BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan penghitungan kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 dan 2013 dengan metode Alkire dan Foster dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. a. Persentase kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 sebesar 60,53 persen dan 49,65 persen tahun 2013. Rata-rata intensitas kemiskinan multidimensi anak sebesar 47,03 persen tahun 2011 dan 43,23 persen tahun 2013. Tingkat kemiskinan multidimensi anak sebesar 28,47 persen tahun 2011 dan 21,47 persen tahun 2013. b. Tingkat kemiskinan dimensi tahun 2011 dan 2013 didominasi oleh tempat tinggal, perlindungan dan pencatatan sosial, sanitasi, serta kesehatan. c. Tingkat kemiskinan anak laki-laki di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 lebih tinggi daripada anak perempuan pada seluruh dimensi kemiskinan anak yang diteliti, sedangkan tahun 2013 tingkat kemiskinan anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki pada dimensi kesehatan dan tempat tinggal. d. Disparitas tingkat kemiskinan dimensi yang tinggi antara perdesaan dan perkotaan terjadi pada perlindungan dan pencatatan sosial, sanitasi, serta air bersih. e. Tingkat kemiskinan dimensi tempat tinggal menempati urutan tertinggi di Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Bombana, Kota Kendari, dan Baubau. 108
Sementara itu, dimensi perlindungan dan pencatatan sosial menempati urutan tertinggi di Kabupaten Kolaka, Konawe Selatan, Buton Utara, dan Konawe Utara. Kabupaten Wakatobi memiliki tingkat kemiskinan tertinggi pada dimensi air bersih dan Kabupaten Kolaka Utara memiliki tingkat kemiskinan tertinggi pada dimensi sanitasi. 2. Berdasarkan analisis regresi kemiskinan multidimensi anak yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, rumah tangga, dan geografis diperoleh kesimpulan sebagai berikut. a. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 adalah jenis kelamin anak, umur anak, umur kepala rumah tangga, tingkat pendidikan yang ditamatkan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, pengeluaran per kapita per bulan, klasifikasi wilayah tempat tinggal, dan kabupaten/kota tempat tinggal. Seorang anak kemungkinan besar mengalami kemiskinan multidimensi jika berjenis kelamin laki-laki, usia yang semakin muda, tinggal bersama kepala rumah tangga yang masih muda dan berpendidikan rendah, tinggal di rumah tangga dengan anggota rumah tangga yang sedikit, mempunyai pengeluaran per kapita per bulan kecil, tinggal di perdesaan, serta bertempat tinggal di Kabupaten Konawe, Kolaka, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, atau Kota Kendari. b. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 adalah umur anak, umur kepala rumah tangga, tingkat pendidikan yang ditamatkan kepala rumah tangga, 109
pengeluaran per kapita per bulan, klasifikasi wilayah tempat tinggal, dan kabupaten/kota tempat tinggal. Seorang anak kemungkinan kecil mengalami kemiskinan multidimensi jika berusia semakin dewasa, tinggal bersama kepala rumah tangga yang berumur semakin tua dan berpendidikan tinggi, mempunyai pengeluaran per kapita per bulan yang tinggi, tinggal di perkotaan, serta bertempat tinggal di Kabupaten Buton, Konawe Selatan, Wakatobi, Kolaka Utara, atau Kota Baubau. 5.2 Implikasi Berdasarkan hasil penelitian, implikasi kebijakan yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut. 1. Persentase kemiskinan anak yang masih tinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 dan 2013 sebagian besar didominasi oleh kemiskinan pada dimensi tempat tinggal, perlindungan dan pencatatan sosial, sanitasi, dan kesehatan. Secara lebih rinci indikator penolong kelahiran, kepemilikan akte kelahiran, luas lantai per kapita, dan fasilitas sanitasi merupakan empat indikator dengan tingkat kemiskinan tertinggi. Oleh karena itu, untuk mempercepat pengurangan kemiskinan multidimensi anak, pemerintah daerah perlu mengambil kebijakankebijakan dengan memprioritaskan keempat indikator tersebut. Kebijakan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. a. Menambah tenaga medis dengan cara memberikan beasiswa pendidikan bidan dan dokter kepada siswa-siswi sekolah menengah atas dengan perjanjian pengabdian di daerah asal. 110
b. Pemerintah daerah melalui dinas kesehatan sebaiknya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti pentingnya tenaga medis sebagai penolong kelahiran bayi dan membuat program kemitraan antara bidan, dukun, dan masyarakat. c. Lebih dari 30 persen anak yang tidak memiliki akte kelahiran disebabkan karena biaya pengurusan yang mahal atau tidak ada biaya. Oleh karena itu, sebaiknya biaya pembuatan akte kelahiran diturunkan dan dipermudah proses kepemilikannya. d. Program bantuan pembangunan fasilitas perumahan sebaiknya diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, seperti perbaikan lantai, dinding, dan atap rumah serta program kepemilikan rumah dengan subsidi pemerintah. e. Tingginya tingkat kemiskinan pada dimensi sanitasi di wilayah perdesaan diantaranya disebabkan oleh masih minimnya fasilitas sanitasi umum. Pemerintah perlu memberikan infrastruktur sanitasi yang layak kepada masyarakat. 2. Dalam upaya percepatan pengentasan kemiskinan anak, daerah perdesaan seharusnya menjadi prioritas utama. Hal ini dikarenakan daerah perdesaan mempunyai tingkat kemiskinan yang jauh lebih tinggi dari perkotaan, terutama pada dimensi perlindungan dan pencatatan sosial, sanitasi, dan air bersih. 3. Memberikan prioritas pengentasan kemiskinan anak di tiga kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi, yaitu Kabupaten Konawe Utara, Buton Utara, dan Bombana. 111
5.3 Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Tidak memberikan bobot pada indikator dan dimensi. Hal ini menjadikan indikator dan dimensi yang diteliti mempunyai nilai dan arti yang sama penting dalam penghitungan kemiskinan multidimensi anak. 2. Pada penelitian ini tidak terdapat dimensi yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan kecerdasan otak anak, yaitu makanan/nutrisi. 5.4 Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian, berikut beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut. 1. Untuk penelitian selanjutnya dapat memasukkan unsur bobot pada indikator dan dimensi yang diteliti. 2. Penelitian selanjutnya disarankan menambahkan indikator makanan/nutrisi dalam menghitung kemiskinan multidimensi anak sehingga penggambaran kemiskinan multidimensi anak menjadi lebih komprehensif. 112