Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Perkampungan Portugis Kampung Tugu Jakarta Utara Lanskap Sejarah Aspek Wisata Kondisi Lanskap: - Kondisi fisik alami - Pola Pemukiman - Elemen bersejarah - Pola RTH - Sosial-budaya masyarakat - Landform, landuse Kesejarahan: - Sejarah kawasan Kampung Tugu - Kondisi dan elemen yang mengandung nilai sejarah dan budaya - Sistem pengelolaan/ pelestarian Kondisi Fisik Penunjang Wisata: - Aksessibilitas - Sirkulasi - Fasilitas wisata Kondisi Sosial- Ekonomi-Budaya: - Demografi dan karakteristik penduduk - Aktivitas sosialekonomi penduduk - Persepsi, harapan dan pengaruh masyarakat sekitar - Karakter pengunjung - Aktivitas pengunjung - Preferensi pengunjung - Data pengunjung Kebijakan/ Aspek Legal: - Tata ruang - Pengemb angan kawasan Inventarisasi 1. Identifikasi Unit Lanskap Sejarah (Arsitektur Bangunan, Pola Pemukiman, Pola RTH) 2. Penilaian Daya Tarik Objek dan Atraksi WIsata 3. Kebijakan yang Mendukung 4. Keinginan Masyarakat Analisis 1. Konsep Pelestarian Lanskap 2. Konsep Pengembangan Wisata Sintesis Perencanaan Konsep Perencanaan Lanskap Wisata Sejarah Rencana Lanskap Kawasan Wisata Sejarah Kampung Tugu, Jakarta Utara (Zonasi Ruang Wisata, Jalur Interpretasi, Fasilitas dan Uitilitas Wisata, Sarana dan Prasarana Wisata, Ruang Aktivitas, Tata Hijau, Aksessibilitas, Dan Sirkulasi) Gambar 3. Tahapan Perencanaan Lanskap Tahapan penelitian dalam proses perencanaan Kawasan Wisata Sejarah Kampung Tugu, Jakarta Utara ini dapat diuraikan, sebagai berikut: 1. Inventarisasi Tahap ini merupakan tahap pengambilan data, berupa pengumpulan data primer melalui survei lapang dan pengumpulan data sekunder berdasarkan jenis data yang terkait dengan konsep perencanaan Kawasan Kampung Tugu melalui
berbagai pihak antara lain pengelola kawasan Kampung Tugu, Ikatan Keluarga Besar Tugu (IKBT), serta beberapa dinas terkait, seperti sub dinas Kebudayaan Jakarta Utara, BMKG, Dinas Tata Ruang DKI Jakarta, BAPEDA DKI Jakarta, Balai Penelitian Tanah, dan. Data yang diambil meliputi aspek lanskap sejarah, yaitu data pola pemukiman masyarakat Tugu di masa lalu serta pola pemukiman masyarakat asli Tugu di masa sekarang, fasilitas dan elemen bersejarah, sosial-budaya masyarakat, pola RTH, kesejarahan, serta pengelola atau pelestarian. Sedangkan data aspek wisata, meliputi kondisi fisik kawasan, kondisi sosial (pengunjung dan masyarakat), serta kebijakan atau aspek legal. Data dapat berbentuk data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung baik melalui survei lapang maupun wawancara, dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka (Tabel 2). Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang berhubungan dengan pengembangan tapak, seperti pengelola kawasan dan pemerintah daerah Jakarta Utara. Berdasarkan wawancara diperoleh informasi tentang kehidupan sosial dan ekonomi, aktivitas yang biasa dilakukan, serta keinginan atau preferensi pengunjung maupun masyarakat sekitar. Sedangkan, studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data biofisik, kesejarahan, aspek legal, serta sosial-ekonomi masyarakat. Tabel 2. Kelompok, Jenis dan Sumber Data Kelompok Data Jenis Data Sumber Lanskap Sejarah 1.Pola Pemukiman - Tata Letak - Bentuk Pemukiman 2.Fasilitas/Elemen Bersejarah - Jumlah - Jenis - Letak - Kondisi Fisik 3.Pola RTH - Tata Letak Vegetasi - Pola Penanaman 4.Sosial-Budaya Masyarakat 5.Sejarah Kawasan Kampung Tugu 6. Pengelolaan/Pelestarian - Struktur Organisasi - Jadwal Kegiatan Pengelolaan, Studi Pustaka, Studi Pustaka Wawancara, Studi Pustaka Wawancara Wawancara,, Studi Pustaka Wawancara,, Studi Pustaka Wawancara,, Studi Pustaka Wawancara,, Studi Pustaka, Studi Pustaka, Wawancara, Studi Pustaka Pengelola, Studi Pustaka
Kelompok Data Jenis Data Sumber Wisata - Tenaga Kerja - Metode Kerja 1. Biofisik - Letak - Batas Tapak - Aksessibilitas - Luas - Iklim a. Temperatur b. Curah Hujan c. Kelembapan - Tanah - Topografi - Hidrologi a. Kualitas b. Letak - Sirkulasi - Tata Guna Lahan - Kependudukan a. Jumlah b. Kelompok Etnis c. Pola Penyebaran 2. Pengunjung - Jumlah - Perilaku - Aktivitas Pengunjung - Lama Berkunjung - Keinginan Pengunjung 3. Masyarakat - Sosial-Ekonomi - Aktivitas - Persepsi Dan Keinginan Masyarakat 4. Kebijakan/Aspek Legal - Peraturan Tata Ruang - Peraturan Pengembangan Wilayah Wawancara, Wawancara, PEMDA BMKG BMKG BMKG Balai Penelitian Tanah, Pengelola Dinas Tata ruang DKI Jakarta Wawancara, Studi Pustaka Pengelola,, Wawancara Pengelola, Wawancara Wawancara Sub Dinas Kebudayaan, Studi Pustaka Sub Dinas Kebudayaan, Studi Pustaka 2. Analisis Tahap ini merupakan tahap pengolahan data yang telah terkumpul. Analisis yang dilakukan meliputi metode skoring, analisis spasial, dan analisis deskriptif. - Analisis dengan metode skoring dilakukan untuk menentukan titik lokasi dengan nilai tertinggi dan objek yang potensial sebagai kawasan perencanaan. Faktor penilaian yang digunakan meliputi penilaian zonasi pelestarian dan zonasi wisata sejarah. Faktor penilaian zonasi pelestarian antara lain keaslian objek, keunikan/kelangkaan objek, nilai sejarah/arkeologi, keutuhan objek, tata guna lahan, dan aktifitas pelestarian. Sedangkan faktor penilaian zonasi
wisata sejarah antara lain keterkaitan zonasi dengan sejarah masyarakat Tugu, jumlah objek, tata guna lahan, pengaruh kepadatan penduduk, fasilitas wisata, dan variasi kegiatan. Perhitungan analisis melalui metode scoring: Interval Kelas (IK) = Skor maksimum (SMA) Skor minimum (SMI) Jumlah Kategori (3) = 12 0 3 = 4 Kategori : A. Tinggi = (SMI + 2.IK + 1) sampai SMA = (0 + 2.4 + 1) sampai 12 = 9 sampai 12 B. Sedang = (SMI + IK + 1) sampai (SMI + 2.IK) = (0 + 4 + 1) sampai ( 0 + 2.4) = 5 sampai 8 C. Rendah = SMI sampai (SMI + IK) = 0 sampai ( 0 + 4) = 0 sampai 4 - Analisis spasial merupakan tahapan analisis untuk menentukan tata ruang wisata dan tata ruang pelestarian sesuai dengan analisis skoring. - Analisis deskriptif untuk mengetahui potensi dan kendala dari tapak dengan membuat deskripsi dari karakter lanskap pada tapak penelitian. Hasil analisis yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskripsi dan peta. Hasil ini selanjutnya akan diolah melalui tahapan sintesis. 3. Konsep Konsep yang dipilih untuk perencanaan kawasan Kampung Tugu adalah suatu konsep pelestarian lanskap sejarah melalui kegiatan wisata serta pengenalan nilai-
nilai dan elemen-elemen sejarah dan budaya masyarakat asli Tugu, dengan memanfaatkan atraksi budaya melalui hubungan antar zona kesejarahan. 4. Sintesis Pada tahap ini dilakukan integrasi dari hasil-hasil analisis yang telah diperoleh dengan konsep yang akan dikembangkan. Hasil dari tahap sintesis adalah didapatkan tata ruang yang dikembangkan sebagai kawasan wisata sejarah Kampung Tugu. Tata ruang tersebut dikembangkan dalam bentuk konsep dasar, konsep ruang, konsep sirkulasi, konsep aktivitas dan fasilitas wisata, konsep vegetasi, konsep pelestarian kawasan, konsep interpretasi, dan konsep jalur wisata. 5. Perencanaan Pada tahap perencanaan akan dihasilkan rencana detail tata letak fasilitas yang akan dikembangkan pada masing-masing zona, rencana tata ruang, sistem sirkulasi, jalur interpretasi, dan pola vegetasi. Hasil tahap ini adalah rencana tertulis dan tergambar (Landscape Plan), yaitu perencanaan lanskap Kawasan Wisata Sejarah Kampung Tugu, Jakarta Utara.