BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan penghitungan kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. indikator perbaikan dunia yang tercantum dalam Millenium Development Goals

Sulawesi Tenggara. Tugu Persatuan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 2 Juta Orang 2,2 Juta Orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,30 2,07per tahun

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BOKS 1. Posisi Daya Saing Kabupaten/Kota Di Sulawesi Tenggara

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan dengan metode

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perhatian terhadap pelaksanaan desentralisasi fiskal telah berlangsung baik di

KERJASAMA DEPARTEMEN OBGIN UNHAS DENGAN RS DAERAH BOMBANA KABUPATEN BOMBANA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEMISKINAN MULTIDIMENSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

Gorontalo. Menara Keagungan Limboto

Dl WILAVAN KOTA DAN DESA, SUkWWESI BENGGARA

Dl WILAVAN KOTA DAN DESA, SUkWWESI BENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Pertama, gambaran karakteristik kemiskinan pada daerah perkotaan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak

Boks 1 POTENSI KELAPA DALAM DI SULAWESI TENGGARA

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

Sulawesi Tenggara merupakan provinsi kepulauan yang kaya akan sumber daya alam.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

RGS Mitra 1 of 10 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

CHAPTER XII COMPARISON BETWEEN REGENCIES/ CITIES BAB XII PERBANDINGAN ANTARA KABUPATEN/ KOTA

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

INDUSTRI, PERTAMBANGAN, LISTRIK DAN AIR MINUM

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

EXECUTIVE SUMMARY PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN POLA DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SKRIPSI. Oleh : FAJAR ANDY ARIS MUNANDAR

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

PROYEK NSLIC/ NSELRED

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah kompleks di semua negara yang muncul seiring

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG

Kesejahteraan Masyarakat dan Kemiskinan

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

Memodelkan regresi logistik biner data set hasil sampel bootstrap B.

OLEH GUBERNUR SULAWESI TENGGARA GORONTALO, 3 MARET 2013

Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

TAHUN JUMLAH KK , JUMLAH KK BERLISTRIK RASIO ELEKTRIFIKASI

Katalog BPS:

Disampaikan oleh: KEPALA BAPPEDA PROV. SULAWESI TENGGARA Drs. H. Muh. Nasir A. Baso, MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mengukur Kerentanan Terhadap Kemiskinan

PELAKSANAAN SPF DI PROVINSI MALUKU. Bappeda Provinsi Maluku

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2016

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016

3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran

Sumatera Barat. Jam Gadang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin

Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA


Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan urusan wajib yang harus dipenuhi oleh pemerintah

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

PEMANFAATAN DATA UNTUK PENAJAMAN INTERVENSI KEBIJAKAN

KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017

madiunkota.bps.go.id

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

VII. SIMPULAN. Berdasarkan basil penelitian mengenai dampak kebijakan makroekonomi

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2014

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2014

KINERJA PENANGGULANGAN KEMISKINAN NASIONAL DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

BAB 7 KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. TINGKAT KEMISKINAN

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan penghitungan kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 dan 2013 dengan metode Alkire dan Foster dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. a. Persentase kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 sebesar 60,53 persen dan 49,65 persen tahun 2013. Rata-rata intensitas kemiskinan multidimensi anak sebesar 47,03 persen tahun 2011 dan 43,23 persen tahun 2013. Tingkat kemiskinan multidimensi anak sebesar 28,47 persen tahun 2011 dan 21,47 persen tahun 2013. b. Tingkat kemiskinan dimensi tahun 2011 dan 2013 didominasi oleh tempat tinggal, perlindungan dan pencatatan sosial, sanitasi, serta kesehatan. c. Tingkat kemiskinan anak laki-laki di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 lebih tinggi daripada anak perempuan pada seluruh dimensi kemiskinan anak yang diteliti, sedangkan tahun 2013 tingkat kemiskinan anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki pada dimensi kesehatan dan tempat tinggal. d. Disparitas tingkat kemiskinan dimensi yang tinggi antara perdesaan dan perkotaan terjadi pada perlindungan dan pencatatan sosial, sanitasi, serta air bersih. e. Tingkat kemiskinan dimensi tempat tinggal menempati urutan tertinggi di Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Bombana, Kota Kendari, dan Baubau. 108

Sementara itu, dimensi perlindungan dan pencatatan sosial menempati urutan tertinggi di Kabupaten Kolaka, Konawe Selatan, Buton Utara, dan Konawe Utara. Kabupaten Wakatobi memiliki tingkat kemiskinan tertinggi pada dimensi air bersih dan Kabupaten Kolaka Utara memiliki tingkat kemiskinan tertinggi pada dimensi sanitasi. 2. Berdasarkan analisis regresi kemiskinan multidimensi anak yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, rumah tangga, dan geografis diperoleh kesimpulan sebagai berikut. a. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 adalah jenis kelamin anak, umur anak, umur kepala rumah tangga, tingkat pendidikan yang ditamatkan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, pengeluaran per kapita per bulan, klasifikasi wilayah tempat tinggal, dan kabupaten/kota tempat tinggal. Seorang anak kemungkinan besar mengalami kemiskinan multidimensi jika berjenis kelamin laki-laki, usia yang semakin muda, tinggal bersama kepala rumah tangga yang masih muda dan berpendidikan rendah, tinggal di rumah tangga dengan anggota rumah tangga yang sedikit, mempunyai pengeluaran per kapita per bulan kecil, tinggal di perdesaan, serta bertempat tinggal di Kabupaten Konawe, Kolaka, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, atau Kota Kendari. b. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 adalah umur anak, umur kepala rumah tangga, tingkat pendidikan yang ditamatkan kepala rumah tangga, 109

pengeluaran per kapita per bulan, klasifikasi wilayah tempat tinggal, dan kabupaten/kota tempat tinggal. Seorang anak kemungkinan kecil mengalami kemiskinan multidimensi jika berusia semakin dewasa, tinggal bersama kepala rumah tangga yang berumur semakin tua dan berpendidikan tinggi, mempunyai pengeluaran per kapita per bulan yang tinggi, tinggal di perkotaan, serta bertempat tinggal di Kabupaten Buton, Konawe Selatan, Wakatobi, Kolaka Utara, atau Kota Baubau. 5.2 Implikasi Berdasarkan hasil penelitian, implikasi kebijakan yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut. 1. Persentase kemiskinan anak yang masih tinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 dan 2013 sebagian besar didominasi oleh kemiskinan pada dimensi tempat tinggal, perlindungan dan pencatatan sosial, sanitasi, dan kesehatan. Secara lebih rinci indikator penolong kelahiran, kepemilikan akte kelahiran, luas lantai per kapita, dan fasilitas sanitasi merupakan empat indikator dengan tingkat kemiskinan tertinggi. Oleh karena itu, untuk mempercepat pengurangan kemiskinan multidimensi anak, pemerintah daerah perlu mengambil kebijakankebijakan dengan memprioritaskan keempat indikator tersebut. Kebijakan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. a. Menambah tenaga medis dengan cara memberikan beasiswa pendidikan bidan dan dokter kepada siswa-siswi sekolah menengah atas dengan perjanjian pengabdian di daerah asal. 110

b. Pemerintah daerah melalui dinas kesehatan sebaiknya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti pentingnya tenaga medis sebagai penolong kelahiran bayi dan membuat program kemitraan antara bidan, dukun, dan masyarakat. c. Lebih dari 30 persen anak yang tidak memiliki akte kelahiran disebabkan karena biaya pengurusan yang mahal atau tidak ada biaya. Oleh karena itu, sebaiknya biaya pembuatan akte kelahiran diturunkan dan dipermudah proses kepemilikannya. d. Program bantuan pembangunan fasilitas perumahan sebaiknya diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, seperti perbaikan lantai, dinding, dan atap rumah serta program kepemilikan rumah dengan subsidi pemerintah. e. Tingginya tingkat kemiskinan pada dimensi sanitasi di wilayah perdesaan diantaranya disebabkan oleh masih minimnya fasilitas sanitasi umum. Pemerintah perlu memberikan infrastruktur sanitasi yang layak kepada masyarakat. 2. Dalam upaya percepatan pengentasan kemiskinan anak, daerah perdesaan seharusnya menjadi prioritas utama. Hal ini dikarenakan daerah perdesaan mempunyai tingkat kemiskinan yang jauh lebih tinggi dari perkotaan, terutama pada dimensi perlindungan dan pencatatan sosial, sanitasi, dan air bersih. 3. Memberikan prioritas pengentasan kemiskinan anak di tiga kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi, yaitu Kabupaten Konawe Utara, Buton Utara, dan Bombana. 111

5.3 Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Tidak memberikan bobot pada indikator dan dimensi. Hal ini menjadikan indikator dan dimensi yang diteliti mempunyai nilai dan arti yang sama penting dalam penghitungan kemiskinan multidimensi anak. 2. Pada penelitian ini tidak terdapat dimensi yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan kecerdasan otak anak, yaitu makanan/nutrisi. 5.4 Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian, berikut beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut. 1. Untuk penelitian selanjutnya dapat memasukkan unsur bobot pada indikator dan dimensi yang diteliti. 2. Penelitian selanjutnya disarankan menambahkan indikator makanan/nutrisi dalam menghitung kemiskinan multidimensi anak sehingga penggambaran kemiskinan multidimensi anak menjadi lebih komprehensif. 112