BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman alam, budaya, dan seni yang khas di pulau Bali tidak dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sebagian besar perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Objek pariwisata dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 16 November 1972 adalah warisan dari masa lampau, yang dinikmati saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peringkat kedua Best of Travel 2010 (

BAB I PENDAHULUAN. Bangkitnya era otonomi daerah semakin memberikan peluang kepada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata masih menjadi basis perekonomian Provinsi Bali. Pariwisata

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. karena Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam

1 BAB I PENDAHULUAN. Upaya Pemerintah Kabupaten Malang meningkatkan kunjungan wisata

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN. Loka Yogyakarta, total willingness to pay 110 responden untuk

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. dijakarta Pusat tepatnya Jalan Merdeka Barat 12. Museum Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terwujudnya Good governance. Kota Blitar merupakan salah satu yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kompleks dan produktif (Odum dan Odum, 1955). Secara alami, terumbu karang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. dengan tahun 2004 mencapai 763 juta orang dan menghasilkan pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan pariwisata dengan daerah lainnya. Dalam hal ini, peran

Volume 11 Nomor 2 September 2014

ANALISIS PERMINTAAN DAN NILAI EKONOMI WISATA PULAU SITU GINTUNG-3 DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN TRI FIRANDARI

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Bali terkenal sebagai daerah tujuan wisata dengan keunikan berbagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. udara bersih dan pemandangan alam yang indah. Memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan seperti hutan lindung sebagai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, Rusia, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berupa produk jasa lingkungan yang manfaatnya secara langsung bisa di rasakan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Bali, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan daya tarik yang

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam dan menarik untuk di kembangkan sebagai obyek dan daya tarik

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sekitar 4,7 juta pembaca majalah Time yang terbit di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya, pendidikan serta hubungan-hubungan yang lain dalam usaha ikut

I. PENDAHULUAN. terbesar kedua setelah sektor pariwisata (perdagangan, hotel, dan restoran).

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan yang berkunjung di obyek wisata yang bersangkutan. Banyaknya

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHLUAN. Pulau Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang memiliki

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode valuasi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

Jumlah Penduduk Kabupaten Tabanan berdasarkan SP2010 sebanyak ora dengan laju pertumbuhan pendu sebesar 1,12 persen per tahun

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sustainable development. Sustainable development merupakan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional. Hal ini disebabkan oleh potensi yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kepulauan yang berlokasi disepanjang khatulistiwa di Asia Tenggara yang

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

ABSTRAK. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Lot merupakan salah satu daya tarik wisata (DTW) di Bali yang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman alam, budaya, dan seni yang khas di pulau Bali tidak dapat dipisahkan dari kegiatan keagamaan atau peribadatan masyarakatnya sebagai bentuk sikap kepatuhan yang diyakini, telah menjadikan salah satu pulau kecil di Indonesia ini mendunia.tanah Lot merupakan objek wisata unggulan yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali memiliki daya tarik yang besar bagi wisatawan karena keunikan, keindahan, dan keserasian suasana pantai laut selatan. Berdasarkan data badan pusat statistik Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan terletak di bagian selatan pulau Bali dengan luas wilayah sebesar 839.33 km².kabupaten Tabanan merupakan Kabupaten terluas keempat di Provinsi Bali, dimana Kabupaten Buleleng sebagai Kabupaten terluas pertama kemudian Kabupaten Jembrana terluas kedua, setelah itu Kabupaten Karangasem. Jumlah penduduknya tercatat 420.913 jiwa pada Tahun 2013 yang sebagian besar beragama Hindu. 1

Gambar 1.1. Peta Kabupaten Tabanan 2

Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan: di sebelah Utara Kabupaten Buleleng, di sebelah Timur Kabupaten Badung, di sebelah Barat Kabupaten Jembrana, dan di sebelah Selatan Samudra Indonesia. Berikut adalah luas wilayah Kabupaten Tabanan menurut kecamatan Tahun 2012 berdasarkan data badan pusat statistik Kabupaten Tabanan: Tabel 1.1Luas wilayah Kabupaten Tabanan menurut kecamatan Tahun 2012 (km²) Kecamatan Luas Wilayah (km²) Selemadeg 52,05 Kerambitan 42,49 Tabanan 51,40 Kediri 53,60 Marga 44,79 Baturiti 99,17 Penebel 141,98 Pupuan 179,02 Selemadeg Barat 120,15 Selemadeg Timur 54,78 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan, Tahun 2014 Desa Beraban terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: di sebelah Utara Subak Gadon I (desa Pandak Gede, di sebelah Timur Sungai Yeh Sungi, di sebelah Selatan Samudra Indonesia, di sebelah Barat Sungai Yeh Kutukan (desa Bebalang). Luas wilayah desa Beraban 629 Km2 denganjarak dari kota kecamatan 10 Km atau sekitar 10-15 menit ditempuh dengan kendaraan bermotor dan dari kota Kabupaten berjarak 13 Km dengan waktu tempuh sekitar 20-30 menit. Jumlah penduduk desa Beraban berdasarkan data tahun 2012 dari data laporan Kelian Banjar Dinas berjumlah 6.234 jiwa. 3

Gambar 1.2: Peta Desa Beraban Menurut data manajemen Operasional DTW (daya tarik wisata) Tanah Lot, data kunjungan wisatawan per tahun dari Tahun 2009 sampai 2013 terus 4

meningkat. Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa potensi wisata ini mendapatkan apresiasi masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri. Tabel 1.2Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata Tanah Lot, Tahun 2009-2013 (Orang) Wisatawan Tahun Mancanegara Nusantara Jumlah 2009 725.665 1.128.355 1.854.020 2010 793.330 1.356.563 2.149.839 2011 872.876 1.443.090 2.315.966 2012 927.644 1.649.655 2.577.299 2013 1.037.088 1.805.193 2.842.281 Sumber : Manajemen Operasional DTW Tanah Lot, Tahun 2014 Sifat dan keberadaan objek wisata Tanah Lot adalah wisata budaya dan religi, yang terdiri dari bangunan-bangunan sejarah berupa peninggalan umat Hindu. Komponen pendukung dari wisata budaya ini adalah adanya bangunan-bangunan sejarah lainya yang terdiri dari Pura Penataran, Pura Enjung Galuh, Pura Taman Sari, Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan, Pura Pakendungan, sumber mata air batu mejan, areal tugu pahlawan, areal yeh kutikan, dan areal enjung sibun. Pada objek wisata ini terdapat dua Pura yang dianggap suci oleh masyarakat, satu terletak di atas bongkahan batu besar yang dikelilingi laut, dan satunya lagi terletak di atas tebing yang menjorok ke laut yang menghubungkan dengan daratan. Pura ini merupakan bagian dari Pura Dang Kahyangan di Bali, sebagai tempat memuja dewa-dewa penjaga laut. Jika dilihat Pura ini akan kelihatan dikelilingi air laut. Menurut cerita ular laut tersebut adalah jelmaan dari selendang perdiri Pura yaitu seorang Brahmana dari 5

Jawa yang mengembara ke Bali. Beliau adalah Dang Yang Nirartha yang diutus sebagai ular penjaga Pura ini. Gambar 1.3 Pura Luhur Tanah Lot Sumber: http://www.wisata-bali.com, Tahun 2014 6

Gambar 1.4 Pura Luhur Tanah Lot Sumber: http://www.kamarmurah.com, Tahun 2014 Suasana sunset yang dilengkapi dengan atraksi budaya masyarakat Hindu Bali yaitu dipentaskannya tari kecak pada sore hari menjadi daya tarik khusus pada wisata Tanah Lot. Dikenal dari Tahun 1970-an oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, objek wisata Tanah Lot tadinya mempunyai infrastruktur penunjang yang sangat minim dan hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal pada hari-hari libur lokal saja seperti hari liburan sekolah, hari raya Galungan, Kuningan atau pada saat upacara di Pura Tanah Lot. Seiring berkembangnya sektor kepariwisataan Bali, Tanah Lot mengalami peningkatan pengunjung baik dari domestik maupun mancanegara dan sudah rutin berkunjung setiap hari terutama pada sore hari. 7

Gambar 1.5Atraksi Budaya Tari Kecak Sumber: www.bugbog.com/gallery/galleryindonesia, 2014 Budaya Bali yang beranekaragam dengan berbagai keunikan alamnya menjadikan pulau ini menjadi tujuan utama wisata di dunia, sehingga wisatawan mancanegara maupun domestik masuk secara massal ke Bali. Keadaan ini yang menjadikan objek wisata Tanah Lot sebagai salah satu tujuan utama wisata di Bali. Adapun dampak-dampak yang diberikan dari keadaan ini, baik yang positif bagi perkembangan pembangunan dan ekonomi maupun negatif bagi lingkungan, sosial, dan budaya sebagai konsekuensinya bagi perkembangan daerah di pulau Bali. Bali sebagai jendela bisnis pariwisata Indonesia tidak hanya menarik investor untuk melakukan bisnis mereka di Bali tetapi juga menarik para pencari kerja baik nasional maupun internasional untuk bekerja di sektor pariwisata sehingga pertumbuhan penduduk di Bali sangat tinggi yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk dan peningkatan kunjungan wisatawan. Hal ini akan 8

berdampak pada lingkungan kehidupan orang Bali yang yaitu lingkungan spiritual, sosial dan alamnya. Dalam pengembangan objek wisata Tanah Lot, pembangunan fasilitas wisata di dekat lingkungan spiritual Tanah Lot dirasa telah mengganggu kesucian serta kehidupan rohani daerah tersebut. Tingkat kepadatan yang terus meningkat, kesenjangan antara mereka yang diuntungkan oleh pariwisata dan mereka yang terpinggirkan oleh pariwisata telah menyebabkan ketegangan sosial, terutama dalam hal pemanfaatan lahan. Adapun dampak lain pada lingkungan alamnya seperti kehilangan sawah karena konversi lahan pertanian ke dalam fasilitas wisata akibat dari kebutuhan tanah untuk pembangunan pariwisata, seperti konversi sawah menjadi lapangan golf milik grup Bakrie di sebelah PuraTanah Lot. Serta masalah erosi pantai yang menyertainya. Mengingat, banyaknya peluang dan kontribusi yang akan diberikan dengan adanya destinasi pariwisata di suatu daerah. Salah satunya adalah terbukanya lapangan pekerjaan yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar secara khusus dan hubungannya dengan kontribusi pendapatan daerah dari retribusi objek wisata. Dimana Kabupaten Tabanan yang memiliki beberapa objek wisata unggulan yaitu objek wisata Tanah Lot salah satunya, yang telah menyumbang kurang lebih 40 persen dari total pendapatan asli daerah (Bali Dalam Angka, 2013). Pemerintah perlu mengoptimalkan penggunaan maupun pemanfaatan aset daerah ini melalui manajemen aset yang baik, sehingga diperlukan suatu penilaian ekonomi dari objek wisata Tanah Lot supaya dapat 9

diketahui manfaat ekonomi yang nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan terkait dengan optimalisasi, penggunaan dan pemanfaatan objek wisata Tanah Lot. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian tentang valuasi ekonomiaset maupun sumber daya alam sebelumnya sudah banyak dilakukan dengan perbedaan pada objek yang dinilai dan metode yang dipakai. Valuasi ekonomi Objek Wisata Tanah Lot belum pernah dilakukan sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan valuasi ekonomi di dalam maupun di luar negeri. Tabel 1.3 Penelitian - Penelitian Terdahulu No Peneliti Objek Variabel Metoda 1. Bedate, et al. (2004) 2. Poor dan Smith (2004) 3. Bulov dan Lundgren (2007) Castile-Leon Regional, Spanyol. St.Mary s city, Maryland, Amerika Serikat Taman Nasional Periyar, India 4. Sumarno (2009) Taman Pintar Yogyakarta Jumlah Kunjungan dan Travel Cost Kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, umur, ras Jumlah kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, umur, jenis kelamin, kewarganegaraan, subtitusi Jumlah kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan, kualitas, subtitusi Zonal Travel Cost Zonal Travel Cost Method Travel cost method Travel Cost Method Hasil Penelitian : Nilai Ekonomi Objek sebesar. Surplus konsumen untuk Iberian Organ Festival sebesar 41.400 persetas, Walled Ensemble of Urunea sebesar 45.300 persetas, Museum of burgos sebesar 195.000 persetas dan Cathedral of palacia sebesar 118.500 persetas Surplus konsumen antara $8 sampai dengan $19,26 dengan nilai agregat $75,492 sampai dengan $172.550 Nilai ekonomi Taman Nasional Periyar yang merupakan surplus konsumen agregat adalah sebesar $15.145.633.7666 Surplus konsumen untuk taman pintar Yogyakarta diestimasi sebesar Rp.231.544,- per individu per tahun. 5. Fonseca dan Rebelo (2010) Museum Lamego, Alto Douro Wine Jumlah kunjungan, biaya perjalanan, pendidikan, jenis Travel Cost Method Biaya perjalanan berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan 10

Regional Portugal 6. Yasa (2010) Alun-alun selatan di Yogyakarta 7. Pakdeeburee, et al. (2011) 8. Edi Suryadi (2013) Ayutthaya Historical Park, Thailand Estimasi nilai ekonomi Museum Bali kelamin, pendapatan, umur, kepuasan Jumlah kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, usia, dan lamanya pendidikan. Jumlah kunjungan, kesediaan membayar, pendidikan, jenis kelamin, pendapatan, umur, tujuan perjalanan Jumlah WTP (dependen), biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan, usia, persepsi responden terhadap kualitas lingkungan Travel cost method and contingent valuation method Travel cost method dan contingent valuation method Contingent valuation method ke museum Lamego dan sebaliknya tingkat pendidikan serta gender perempuan berpengaruh positif terhadap kunjungan ke museum Lamego 1. TCM sebesar Rp269.405.218.100 s/d Rp274.288.695.100. 2. CVM sebesar Rp316.008.000/tahun (WTP) dan Rp428.875.000/tahun (WTA). Kesediaan membayar turis lokal dan mancanegara masing masing sebesar 177,71 Baht dan 162,40 Baht. Nilai ekonomi Museum Bali berdasarkan CVM rata-rata adalah Rp. 593.910.775,- dan nilai WTP per individu per kunjungan rata-rata adalah Rp. 9.550,-. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan diatas, adapun beberapa hal yang membedakan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Objek penelitiannya yaitu objek wisata Tanah Lot yang berlokasi di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali. 2. Waktu penelitian yang akan dilakukan dari bulan Agustus di Tahun 2014. 3. Penelitian ini akan menggunakan dua metoda dalam satu objek penilaian yaitu travel cost method dan contingent valuation method. 4. Variabel dependent yang digunakan pada travel cost method adalah jumlah kunjungan, sedangkan pada contingent valuation method adalah kesediaan membayar (willingness to pay). Pada variabel independent, variabel yang 11

digunakan sama pada travel cost methodmaupun contingent valuation method yaitu menggunakan biaya perjalanan, pendapatan,waktu, umur, kualitas, dan adanya substitusi dari lokasi lain. 1.3 Perumusan Masalah Keunikan dan keindahan alam serta Kesucian objek wisata Tanah Lot menjadikan tempat ini sebagai salah satu tujuan utama wisata di Bali.Penilaian ekonomi objek wisata Tanah Lot diperlukan agar dapat diketahui manfaat ekonomi yang nantinya dapat digunakan sebagi pertimbangan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan terkait dengan optimalisasi. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berapa nilai ekonomi objek wisata Tanah Lot dengan travel cost method, berdasarkan wisatawan domestik dan mancanegara?. 2. Berapa nilai ekonomi objek wisata Tanah Lot dengan contingent valuation method, berdasarkan wisatawan domestik dan mancanegara?. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain, sebagai berikut. 1. Mengestimasi nilai ekonomi objek wisata Tanah Lot dengan travel cost method berdasarkan wisatawan domestik dan mancanegara. 2. Mengestimasi nilai ekonomi objek wisata Tanah Lot dengan contingent valuation method berdasarkan wisatawan domestik dan mancanegara. 12

1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap pihak-pihak terkait diantaranya; 1. Menjadi sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk pengelolaan dan optimalisasi aset untuk peningkatan pendapatan objek wisata Tanah Lot. 2. Memberikan referensi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang akan dilakukan di masa depan. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I terdiri dari latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II terdiri dari teori, kajian terhadap penelitian terdahulu, dan kerangka penelitian. Bab III terdiri dari desain penelitian, metode pengumpulan data, metode penyampelan, definisi operasional, instrumen penelitian, dan metode analisis data. Bab IV terdiri dari deskripsi data, uji hipotesis, pembahasan. Bab V berisikan simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. 13