Usulan Perbaikan Sistem Distribusi Air Bersih dengan Menggunakan Pressure Reducing Valve

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR BUANGAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN BERTINGKAT TUJUH LANTAI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Pada Bangunan Gedung dengan Menggunakan Sistem Pompa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih Pada Bangunan Kondotel dengan Menggunakan Sistem Gravitasi dan Pompa

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI

BAB III METODE PERANCANGAN

Sistem Plambing Dalam Gedung

PERENCANAAN INSTALASI PLAMBING DAN SANITASI PADA GEDUNG KAMPUS WATES UNY

SISTEM PENDISTRIBUSIAN DEBIT AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

KAJIAN SISTEM PLAMBING PADA PEMBANGUNAN HOTEL NOVOTEL MAKASSAR Farouk Maricar 1, Mukhsan Putra Hatta 2, A. Nur Syamsu Rijal 3

BAB IV PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR BERSIH

MENDIMENSI DIAMETER PIPA AIR

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

PERANCANGAN ULANG SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN GEDUNG TWIN BUILDING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti :

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

EVALUASI DEBIT AIR DAN DIAMETER PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMAHAN KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN NELAYAN INDAH BELAWAN SEPTIAN PRATAMA

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar:

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

DINAMIKA FLUIDA. nurhidayah.staff.unja.ac.id

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH PADA RUMAH SEWA 2 LANTAI DI JALAN HAJI WASID NO. 15 BANDUNG

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih

PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA TOPIK: FLUIDA. Disusun oleh: Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd.

DISUSUN OLEH : ARON KRISTOFORUS

FLUIDA DINAMIS. Ciri-ciri umum dari aliran fluida :

STUDI PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT TUNJUNGAN PLASA VI KOTA SURABAYA

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG PERAWAT STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

Oleh: STAVINI BELIA

Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Park View Hotel DIMAS ANGGARA PUTRA, YULIANTI PRATAMA, ANINDITO NURPRABOWO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

Fungsi dan jenis peralatan plambing

SISTEM JARINGAN AIR BERSIH. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

Kualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan :

Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan Gedung SMK Negeri 3 Kota Jambi

Tabel 4.12: Total Kebutuhan Air Bersih pada Level Basement Dua Tabel 4.13: Perhitungan Jenis dan Jumlah Alat Plambing pada Level Basement

FIsika FLUIDA DINAMIK

Plumbing class PLUMBING. Sistem plambing. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran 16/02/2011 RE

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR BERSIH GEDUNG FAVE HOTEL PADANG DESIGN OF PLUMBING WATER SUPPLY AT FAVE HOTEL PADANG

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

Penyediaan air panas ke dalam bangunan

ANALISA PENENTUAN KETINGGIAN KELUARAN AIR PADA POMPA HYDRAM. Istianto Budhi Raharja ABSTRAK

Evaluasi Sistem Plambing, Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Pengelolaan Sampah Di Rumah Susun Gunungsari Kota Surabaya

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH DIAMETER NOZEL UDARA PADA SISTEM JET

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

BAB III METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH DI HOTEL GRHA SOMAYA YOGYAKARTA DENGAN SOFTWARE PIPEFLOW EXPERT 2009 TUGAS AKHIR

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1

Perencanaan Sistem Plambing dan Fire Hydrant di Tower Saphire dan. Tower Amethys Apartemen EastCoast Rasidence Surabaya

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN DI PERMUKAAN UNTUK PENGANGKATAN AIR DARI SUNGAI BAWAH TANAH GUA PULEJAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

PERANCANGAN ULANG SISTEM INSTALASI AIR BERSIH GEDUNG TWIN BUILDING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

STUDI PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BARU TEKNIK PENGAIRAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Evaluasi Sistem Plambing dan Perencanaan Pengolahan Air Buangan Serta Perencanaan Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah Rumah Susun Urip Sumoharjo

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

TUGAS PLUMBING PERENCANAAN SISTEM PLUMBING GEDUNG BANK MANDIRI JAWA TENGAH

Transkripsi:

Usulan Perbaikan Sistem Distribusi Air Bersih dengan Menggunakan Pressure Reducing Valve untuk Mengatur Tekanan pada Bangunan Gedung X Tinggi 40 Lantai Miftahudin Teknik Mesin, Program Sarjana, Universitas Mercu Buana, Jakarta. email : Miftahudin.sma@gmail.com ABSTRAK Dalam usulan perbaikan sistem distribusi air bersih ini penulis melakukan perhitungan terhadap volume tangki penampung Ground Reservoir, Roof Tank, pompa dan pipa transfer dengan perkiraan penggunaan air berdasarkan luas area, jumlah penghuni dan unit beban alat plambing. Sedangkan untuk pengaturan tekanan pada distribusi air bersih ke tiap lantai dengan menggunakan Pressure Reducing Valve. Dari hasil perhitungan diperoleh beberapa butir-butir sebagai berikut: Voulme kebutuhan air bersih sebesar 475,54 m 3 /hari Volume ground reservoir 629 m 3 dan roof tank 33 m 3 Diameter pipa transfer dari ground reservoir ke roof tank 150 mm Head pompa transfer 183 meter Pengaturan posisi dan tekanan yang masuk ke Pressure Reducing Valve 1) Pressure Reducing Valve lantai 33 sebesar 3,8 x 10 5 N/m 2 2) Pressure Reducing Valve lantai 30 sebesar 4,7 x 10 5 N/m 2 3) Pressure Reducing Valve lantai 25 sebesar 6,9 x 10 5 N/m 2 4) Pressure Reducing Valve lantai 23 sebesar 8,2 x 10 5 N/m 2 5) Pressure Reducing Valve lantai 20 sebesar 3,4 x 10 5 N/m 2 6) Pressure Reducing Valve lantai 15 sebesar 5,6 x 10 5 N/m 2 7) Pressure Reducing Valve lantai 10 sebesar 7,8 x 10 5 N/m 2 8) Pressure Reducing Valve lantai B-3 sebesar 3,4 x 10 5 N/m 2 Sehingga tekanan 1,9 x 10 5 N/m 2 sampai dengan 4 x 10 5 N/m 2 ditiap lantainya. Kata kunci : Air bersih, ground reservoir, roof tank, pompa dan pressure reducing valve

1. PENDAHULUAN Dengan banyaknya pembangunan gedung-gedung di Indonesia, khususnya di Jakarta, untuk kebutuhan pemakaian air bersih juga sangat meningkat. Karena hal ini dimungkinkan penggunaan peralatan system air bersih pada setiap gedung yang jumlahnya sangat banyak diperlukan, untuk pengkonsumsian air bersih merupakan yang paling besar dari seluruh kebutuhan sehari-hari. Kondisi saat ini yang terjadi pada gedung X bertingkat tinggi, suplai air bersih dengan tekanan tidak normal mencapai 7,4 x 10 5 N/m 2 sehingga membuat pengguna merasa tidak nyaman. Selain itu akibat dari tekanan yang berlebih membuat aksesoris atau peralatan saniter cepat rusak. Dengan tekanan yang tidak merata di setiap lantai membuat jumlah aliran air dalam suatu gedung tidak merata dalam setiap lantainya, hal ini terjadi ada suatu lantai dengan zona layanan air bersih yang berlebih dan ada pula di lantai lainya dengan zona layanan air bersih yang kurang. Dalam hal ini mengakibatkan tidak meratanya layanan suplai air bersih sehingga membuat para pengguna tidak merasa nyaman dan tercukupi. Sistem pendistribusian air bersih itu sendiri yang ada pada gedung bertingkat dimanfaatkan untuk ruangan-ruangan yang terhubung dengan para karyawan dan nasabah dalam perkantoran, sehingga sistem air bersih disini merupakan hal yang sangat penting, dan jenis peralatan sistem air bersih yang digunakan berupa sistem yang berfungsi menurunkan tekanan gravitasi dan mendistribusikan air bersih ke seluruh unit gedung secara merata antara lantai satu dan lainya. Pada system air bersih ini keamanan dan kenyamanan penghuni bisa tercapai. Dalam hal ini maka akan ada beberapa permasalahan yang akan dikaji, yaitu: a. Menghitung kapasitas bak penampungan penyediaan air bersih. b. Menghitung head pompa untuk mensuplai kebutuhan air kedalam bak penampungan atas gedung. c. Menghitung besar tekanan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas? d. Menganalisa besar tekanan dan posisi ketinggian dari masing-masing posisi 8 buah Pressure Reducing Valves. Beberapa batasan ditetapkan dalam perencanaan ini meliputi : a. Penelitian dilakukan di Gedung X dengan tidak merubah tinggi tiap lantai dan tata letak serta fungsi gedung sesuai dengan kondisi yang ada. b. Pengambilan data dilakukan pada periode Bulan Januari April 2015 c. Penelitian dilakukan pada sistem distribusi air bersih (dingin) d. Penelitian dilakukan pada Pressure Reducing Valve di lantai 33, 30, 25, 23, 20, 15, 10 dan B-3 e. Tingkat keamanan dan efisiensi dari kinerja pressure reducing valve. f. Penelitian dilakukan hanya sampai pada tahap saran dan usulan perbaikan 2. LANDASAN TEORI 2.1 Penerapan Teori Bernoulli Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada

suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli. Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow). Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut: P + ρ g h + ρ = Konstan... ( 2.1 ) Sumber rumus : Munson, Bruce, R. & Young, Donald, F. Mekanika Fluida jilid 2 di mana: v = kecepatan fluida g = percepatan gravitasi bumi h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi P = tekanan fluida ρ = densitas fluida Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( P ), energi kinetik per satuan volum ( P ), dan energi potensial per satuan volume (ρgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Dalam bagian ini kita hanya akan mendiskusikan bagaimana cara berfikir Bernoulli sampai menemukan persamaannya, kemudian menuliskan persamaan ini. Akan tetapi kita tidak akan menurunkan persamaan Bernoulli secara matematis.kita disini dapat melihat sebuah pipa yang pada kedua ujungnya berbeda dimanaujung pipa 1 lebih besar dari pada ujung pipa 2. Penerapan Hukum Bernoulli dapat kita lihat pada: a. Teorema Torriceli Salah satu penggunaan persamaan Bernoulli adalah menghitung kecepatan zat cair yang keluar dari dasar sebuah wadah. [White Frank Mekanika Fluida Jilid 2] Gambar 2.1 Skema teoriema terriceli

Kita terapkan persamaan Bernoulli pada titik 1 (permukaan wadah) dan titik 2 (permukaan lubang). Karena diameter kran/lubang pada dasar wadah jauh lebih kecil dari diameter wadah, maka kecepatan zat cair di permukaan wadah dianggap nol ( V1 = 0). Permukaan wadah dan permukaan lubang/kran terbuka sehingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfir (P1 = P2). Dengan demikian, persamaan Bernoulli untuk kasus ini adalah : P 1 + ρ v 1 2 + ρ g h 1 = P 2 + ρ v 2 2 + ρ g h 2 Sumber rumus: Munson, Bruce, R. & Young, Donald, F. Mekanika Fluida jilid 2 Jika kita ingin menghitung kecepatan aliran zat cair pada lubang di dasar wadah, maka persamaan ini kita turunkan lagi menjadi : ρ g h 1 = v 2 2 + g h 2 ) ρ g h 1 = v 2 2 + g h 2 v 2 2 = g h 1 - g h 2 v 2 2 = 2g ( h 1 - h 2 ) v 2 = V 2 =... ( 2.2 ) [White Frank Mekanika Fluida Jilid 2] Gambar 2.1 Skema teoriema terriceli Kita terapkan persamaan Bernoulli pada titik 1 (permukaan wadah) dan titik 2 (permukaan lubang). Karena diameter kran/lubang pada dasar wadah jauh lebih kecil dari diameter wadah, maka kecepatan zat cair di permukaan wadah dianggap nol ( V1 = 0). Permukaan wadah dan permukaan lubang/kran terbuka sehingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfir (P1 = P2). Dengan demikian, persamaan Bernoulli untuk kasus ini adalah : P 1 + ρ v 1 2 + ρ g h 1 = P 2 + ρ v 2 2 + ρ g h 2 Sumber rumus: Munson, Bruce, R. & Young, Donald, F. Mekanika Fluida jilid 2 Jika kita ingin menghitung kecepatan aliran zat cair pada lubang di dasar wadah, maka persamaan ini kita turunkan lagi menjadi : ρ g h 1 = v 2 2 + g h 2 ) ρ g h 1 = v 2 2 + g h 2 v 2 2 = g h 1 - g h 2 v 2 2 = 2g ( h 1 - h 2 ) v 2 =

V 2 =... ( 2.2 ) P 1 + ρ v 1 2 + ρ g h 1 = P 2 + ρ v 2 2 + ρ g h 2 h 1 = h 2 P 1 + ρ v 12 = P 2 + ρ v 2 2... ( 2.3 ) Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa laju aliran air pada lubang yang berjarak h dari permukaan wadah sama dengan laju aliran air yang jatuh bebas sejauh h (bandingkan Gerak jatuh Bebas) Ini dikenal dengan Teorema Torricceli. Teorema ini ditemukan oleh Torricelli, murid butut Gallileo, satu abad sebelum Bernoulli menemukan persamaannya. b. Efek Venturi Selain teorema Torricelli, persamaan Bernoulli juga bisa diterapkan pada kasus khusus lain yakni ketika fluida mengalir dalam bagian pipa yang ketinggiannya hampir sama (perbedaan ketinggian kecil). Gambar 2.2 Skema efek venturi [White Frank Mekanika Fluida Jilid 2] Pada gambar di atas terlihat bahwa ketinggian pipa, baik bagian pipa yang penampangnya besar maupun bagian pipa yang penampangnya kecil, hampir sama sehingga diangap ketinggian atau h sama. Jika diterapkan pada kasus ini, maka persamaan Bernoulli berubah menjadi: P 1 + ρ v 1 2 + ρ g h 1 = P 2 + ρ v 2 2 + ρ g h 2 h 1 = h 2 P 1 + ρ v 12 = P 2 + ρ v 2 2... ( 2.4 ) Ketika fluida melewati bagian pipa yang penampangnya kecil (A2), maka laju fluida bertambah (persamaan kontinuitas). Menurut prinsip Bernoulli, jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida tersebut menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di bagian pipa yang sempit lebih kecil tetapi laju aliran fluida lebih besar. Hal ini dikenal dengan efek Venturi dan menujukkan secara kuantitatif bahwa jika laju aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida menjadi kecil. Demikian pula sebaliknya, jika laju aliran fluida rendah maka tekanan fluida menjadi besar. 2.2 Perencanaan Air Berdasarkan Jumlah Pemakai (Penghuni) Metode yang didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah pemakaian air sehari dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun jumlah alat plambing belum ditentukan. Metoda ini praktis untuk tahap perencanaan atau juga perancangan. Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetapkan, untuk sesuatu gedung maka angka tersebut dipakai untuk menghitung pemakaian air rata-rata sehari berdasarkan standar mengenai pemakaian air per orang per hari untuk sifat penggunaan gedung tersebut. Tetapi kalau jumlah

penghuni tidak diketahui, biasanya ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan penghuni per luas lantai. Luas lantai gedung yang dimaksudkan adalah luas lantai efektif, tetapi tetap harus diperiksa terhadap kondisi pemakaian gedung yang dirancang. Angka pemakaian air yang diperoleh dengan metoda ini biasanya digunakan untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dan sebagainya. Sedangkan untuk ukuran pipa yang diperoleh dengan metoda ini hanyalah pipa penyediaan air 2.3 Perencanaan Air Bersih Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat Plambing Penaksiran ini adalah metoda yang digunakan apabila kondisi pemakaian alat plambing dapat diketahui. Juga harus diketahui jumlah dari setiap jenis alat plambing dalam gedung ini. 2.4 Perencanaan Air Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing Pada perencanaan air berdasarkan unit beban alat plambing adalah dengan metoda ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban (fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari semua alat plumbing yang dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air dengan kurva pada (gambar 2.34). Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat plumbing dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat plambing. Grafik 2.2 Unit beban alat plambing penyediaan air bersih Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing] [Noerbambang, M.S dan Morimura, T a) Untuk unit beban sampai 3000

[Noerbambang, M.S dan Morimura, T Grafik 2.3 Unit beban alat plambing penyediaan air bersih Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing] b) Untuk unit beban sampai 250 (skala gambar diperbesar) Berdasarkan unit beban alat plambing, di mana setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban (fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya laju aliran air dengan kurva pada gambar di atas. Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat plambing dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat plambing. Rumus yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut: Jumlah penghuni = Pemakaian air rata-rata per hari: Q : Jumlah penghuni x pemakaian air per orang/hari) Debit air rata-rata per hari: Q d = (100+20)% x Q Pemakaian air per jam: = Dimana: = pemakaian air rata-rata per jam( /jam) = Debit air rata-rata per hari ( ) t = jangka waktu pemakaian (jam) Pemakaian air pada jam puncak: = ( ) x ( ) Dimana konstanta untuk antara 1,5 sampai 2,0 tergantung pada lokasi, sifat penggunaan gedung,dsb. Sedangkan untuk konstanta antara 3,0 sampai 4,0. Perhitungan kebutuhan air bersih berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing dengan menghitung kebutuhan air yaitu:

Jumlah alat plambing x kebutuhan air alat plambing x beban pemakaian Pemakaian air dalam satu kali pemakaian = x Sumber rumus: [Jimmy S. Juwana. Sistem Bangunan Tinggi] Dimana: : Volume air dalam 1 kali pemakaian per alat saniter (liter) : Beban unit alat plambing (liter/detik) : Waktu pemakaian (detik) Kebutuhan air dalam satu hari = (.n) Sumber rumus: [Jimmy S. Juwana. Sistem Bangunan Tinggi] Dimana: = Volume air pemakaian per hari (liter/hari) = Volume air dalam 1 kali pemakaian (liter) n = Jumlah pemakaian dalam 1 hari = Jumlah alat saniter Untuk merencanakan volume tangki yang berfungsi menyimpan air untuk kebutuhan air bersih dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: = - T Sumber rumus: [Jimmy S. Juwana. Sistem Bangunan Tinggi] : Volume tangki air ( ) : Jumlah kebutuhan air per hari ( /hari) : Kapasitas pipa ( /hari) : Rata-ratapemakaian per hari (jam/hari) Kapasitas efktif tangki atas dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: = ( - ) + x Sumber rumus: [Jimmy S. Juwana. Sistem Bangunan Tinggi] Dimana: : Kapasitas efektif tangki atas (liter) : Kebutuhan puncak (liter/menit) : Kebutuhan jam puncak (liter/menit) : Kapasitas pompa pengisi (liter/menit) : Jangka waktu kebutuhan puncak (menit) : Jangka waktu kerja pompa (menit) Biasanya kapasitas pompa penisi sebesar = dan air yang diambil dari tagki atas melalui pipa pembagi utama dianggap sebesar.makin dekat dengan makin kecil ukuran tangki atas. Berlaku ketentuan Qp = Qm max dan Qpu= Qmax = Qh max.

Kapasitas suatu pompa tergantung dari debit air yang dialirkan dan tinggi dorong (H).Tinggi dorong adalah suatu nilai yang dihasilkan oleh tekanan pompa dan disebut juga dengan tinggi angkat. Hal-hal yang mempengaruhi dalam penentuan jenis pompa yaitu, tinggi hisap, kapasitas pompa, sifat zat cair yang dipompakan, tinggi angkat (head), pemipaan, penggerak dan ekonomi. a. Laju aliran air. Dalam sistim tangki atas, kapasitas pompa ditentutan berdasarkan kebutuhan air pada jam puncak (Qpu = Qmax). b. Diameter pipa. Diameter pipa hisap dan pipa tekan disesuaikan berdasarkan spesifikasi pompa yang akan digunakan. c. Tinggi angkat Tinggi angkat pompa dinyatakan dalam rumus berikut ini : H = + + + H = + + Sumber rumus: [Jimmy S. Juwana. Sistem Bangunan Tinggi] H : Tinggi angkat total (meter) : Tinggi hisap (meter) : Tinggi tekan (meter) : Tinggi potensial (meter) : Kerugian gesek dalam pipa hisap dan pipa tekan (meter) : Tekanan kecepatan pada lubang keluar pipa

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Sistem penyediaan air bersih Perhitungan kebutuhan air bersih Sistem distribusi air bersih Perhitungan kapasitas pompa,ground reservour, roof tank Perhitungan kebutuhan tekanan PRV Selesai 4. PEMBAHASAN DAN HASIL PERHITUNGAN Perhitungan kebutuhan air bersih pada gedung X dihitung berdasarkan langkah: Dari persamaan 2.19 Jumlah penghuni =... ( i ) Dari persamaan 2.20

Q : Jumlah penghuni x pemakaian air per orang/hari... ( ii ) Dari persamaan 2.21 Q d = (100+20)% x Q...(iii) Dari persamaan 2.22 =...(iv) Dari persamaan 2.23 = ( ) x ( )...(v) Tabel 4.1 Hasil kebutuhan Air Bersih gedung X Lantai Q Qd Qh Qh max m 3 /hari m 3 /hari m 3 /jam m 3 /jam B6-6 34,2 41,04 4,1 8,2 7-12 362.1 434.5 43,5 87 TOTAL 396,3 475,54 47,6 95,2 Tabel 4.2 Jumlah Unit Beban Alat Plumbing Berdasarkan Jenis dan Jumlahnya Jenis Alat Plumbing Jumlah Alat/Lantai Total Unit Beban Total Unit Beban Jet Washer 3 102 10 1020 Lavatory 3 102 2 204 Urinoir 1 34 5 170 Faucet 3 102 0,5 51 Shower 1 34 2 64 Kicthen Sink 1 34 2 64 Janitor 1 34 5 64 TOTAL 1.637 4.3 Tabel Tekanan pada Tiap Lantai Setelah Perbaikan Sistem No Lantai Tinggi Lantai ( meter) Tinggi dari dasar roof tank (meter) Tekanan ( N/m 2 ) 1 Lantai 40 7 7 2,2 x 10 5 2 Lantai 39 4,5 11,5 2,6 x 10 5

3 Lantai 38 4,5 16 3,1 x 10 5 4 Lantai 37 4,5 20,5 3,5 x 10 5 5 Lantai 36 4,5 25 2,5 x 10 5 6 Lantai 35 4,5 29,5 3,0 x 10 5 7 Lantai 34 4,5 34 3,3 x 10 5 8 Lantai 33 4,5 38,5 1,9 x 10 5 9 Lantai 32 4,5 43 2,4 x 10 5 10 Lantai 31 4,5 47,5 2,8 x 10 5 11 Lantai 30 4,5 52 1,9 x 10 5 12 Lantai 29 4,5 56,5 2,4 x 10 5 13 Lantai 28 4,5 61 2,8 x 10 5 14 Lantai 27 4,5 65,5 3,3 x 10 5 15 Lantai 26 4,5 70 3,7 x 10 5 16 Lantai 25 4,5 74,5 1,9 x 10 5 17 Lantai 24 4,5 79 2,4 x 10 5 18 Lantai 23 4,5 73,5 2,8 x 10 5 19 Lantai 22 4,5 78 3,3 x 10 5 20 Lantai 21 4,5 81,5 3,7 x 10 5 21 Lantai 20 4,5 86 1,9 x 10 5 22 Lantai 19 4,5 90,5 2,4 x 10 5 23 Lantai 18 4,5 95 2,8 x 10 5 24 Lantai 17 4,5 99,5 3,3 x 10 5 25 Lantai 16 4,5 104 3,7 x 10 5

26 Lantai 15 4,5 109,5 1,9 x 10 5 27 Lantai 14 4,5 114 2,4 x 10 5 28 Lantai 13 4,5 118,5 2,8 x 10 5 29 Lantai 12 4,5 123 3,3 x 10 5 30 Lantai 11 4,5 127,5 3,7 x 10 5 31 Lantai 10 4,5 132 2,4 x 10 5 32 Lantai 09 4,5 136,5 2,9 x 10 5 33 Lantai 08 4,5 141 3,3 x 10 5 34 Lantai 07 7 148 4,0 x 10 5 35 Lantai 06 8 156-36 Lantai 05 3,5 3,5 1,8 x 10 5 37 Lantai 04 3,5 7 2,2 x 10 5 38 Lantai 03 3,5 10,5 2,5 x 10 5 39 Lantai 02 5 15,5 3,0 x 10 5 40 Lantai GL 6 21,5 2,4 x 10 5 41 Lantai B-1 4,3 25,8 3,0 x 10 5 42 Lantai B-2 4,3 30,1 3,4 x 10 5 43 Lantai B-3 4,3 34,4 1,9 x 10 5 44 Lantai B-4 4,3 38,7 2,3 x 10 5 45 Lantai B-5 3,2 41,9 2,7 x 10 5 46 Lantai B-6 3,2 45,1 -

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan perbaikan pada sistem distribusi air bersih pada gedung penulis dapat menyimpulkan: 1. Dari hasil perhitungan sebelum perbaikan diperoleh kebutuhan air bersih pada gedung X sebesar 475,54 m 3 /hari. Sehingga dapat dihitung untuk menentukan volume ground reservoir 629 m 3 dan menggunakan tiga pompa untuk mendistribusikan secara multi pump dengan masing-masing head pompa: Pompa 1 melayani lantai 29 sampai dengan lantai 40 dengan head pompa 187 meter Pompa 2 melayani lantai 18 sampai dengan lantai 28 dengan head pompa 130 meter Pompa 3 melayani lantai 7 sampai dengan lantai 17 dengan head pompa 75 meter Dan setelah perbaikan sistem dengan menambah roof tank 33 m 3 sebagai penampungan diatas dengan diameter pipa transfer 150 mm dan menggunakan satu pompa dengan head pompa 183 meter, dan dihitung sesuai kebutuhan berdasarkan jumlah penghuni dengan luas area efektif dan berdasarkan unit beban alat palambing. 2. Sebelum perbaikan pada sistem distribusi, tekanan mencapai 7,4 x 10 5 N/m 2 hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada alat plambing dan membuat ketidaknyamanan pengguna. Setelah perbaikan sistem distribusi air bersih secara gravitasi dengan menggunakan Pressure Reducing Valve tekanan air bersih pada gedung X dapat diatur sesuai dengan kapasitas alat plambing dan kebutuhan atau kenyamanan pengguna yaitu 1,9 x 10 5 N/m 2 sampai dengan 4 x 10 5 N/m 2 ditiap lantainya. 3. Dari hasil perhitungan tekanan pada distribusi air bersih, Pressure Reducing Valve mampu melayani maksimal 5 lantai (22,5 meter) kebawah dari posisi pemasangan dengan tekanan down stream (P 2 ) 1,5 x 10 5 N/m 2 4. Dengan pengaturan tekanan yang sesuai kapasitas dan kebutuhan suplai air bersih pada gedung X kenyamanan pengguna terpenuhi dan umur (life time) alat plambing bisa dikontrol. 5.2 Saran 1. Pemasangan dan maintenance level bak kontrol pada penampungan (Ground Reservoir dan Roof Tank) sangat dibutuhkan untuk menjaga kesediaan dan suplai air bersih pada gedung X bisa terkendalikan. 2. Pemasangan strainer (saringan) untuk menghindari kotoran masuk ke instalasi dan Automatic Air Vent pada instalasi distribusi air bersih untuk mengurangi dan mencegah adanya vibrasi yang diakibatkan oleh udara yang terjebak. Sehingga kerusakan alat plambing dan kebisingan pada instalasi dapat dihindarkan. 3. Pengecekan dan maintenance secara berkala pada unit Pressure Reducing Valve untuk menjaga kesetabilan tekanan pada distribusi air bersih di gedung X

DAFTAR PUSATAKA [1] Hartono Poerbo,M.ARCH. ( 2007). Utilitas Bangunan, Jakarta. Djambatan. [2] Jimmy S. Juwana. (2005). Sistem Bangunan Tinggi, Jakarta. Penerbit Erlangga. [3] Munson, Bruce, R. & Young, Donald, F. (2002). Mekanika Fluida jilid 2. Jakarta. Erlangga [4] Noerbambang, M.S dan Morimura, T. (2000). Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Jakarta. PT Pradnya Paramitha. [5] Raswari, (2007). Teknologi dan Perencanaan Sistem Perpipaan, Jakarta. UI- Press. [6] Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura. (2005). Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Jakarta. Pradnya Paramita. [7] White, Frank M. 1997. Mekanika Fluida Jilid 2. Jakarta: Erlangga