Aku berada di belantara, bernama Jakarta. Kota yang

dokumen-dokumen yang mirip
Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Oleh: Windra Yuniarsih

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

"Mungkin di sini ada petunjuknya" ucapku sambil pergi mengunjungi perpustakaan sejarah di tengah kota.

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.


I Want Him... Di Jogjakarta, lahirlah anaknya yang ketujuh, anak perempuan, dan itulah aku. Setelah kehamilan ibu yang boleh

Autis. Ardi Purnama Jati. Based on a Story by Ardi Purnama Jati

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

2. Gadis yang Dijodohkan

AKU AKAN MATI HARI INI

SHAINA BARENO. 9 Butterflies. (9 Kupu-kupu) Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Aira Arsitha THE DARKA LAIA. Pertarungan Belum Selesai. Penerbit Gia Book Community

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.7 Nabi Ya qub AS. dan Nabi Yusuf AS.

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah

Pemilik jiwa yang sepi

Biografi Pengarang. Adapun karya-karyanya yaitu:

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Belajar Memahami Drama

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Kukatakan kepadamu, seseorang yang

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Loyalitas Tak Terbatas

Ramadan di Negeri Jiran

Hingga akhirnya, hadirlah Kala yang saat ini menjadi sahabat terbaikku. Kala, yang tengah duduk di sampingku. Bagaimana ujian pendadaranmu tadi?

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Ah sial aku selingkuh!

MUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

[ Indonesia Indonesian

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

IBU DAN CINTA INT.DI DAPUR TEMPAT IBU MULYADI MEMASAK(PAGI)

hmm. Kakak adalah anak laki-laki satu-satunya. Sementara saya adalah anak perempuan satu-satunya. Kami hanya dua bersaudara tapi tidak satu pun kedama

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus

BAB II RINGKSAN CERITA. timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

SAAT TERJADI KONFLIK

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

TRILOGI NOVEL MARITO

Mahesa Bayu Suryosubroto

BAB III ASAL USUL MUALLAF DAN MOTIVASINYA MASUK ISLAM

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.8 Nabi Syu aib AS.

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

Dongeng Jepang Cerita berasal dari Kojiki (Legenda Jepang)

MEMBINGKAI ASA. Tarie Kertodikromo

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Kecakapan Antar Personal

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

Alifia atau Alisa (2)

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

Transkripsi:

(2015) Aku berada di belantara, bernama Jakarta. Kota yang katanya menjanjikan segala hal bagi banyak orang, bahkan yang termustahil sekalipun. Namun, ada satu hal yang mungkin memang mustahil, tetapi begitu aku inginkan dari Jakarta; mempertemukan aku dengan Ibu. Bertemu perempuan yang karenanya, aku ada. Bertemu perempuan yang sepertinya tidak ingin aku ada. Akulah yang ingin ia ada, atau setidaknya tahu bahwa ia pernah ada. Selain mencari Ibu, aku di sini menuntut ilmu. Lalu, campur tangan Tuhan meramu semuanya. Ibuku, bernama Mariana. Hanya itu yang kutahu. Baru setahun yang lalu, nama itu akhirnya keluar dari mulut Ayah, setelah berhari-hari sebelumnya aku mogok bicara padanya. Saat itu usiaku sembilan belas tahun. Menurutku tidak ada yang salah bila seorang anak ingin tahu cerita tentang ibunya. Saat itu, Ayah hanya bisa memberikan sebuah nama, tanpa cerita apa pun tentangnya. Seperti menang undian, aku bersyukur bisa mendengar satu hal tentang Ibu. Biasanya, mulut Ayah tertutup rapat. 1

Mulut keluarga besar Ayah tidak kalah tertutupnya. Begitu sedikit saja aku bicara tentang Ibu, seperti ada tombol otomatis yang ditekan, mereka langsung bungkam. Sudahlah, tak usah ditanyakan. Doakan saja adalah kata-kata familiar yang sering dilontarkan. Intinya, jangan harapkan ada cerita tentang Ibu. Seolah-olah, Ibu hanyalah mitos. Seakan-akan aku jatuh begitu saja dari langit. Aku bahkan sudah hampir percaya bahwa aku adalah anak yang dibuang orang, lalu ditemukan Ayah. Mungkin saja, bukan? Bahkan untuk kemungkinan-kemungkinan yang lebih buruk pun, aku sudah siap mendengar. Namun, sungguh susah sekali mencari tahu tentang Ibu. Begitulah, akhirnya setahun yang lalu aku tahu nama ibuku: Mariana. Alamat: Jakarta. Selebihnya hanya desasdesus yang tidak sengaja terdengar dari balik pintu kamar. Makin lama Rahmah makin mirip ibunya, ya? Terdengar suara seorang tamu setengah berbisik di depan pintu kamar. Tanteku buru-buru menjawab, singkat saja. Iya. Lalu mengalihkan pembicaraan agar tidak berlanjut. Mungkin, mungkin saja kalau diteruskan akan ada cerita tambahan tentang ibuku. Saat itu, aku sedang berada tepat di balik pintu. Saat hatiku menahan perih, otakku mulai mengarangngarang cerita. Mungkinkah ibuku menjadi rahasia satu kampung? Almarhum Kakek pemilik pesantren. Beliau membangun masjid satu-satunya di desa kecil di Cirebon ini. Beliau menjadi sangat disegani. Keluarga besarnya dikenal berbudi baik. Apabila orang satu kampung merahasiakan siapa ibuku sebenarnya, pasti ada sesuatu yang begitu memalukan. Itulah 2

Ratu Jullie salah satu analisisku, yang belum pernah aku lontarkan pada Ayah. Sejak Kakek meninggal, Ayah menjadi sangat sibuk dengan urusan pesantren. Ibu tiriku, Ibu Nur, baik sekali. Namun, semakin besar, aku semakin terasing. Dari Ibu Nur, Ayah memiliki dua anak lainnya. Adik-adikku. Hanya dengan mendoakan ibu kandungku saja, aku tidak pernah merasa cukup. Aku ingin tahu semuanya. Ingin tahu kenapa ia tidak pernah muncul? Kenapa ia tidak ingin aku ada, padahal aku begitu ingin ia ada. Aku lulus madrasah aliyah tahun itu juga. Masih belum tahu mau meneruskan ke perguruan tinggi atau tidak. Aku memutuskan untuk membantu Ayah di pesantren selama setahun, sambil menyiapkan diri untuk kuliah. Sejujurnya, aku sendiri masih bertanya-tanya, perlukah aku kuliah? Entahlah, pertanyaanku tentang Ibu lebih menggelayuti pikiranku. *** Malam ini, usiaku dua puluh tahun lebih seminggu. Seminggu yang sunyi karena aku mogok berbicara lagi dengan Ayah. Aku bukan anak manja, bukan juga pemberontak. Seminggu ini aku masih mengikuti apa yang Ayah minta. Masih menjadi makmum saat Ayah memimpin shalat, masih membuatkan teh untuknya, bila diminta. Aku hanya malas berbicara. Satu minggu yang lalu itu, aku minta hadiah ulang tahun yang sama pada Ayah: minta dihadiahi cerita selengkaplengkapnya tentang Ibu. Sudah satu tahun aku tahu nama Ibu. Belum ada cerita tambahan apa-apa tentangnya. Sudah 3

waktunya. Hanya itu saja yang aku yakini. Ayah malah mendengus dan meninggalkan aku sendirian. Aneh, yang seharusnya marah itu aku. Aku meminta hadiah yang bukan benda. Aku hanya meminta hakku. Dua puluh tahun, rasanya sudah cukup dewasa dan cukup kuat untuk mendengar cerita apa pun tentang Ibu. Aku siap. Selain sering menebak-nebak skenario yang terburuk, sering juga aku membayangkan yang akan terjadi bila tiba saatnya Ayah bercerita nanti. Hal yang paling mungkin terjadi adalah: aku akan terkejut, menangis, lega, lalu melanjutkan hidup. Begitulah, seminggu ini aku mogok bicara. Putus asa dan marah. Di sisi lain aku takut durhaka. Jadi, aku tetap menjalankan apa yang Ayah perintahkan, tetapi enggan memulai percakapan. Sudah cukup rasanya menunggu selama ini, karena rasa ingin tahu tentang Ibu sudah ada sejak aku akil balig. Ingin rasanya aku bertanya tentang semua seluk-beluk perempuan pada ibu kandungku sendiri. Tentang datang bulan, tentang lawan jenis. Ingin mendengar ceritanya tentang proses kelahiranku, yang semestinya ditunggu-tunggu. Mengidam apakah Ibu saat aku dalam kandungan? Mengapa aku diberi nama Rahmah? Ah, aku semakin ingin tahu ke mana Ibu. Ayah tampaknya mulai menyerah. Seusai shalat Isya, Ayah memanggilku masuk ke ruang kerjanya. Rahmah, apakah setiap ulang tahunmu, Ayah akan dimusuhi seperti ini? Sedikit terkejut mendengar pertanyaannya, lalu aku menunduk. Dengan tutur yang tetap halus dan penuh 4

Ratu Jullie hormat aku balik bertanya. Apakah sampai tutup usia, Rahmah tidak akan pernah tahu, apa pun tentang Ibu Mariana? Ayah menghela napas panjang. Ayah hanya tidak ingin membuat Rahmah susah, sedih, atau stres. Rahmah sudah dewasa, Ayah. Dua puluh tahun. Ilmu agama juga sudah Rahmah dapat selama tinggal bersama Ayah. Tidak ada yang perlu Ayah takutkan. Tidak akan ada reaksi berlebihan, bila yang akan didengar tentang Ibu adalah cerita buruk sekalipun. Rahmah siap. Ini hanya rasa ingin tahu seorang anak tentang ibunya. Rasanya itu wajar, Yah! Ayah mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya. Dipandanginya aku, anak perempuan yang tak pernah kenal ibunya ini. Dari matanya aku tahu, Ayah tidak mau ada sesuatu yang buruk terjadi padaku setelah mendengar kisah Ibu. Ia seperti menimbang-nimbang. Harusnya ia kenal anaknya yang bisa menganalisis dan merasa. Ini sulit buat keluarga besar kita, terutama buat Ayah. Lebih sulit lagi buat Rahmah, Ayah. Rasa ingin tahu tentang Ibu, saat ini, melebihi keinginan untuk melanjutkan sekolah, melanjutkan rencana Rahmah ke depan. Rasanya semua itu tidak bisa dijalankan, sebelum Rahmah tahu tentang Ibu. Kalau Rahmah memang bukan anak kandung Ayah dan Ibu, mungkin memang tidak ada cerita tersisa. Kalaupun Rahmah diambil dari panti asuhan. Ayah berdiri lalu menghampiri dan memelukku. Memotong kalimatku. Rahmah! Kamu anak kandung 5

Ayah! Ayah terlihat panik dan tidak suka mendengar tebakanku. Lalu melanjutkan dengan nada yang penuh pertimbangan. Perjuanganku membesarkanmu adalah cerita paling penting dalam hidupku. Bila sampai kamu menduga ayahmu ini adalah ayah tiri, artinya kamu sudah lebih dari siap untuk menerima cerita yang lengkap. Karena, bukan! Ayah bukan ayah tiri. Kamu anak kandung Ayah. Lalu, lelaki arif itu mengusap mukanya sendiri. Berusaha mengendalikan emosi dari cerita yang sepertinya ingin ia kubur. Ayah bertemu Mariana, ibumu, di Jakarta. Waktu itu Ayah sedang menjalankan program pesantren untuk berdakwah di di di tempat prostitusi, katanya ragu. Aku mengangkat kepala. Kemungkinan ini juga sudah terpikirkan olehku. Tapi ternyata, tetap saja aku terkejut. Mungkin karena ini adalah puncak penantianku. Cerita yang aku tunggu sejak lama. Ibu seorang PSK, Yah? Benarkah? Ayah mengangguk pelan. Iya, ia pekerja seks komersial. Tapi, yang Ayah lihat, ia tidak menyukai pekerjaannya. Ia tidak hanya cantik, tapi juga cerdas. Selalu antusias pada materi dakwah yang kakekmu sampaikan. Ia sering menitikkan air mata. Sepertinya ia tengah mencari jalan bertobat. Ketika pada akhirnya kenyataan itu keluar dari mulut Ayah, tetap saja seperti ada genderang ditabuh, tetap saja air mata meloncat keluar, sesiap apa pun aku sebelumnya. Selama sebulan program dari pesantren dan dinas sosial dijalankan, Ayah semakin dekat dengan Ibu. Ditemani 6

Ratu Jullie tantemu, Ayah melakukan ta aruf, perkenalan. Banyak mengobrol, dan mencari tahu tentang ibumu. Rupanya ibumu sebatang kara, hingga harus melakukan pekerjaan itu untuk bertahan hidup. Ada jeda yang cukup panjang. Dengan pandangan agak buram karena terhalang air mata, aku memandangi lelaki tua di depanku. Ayah seperti sedang mengingat peristiwa ta arufnya, mengenang saat-saat indahnya dengan wanita yang bernama Mariana. Sempat menyelinap penyangkalan dalam diri, tidak menerima profesi Ibu. Sekejap aku merasa asing. Ada juga rasa tidak percaya, Ayah bisa tertarik pada seorang PSK. Betapa jauhnya kehidupan mereka! Seumur hidup tinggal dengan keluarga besar Ayah di kampung ini, rasanya tidak mungkin Ayah bisa tertarik pada perempuan yang punya profesi seperti yang dij alankan Mariana. Bagaimana bisa Ayah yang anak kyai mendekati perempuan itu. Melihat dan mengenal ibu tiriku, Ibu Nur, rasanya sosok itu jauh lebih mudah diterima. Perangainya familiar dengan kehidupan yang aku kenal selama ini. Ibu Nur adalah salah satu santriwati kesayangan Nenek dan Kakek. Tiba-tiba aku merasa asing dengan semuanya. Tebersit rasa malu pada Ibu Nur. Perlu waktu bagiku untuk menempatkan semua kenyataan ini pada tempatnya. Lalu, Ayah menikah diam-diam dengan Mariana? Ataukah aku hasil hubungan gelap? tanyaku penasaran. Ya Allah, tidak Rahmah! Ayah justru ingin mengeluarkan ibumu dari kehidupan semacam itu. Ayah baik-baik melamar Ibu. Reaksi Kakek bagaimana? tanyaku cepat-cepat. Aku tahu benar siapa kakekku. 7

Tentu saja pada awalnya susah menerima. Posisinya sebagai kyai sekaligus ayah membuatnya memerlukan waktu untuk mengabulkan niat Ayah. Di satu sisi, beliau tidak ingin anaknya berjodoh dengan mantan PSK, namun di sisi lain beliau sangat mengerti tentang tobat. Allah itu Maha Pengampun, masa seorang kyai yang hanyalah manusia biasa tidak bisa menerima tobat seseorang? Ayah menghela napas untuk ke sekian kalinya. Akhirnya kakek dan nenekmu menyetujui niat Ayah, setelah kami berdua diceramahi panjang lebar. Terutama menasihati Mariana tentang tobat nasuha. Semurnimurninya tobat. Mariana juga harus mengikuti bimbingan dan pembekalan dari kakek dan nenekmu selama tiga bulan, untuk mempersiapkan dirinya menjadi istri dan ibu. Nenekmu bahkan seringkali menambah waktu untuk melakukan pembicaraan antarperempuan berdua dengan Mariana, dari hati ke hati. Akhirnya Ayah dan Mariana menikah di kampung ini. Tidak semua orang tahu latar belakang Mariana. Hanya orang-orang yang kakek dan nenekmu percayai saja yang tahu ceritanya. Mereka sangat hormat dan segan pada Kakek, menjaga amanah untuk tidak menyebarkan cerita ini. Tidak berani bergunjing. Kami hidup berbahagia, terutama saat menanti kehadiranmu, Rahmah. Ibumu itulah yang memilih dan mempersiapkan nama. Rahmah bila yang lahir anak perempuan. Kalau lelaki, akan diberi nama Rahman. Ada seulas senyum di wajah Ayah, dan matanya berkacakaca. Aku ikut tersenyum. Bahagia rasanya mendengar cerita bahwa ternyata Ibu menginginkanku. Memberiku nama yang baik. 8

Ratu Jullie Ayah bercerita betapa bahagia dan terharunya saat aku lahir. Ibu Mariana malah menangis sesenggukan sambil memeluk tubuh kecilku. Kata Ayah, Ibu menarik tangannya, lalu berbisik. Mas Firman, Allah luar biasa baiknya! Masih diizinkan-nya aku mengenal keluarga ini, dijodohkan denganmu, bahkan masih percaya Ia padaku dengan memberi amanah secantik ini! Padahal dosaku demikian besarnya. Lalu Ibu menangis lagi, sambil tersenyum bahagia. Mengucap syukur berkali-kali. Tidak kuasa aku menahan tangis, melihat Ayah bercerita dengan mata berkaca-kaca, sambil membayangkan peristiwa saat itu. Tiba-tiba aku merasa dekat dengan Ibu. Kata-kata indah yang keluar darinya lebih dari cukup untuk membuat aku utuh. Aku ada. Namun ke mana Ibu? Apa yang salah dengan kehidupan mereka hingga Ibu jadi tidak ada? Ibu Nur mengetuk pintu, lalu masuk ke ruang kerja Ayah, membawakan dua gelas teh manis untuk aku dan Ayah. Ia melemparkan senyum, tidak banyak bicara. Sepertinya tidak ingin mengganggu kami. Bahkan, perasaanku mengatakan, beliaulah yang menyuruh Ayah untuk berbicara padaku. Aku semakin menaruh hormat, kagum dan semakin sayang padanya. Sebelum keluar ruangan, Ibu Nur mengusap kepalaku, dan kembali menutup pintu. Ayah meneguk air tehnya dan aku tidak sabar menunggunya selesai minum. Lalu, Ibu ke mana? Apa ada yang salah dengan pernikahan Ayah dan Ibu? Aku menanyakan pertanyaan yang tadi tertunda. 9

Sebetulnya, selama hamil ia banyak khawatir. Banyak yang dipikirkannya. Tetapi, ia paling takut pada dua hal: penerimaanmu tentang dirinya, juga takut cerita tentang masa lalunya akan bocor dan mengganggu pesantren. Mengganggu kredibilitas dan membuat malu keluarga besar Kakek. Betapapun Ayah menenangkannya, ibumu kerap merasa tidak patut berada di sini. Ayah menarik napas entah untuk yang ke berapa kalinya. Siapa yang bisa menyangka bahwa ketakutan Mariana pada suatu hari menjadi kenyataan. Saat itu usiamu delapan bulan, lagi lucu-lucunya. Pesantren tiba-tiba kedatangan seorang tamu lelaki, mencari ibumu. Untunglah hari itu pesantren sedang sepi. Anak-anak sedang di kelas, sebagian pengajar sedang menghadiri rapat. Jadi, kedatangan tamu itu tidak sempat terlihat banyak orang. Ayah yang menerima kedatangannya. Ternyata lelaki itu adalah seorang muncikari. Katanya, ibumu berutang sejumlah uang dan berutang nyawa padanya. Ia merasa telah membantu ibumu yang sebatang kara dengan memberinya pekerjaan itu, hingga ibumu bisa mendapatkan uang untuk hidup. Ia seperti kehilangan aset terbaiknya karena menikah dengan Ayah, dan untuk itu, ia menuntut ganti rugi. Ayah berdiri menuju ke lemari di belakang meja kerjanya. Tangannya seperti mencari sesuatu. Sebuah amplop cokelat berukuran sedang dikeluarkannya dari dalam lemari. Ayah berhasil menyuruhnya keluar dari rumah setelah bersitegang, dan sempat memberikan ongkos pulang untuk lelaki tersebut. Ia membentak, dan tetap meminta Ayah mengganti utang Mariana dan uang ganti rugi. Ayah 10