studi pustaka (literatur) yang terdiri dari jurnaljurnal ilmiah, buku, dan sumber internet dan website yang terpercaya. Perhitungan-perhitungan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, khususnya

6 merubah masalah invers matriks yang sangat besar pada basis kisi resiprokal menjadi masalah penginversian matriks yang lebih kecil pada basis orbital. Berikut tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian: 1. Mempelajari formulasi dasar suseptibilitas magnetik χ m material bulk. 2. Melakukan pendekatan yang sama dengan poin (1), namun untuk partikel feromagnetik dalam ukuran nanometer dengan menggunakan Hamiltonian nanopartikel magnetik untuk feromagnetik secara umum. 3. Menggunakan teorema gangguan yang bergantung waktu. 4. Menganalisis hasil perhitungan yang telah dilakukan berdasarkan pada DFT dalam kerangka LSDA. 5. Didapatkan formulasi suseptibilitas numerik untuk nanopartikel magnetik yang kemudian digunakan untuk mengetahui beberapa formulasiparameter optik yang telah ditentukan. 6. Menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Adapun alur penelitian yang dilakukan untuk mecapai tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mempelajari formulasi dasar suseptibilitas magnetik χ m material bulk dengan pendekatan DFT dalam kerangka LSDA. 2. Menggunakan Hamiltonian elektron tunggal yang telah ditetapkan (Callaway dan Chatterjee, 1978) (Pers. (4.1)). 3. Menggunakan pendekatan tambahan dalam penggunaan Hamiltonian pada poin (2) sebagai basis untuk perlakuan gangguan dari respon sebuah sistem untuk medan eksternal bergantung waktu. 4. Medan yang mengenai sistem berada dalam arah magnetisasi n (searah sumbu z) (Pers. (4.5)). 5. Perubahan orde pertama dalam densitas elektron δρ ς (Pers. (4.7)). 6. Didapatkan Hamiltonian total yang diekspansikan pada poin (5) (Pers. (4.9)).

7 7. Menyajikan persamaan densitas elektron sebagai deret Fourier (Pers. (4.10)). 8. Potensial korelasi pertukaran V xc r dan derivatifnya diekspansikan sebagai deret Fourier dalam vektor kisi resiprokal. 9. Memasukkan Pers. (4.10) ke dalam Pers. (4.9) untuk mendapatkan notasi baru (Pers. (4.14)-(4.18)). 10. Didefinisikan penjumlahan dan diferensiasi rapat muatan (Pers. (4.19) dan (Pers. (4.20)). 11. Didefinisikan kembali H 1 (Hamiltonian setelah dikenakan gangguan pada sistem) secara lengkap (Pers. (4.21)). 12. Didefinisikan gangguan total sebagai penjumlahan Pers. (4.21) dan Pers. (4.5) (Pers. (4.22)). 13. Diasumsikan bentuk besarnya gangguan. 14. Koefisien Fourier dari muatan induksi dan densitas magnetisasi (Pers. (4.23)). 15. Dibentuk fungsi matriks dari persamaan terkait yang telah didefinisikan sebelumnya. 16. Didapatkan elemen matriks (Pers. (4.26)). 17. Didapatkan bentuk matriks dari respon sistem terhadap gangguan total (Pers. (4.22)). 18. Didapatkan persamaan matriks dengan menganggap medan eksternal frekuensi tunggal yang telah ditentukan (Pers. (4.29)). 19. Didapatkan matriks suseptibilitas magnetik (Pers. (4.31)). 20. Pers. (4.31) diubah ke dalam bentuk matriks 2 2 sehingga didapatkan Pers. (4.33) yang merupakan persamaan umum dari suseptibilitas spin feromagnetik bulk. 21. Dikarakterisasi beberapa parameter yang berlaku pada nanopartikel magnetik sehingga didapatkan ketentuan pada Pers. (5.5). 22. Didapatkan fungsi respon spin dan muatan nanopartikel magnetik (Pers. (5.6)).

8 23. Dari poin (22) didapatkan fungsi dielektrik yang merupakan fungsi kompleks. 24. Dari fungsi kompleks dielektrik tersebut akan didapatkaan indeks bias nanopartikel magnetik. 25. Dengan mengunakan relasi indeks bias n dan konstanta dielektrik, didapatkan koefisien ekstinsi κ, koefisien absorpsi α, dan reflektivitas R. 26. Dengan menggunakan Persamaan (3.17) untuk Persamaan (5.6.b), maka didapatkan formulasi permeabilitas nanopartikel magetik μ npm p, ω seperti pada Persamaan (5.29) yang memiliki bagian real (Pers. 5.39) dan bagian imajiner (5.40). 27. Selanjutnya didapatkan formulasi beberapa parameter optik yang ditunjukkan pada Persamaan (5.33)-(5.36). 28. Ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian tesis ini terdiri dari enam bab, yaitu: 1. Bab 1 Pendahuluan: berisi tentang latar belakang penelitian ini dilakukan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, sistematika penulisan, keaslian tesis, dan jadwal penelitian. 2. Bab 2 Tinjauan Pustaka: memuat uraian sistematis tentang informasi hasil penelitian mengenai suseptibilitas, sifat optik, dan perkembangan penelitian tentang nanopartikel magnetik yang paling relevan dengan masalah penelitian tesis ini yang disajikan dalam pustaka. 3. Bab 3 Landasan Teori: memuat teori-teori sifat optik, suseptibilitas yang berlaku untuk material feromagnetik (suseptibilitas transversal dan longitudinal), pemodelan kuantum pada nanopartikel magnetik, fluktuasi Gaussian pada nanopartikel magnetik, dan Density Functional Theory (DFT).

9 4. Bab 4 Metode Perhitungan: memuat uraian tahapan formulasi DFT dalam kerangka LSDA (Local Spin Density Approximation) hingga didapatkan formulasi suseptibilitas. 5. Bab 5 Hasil dan Pembahasan: memuat penjelasan formulasi suseptibilitas yang telah didapatkan dari Bab 4 dengan pengkarakterisasian nanopartikel magnetik yang kemudian digunakan untuk mendapatkan beberapa formulasi parameter optik sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. 6. Bab 6 Kesimpulan: memuat secara singkat dan jelas tentang hasil perhitungan yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. 7. Daftar Pustaka: memuat pustaka yang digunakan dalam penelitian. 1.8 Kebaharuan Tesis Penelitian ini menggunakan metode pendekatan DFT dalam kerangka LSDA dalam menentukan formulasi suseptibilitas nanopartikel magnetik. Sejauh pengetahuan penulis, metode LSDA ini baru digunakan untuk menganalisis parameter pertukaran dalam material bulk dan belum diterapkan untuk material dalam skala nano. Dari beberapa jurnal yang telah didapat, metode yang umumnya digunakan untuk mengkaji suseptibilitas nanopartikel diantaranya melalui simulasi Monte Carlo (Sharma et al., 2005), mean-field theory (Singh, R.M., 2007), stochastic LLG (Basko dan Vavilov, 2009), dan lain-lain. Adapun hal-hal yang diteliti lebih lanjut dari penelitian sebelumnya yang menjadi acuan, yaitu adanya tinjauan mengenai beberapa parameter sifat optik nanopartikel magnetik meliputi indeks bias n, koefisien ekstinsi κ, koefisien absorpsi α, dan reflektivitas R yang bergantung momentum dan frekuensi dalam suatu formulasi dengan tetap memperhitungkan permeabilitas nanopartikel magnetik yang bergantung momentum dan frekuensi μ npm p, ω melalui formulasi suseptibilitas magnetik χ m nanopartikel magnetik yang bergantung momentum dan frekuensi.