MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian karena Cibeureum berada di daerah dataran tinggi sekitar 922 m dpl yang baik untuk budidaya sapi perah dan umumnya mata pencaharian penduduk Desa Cibeureum beternak sapi perah. Materi Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan responden yaitu peternak sebanyak orang. Peralatan yang digunakan yaitu pita ukur merk Nasco, timbangan gantung, gelas ukur, alat tulis, dan kuesioner yang digunakan untuk mengetahui keterampilan peternak. kuesioner dibuat berdasarkan Dirjen Peternakan (1983). Prosedur Penelitian dilakukan dengan metode survei, yakni dengan mengambil informasi atau data dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan jumlah sampel sebanyak peternak dari jumlah populasi 6 peternak. Pengambilan sampel sebanyak peternak dilakukan karena data yang didapat dari KUD tidak sesuai dengan jumlah peternak yang ada. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dari responden melalui wawancara dari kuesioner dan melihat langsung ke lapangan untuk melihat gejala yang ada pada objek-objek penelitian serta pengukuran langsung yang meliputi pengukuran lingkar dada, pengukuran jumlah susu yang dihasilkan, serta jenis dan jumlah pakan yang diberikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu keadaan umum daerah Desa Cibeureum, peta wilayah Desa Cibeureum dan data peternak yang tergabung dalam KUD Giri Tani yang diambil dari kantor kepala desa dan KUD Giri Tani. Data yang dikumpulkan yaitu karakteristik peternak responden, jumlah dan komposisi sapi perah, aspek pembibitan dan reproduksi, makanan ternak, pengelolaan, kandang dan peralatan serta kesehatan hewan. Tabel 1 sampai
memperlihatkan faktor-faktor penentu ternak sapi perah yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan (1983). Tabel 1. Faktor Penentu Ternak Sapi Perah dari Aspek Pembibitan dan Reproduksi No. Faktor Penentu Alternatif Jawaban Nilai 1 Bangsa sapi yang dipelihara a. FH murni b. Peranakan FH c. Persilangan d. Lain-lain 2 Cara seleksi a. Produksi susu b. Silsilah 3 Cara kawin a. IB c. Bentuk luar 4 Pengetahuan berahi a. Faham b. Alam dengan pejantan unggul c. Alam dengan pejantan tidak unggul b. Kurang faham c. Tidak faham Umur beranak pertama a. 2½ tahun b. 3 tahun 6 Saat dikawinkan setelah beranak a. 60 hari c. Lebih dari 3 tahun b. 60-90 hari c. Lebih dari 90 hari 7 Calving interval a. 1 tahun b. 1-1½ tahun c. Lebih dari 1½ tahun 1 2 13
Tabel 2. Faktor Penentu Ternak Sapi Perah dari Aspek Makanan Ternak No. Faktor Penentu Alternatif Jawaban Nilai Hijauan Makanan Ternak (HMT) 1. Cara pemberian a. Setelah diperah b. Sebelum diperah 2 1 2. Jumlah pemberian a. Cukup b. Berlebihan c. Kurang 3 3. Kualitas HMT a. Unggul b. Campuran c. Lapangan 4 3 2 4. Frekuensi pemberian a. Dua kali b. Satu kali c. Tidak teratur Konsentrat. Cara pemberian a. Sebelum diperah b. Sedang diperah c. Setelah diperah 1 6. Jumlah pemberian a. Cukup b. Berlebihan c. Kurang 3 7. Kualitas konsentrat a. Baik dan lengkap 3 b. Baik dan kurang mineral c. Kurang baik 8. Frekuensi pemberian a. Dua kali b. Satu kali c. Tidak teratur 1 9. Air minum a. Tersedia terus menerus b. Dua kali perhari c. Tidak teratur 14
Tabel 3. Faktor Penentu Ternak Sapi Perah dari Aspek Pengelolaan No Faktor Penentu Alternatif Jawaban Nilai 1 Membersihkan sapi a. Tiap hari b. Kadang-kadang c. Jarang 2 Membersihkan kandang a. Dua kali perhari b. Satu kali perhari c. Jarang 3 Cara pemerahan a. Benar dan baik b. Kurang baik c. Salah 4 Penanganan pasca panen a. Benar dan baik b. Kurang benar c. Salah Pemeliharaan anak sapi dan dara a. Baik b. Kurang baik c. Salah 6 Pengeringan sapi laktasi a. 2 bulan sebelum beranak b. 1½ bulan sebelum beranak c. Kurang dari 1 bulan 7 Pencatatan usaha a. Ada dan baik b. Ada dan tidak baik c. Tidak ada 3 2 3 2 1
Tabel 4. Faktor Penentu Ternak Sapi Perah dari Aspek Kandang dan Peralatan No. Faktor Penentu Alternatif Jawaban Nilai 1 Tata letak a. Tersendiri b. Jadi satu dengan rumah 2 Konstruksi kandang a. Memenuhi syarat b. Kurang memenuhi syarat c. Tidak memenuhi syarat 3 Drainase kandang a. Baik b. Kurang baik c. Tidak baik 4 Tempat kotoran a. Baik b. Tidak baik c. Tidak ada Peralatan kandang a. Lengkap b. Kurang lengkap c. Tidak lengkap 6 Peralatan susu a. Lengkap dan sesuai persyaratan b. Kurang lengkap dan tidak memenuhi persyaratan c. Tidak lengkap 2 1 1 2 1 2 1 Tabel. Faktor Penentu Ternak Sapi Perah dari Aspek Kesehatan Hewan No. Faktor Penentu Alternatif Jawaban Nilai 1 Pengetahuan penyakit a. Baik b. Cukup c. Kurang 2 Pencegahan penyakit a. Teratur b. Tidak teratur c. Tidak pernah 3 Pengobatan a. Dilakukan dengan benar b. Dilakukan kurang benar c. Tidak dilakukan Persiapan Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data. Kuesioner disusun untuk mengetahui karakteristik peternak dan keterampilan teknis peternak dalam mengelola usaha beternak sapi perah. Kuesioner dibuat dari poin-poin yang terdapat dalam ketentuan dari Dirjen Peternakan Tahun 1983. Aspek teknis meliputi pembibitan dan 0 0 60 16
reproduksi, makanan ternak, pengelolaan, kandang dan peralatan, serta kesehatan hewan. Survei dan Wawancara Dilakukan survei terlebih dahulu ke Desa Cibeureum dengan melihat data peternak yang tergabung dalam KUD Giri Tani yang merupakan wadah peternakan sapi perah di Desa Cibeureum. Pemilihan responden dilakukan secara acak. Dilakukan wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Pengamatan Pengamatan langsung dilakukan pada objek penelitian bersamaan dengan wawancara. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh gambaran lebih jelas keterampilan teknis peternak. Selain itu dilakukan pengukuran langsung di lapangan yaitu : 1. Produksi susu, diukur dengan cara mengukur susu yang dihasilkan oleh seekor sapi setelah pemerahan pagi hari dan sore hari. Pengukuran susu dilakukan pada saat peternak menyetorkan susu kepada petugas KUD. 2. Lingkar dada (LD), diukur dengan cara melingkarkan rongga dada di belakang sendi bahu (Os scapula) dengan menggunakan pita ukur (cm). Lingkar dada digunakan untuk mengestimasi bobot badan (Darmono, 1993). 3. Pakan, pakan hijauan dan konsentrat diukur dengan menggunakan timbangan pada saat peternak akan memberikannya pada ternak. Timbangan yang digunakan adalah timbangan gantung. Peubah yang Diamati 1. Struktur Kepemilikan Ternak Populasi ternak dihitung berdasarkan satuan ternak. Perhitungan dilakukan dengan mencatat jumlah ternak yang ada di setiap kandang. Komposisi ternak yang diamati adalah : 1. Pedet yaitu sapi jantan atau betina berumur kurang dari 1 tahun, dihitung sama dengan 0,2 satuan ternak 2. Sapi dara yaitu sapi betina yang berumur lebih dari 1 tahun dan belum pernah beranak, dihitung sama dengan 0, satuan ternak 17
3. Sapi laktasi yaitu sapi betina yang sedang dalam masa menghasilkan susu, dihitung sama dengan 1,00 satuan ternak 4. Sapi kering kandang yaitu sapi betina dewasa yang tidak dalam masa menghasilkan susu, dihitung sama dengan 1,00 satuan ternak. Sapi jantan muda yaitu sapi jantan yang berumur lebih dari 1 tahun dan kurang dari 2 tahun, dihitung sama dengan 0,0 satuan ternak 6. Sapi jantan dewasa yaitu sapi jantan yang telah berumur 2 tahun, dihitung sama dengan 1,00 satuan ternak (Sudono, 1999). 2. Pembibitan dan Reproduksi Peubah yang diamati meliputi bangsa sapi yang dipelihara, cara seleksi, cara kawin, pengetahuan berahi, umur beranak pertama, saat dikawinkan setelah beranak dan calving interval. 3. Makanan Ternak Peubah yang diamati meliputi cara pemberian, jumlah pemberian, frekuensi pemberian, kualitas Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan konsentrat, serta pemberian air minum. Jumlah pemberian pakan dilihat dengan melihat kebutuhan TDN (Total Digestible Nutrien), PK (Protein Kasar) dan BK (Bahan Kering) sapi perah dengan jumlah yang diberikan pada ternak dengan rasio pemberian pakan hijauan dan konsentrat 60:. 4. Pengelolaan Peubah yang diamati meliputi kebersihan ternak, kebersihan kandang, cara pemerahan oleh peternak, penanganan pasca panen, pemeliharaan pedet dan dara, pengeringan sapi laktasi dan pencatatan usaha.. Kandang dan Peralatan Peubah yang diamati meliputi tata letak, konstruksi, drainase, tempat kotoran, peralatan kandang dan peralatan susu. 18
6. Kesehatan Hewan Peubah yang diamati meliputi pengetahuan peternak tentang penyakit dengan menanyakan gejala-gejala ternak jika terserang penyakit, cara pencegahan dan pengobatan penyakit. Rancangan dan Analisis Data Rancangan Data Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji chi-square yakni uji yang menyangkut keselarasan goodness of fit atau uji kebebasan tentang distribusi empiris ataupun teoritis. Wibisono (09) menyatakan uji ini didasarkan pada seberapa baik keselarasan antara frekuensi pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan dari distribusi teoritis yang diharapkan. Bentuk persamaan uji ini yaitu : = Keterangan : oi = nilai yang diamati, kategori ke- i ei = nilai yang diharapkan, kategori ke-i n = jumlah kategori Analisis Data 1. Analisa Deskriptif Analisa deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik peternak responden dengan bantuan tabulasi frekuensi. Karakteristik peternak yang diamati meliputi umur, pendidikan, pengalaman beternak, kepemilikan ternak dan keterampilan teknis beternak. 2. Analisa Statistik Keterampilan teknis peternak akan dinilai dengan menggunakan uji chikuadrat untuk membandingkan nilai hasil pengamatan dengan nilai harapan faktor penentu ternak sapi perah menurut Dirjen Peternakan (1983) dan kemudian dijelaskan lebih rinci bagaimana kondisi peternakan di Desa Cibeureum. 19