I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan

dokumen-dokumen yang mirip
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

I. PENDAHULUAN. Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan tidak akan berhenti meski individu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB I PENDAHULUAN. baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik berasal dari alam. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebuah perusahaan, pasar modal digunakan sebagai alternatif penghimpun

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkelanjutan (suistainable development) maksudnya adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Novianty, 2011). Padahal di sisi lain perusahaan juga membawa

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tingkat kehidupan ekonomi masyarakat yang terus berkembang berpengaruh kepada

BAB I PENDAHULUAN. serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk menjalankan usahanya dengan penuh bertanggung jawab. Pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi perokonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah Corporate Social Responsibility (CSR). bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban financial

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah dampak tindakan seseorang atau suatu

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanggung Jawab Sosial perusahaan (CSR) oleh PT. KCMU ditinjau dari UUPM, UUPT dan UUPLH

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 6 PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. positif perusahaan atau produk yang pada akhirnya berdampak pada persepsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah mengoptimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan akan komunitas lokal yang ada disekitarnya (stakeholder).

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

I. PENDAHULUAN. ketahanan terhadap cekaman lingkungan pada dekade terakhir makin disadari

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya hal demikian perusahaan mengadakan program Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. terjadi hubungan yang tidak harmonis antar perusahaan dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi. baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pemanasan global telah menjadi berita sehari-hari sekarang. (Suartana,2010). Salah satu upaya tersebut terangkum dalam beragam

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pedoman merupakan alat atau acuan yang digunakan untuk menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal sebagai Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban terhadap pihak lain termasuk masyarakat. Menurut Suwaldiman (2000),

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

17 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) seperti

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai contoh, dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan (triple bottom line). Sinergi dari tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). PT Gunung Madu Plantations (GMP) merupakan pionir usaha perkebunan tebu lahan kering. Pendirian PT GMP ini merupakan kebijakan pemerintah pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Eksistensi perusahaan yang dapat dipertahankan selama lebih dari 30 tahun tentunya sangat diperhatikan hubungan dengan seluruh shareholder (pemegang saham) maupun stakeholder (pemangku kepentingan) yang terkait, yakni karyawan, rekanan bisnis, pemerintah, dan masyarakat sekitar. Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan. Namun, di saat perubahan sedang melanda dunia, kalangan usaha juga tengah dihimpit oleh berbagai tekanan, mulai dari kepentingan untuk meningkatkan daya saing, tuntutan untuk menerapkan corporate governance, hingga masalah kepentingan para stakeholder yang makin meningkat. Karena itu, dunia usaha perlu mencari pola-pola kemitraan (partnership) dengan seluruh

stakeholder agar dapat berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat bertahan dan bahkan berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing. Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, maka keterkaitan antarberbagai aktivitas tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan antarkegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas (Mangkoesoebroto, 1999: 109). Begitu pula dengan setiap aktivitas yang dilakukan oleh PT GMP yang tentunya pasti juga mempunyai keterkaitan dengan masyarakat yang ada di sekitarnya, khususnya masyarakat Desa Bandar Agung. PT GMP terdiri dari empat departemen, yakni Departemen R & D, Departemen Plantation, Departemen Factory, dan Departemen SBF. Masing-masing departemen memiliki aktivitas masing-masing yang berbeda, namun saling berkaitan. Eksternalitas dimungkinkan karena adanya interaksi antara berbagai faktor-faktor produksi. Pada dasarnya eksternalitas timbul akibat adanya tindakan produksi atau konsumsi suatu pihak yang berpengaruh terhadap pihak lain dan tidak adanya kompensasi yang diterima dari pihak yang terkena dampak (Mangkoesoebroto, 1999: 43). Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan, begitu halnya dengan PT GMP. Dalam menjalankan seluruh aktivitas ekonominya, PT GMP juga menimbulkan eksternalitas positif maupun negatif yang berpengaruh pada perekonomian Desa Bandar Agung.

Kegiatan perkebunan PT GMP terbagi ke dalam dua musim, yakni musim giling yang terjadi pada bulan April-Oktober dan luar musim giling yang terjadi pada bulan Oktober-Maret. Gambar 1 memperlihatkan bagaimana proses produksi tebu dari perkebunan berlangsung dan limbah-limbah yang dihasilkan dari proses tersebut. Secara umum, limbah-limbah yang dihasilkan, baik limbah pertanian atau dari kegiatan perkebunan seperti pucuk daun maupun limbah pabrik seperti ampas (bagasse), blotong, dan tetes (molasses), dimanfaatkan kembali sehingga memiliki nilai tambah. Bahkan, dari hasil pengolahan limbahnya berupa tetes, keuntungannya sangat cukup untuk dapat membayar gaji seluruh karyawan PT GMP. Blotong Pupuk Kompos Gula Pasir Tebu (Kebu Tebu (Pabrik Nira Murn Pucuk Daun Makanan Ternak Pupuk Kompos Ampas (Bagasse) Kertas Particle Board Purfural Kompos Bahan Bakar Boiler (membangkit listrik) Molass es Etanol MSG Single Cell Protein Pakan Ternak

Gambar 1. Alur Produksi PT Gunung Madu Plantations. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa pada proses penebangan pohon tebu dari perkebunan menghasilkan pucuk daun yang tidak terpakai dalam memproduksi gula dimanfaatkan untuk makanan ternak dan pembuatan pupuk kompos. Kedua, pada proses penggilingan tebu di pabrik menghasilkan limbah berupa ampas tebu (bagasse) dan blotong. Ampas tebu (bagasse) dapat diolah kembali untuk pembuatan kertas, particle board, purfural, kompos, dan bahan bakar boiler (pembangkit listrik), sedangkan dari blotong dapat dihasilkan pupuk kompos. Ketiga, dari proses pengolahan nira murni dihasilkan limbah berupa tetes yang dapat dimanfaatkan kembali untuk pembuatan etanol, MSG, single cell protein, dan untuk makanan ternak. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa PT GMP berupaya semaksimal mungkin agar limbah-limbah yang dihasilkannya ramah lingkungan. Setiap tindakan ekonomi berpotensi membawa efek samping, masalahnya hanya pada tingkat gangguannya saja. Dengan demikian, pelarangan secara total akan menghentikan kegiatan ekonomi pada sektor usaha ini. Dengan adanya efek negatif ini, maka biaya menjadi tidak sekedar yang ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Total biaya (internal perusahaan dan eksternal perusahaan) biasa disebut sebagai biaya sosial (social cost).

Untuk mengatasi eksternalitas negatif yang ditimbulkannya, PT GMP menerapkan corporate social responsibility (CSR) sehingga masyarakat di sekitarnya tidak merasa terganggu dengan keberadaan PT GMP. Program-program CSR yang dilakukan oleh PT GMP kepada seluruh shareholder dan stakeholder yang terkait dapat dilihat pada Lampiran 1. Bidang-bidang CSR yang dilaksanakan oleh PT GMP merupakan perwujudan dari tanggung jawabnya terhadap lingkungan sekitar. Masing-masing bidang tersebut mencakup beberapa program-program CSR yang biasa dilaksanakan dalam hal kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengembangan daerah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak eksternalitas positif keberadaan PT Gunung Madu Plantations (GMP) terhadap: 1. Jumlah lapangan pekerjaan di Desa Bandar Agung? 2. Penyerapan tenaga kerja yang tersedia di Desa Bandar Agung? 3. Peluang baru membuka usaha bagi masyarakat di Desa Bandar Agung? 4. Pengembangan usaha-usaha milik masyarakat di Desa Bandar Agung? 5. Keadaan arus transportasi di Desa Bandar Agung? 6. Manfaat pasar bagi masyarakat di Desa Bandar Agung? 7. Harga tanah di Desa Bandar Agung? 8. Pendapatan masyarakat di Desa Bandar Agung? C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak eksternalitas positif keberadaan PT Gunung Madu Plantations (GMP) terhadap: 1. Jumlah lapangan pekerjaan di Desa Bandar Agung. 2. Penyerapan tenaga kerja yang tersedia di Desa Bandar Agung. 3. Peluang baru membuka usaha bagi masyarakat di Desa Bandar Agung. 4. Pengembangan usaha-usaha milik masyarakat di Desa Bandar Agung. 5. Keadaan arus transportasi di Desa Bandar Agung. 6. Manfaat pasar bagi masyarakat di Desa Bandar Agung. 7. Harga tanah di Desa Bandar Agung. 8. Pendapatan masyarakat di Desa Bandar Agung. D. Kerangka Pemikiran PT GMP merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Perseroan terbatas (PT), dulu disebut juga naamloze vennootschaap (NV), adalah persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Dalam menjalankan seluruh kegiatannya, khususnya kegiatan perkebunan, PT GMP tentunya menimbulkan eksternalitas terhadap pihak-pihak yang ada di sekitarnya, khususnya masyarakat Desa Bandar Agung karena desa ini merupakan desa yang paling dekat dengan PT GMP. Eksternalitas yang ditimbulkan oleh PT GMP dapat berupa eksternalitas positif maupun negatif. Eksternalitas adalah apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap orang lain (atau segolongan orang lain) tanpa adanya kompensasi apapun juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi. Yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah

dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan, sedangkan eksternalitas negatif apabila dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima kompensasi sifatnya merugikan. Untuk mengatasi eksternalitas negatif yang ditimbulkannya, PT GMP menerapkan corporate social responsibility (CSR) sehingga masyarakat di sekitarnya tidak merasa terganggu dengan keberadaan PT GMP. Setidak-tidaknya dua Undang-Undang di Indonesia mengamanatkan agar perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial. Pertama, Pasal 15b Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menyatakan bahwa setiap investor berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Penjelasan pasal ini menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat. Setelah itu tanggung jawab sosial perusahaan dicantumkan lagi dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tetapi hanya terbatas kepada perusahaan di bidang sumber daya alam. Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang ini menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ayat (2) pasal ini menyatakan kewajiban tersebut diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Selanjutnya ayat (3) menyebutkan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait. Kemudian ayat (4)

menyatakan ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Corporate social responsibility (CSR) dalam konsep yang luas mencakup kepatuhan perusahaan kepada hak azasi manusia, perburuhan, perlindungan konsumen, dan lingkungan hidup. Dalam pengertian yang sempit yaitu pembangunan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan berada. CSR atau konsep tanggung jawab sosial perusahaan secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Apabila perusahaan melakukan program-program CSR diharapkan berkelanjutan sehingga perusahaan akan berjalan dengan baik. Karena itu, program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan strategi bisnis dari suatu perusahaan. CSR diadopsi karena bisa menjadi penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha dicap sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Melakukan program CSR yang berkelanjutan akan memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar, baik kepada perusahaan itu sendiri berupa citra perusahaan dan para stakeholder yang terkait. Program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus-menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program tersebut.

Dengan demikian, eksternalitas positif keberadaan PT GMP dan eksternalitas negatif yang telah diatasi dengan menerapkan CSR dapat membuat perekonomian masyarakat desa sekitar, khususnya Desa Bandar Agung, menjadi lebih baik. Suranto dalam Armado (2008) menyatakan bahwa komponen yang dianggap penting dalam penetapan aspek sosial ekonomi adalah sebagai berikut: a. Pola perkembangan penduduk (jumlah, umur, perbandingan kelamin, dan sebagainya). b. Pola perpindahan: pola perpindahan ini juga erat hubungannya dengan perkembangan penduduk, pola perpindahan yang perlu diketahui adalah pola perpindahan keluar dan masuk ke suatu daerah secara umum, serta pola perpindahan musiman dan tetap. c. Pola perkembangan ekonomi: pola perkembangan ekonomi masyarakat ini erat hubungannya pula dengan pola perkembangan penduduk, perpindahan, keadaan sumber daya alam yang tersedia dan sumber pekerjaan yang tersedia. d. Penyerapan tenaga kerja: dampak penyerapan tenaga kerja tidak selalu berupa dampak langsung, tetapi juga dampak yang tidak langsung, artinya timbulnya sumber-sumber pekerjaan baru dan ini merupakan komponen berikutnya yang penting. e. Berkembangnya struktur ekonomi: yang dimaksud di sini adalah timbulnya aktivitas perekonomian lain akibat adanya proyek tersebut sehingga merupakan sebagai sumbersumber pekerjaan yang baru. f. Peningkatan pendapatan masyarakat: adalah dengan proyek tersebut meningkatkan pendapatan masyarakat secara umum. g. Perubahan lapangan pekerjaan: dengan timbulnya lapangan pekerjaan yang baru, baik langsung ataupun tidak langsung, karena tidak selamanya dapat menguntungkan. h. Tata guna usaha: yang dimaksud di sini adalah timbulnya lapangan usaha akibat adanya proyek tersebut dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

i. Kesehatan masyarakat: kesehatan masyarakat selain erat hubungannnya dengan pendapatan masyarakat juga erat kaitannya dengan kebiasaan dalam kehidupannya, misalnya kebiasaan mandi, cuci, dan keperluan sehari-hari untuk makan dan minum. j. Fasilitas kesehatan. k. Fasilitas pendidikan. l. Fasilitas beribadat. m. Persepsi masyarakat dan sebagainya. Sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yakni mengenai dampak eksternalitas keberadaan PT Gunung Madu Plantations terhadap perekonomian Desa Bandar Agung, maka aspek yang digunakan hanya meliputi aspek ekonomi untuk membahas permasalahan tersebut, yakni aspek pada poin c hingga h. Selanjutnya, aspek-aspek tersebut terbagi ke dalam delapan indikator dengan tujuan agar dapat menggambarkan bagaimana keadaan perekonomian Desa Bandar Agung secara makro dengan adanya PT GMP, yakni jumlah lapangan pekerjaan, penyerapan tenaga kerja, peluang baru membuka usaha, pengembangan usaha-usaha, keadaan arus transportasi, manfaat pasar, harga tanah, dan pendapatan. Kegiatan Perkebunan Perekonomian Eksternalitas Positif Indikator Ekonomi 1. Jumlah lapangan pekerjaan 2. Penyerapan tenaga kerja 3. Peluang baru membuka usaha 4. Pengembangan usaha 5. Keadaan arus transportasi 6. Manfaat pasar

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran. E. Hipotesis 1. Diduga dengan adanya PT GMP membuat jumlah lapangan pekerjaan di Desa Bandar Agung bertambah. 2. Diduga dengan adanya PT GMP memberikan manfaat dalam penyerapan tenaga kerja yang tersedia. 3. Diduga dengan adanya PT GMP membuka peluang baru bagi masyarakat untuk membuka usaha. 4. Diduga dengan adanya PT GMP membantu masyarakat dalam mengembangkan usahausaha yang sudah ada. 5. Diduga dengan adanya PT GMP membuat keadaan arus transportasi di Desa Bandar Agung menjadi lancar. 6. Diduga dengan adanya PT GMP membantu memaksimalkan pemanfaatan pasar di Desa Bandar Agung. 7. Diduga dengan adanya PT GMP membuat harga tanah di Desa Bandar Agung mengalami kenaikan. 8. Diduga dengan adanya PT GMP membuat pendapatan masyarakat secara umum meningkat.

F. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari: Bab I : Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis, dan Sistematika Penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka, mencakup tentang teori-teori yang menjadi landasan atau acuan dalam penelitian ini. Bab III : Metode Penelitian, meliputi Jenis dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Alat Analisis, Pengambilan Sampel, Penentuan Skor Jawaban Responden, Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur, Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas, serta Gambaran Umum Perusahaan dan Daerah Penelitian. Bab IV : Hasil dan Pembahasan, membahas uraian tentang hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang telah disebar dan interpretasi dari kuesioner tersebut. Bab V : Simpulan dan Saran, menyajikan kesimpulan dan saran dari penulis yang didasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh. Daftar Pustaka Lampiran