Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.

dokumen-dokumen yang mirip
diakui keberadaannya didunia. bahkan ditahun 1984 Indonesia pernah mencapai swasembada tanaman hias yang cukup tinggi. Namun akibat kebijakan

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang. sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

FASILITAS KOMUNITAS KOMIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. 1 Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Tabel 1. 1 Pertumbuhan Jumlah Pelajar di Yogyakarta

1.1 Pengertian Judul.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya perkembangan ekonomi, industri dan pusat-pusat rekreasi dan hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

EXTREME SKATEPARK CENTRE DI JAKARTA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Dekonstruksi

Seminar Tugas Akhir KBA BAB I PENDAHULUAN

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN DAN ASRAMA ATLET BASKET DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1

Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

darah tidak berfungsi dengan baik.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Revitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

2015 PUSAT PEMBINAAN ATLET BOLA VOLI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

PERERENCANAAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KAWASAN HUTAN KOTA BEKASI BAB I PENDAHULUAN

PEKALONGAN BASKETBALL ARENA

BAB II TINJAUAN UMUM. : Jl. Jenderal Sudirman, Kec. Tangerang, Kotamadya Tangerang. : Berskala lingkungan, diutamakan untuk para. sekitarnya.

PKM UNDIP DI TEMBALANG TA - 37 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

KATA PENGANTAR. Seminar Tugas Akhir Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN FOOTBALL ACADEMY GERAK. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I. : 1. Masa muda, 2. Kaum muda, 3. Remaja. : Tempat yang dianggap penting/pumpunan dari berbagai kedudukan/kegiatan sesuai dengan golongannya 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Dua hal yang melatar belakangi dari penulisan karya ilmiah ini :

Ahmad Syarif Hidayat Fasilitas Komunitas Kawasaki Motor Sport 1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. SIRKUIT TERPADU TAWANG MAS DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur High Tech)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BANGUNAN FASILITAS SIRKUIT BALAP OTOMOTIF ROAD RACE DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-bog

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SPORT CENTER

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya

Fasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1

Transkripsi:

B A B. I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda. Media sebagai sarana bermainnya pun berbeda-beda pula baik di darat, laut, maupun udara, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Disebut sebagai olahraga ekstrem karena olahraga ini memiliki gerakan dan atraksi yang melibihi batas normal seperti kecepatan, ketinggian, bahaya, pengerahan fisik tingkat tinggi, ataupun tantangan yang spektakuler (sumber: Extreme Sport. Wikipedia, ensiklopedia bebas berbahasa inggris). Sehingga jenis olahraga ini membutuhkan keterampilan dan kecekatan artinya otak dan otot saling nyambung (sumber:ace.indonesian Skateboarding,Gagas Media,Jakarta,2006). Olahraga ekstrem ini memiliki sejarah yang sejak kemunculannya sampai dengan saat ini, telah mengalami perubahan-perubahan baik dari teknik maupun sarana bermainnya sehingga wujudnya lebih sempurna. Kesemua jenis dari olahraga ekstrem memiliki pasang surut dalam hal popularitas di setiap tahunnya. Popularitas olahraga ekstrem tidak hanya menjangkiti para pemainnya atau penggemarnya, tetapi juga berdampak pada munculnya industri-industri yang menyediakan peralatan maupun atribut atau aksesorisnya. Industri-industri ini secara tidak langsung turut melestarikan olahraga ekstrem, dengan cara mensponsori event-event yang diadakan seperti kompetisi dan lain-lain, menjadi sponsor dari salah satu atau beberapa pemain yang terbilang cukup ahli, ataupun sekedar menyediakan sarana dan peralatan sehingga mudah mendapatkannya. Jadi BAB. I - 1

olahraga ekstrem ini tidak dapat semata-mata dikatakan hanyalah sebagai permainan iseng-iseng, melainkan dapat pula dijadikan profesi yang menghasilkan jika dilakukan secara sungguh-sungguh atau ditekuni. Dari sekian banyak olahraga ekstrem yang antara lain mencakup olahraga air, udara, dan darat, penulis memilih beberapa jenis diantaranya untuk dikembangkan menjadi judul Skripsi dan Tugas Akhir dalam hal penyediaan sarana dan fasilitas. Jenis olahraga ekstrem yang terpilih yaitu, Skateboard dan BMX Freestyle. Adapun latar belakang pemilihan jenisnya adalah sebagai berikut : Dari segi media yang digunakan yaitu darat, olahraga sepenuhnya dilakukan di darat dan sebagian besar berupa ruang terbuka (outdoor) sehingga pengembangan dari segi arsitektural berupa bangunan (building) dan taman bermain (landscape). Dalam hal popularitas, skateboard dan BMX freestyle lebih banyak dibicarakan dikalangan remaja dan umum daripada olahraga ekstrem yang lain. Dari segi kemudahan, karena media yang digunakan darat sehingga lebih mudah dan praktis dibanding harus pergi ke laut atau terbang ke udara. Selain itu dalam memilih judul ini penulis lebih menitik beratkan pada fasilitas yang mewakili remaja (remaja dewasa) yaitu Fasilitas Kreatifitas Remaja, dengan perhatian yang diberikan dalam hal penyediaan fasilitas bagi kegiatan yang mereka lakukan diharapkan para remaja lebih terpacu untuk lebih baik lagi dan tidak keluar dari moral dan norma perilaku (kenakalan remaja) yang berlaku BAB. I - 2

di lingkunagan masyarakat. Sekaligus mengenalkan kepada masyarakat luas tentang olahraga ekstrem. Extreme Sport Community ini merupakan pengembangan dari Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) dimana pada mata kuliah studio perancangan arsitektur 6 yang lalu penulis mengambil judul yang sama. Namun penulis merasa bahwa GOR dengan fasilitas olahraga seperti sepak bola, basket, bulu tangkis, volley, dan lain-lain sudah cukup banyak tersedia bahkan hampir disetiap kota. Atas dasar pertimbangan itulah penulis mencoba dengan jenis olahraga lain, maka terpilihlah jenis olahraga ekstrem yang fasilitasnya dirasa kurang ketersediaannya. Maka dari itu terciptalah suatu bangunan gelanggang olahraga yang khusus menampung jenis olahraga ekstrem yang cukup popular dikalangan remaja Indonesia. I. 2. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan fasilitas ini adalah : 1) Merencanakan sebuah fasilitas yang mampu mewadahi jenis olahraga ekstrem, sehingga mampu bertahan dan melahirkan generasi penerusnya. 2) Karena wujudnya yang sebagian besar berupa ruang terbuka (outdoor), maka sekaligus dapat berfungsi pula sebagai ruang terbuka (open space) yang dapat dimanfaatkan pula sebagai penghijauan kota dan berfungsi sebagai paru-paru kota. 3) Aktifitas olahraga ekstrem dapat pula dijadikan sebagai hiburan pertunjukkan yang menarik. Hal ini dibuktikan pada beberapa event tertentu yang diadakan, jenis olahraga ekstrem ini disajikan dalam paket sebuah BAB. I - 3

hiburan. Sehingga secara tidak langsung fasilitas ini juga dapat dijadikan sebagai alternative hiburan masyarakat umum. 4) Perencanaan dengan area terbuka dan penghijauan yang cukup menjadikan area ini cukup sejuk dan nyaman sebagai tempat bersantai sejenak dan sekedar bercengkrama (kong kow- kong kow). 5) Mempertahankan kekayaan yang pernah ada agar tidak hanya menjadi sebuah cerita dihari esok. 6) Menyelamatkan ruang-ruang publik agar tidak disalahkan gunakan dalam penyaluran hobi demi keamanan dan keselamatan umum. I. 3. PERUMUSAN MASALAH Dalam proses perencanaan dan perancangan penulis menemukan beberapa hambatan atau permasalahan. Maka penulis merumuskannya sebagai berikut : 1) Bagaimana memadukan beberapa jenis bentuk konstruksi area permainan untuk menciptakan suatu landasan sebagai sarana permainan yang seirama dengan gerakan yang dilakukan. 2) Bagaimana mengelompokkan atau membedakan arena bermain yang sesuai dengan kelompok tingkatan kemampuan dari pemainnya. 3) Memasukkan fasilitas lain sebagai pendukung dan tidak mengganggu kegiatan utama. 4) Bagaimana menciptakan suatu kawasan yang mempunyai ciri khas yang mencerminkan komunitas olahraga ekstrem tersebut, sehingga mampu dijadikan sebagai suatu community bagi pelakunya. 5) Bagaimana mentranformasikan tema terhadap bangunan. BAB. I - 4

I. 4. BATASAN PROYEK Yang menjadi pembahasan pokok dalam perencanaan fasilitas ini adalah ruang lingkup perencanaan bangunan dan kaitannya dengan manusia sebagai pengguna dan lingkungan sebagai media interaksi. Pemilihan judul dilatar belakangi oleh kurang tersedianya fasilitas tersebut sehingga tidak mampu mewadahi kegiatan positif yang sudah cukup lama berkembang dan tidak sedikit melahirkan ahlinya yang cukup diperhitungkan dalam kompetisi internasional. Perencanaan berpedoman pada standarisasi konstruksi serta dimensi sarana permainan yang telah menjadi ketentuan umum pada skatepark, sehingga penggunaannya dapat semaksimal mungkin. Desain bangunan dan landscape disesuaikan dengan gaya hidup dan dandanan ala skater, yang disebut-sebut sederhana tapi gaya dan nggak banyak pernik tapi berkarakter (sumber: Ace.Indonesian Skateboarding,Gagas Media,Jakarta,2006). I. 5. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deduktif, dimana pembahasan dimulai dari hal yang bersifat umum sampai dengan hal yang bersifat khusus (sumber: kutipan teori perkuliahan Seminar Arsitektur, oleh Ir. Srijanti). Pembahasan dimulai dari penjabaran olahraga nasional yang umumnya dikenal oleh masyarakat luas kemudian masuk kedalam spesifikasi jenis olahraga ekstrem dengan berbagai jenisnya. Kemudian dengan melakukan pengamatan melalui pengumpulan data serta informasi-informasi yang didapat, maka terpilihlah dua jenis olahraga ekstrem untuk dijabarkan kembali lebih detailnya. Olahraga yang terpilih yaitu skateboard dan BMX freestyle, pemilihan didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang telah disebutkan diatas, serta bentuk dari BAB. I - 5

arena bermain yang terbilang identik satu dengan yang lain. Setelah itu dilakukan suatu pengenalan lebih dalam agar penulis mampu mengerti dan memahami sedikit banyak mengenai jenis olahraga yang terpilih. Sedangkan metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dan informasi dilakukan antara lain dengan cara : 1) Penelusuran data dan informasi melalui internet. 2) Studi pustaka atau literatur melalui buku-buku mengenai olahraga terkait. 3) Studi pustaka atau literatur melalui buku dan materi perkuliahan berkenaan dengan tema. 4) Pengumpulan data dan informasi dari instalasi terkait. 5) Dialog dengan para pelaku olahraga ekstrem. 6) Studi perbandingan dengan melakukan survey langsung pada fasilitas serupa. 7) Studi banding dengan pengumpulan data dan visualisasi fasilitas serupa pada beberapa negara berkembang di dunia dengan penelusuran melalui internet. BAB. I - 6

I. 6. SISTEMATIKA PEMIKIRAN Latar belakang Maksud dan Tujuan Permasalahan Ruang lingkup Studi data dan informasi : Olahraga ekstrem Spesifikasi olahraga ekstrem Sejarah olahraga ekstrem Tinjauan judul dan tema Studi banding Studi literatur dan pustaka Tema : Arsitektur Metafora ANALISA Analisa perilaku dan kegiatan Analisa kebutuhan ruang dan bangunan Analisa tapak dan lingkungan KONSEP PERANCANGAN Program ruang Konsep dasar perancangan Konsep tapak Konsep sarana Konsep bangunan DESAIN BAB. I - 7

I. 7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini berisikan : Latar belakang, Maksud dan tujuan serta Perumusan permasalahan arsitektural, Batasan proyek, Metode penelitian, Alur pendekatan pemecahan permasalahan arsitektural, Sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan Umum Proyek Bab ini menjelaskan : Tinjauan teoritis proyek, Gambaran umum proyek, Studi banding. Bab III Tinjauan Khusus Bab ini berisikan : Pengertian judul, Pengertian tema proyek, Tinjauan teoritis penerapan teori-teori arsitektur, Tinjauan empiris. Bab IV Analisa Perencanaan Bab ini berisikan : Analisa pemilihan tapak, Analisa non fisik, Analisa konteks lingkungan tapak yang dipilih, Analisa fisik tapak, Analisa program perencanaan dan perancangan. Bab V Konsep Perancangan Bab ini berisikan : Konsep dasar perancangan, Konsep tapak dan lingkungan, Konsep perencanaan dan perancangan bangunan. BAB. I - 8