Nama : Halilul Rahman Kelas : S1SI5F NIM : 08.12.3133 JUDUL :JAKA NGIYUB ADEGAN 1 SFX : Musik masuk panggung (karawitan) Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub memikul kayu dan meletakkannya. Kemudian membasuh mukanya di bawah air terjun dan beristirahat sambil duduk-duduk). Weleh weleh!! Hidup di jaman sekarang kok susah banget. Udah semua mahal, BBM naik, malah sekarang disuruh cari kayu bakar. Mana hutannya gundul lagi. Woalah gusti-gusti. ADEGAN 2 (Suara angin bergemuruh seiring turunnya ketujuh bidadari dari khayangan dan digambarkan dengan tarian. Seketika itu Jaka Ngiyub bersembunyi di balik pohon) SFX : suara angin (live) dan selanjutnya musik karawitan yang mengiringi tari bidadari yang turun ke bumi Bidadari : (Bidadari kagum akan keindahan dunia dan menikmati pemandangan yang ada di sekitar air terjun). Wah.!!! Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub mengintip dibalik pohon dan mengagumi kecantikan ketujuh bidadari tersebut). Weleh-weleh!!! Cantik-cantik bener gadis itu!
Nawang Dina : (sambil menikmati pemandangan di sekitar air terjun). Wah!!! Ternyata bumi ini sangat indah ya! Nawang Menit : (judes dan meremehkan). Perasaan biasa aja deh. Nawang Tahun : (tidak nyaman dan risih dengan keadaan sekitar). Eh, tapi disini becek banget! udah ujan, becek, gak da ojek. Cape deh! Nawang Detik : (sambil menunjuk ke air terjun). Dek remah, itu bukan hujan tapi air jatuh. Nawang Minggu : Piye, piye, itu namanya air terjun nduk Nawang Jam : a.a.a. a air terjun Nawang Menit : Udah, udah rebut aja. Mau air terjun kek, mau air jatuh kek mendingan kita sekarang mandi aja! Keenam bidadari : Iya ya..ayuk..! ADEGAN 3 (Ketujuh bidadari itu pun mandi yang diibaratkan dengan gerakan tari, sementara itu Jaka Ngiyub mengintip dibalik pohon dan mencuri selendang bidadari tersebut.) SFX : Musik (karawitan) yang mengiringi tarian bidadari yang menggambarkan bidadari sedang mandi. ADEGAN 4 (Jaka Ngiyub masih berada di balik pohon sambil menyembunyikan selendang bidadari. Setelah selesai mandi para bidadari mengambil selendangnya masing-masing) Para Bidadari : ( sambil mencari selendangnya masing-masing) Wah seger ya.! Nawang Wulan : (bingung mencari selendangnya) Mana.. selendangku?????
Nawang Tahun : (bingung mencari selendangnya yang juga hilang) Hah.. selendangku juga hilang. Dimana.. dimana dimana. Dimana. SFX : Musik karawitan kaget Nawang Jam : (sambil mendekati Nawang Tahun dan berbicara dengan logat gagap). Me me me memangnya ka ka kamu taruh dimana? Nawang Tahun : Tadi tak taruh disini, masak tak taruh di rumah Nawang Dina : ya sudah, kita cari saja (Ketujuh bidadari mencari selendang Nawang Wulan dan Nawang Tahun yang hilang) Nawang Menit : Ngapin kita ikut nyari, lha wong bukan selendang kita yang hilang. Nawang Minggu : Disini lho gak ada, barang kali hanyut di sungai. Kita telusuri sungai aja barangkali ketemu keenam bidadari : Iya ya ayuk..!!! (tujuh bidadari keluar panggung) SFX : Musik keluar panggung (karawitan) ADEGAN 5 KETUJUH BIDADARI ITUPUN TERUS MENCARI SELENDANGNYA YANG HILANG, SEMENTARA ITU JAKA NGIYUB KELUAR DARI PERSEMBUNYIANNYA. ( Joko Ngiyub menari karena senang mendapatkan selendang bidadari) SFX : Musik (karawitan) yang mengiringi tarian Jaka Ngiyub karena senang mendaspatkan selendang bidadari)
Joko Ngiyub : (Jaka Ngiyub memegang selendang dan heran ternyata selendang yang dicurinya ada dua). Lho kok ada dua?? Perasaan tadi satu. ADEGAN 6 SFX : Musik masuk panggung (karawitan) Genter : (Genter bertemu Jaka Ngiyub sambil membawa cangkul dan menjabat tangan Jaka Ngiyub). Hallo prend! Jaka Ngiyub : (dengan eksprei senyum-senyum) Hallo ter!! Genter : Ngapain kamu disini?? Jaka Ngiyub : Aku habis cari kayu bakar ini Genter : Hari gini cari kayu bakar? Jaka Ngiyub : Habisnya aku nggak dapat pembagian konfersi gas dari pemerintah. Pemerintah itu nggak adil sama aku. La kamu sendiri dari mana? Genter : Aku habis nyangkul dari sawah. Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub senyum-senyum dan memegangi kedua selendang yang dicurinya). O.. ADEGAN 7 Genter : Ngapain kamu pegang-pegang selendang itu? Jaka Ngiyub : (sambil memegangi kedua selendangnya) waktu aku istirahat tadi aku mengintip gadisgadis cantik lagi mandi, aku ambil aja selendangnya. Eh.. ternyata ada dua. Ini tak kasih satu, kamu mau nggak?? Genter : (sambil menunjuk selendang yang bagus) Gimana kalau yang itu? yang itu lebih bagus deh.
Jaka Ngiyub : Nggak pokoknya yang ini!! (kemudian berbisik-bisik) Ini milik bidadari lho! Genter : Nggak mbujuk ta?? Jaka Ngiyub : Ya nggak lah, masak ya nggak dong! Genter : (sambil berpikir lama). Gimana ya? Jaka Ngiyub : Sudah lah, nggak usah mikir lama-lama. Genter : Ya dah, aku mau Jaka Ngiyub : Yo wis ter.. rawat baik-baik selendangnya! Aku pulang dulu ya! Genter : (sambil berjabat tangan) Ok friend, ati-ati ya! (Jaka Ngiyub keluar panggung) SFX : Musik keluar panggung (karawitan) ADEGAN 8 Genter : (sambil menimbang-nimbang selendang, mengamati dan mencium baunya. Dan akhirnya dia membuang selendang tersebut). Ngapain aku mau dikasih selendang kaya gini? Sudah jelek, bau lagi. Nggak penting deh. SFX : Musik kaget (karawitan) (Genter meninggalkan panggung, kemudian kembali lagi karena cangkulnya ketinggalan) Genter : (Genter mengambil cangkulnya) Aku lupa. Cangkulku ketinggalan ADEGAN 9 KETUJUH BIDADARI PUN KEMBALI KARENA MEREKA TIDAK MENEMUKAN SELENDANG NAWANG WULAN DAN NAWANG TAHUN DI TEMPAT LAIN. SFX : Musik masuk panggung (karawitan)
Nawang Menit : Kalian itu ceroboh banget sih!! Nawang Minggu : Makanya kalau naruh selendang tu yang bener dong! Nawang Menit : Kalian tu merugikan kita semua. (Bidadari yang lain mencari selendang, Nawang Tahun menangis dan sedih) ADEGAN 10 Nawang Jam : (sambil menunjuk selendang yang ada di balik bebatuan dan menepuk pundak Nawang Tahun) i i. i. i.tu. Nawang Tahun : (mencueki Nawang Jam) apa sih?? Nawang Jam : (tangan menunjuk ke selendang) i i i tu se.. se.. lendangnya. Nawang Tahun : (sambil berjalan mengambil selendang yang ditunjukkan oleh Nawang Jam) Ha.!!! Akhirnya ketemu juga, itu selendangku. SFX : Musik kaget (karawitan) Nawang Wulan : (Nawang Wulan melihat dan mengamati selendasng yang diambil Nawang Tahun ) ini bukan selendangmu, ini selendangku ndek. Nawang Tahun : (sedih dan kecewa) Trus mana punyaku?? Nawang Wulan : Ya dah, kita cari aja dulu Nawang Menit : (cuek) Meneketehek, itu urusanmu. Nawang Detik : Ini kan dah sore, sebentar lagi gelap, kita kan gak bisa terbang kalau malam. Nawang Dina : Iya ya, ntar nabrak-nabrak lagi. Nawang Tahun : (Nawang Tahun sambil menangis) Trus aku gimana dong??
enam bidadari : Meneketehek. Nawang Menit : itu urusanmu. Nawang Minggu : Lagian, salah sendiri naruh selendang sembarangan. Sekarang rasain!! (Dengan ekspresi marah, mendengar hal itu Nawang Tahun menangis histeris) ADEGAN 11 Nawang Menit : Ya udah sebaiknya kita pulang aja yuk! ( Enam bidadari terbang meninggalkan Nawang Tahun sendirian) SFX : Musik keluar panggung (karawitan) ADEGAN 12 KEESOKAN HARINYA NAWANG TAHUN SAMBIL MENANGIS TERSEDU-SEDU MASIH MENCARI SELENDANGNYA YANG HILANG. SFX : Musik sedih (seruling) dan suara kicauan burung (siulan) Nawang Tahun : (sambil menangis dan mencari selendangnya) Dimana sich selendangku? (Tiba-tiba ada seorang pemuda tampan yang menghampiri Nawang Tahun dari belakang) Jaka Ngiyub : (dengan heran dan penasaran Joko Ngiyub mendekati Nawang Tahun) hah ini pasti wanita cantik. Jaka Ngiyub : Wahai gadis cantik jelita! Mengapa engkau menangis sendirian di hutan? Ada apa gerangan? Apakah aku bias membantumu? Nawang Tahun : (sambil terisak-isak yang masih membelakangi Jaka Ngiyub) a.. aku tidak bisa pulang karena selendangku hilang. Jaka Ngiyub : Memangnya rumahmu dimana? Nawang Tahun : Rumahku jauh
Jaka Ngiyub : Berarti kamu bukan penduduk sini? Nawang Tahun : sambil menangis Jaka Ngiyub : (sambil menerka-nerka Joko Ngiyub menerka-nerka bahwa gadis yang ditemui merupakan pemilik selendang yang diambilnya) Aku tahu siapa kamu.., kalau aku dapat menemukan selendangmu Nawang Tahun : Berarti kamu yang mengambil selendangku? ADEGAN 13 Jaka Ngiyub : Bukan bukan aku yang mengambilnya. Tapi kalau aku dapat menemukan selendangmu, sudikah kiranya dirimu menjadi istriku? Nawang Tahun : Apa kamu nggak bakalan menyesal? Jaka Ngiyub : Tidak. Aku tidak akan menyesal. Aku akan menerimamu apa adanya. Apakah kamu bersedia menikah denganku? Nawang Tahun : (sambil menoleh kearah Jaka Ngiyub) Hah!!! menikah?? Ya iyalah, (seketika Jaka Ngiyub pingsan karena melihat wajah Nawang Tahun yang jelek) SFX : Musik kaget (karawitan) SELESAI