ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PADA CV. SINAR MUSTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING Nama : Rangga Putra Pratama NPM : 27213276 Dosen Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan Usaha Faktor Penentu Laba Optimum Harga Pokok Produksi Pesanan 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana perhitungan harga pokok pesanan untuk produk tas ransel dalam menentukan harga jual yang dilakukan oleh CV.Sinar Mustika? Bagaimana perhitungan harga pokok pesanan untuk produk tas ransel dalam menentukan harga jual dengan metode full costing? Bagaimana perbandingan perhitungan harga pokok pesanan yang diterapkan perusahaan dengan metode full costing dalam penentuan harga jual?
PENDAHULUAN LANJUTAN 1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membatasi masalah hanya pada pesanan berupa produk tas ransel pada bulan Maret 2016 pada CV.Sinar Mustika. 1.4 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perhitungan harga pokok pesanan untuk produk tas ransel dalam menentukan harga jual yang dilakukan oleh CV.Sinar Mustika. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok pesanan untuk produk tas ransel dalam menentukan harga jual dengan metode full costing. Untuk membandingkan perhitungan harga pokok pesanan yang diterapkan perusahaan dengan metode full costing dalam penentuan harga jual.
3.1 Objek Penelitian METODE PENELITIAN Objek yang menjadi penelitian ini adalah penetapan harga pada produk pesanan tas ransel. 3.2 Data / Variabel Data Kuantitatif Jumlah Produksi, Biaya Bahan Baku, Biaya tenaga kerja, Biaya Overhead Pabrik Data Kualitatif Gambaran umum perusahaan, Struktur Organisasi, Pembagian Tugas Kerja. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Observasi, Wawancara dan Studi Pustaka 3.1 Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisis data deskriptif kuantitatif
Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan: Perhitungan besarnya harga pokok produksi untuk pesanan 500 produk tas ransel menurut perusahaan adalah sebagai berikut : Biaya Bahan Baku Rp35.288.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 7.000.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp 1.625.000,00 + Jumlah Biaya Produksi Rp43.913.000,00 Dengan demikian, harga pokok produksi per unit tas ransel adalah sebagai berikut: Rp43.913.000,00 = Rp87.826,00 500 unit
Perhitungan Harga Jual Menurut Perusahaan Biaya Bahan Baku Rp35.288.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 7.000.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp 1.625.000,00 + Total Biaya Produksi Rp43.913.000,00 Laba yang Diharapkan 30% Rp13.173.900,00 + Total Harga Jual Rp57.086.900,00 Harga Jual Per unit = Total harga jual Jumlah unit = Rp57.086.900,00 500 = Rp114.174,00
Perhitungan Laba/Rugi Bruto Menurut Perusahaan Perhitungan laba/ rugi bruto menurut perusahaan adalah sebagai berikut: Total Harga Jual Rp57.086.900,00 Biaya Produksi BBB Rp35.288.000,00 BTKL Rp 7.000.000,00 BOP Rp 1.625.000,00 + Total Biaya Produksi Rp43.913.000,00 _ Laba Bruto Rp13.173.900,00 Jadi, laba bruto yang didapat perusahaan untuk 1 buah tas ransel adalah sebesar Rp13.173.900,00 = Rp26.438,00 500
Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Full Costing: Perhitungan besarnya harga pokok produksi untuk pesanan 500 produk tas ransel menurut full costing adalah sebagai berikut : Biaya Bahan Baku Rp34.246.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 7.000.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp 4.064.429,00 + Jumlah Harga Pokok Produksi Rp45.310.429,00 Dengan demikian, harga pokok produksi per unit tas ransel adalah sebagai berikut: Rp45.310.429,00 = Rp90.621,00 500 unit
Perhitungan Harga Jual Menurut Full Costing Perhitungan harga jual menurut metode full costing menggunakan rumus Mark Up, yang membutuhkan informasi biaya produksi dan non produksi. Untuk menentukan persentase mark up, maka harus ditentukan terlebih dahulu besarnya laba yang diharapkan. Laba yang diharapkan oleh perusahaan dari pesanan tas ransel tersebut adalah sebesar 30% dari jumlah yang terjadi. Laba yang diharapkan = 30 % x Rp45.310.429,00 = Rp13.593.129,00 penentuan besarnya % mark up dapat dirumuskan sebagai berikut: % mark up = Biaya non produksi + Laba yang diharapkan x 100% Biaya Produksi % mark up = Rp817.878,00 + Rp13.593.129,00 x 100% Rp45.310.429,00 = 31.80 %
Penentuan besarnya harga jual tas ransel tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Biaya Bahan Baku Rp34.246.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 7.000.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp 4.064.429,00 + Jumlah Harga Pokok Produksi Rp45.310.429,00 % mark up 30,72% Rp14.411.007,00 + Total Harga Jual Rp59.721.437,00 Harga Jual Perunit = Total harga jual Jumlah unit = Rp59.721.437,00 500 = Rp119.443,00
Perhitungan Laba/Rugi Bruto Menurut Full Costing Perhitungan laba/ rugi bruto menurut full costing adalah sebagai berikut: Total Harga Jual Rp59.721.437,00 Biaya Produksi : BBB Rp34.246.000,00 BTKL Rp. 7.000.000,00 BOP Rp 4.064.429,00 + Total Biaya Produksi Rp45.310.429,00 _ Laba Bruto Rp14.411.007,00 Jadi laba bruto yang didapat perusahaan untuk 1 buah tas ransel adalah sebesar Rp14.411.007,00 = Rp28.822,00 500 unit
BBB BTKL BOP Perusahaan Full Costing Selisih Rp35.288.000,00 Rp 7.000.000,00 Rp 1.625.000,00 BBB BTKL BOP Rp34.246.000,00 Rp 7.000.000,00 Rp 4.064.429,00 ( Rp1.042.000,00) Rp2.439.429,00 HPP Rp43.913.000,00 HPP Rp45.310.429,00 Rp1.397.429,00 Laba yang di harapkan 30% Rp13.173.900,00 Laba yang di harapkan31.80 % (mark up) Rp14.411.007,00 Rp1.237.107,00 Harga Jual Rp57.086.900,00 Harga Jual Rp59.721.437,00 Rp2.634.537,00 Harga Per unit Rp 114.174,00 Harga Per unit Rp 119.443,00 Rp 5.269,00 Laba Bruto Rp13.173.900,00 Laba Bruto Rp14.411.007,00 Rp1.237.107,00
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Perhitungan harga pokok pesanan menurut perusahaan masih belum tepat karena belum memasukkan semua unsur biaya yang ada, yaitu biaya depresiasi mesin, biaya bahan penolong serta biaya non-produksi seperti biaya pemeliharaan kendaraan, biaya depresiasi kendaraan dan biaya bahan bakar. Selain itu, perusahaan juga belum tepat dalam memasukkan biaya pengemudi sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung. Perhitungan harga pokok pesanan menurut full costing lebih tinggi dibandingkan perhitungan harga pokok pesanan menurut perusahaan. Perbandingan perhitungan harga pokok pesanan yang diterapkan perusahaan dengan metode full costing masih terdapat selisih. Menurut persahaan harga pokok produksi sebesar Rp43.913.000,00 dan harga jual per unit sebesar Rp114.174,00. Menurut full costing, harga pokok produksi sebesar Rp45.310.429,00 dan harga jual per unit sebesar Rp119.443,00.
Kesimpulan dan Saran Saran Memasukkan unsur biaya overhead pabrik berupa biaya depresiasi serta biaya penolong dalam perhitungan harga pokok pesanannya. Perusahaan lebih memperhatikan lagi perhitungan harga pokok pesanan dengan lebih teliti dan cermat, sehingga harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah dan dapat bersaing dipasaran. Perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan harga pokok pesanan dengan menggunakan metode full costing, karena dengan menggunakan metode tersebut perusahaan dapat memasukkan seluruh aspek biaya yang diperhitungkan secara tepat dan benar dalam menawarkan harga jual perunit tas kepada konsumen sehingga laba yang didapat dari perusahaan tersebut sesuai dengan yang diharapkan.