BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang melanda perekonomian Indonesia sangat berdampak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini

BAB 3. ASPEK PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

PASAR, PASAR SASARAN DAN SEGMENTASI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia yang mengalami perubahan atas krisis dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang ketat akibat krisis global didunia

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini menuntut agar setiap perusahaan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi seperti sekarang, keadaan menuntut kita segera

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang baik maka penjualan dan laba akan meningkat secara

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman di era globalisasi yang kian pesat dengan ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

I. PENDAHULUAN. pertanian. Pengertian agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai

BAB I PENDAHULUAN. Bidang ekonomi merupakan salahsatu sektor kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis terjadi begitu ketatnya. Di samping keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan persaingan yang ketat, tidak sedikit perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. tentang Biaya Promosi, Biaya Distribusi serta Penjualan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VIII PEMBAHASAN 8.1. Faktor Teknis Bahan Baku dan Bahan pembantu

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, Indonesia sebagai negara berkembang sedang giatgiatnya

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan harus mencari alternatif

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini manusia membutuhkan air baik untuk rumah tangga maupun dalam

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. satunya adalah semakin tingginya tingkat pencurian kendaraan bermotor. Hal ini dapat

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan (Ruaw, 2011). Kelapa merupakan komoditi strategis karena perannya yang besar sebagai sumber

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. mana dampaknya amat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan, baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan situs resmi Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

RINGKASAN EKSEKUTIF ARIEF RAHMAN,

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN. menghambat usaha untuk memobilisasi tabungan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA

Boks 1 DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI RIAU. I. Latar Belakang. Profil Responden

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro KM 1.5 Tropodo, Krian. Perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan Indonesia melalui berbagai kebijakan dan programprogram

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan produksi yang kegiatan utamanya yaitu mengolah bahan mentah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang kompetitif sekarang ini, peningkatan kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pemasaran untuk merancang program pemasarannya. Konsep pemasaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Industri peternakan di Indonesia saat ini sedang mengalami kelesuan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perusahaan dihadapkan pada tuntutan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah,

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

RAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA CV. RODA MITRA LESTARI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui transformasi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global yang melanda perekonomian Indonesia sangat berdampak negatif terhadap persaingan pemasaran yang semakin meningkat. Dampak ini terjadi di hampir seluruh sektor ekonomi, termasuk sektor industri besar, kecil dan menengah. Penurunan yang paling jelas terlihat akibat krisis global adalah sektor industri kecil. Contoh pada sektor industri kecil yaitu pada pengusaha tahu. Sektor industri kecil merupakan salah satu sektor yang dapat memperbaiki keadaan ekonomi di Indonesia saat ini. Pertumbuhan sektor industri kecil tersebar luas di seluruh Indonesia sesuai dengan potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh daerah masing-masing. Sehingga menarik untuk dijadikan objek penelitian yang diharapkan ikut mengembangkan pikiran bagi perkembangan industri kecil. Bila industri kecil dapat berkembang dengan baik maka dapat memberikan pendapatan yang baik pula untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Menurut Hasan (2008;249) mengemukakan bahwa kekuatan yang menentukan daya tarik pendapatan dari suatu pasar atau segmen adalah pesaingpesaing industri, pendatang potensial, subtitusi, pembeli, dan pemasok. Namun, untuk saat ini banyak industri kecil yang mengeluhkan adanya penurunan dalam usahanya. Seperti pada pengusaha tahu yang mengalami penurunan laba yang sangat tajam semenjak terjadinya krisis global yang terjadi saat ini, yang berpengaruh terhadap biaya bahan baku dan jumlah pesaing yaitu dengan 1

2 melonjaknya biaya bahan baku dan jumlah pesaing. Secara teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung perusahaan. Makin besar resiko maka laba yang diperoleh harus makin besar (Pratama & Manurung, 2002:141). Jadi laba bagi pengusaha adalah pendapatan bersih dari usaha yang dilakukannya. Laba sering dijadikan ukuran keberhasilan seperti yang diungkapkan oleh (Sadono Soekirno, 2004:391), keuntungan ditentukan dengan cara mengkurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk bahan mentah, pembayaran upah, pembayaran bunga, sewa tanah dan pengapusan. Apabila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi biaya-biaya tersebut nilainya adalah positf maka diperolehlah keuntungan, begitupun sebaliknya apabila biaya-biaya tersebut nilainya negatif maka diperolehlah kerugian. Menurut Vincent Gaspersz (2001:291) mengemukakan bahwa, Keuntungan ekonomi merupakan besar penerimaan total revenue (TR) yang melebihi biaya ekonomis total cost (TC) dimana biaya ekonomis total merupakan penjualan antara biaya eksplisit dan keuntungan normal. Berdasarkan dari eksplisit tentang laba di atas maka rumus laba sebagai berikut: Keuntungan Ekonomis = Penerimaan Total Biaya Total π = TR -TC Masalah pokok yang dijumpai pada survei pendahuluan menunjukkan pada laba yang didapat oleh pengusaha tahu terbesar di kota Sumedang ini mengalami penurunan. Hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan industri

3 tahu di kota Sumedang, ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berdasarkan hasil wawancara : Tabel 1.1 Laba Usaha yang Diperoleh Pengusaha Tahu di kota Sumedang pada Bulan Maret 2009-Maret 2010 (Dalam Rupiah) No Nama Perusahaan Maret April Mei Juni Juli Agustus September 1 Bogasari 8.000.000 7.250.000 7.250.000 5.500.000 8.500.000 7.000.000 5.500.000 2 Cita Rasa 12.000.000 8.000.000 8.500.000 7.000.000 10.000.000 8.500.000 6.000.000 3 Bungkeng 7.000.000 7.500.000 7.000.000 5.000.000 9.500.000 7.500.000 6.500.000 4 Mirasa 7.500.000 6.500.000 6.000.000 6.000.000 8.000.000 7.000.000 5.750.000 5 Sari Rasa 5.000.000 6.500.000 5.250.000 4.500.000 11.000.000 8.000.000 6.600.000 6 Ojolali 10.000.000 9.000.000 7.500.000 5.500.000 10.500.000 8.500.000 7.200.000 7 Yu Foo 6.000.000 5.500.000 5.000.000 5.500.000 9.000.000 7.750.000 7.000.000 8 Sari Bumi 7.000.000 5.000.000 6.500.000 6.000.000 9.500.000 7.000.000 5.900.000 9 Palasari 5.500.000 5.000.000 5.000.000 4.750.000 12.000.000 8.750.000 6.700.000 10 Sunda Sari 7.000.000 6.750.000 6.000.000 5.500.000 10.000.000 6.500.000 5.000.000 Jumlah Rata-rata 7.500.000 6.700.000 6.400.000 5.525.000 9.800.000 7.650.000 6.215.000 No Nama Perusahaan Oktober November Desember Januari (2010) Pebruari (2010) Maret (2010) Persentase 1 Bogasari 10.000.000 7.000.000 7.500.000 12.000.000 5.000.000 4.000.000-50% 2 Cita Rasa 6.500.000 4.000.000 7.000.000 10.500.000 4.000.000 4.000.000-66,67% 3 Bungkeng 9.000.000 7.500.000 8.000.000 11.000.000 4.500.000 3.750.000-46,43% 4 Mirasa 8.300.000 6.000.000 8.000.000 9.500.000 6.000.000 5.900.000-21,33% 5 Sari Rasa 12.000.000 5.500.000 8.500.000 10.250.000 3.000.000 1.900.000-62% 6 Ojolali 7.500.000 5.000.000 7.500.000 9.000.000 3.500.000 2.500.000-75% 7 Yu Foo 10.000.000 7.500.000 9.500.000 9.750.000 5.000.000 2.000.000-66,67% 8 Sari Bumi 11.500.000 7.000.000 8.500.000 11.500.000 5.500.000 2.000.000-71,43% 9 Palasari 9.800.000 5.750.000 8.500.000 11.000.000 4.200.000 3.500.000-36,36% 10 Sunda Sari 9.500.000 5.500.000 9.000.000 10.000.000 4.500.000 2.000.000-71,43% Jumlah Rata-rata 9.410.000 6.075.000 9.000.000 10.450.000 4.520.000 3.155.000-56,73% Menurut Suryadi Prawirosentono (2002:27) besar kecilnya usaha bisnis ditentukan oleh besar kecilnya modal yang ditanamkan. Oleh karena itu, klasifikasi industri berdasarkan skala usaha dapat dibagi menjadi 3 kriteria yaitu sebagai berikut; industri skala usaha kecil (small scale industy), bila modal usahanya lebih kecil dari Rp 100 juta, industri skala usaha menengah (medium

4 scale industry), bila modal usahanya antara Rp 100 juta sampai dengan Rp 500 juta, industri skala usaha besar (large scale industry), bila modal usahanya di atas Rp 500 juta. Gambar 1.1 Laba Usaha yang Diperoleh Pengusaha Tahu di kota Sumedang pada Bulan Maret 2009-Maret 2010 (Dalam Rupiah) Gambar 1.1 Grafik Laba Pengusaha Tahu di kota Sumedang (dalam 1 Tahun) Keterangan: Series 1 : Perusahaan Bogasari Series 2 : Perusahaan Cita Rasa Series 3 : Perusahaan Bungkeng Series 4 : Perusahaan Mirasa Series 5 : Perusahaan Sari Rasa Series 6 : Perusahaan Ojolali Series 7 : Perusahaan Yu Foo Series 8 : Perusahaan Sari Bumi Series 9 : Perusahaan Palasari Series 10 : Perusahaan Sunda Sari

5 Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 1.1, bahwa data usaha yang diperoleh pengusaha tahu di kota Sumedang pada bulan Maret 2009 sampai dengan bulan Maret 2010 sebagian besar perolehan laba pengusaha tahu mengalami penurunan yang cukup tajam. Pengertian laba seringkali dipakai untuk menilai keberhasilan kinerja suatu perusahaan (keuntungan), (Mulyadi, 1999:14). Jika terjadi penurunan laba secara terus menerus akan berdampak negatif terhadap perkembangan usaha ini. Tabel 1.2 Modal Awal pada Pengusaha Tahu di kota Sumedang (dalam Rupiah) No. Nama Perusahaan Modal Awal 1 Mirasa 100.000.000 2 Cita Rasa 95.000.000 3 Yu Foo 90.000.000 4 Sari Rasa 80.000.000 5 Bungkeng 75.000.000 6 Ojolali 65.000.000 7 Palasari 65.000.000 8 Bogasari 60.000.000 9 Sari Bumi 60.000.000 10 Sunda Sari 60.000.000 Menurut Gaspertz (2001:96) mengemukakan bahwa faktor yang diduga mempengaruhi laba yaitu: harga bahan baku, dan jumlah pesaing. Menurut Sofyan Assauri (1990:176) mengemukakan bahwa, bahan baku merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi atau persediaan bahan baku yang menunggu penggunaan dalam proses produksi.

6 Harga bahan baku yang semakin meningkat, sehingga membingungkan para pengusaha tahu untuk menjual hasil olahannya kepada konsumen. Adanya kenaikan harga bahan baku yang terjadi membuat pengusaha kecil mengalami kerugian. Bahan baku dalam suatu perusahaan tahu di kota Sumedang merupakan satu faktor yang bergerak dalam suatu proses produksi dan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi agar kegiatan proses produksi dapat berjalan lancar dan kesinambungan. Di samping itu bahan baku merupakan komponen dalam suatu proses produksi di samping komponen yang lainnya yaitu mesin dan tenaga kerja. Karena bahan baku merupakan unsur yang paling aktif dalam aktivitas produksi yang merupakan mata rantai dalam proses produksi. Menurut Mulyadi (2005:33) mengatakan bahwa suatu biaya produksi disebut biaya bahan baku langsung apabila bahan tersebut merupakan bagian yang integral yang dapat dilihat atau diukur secara jelas dan mudah ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud produksi yang dihasilkan. Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli saja tetapi juga mengeluarkan biaya pembelian, pergudangan, dan biaya biaya perolehan disamping sejumlah uang untuk membeli bahan baku itu sendiri. Selain kacang kedelai yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan tahu, para pengusaha tahu juga memerlukan bahan-bahan lain diantaranya: minyak goreng, solar, dan alat proses produksi pembuatan tahu. Selain itu, jumlah persaingan yang semakin ketat dan meningkat menjadi faktor penyebab menurunnya laba pendapatan di dalam usaha produksi tahu.

7 Menurut Philip Kotler (1997:207) mengemukakan bahwa, jumlah pesaing adalah mereka yang mengejar pasar sasaran yang sama dengan strategi yang sama. Menurut Michael Porter (2005:266) mendefinisikan lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang intrinsik pasar atau segmen pasar tertentu. Lima kekuatan tersebut adalah para pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan pemasok. Lima ancaman yang ditimbulkan tersebut adalah satu ancaman persaingan segmen yang ketat, yaitu segmen tertentu yang tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat atau agresif. Kedua adalah ancaman pendatang baru, yaitu daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk dan keluar. Ketiga ancaman produk subtitusi yaitu segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat subtitusi produk yang aktual atau potensial. Keempat adalah ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli, yaitu segmen tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bergaining power) yang kuat atau semakin meningkat. Kelima adalah ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok, yaitu segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok. Pada umumnya bagi setiap pemimpin dari sebuah perusahaan selalu berusaha mengharapkan agar manajemen keuangan yang terdapat dalam sebuah perusahaan tersebut tetap stabil dan meningkat sehingga tercapai sasaran-sasaran tertentu yang telah ditatapkan. Bila industri kecil dapat berkembang dengan baik maka dapat memberikan pendapatan yang baik pula untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Namun, untuk saat ini banyak industri

8 kecil yang mengeluhkan adanya penurunan dalam usahanya, khususnya terjadi penurunan laba pada industri tahu yang ada di kota Sumedang. Maka, dari permasalahn yang dikemukakan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap industri tahu di kota Sumedang. Penulis mengambil judul penelitian PENGARUH HARGA BAHAN BAKU DAN JUMLAH PESAING TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN TAHU DI KOTA SUMEDANG. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh harga bahan baku terhadap laba pada perusahaan tahu di kota Sumedang? 2. Seberapa besar pengaruh jumlah pesaing terhadap laba yang diperoleh perusahaan tahu di kota Sumedang? 3. Seberapa besar pengaruh antara harga bahan baku dan jumlah pesaing terhadap laba yang diperoleh pengusaha tahu di kota Sumedang?

9 1.3. Tujuan dan Maksud Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh harga bahan baku terhadap laba produk perusahaan tahu di kota Sumedang. 2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pesaing terhadap laba yang diperoleh perusahaan tahu di kota Sumedang. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara harga bahan baku dan jumlah pesaing terhadap laba yang diperoleh pengusaha tahu di kota Sumedang. 1.3.2 Maksud Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebenarnya penerapan teori laba selama ini, dapat diaplikasikan dalam penelitian sehingga secara teori hasil dari penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan suatu masukan yang positif bagi objek yang diteliti yaitu perusahaan industri tahu di kota Sumedang dalam meningkatkan labanya; dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan ilmiah untuk objek penelitian yang lain.