kanker). Tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Perubahan pola makan di negara-negara berkembang seperti Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AKTIVITAS ANTIOKSIDASI DAN ANTIKANKER EKSTRAK KULIT BATANG LANGSAT [Lansium Domesticum L.] MOKOSULI YERMIA SEMUEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan

PENDAHULUAN. semua orang menginginkan hal yang serba instan, termasuk makanan yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DALAM TEMPE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Dr. Sri Handayani

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

I. PENDAHULUAN. (maligne), suatu kelompok sel yang tiba- tiba menjadi liar dan memperbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh secara cepat dan tidak terkendali melebihi sel-sel yang normal (Winarti,

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

AKTIVITAS ANTIOKSIDASI DAN ANTIKANKER EKSTRAK KULIT BATANG LANGSAT [Lansium Domesticum L.] MOKOSULI YERMIA SEMUEL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas, serta warna dan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mutagen (mutagene) adalah bahan yang dapat menginduksi. deoxyribonucleic acid (DNA) menjadi mutasi. Adapun yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

Kanker - Makanan Utama yang melawan Kanker

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

OPC plus Tablet, Herbal Antioksidan Terbaik

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Efek pangan dapat berdampak terhadap kesehatan, karena

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO (2013) mencatat terdapat 7,6 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap tahun didiagnosa sekitar kasus kanker payudara baru dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, setiap makhluk hidup atau organisme akan sampai pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian kedua di negara-negara barat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

Buah pepaya kaya akan antioksidan β-karoten, vitamin C dan flavonoid. Selain itu buah pepaya juga mengandung karpoina, suatu alkaloid yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

BAB I PENDAHULUAN. kanker dan paru-paru merupakan ide awal perhatian terhadap keterkaitan

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut sangat reaktif (Fessenden dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

Makanan Gorengan Pembawa Kanker?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENDAHULUAN Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dengan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invation) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan oleh kerusakan DNA yang mengakibatkan mutasi pada gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa kejadian mutasi dapat mentransformasi materi genetik sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut dapat diakibatkan oleh agen kimia, biologi maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). Kanker telah menjadi penyakit yang sangat ditakuti saat ini. Kematian akibat kanker di Amerika Serikat menempati posisi kedua setelah penyakit jantung. Diperkirakan satu dari tiga orang di AS mengalami perkembangan kanker dalam tubuhnya (Cooper, 1993). Kanker menyebabkan lebih dari 500.000 kematian tiap tahun di Amerika Serikat (Katzung, 1995). Laporan berbagai lembaga riset penelitian kanker di Indonesia menyatakan prevelensi penyakit kanker di Indonesia cenderung meningkat. Insiden kanker di Indonesia diperkirakan 100 per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 200.000 penduduk per tahun (Puspitasari et al. 2003). Kanker terjadi pada sel-sel normal melalui suatu kesalahan genetika, kemudian berubah menjadi sel-sel ganas yang berploriferasi dengan cepat. Kanker lebih mudah tejadi pada sel yang terus menerus membelah dan memperbanyak diri, misalnya sel-sel kulit, sel-sel epitel lambung, saluran pencernaan dan paruparu sebagai akibat hubungan yang sangat intensif dengan faktor lingkungan (udara dan makanan) sehingga lebih mudah dipengaruhi senyawa karsinogenik. Proses perubahan ini dikenal dengan istilah karsinogenesis. Karsinogenesis dibagi dalam beberapa tahap yaitu inisiasi, promosi dan progresi (Contran et al. 1994). Tumor (bahasa Latin = pembengkakan) menunjukan massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat

2 kanker). Tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Perubahan pola makan di negara-negara berkembang seperti Indonesia mulai meninggalkan makanan tradisional ke makanan cepat saji (fast food) memberikan efek yang tidak baik bagi kesehatan. Makanan yang disukai masyarakat Indonesia pada umumnya saat ini adalah makanan dengan kandungan lemak/minyak tinggi (gorengan), daging dan produk olahan daging, makanan dengan kandungan garam/penyedap tinggi serta makanan olahan dengan pengawet. Jenis-jenis makanan tersebut telah menjadi makanan idola jajanan anak-anak sekolah maupun masyarakat umum. Akibatnya muncul penyakit non infektif seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan kanker. Disamping hal tersebut di atas, Indonesia sebagai negara dengan wilayah laut yang luas sehingga masyarakat sangat menyukai mengkonsumsi ikan. Konsumsi ikan laut sangat baik bagi kesehatan karena mengandung protein tinggi dan asam lemak esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun bentuk olahan ikan yang mudah dan umum dilakukan dengan panggangan dan pengasapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan atau daging yang hangus setelah dipanggang mengandung senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon yang merupakan karsinogen kuat. Proses pengasapan daging atau ikan membentuk benzo(a)pirene yang bersifat karsinogen kuat. Penggunaan minyak goreng berulang kali dapat menyebabkan terjadinya oksidasi atau polimerisasi menghasilkan asam lemak trans atau bentuk-bentuk senyawa radikal bebas yang bila dikonsumsi dapat menimbulkan kerusakan seluler (Greenwald, 1996). Karsinogenesis berlangsung dalam waktu yang lama sekitar 10 sampai 20 tahun tetapi dapat juga terjadi lebih cepat tergantung pada intensitas paparan agenagen karsinogenik. Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, penderita kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi atau radiasi. Bila tidak segera di obati, kebanyakan kanker menyebabkan kematian.

3 Akhir-akhir ini upaya pengobatan kanker dengan kemoterapi banyak dilakukan. Bahan kemoterapi dari tumbuhan mempunyai prospek sebagai penghambat kanker yang lebih sedikit efek sampingnya. Distribusi senyawa fitokimia yang memiliki aktivitas antikanker sangat luas dalam tumbuhtumbuhan. NCI (National Cancer Institute) melakukan skrining sekitar 114.000 ekstrak tumbuhan dari tahun 1960 sampai 1982 dan menemukan sekitar 35.000 sampel tumbuhan memiliki aktivitas antikanker. Tahun 1991 sekitar 28.000 sampel tumbuhan dari seluruh dunia telah dikoleksi karena memiliki aktivitas antikanker. Sekitar 62% dari 87 jenis obat antikanker berasal dari bahan alam (Cragg, 1993). Hasil penelitian menunjukkan jenis buah-buahan dan sayuran segar berpotensi preventif dan antikanker. Konsumsi sayur dan buah yang mengandung flavonoid dapat menekan perkembangan kanker (Chatterjee, 1999). Apel kaya akan serat dan flavonoid. Flavonoid apel tertinggi dibandingkan dengan jenis buah-buahan lainnya. Flavonoid dilaporkan mampu menahan resiko terkena kanker paru-paru sampai 50%. Penelitian Cornell University membuktikan bahwa zat fitokimia yang terdapat dalam apel tersebut menghambat pertumbuhan sel kanker usus sebesar 43%. Apel juga memiliki komponen fitokimia antikanker seperti asam elegat, asam kafeat, asam klorogenat dan glutation. Asam elagat berperan sebagai "obat" antikanker generasi baru, dengan kerja utama melindungi kromosom dari kerusakan dan menghambat kerja dari banyak karsinogen, seperti asap rokok (dikenal secara kolektif sebagai polycylic aromatic hydrocarbons dan bahan-bahan kimia beracun seperti benzopyrene). Sementara glutation adalah bahan antikanker penting yang menangkal efek racun dari logam berat, seperti timah hitam. Zat tersebut juga dapat mengeliminasi pestisida dan bahan pelarut. Selain apel, jeruk juga dilaporkan mengandung glutation (senyawa antikanker dan antioksidan yang amat kuat) dengan kadar tinggi (Cooper, 1993). Beberapa tumbuhan memiliki komponen antitumor berupa senyawa fitokimia yang dikenal dengan pencegah kanker (cancer chemoprevention). Pencegahan kanker menggunakan senyawa fitokimia adalah salah satu upaya menggunakan bahan kimia alam yang diharapkan dapat mencegah tahap awal dari suatu karsinogenesis, sebelum terjadi penyebaran lebih jauh. Senyawa antitumor

4 dan antikanker pada tanaman diantaranya indol isothiosianat, dithiolthion dan organo sulfur yang banyak pada crucifera. Murakami et al, (1999) menyatakan bahwa dari 107 species tanaman yang diuji sebagai antitumor berasal dari famili Zingiberaceae dan Umbelliferae. Eksrak lengkuas mengandung ACA (1 asetoksi khavikol asetat). Kandungan tertinggi pada eksrak etil asetat dengan waktu maserasi 48 jam sekitar 1,62 ± 0,02 %. Memiliki potensi mengambat semua jenis alur sel kanker dan sel kanker primer manusia. Aktivitas antikanker ekstrak lengkuas disebabkan oleh kemampuan ekstrak ini meningkatkan interferon-y (INF-y) oleh alir sel kanker paru-paru, leukimia, melanoma primer, melanoma metastase dan kanker serviks (Rusmarilin, 2003). Kandungan isoflavon terdapat dalam tanaman sayuran, buah-buahan, padi-padian dan kacang-kacangan terutama banyak pada kedelai. Geneistein pada dosis 37 mm mampu menghambat aktivitas tirosin kinase, konsenterasi 20 mm menghambat proliferasi sel dan sel MCF-7 (sel kanker payudara). Daun, buah dan kulit batang tumbuhan mengandung senyawa golongan flavonoid dan polifenol (Sarjono, 2004; Harborne, 1996). Bioprospeksi dan eksplorasi tumbuhan yang berpotensi preventif kanker dan antikanker perlu terus dilakukan mengingat penyakit kanker diperkirakan prevelensinya akan terus meningkat di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagian besar bahan bioaktif farmasi atau produk jadinya sebagai obat antioksidasi dan terapi kanker masih diimpor dan juga harganya sangat mahal. Salah satu tanaman asli Indonesia yang diduga memiliki potensi anti kanker adalah langsat (Lansium domesticum L.). Daun tanaman langsat mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Secara empiris tanaman ini telah digunakan masyarakat pedalaman Kalimantan dan Minahasa Utara sebagai obat antimalaria, tumor dan kanker. Biji tanaman ini secara tradisional telah digunakan untuk mengobati penyakit parasitologis malaria. Namun belum ada laporan ilmiah pemanfaatan ekstrak bagian tanaman ini sebagai obat antikanker. Kearifan budaya etnomedikal masyarakat Indonesia yang diperoleh turun temurun perlu dilestarikan dan dikembangkan sehingga dapat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Adanya kandungan alkaloid, flavonoid dan polifenol lainnya pada tanaman langsat diduga berpotensi antikanker.

5 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa fitokimia yang memiliki potensi antioksidasi dan antikanker dari ekstrak kulit batang langsat [L. domesticum L.] dan mengetahui aktivitas antioksidasi dan antikanker ekstrak kulit batang langsat [L. domesticum L.] in vitro pada sel kanker murine leukimia P388. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis bahwa terdapat senyawa fitokimia yang bersifat antikanker dari ekstrak kulit batang langsat [L. domesticum L.]. Senyawa tersebut memiliki aktivitas antioksidasi dan aktivitas antikanker yang kuat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang aktivitas antioksidasi dan aktivitas antikanker ekstrak kulit batang langsat [L. domesticum L.] dan juga diharapkan dapat meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis tanaman.