Tugas Makalah PENGARUH BIMBINGAN METODE DISKUSI TERHADAP PERUBAHAN HARGA DIRI NARAPIDANA DI LAPAS KELAS II B KOTA MOJOKERTO Dosen: Eka Diah Kartiningrum.S.KM.M.PH Oleh: 1. Santi Dewi 1422010030 2. Siti Qomariyah 1422010031 3. Tita Aprilita 1422010032 4. Wardatul Lailah 1422010033 5. Danik Rahmawati 1422010034 6. Arifatur Rizal 1422010035 7. Wiwik Sulistiawati 14220100 S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO 2017
1. Latar Belakang Kesehatan mental manusia dipengaruhi oleh tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu biologis, psikologis, dan sosial budaya spiritual. Ketiga komponen ini harus berjalan secara dinamis, seimbang dan selaras agar kesehatan mental individu tetap sehat. Untuk mencapai kesehatan mental yang optimal, maka individu setiap mengalami perubahan dalam perkembangan biologis juga harus diikuti pula perkembangan dari psikologisnya dan penyesuaiaan dengan sosial budaya - spiritual individu tersebut (Notosoedirdjo, 2011). Tujuan dari usaha kesehatan mental ini untuk menghindari perasaan tidak berharga pada diri pelaku criminal, sehingga terhindar dari pengulangan perilaku criminal setelah menjalani proses hukum. Menurut Ivan Illich (1999), masyarakat kita yang mengalami kehilangan identitas diri, mengalami stress kehidupan, sehingga banyak memunculkan ketidakpuasan, kerakusan, niat jahat, kecemasan terhadap nilai-nilai, berbagai penyimpangan perilaku dan kehilangan kontrol diri. Data dari Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Jawa Timur (2014) menunjukkan bahwa tingkat kriminalitas yang cenderung mengalami kenaikan ini tercermin dengan bertambahnya jumlah narapina dan tahanan di jawa timur dalam tiga bulan terakhir. Pada bulan September 2014 jumlah narapidana dan tahanan di Jawa Timur sebanyak 15.119 orang, sedangkan pada bulan Oktober 2014 naik menjadi 15.156 orang dan pada bulan November 2014 kembali bertambah menjadi 15.490 orang. Hasil survey awal dilapas Mojokerto (2014), dalam tiga bulan terakhir di lapas kelas II B Mojokerto mengalami kenaikan yaitu pada bulan September 2014 sebanyak 457 orang, pada bulan Oktober bertambah menjadi 485 orang dan bulan November 2014 bertambah kembali menjadi 500 orang padahal kapasitas lapas hanya sekitar 260 orang. Kepadatan ini dapat menjadikan salah satu sumber stres tambahan bagi para narapidana, yang berujung pada perasaan rendah diri. Whitehead dan Steptoe (2007, dikutip Sholichatun, 2011) berpendapat bahwa pengalaman hidup di Lapas merupakan bagian pengalaman kehidupan yang penuh dengan tekanan. Sujatno (2008) berpendapat bahwa pembinaan dan bimbingan pemasyarakatan melalui pendekatan pembinaan mental (agama, Pancasila dan sebagainya). Pembinaan ini meliputi pemulihan harga diri sebagai pribadi maupun sebagai warga negara yang meyakini dirinya masih memiliki potensi produktif untuk menguasai keterampilan tertentu, supaya dapat hidup mandiri dan berguna bagi pembangunan. Peningkatan pemikiran yang positif dilakukan dengan pemberian semangat dan pandangan yang lebih positif akan arti kehidupan. Pikiran positif akan memicu munculnya semangat baru dan motivasi positif yang akan menetralisir perasaan stress sehingga kesehatan mental narapidana menjadi lebih baik.
2. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh metode diskusi terhadap perubahan harga diri narapidana di Lapas Kelas II b Kota Mojokerto.
3. populasi+ sampel+ sampling Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh narapidana yang berada di Lembaga Pemasyarakatan kelas II B Mojokerto sejak bulan November 2014 yakni sebanyak 500 orang. Sampel Penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 12 orang yang terletak di blok D. Sampling 1. Baru pertama kali ditetapkan / divonis oleh pengadilan sebagai tahanan / narapidana dengan tindak pidana selain kasus narkoba dan pembuhunan 2. Narapidana merupakan narapidana laki-laki 3. Putusan lama masa kurungan tidak lebih dari 4 tahun 4. Sudah tinggal di LP Mojokerto antara 3-6 bulan 5. Berusia antara 20-40 tahun 6. Minimal berpendidikan SD
4. Desain Penelitian a. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan perlakuan semu (quasi experimental designs) dengan menggunakan Non Randomized Control Group Pretest Posttest Design. b. Bagan studi literatur: perubahan harga diri iindependen: pemberian diskusi bebas pada narapidana secara berkelompok selama delapan kali prtemuan, lama tiap pertemuan 100 menit, dilaksanakan 2 kali dalam seminggu pada hari kamis dan jumat dimulai pukul 15.00 WIB populasi seluruh narapidana di laps kelas II B Mojokerto sejak bulan November 2014 dengan jumlah 500 Non random sampel sampel jumlah 12 orang terletak di blok D (Non Random) Sampling perlakuan pemberian diskusi bebas kontrol Pre test-post test oute positif : sejumlah 4 orang (33,3%) tetap memiliki harga diri tinggi sesudah perlakuan oute negatif : sejumlah 8 orang (66,7%) memiliki harga diri rendah Harga diri Harga diri akademis Harga diri rendah keluarga Harga diri rendah sosial Haega diri rendah teman Pre test post test 5 6 positif 7 6 negatif 2 2 positif 10 1o negatif 5 6 positif 7 6 negatif 4 2 positif 8 10 negatif
5. Hasil Penelitian Tabel 6 Tabulasi Silang Perubahan Harga Diri Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Mengikuti Diskusi Bebas Pada Narapidana Lapas Kelas II B Mojokerto Bulan April 2015 Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan kuesioner Coopersmith Self Esteem Inventory (CSEI) pada narapidana yang sebelum mengikuti diskusi bebas memiliki harga diri yang rendah dan tetap rendah sebanyak 8 orang (66,7%) sedangkan 4 orang sisanya baik sebelum maupun setelahnya tetap memiliki harga diri yang tinggi. Tabel 7 Distribusi Perubahan Setiap Domain Harga Diri pada Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Mengikuti Diskusi Bebas Pada Narapidana Lapas Kelas II B Mojokerto Bulan April 2015 Hasil penelitian pada harga diri akademis narapidana didapatkan, sebelum mengikuti diskusi bebas, responden memiliki harga diri yang rendah berjumlah7 orang dan 5 orang harga diri akademisnya tinggi. Perubahan harga diri akademis adalah 6 orang harga dirinya rendah dan 6 harga dirinya orang tinggi. Pada domain harga diri keluarga tidak terdapat perubahan, yaitu baik sebelum dan sesudah diskusi bebas ada 10 orang dengan harga diri rendah dan 2 orang dengan harga diri tinggi. Perubahan terjadi pada domain harga diri sosial, yaitu sebelum diskusi bebas ada 7 orang dengan harga diri rendah dan 5 orang dengan harga diri tinggi, setelah diskusi diskusi bebas menjadi 6 orang dengan harga diri rendah dan 6 orang dengan harga diri tinggi. Perubahan harga diri juga terjadi pada domain harga diri teman sebaya, yaitu sebelum diskusi bebas ada 8 orang dengan harga diri rendah dan 4 orang dengan harga diri tinggi. Setelah perlakuan berubah menjadi 10 orang dengan harga diri rendah dan 2 orang dengan harga diri tinggi. Tabel 8 Analisa Perbandingan Perubahan Domain Harga Diri Keluarga pada Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Mengikuti Diskusi Bebas Pada Narapidana Lapas Kelas II B Mojokerto Bulan April 2015 Hasil uji wilcoxon 2 sampel berpasangan pada masing-masing parameter harga diri dalam kelompok kontrol, diketahui bahwa tidak ada perubahan harga diri yang signifikan baik pada domain harga diri akademis, keluarga, sosial maupun teman sebelum dan sesudah mengikuti diskusi bebas.
6. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan harga diri pada narapidana antara sebelum dan sesudah diberikan diskusi bebas. Harga diri narapidana cenderung tetap sesudah mengikuti diskusi bebas. Daftar Pustaka: 1. Illich, Ivan, 1999, Matinya Gender, Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2. Notosoedirdjo dan Latipun., 2005. Kesehatan Mental : Konsep dan Penerapan. Malang : UMM Press.. ed. 5 3. Sholichatun, Yulia. 2011. Stress dan strategi koping pada anak didik di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Psikologi islam vol 8(1), 23-42 LP3K Universitas Islam Negeri Malang http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/psiko/article/view/1544 4. Sujatno, Adi. 2008. Pencerahan Di Balik Penjara dari sangkar menuju sanggar untuk menjadi manusia mandiri. Jakarta: Teraju.. Hal : 131-132 5. Hadikusuma, Y.L., 2016. Pengaruh Bimbingan Metode Diskusi Terhadap Perubahan Harga Diri Narapidana Di Lapas Kelas II B Kota Mojokerto. HOSPITAL MAJAPAHIT, 7(2).