BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik, mental dan sosial yang terlepas dari penyakit. Kualitas hidup dalam

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain penyakit jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal, hal tersebut

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

keluarga lainnya yang pada akhirnya bisa menimbulkan depresi. Ganguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian (Notoatmojo, 2003).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. food, workaholic style, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, polusi,

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kematian (0,64-0,74%). pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara bulan.

KEMAMPUAN BASIC ACTIVITY DAILY LIVING (BADL) DENGAN KEPUTUSASAAN PADA PASIEN STROKE DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Individu pasti akan mengalami proses penuaan (ageing process) yaitu proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. global dan merupakan penyebab kecacatan yang paling banyak. Penderita

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kecacatan fisik dan mental pada usia produktif dan usia lanjut. Stroke juga merupakan penyebab kematian dalam waktu yang singkat, sehingga stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di negara maju, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke sering diderita pada usia lebih dari 65 tahun, tetapi stroke dapat terjadi pada semua usia, termasuk pada masa pertumbuhan, masa kanak-kanak, masa remaja dan dewasa akhir (Caplan, 2006). Di Amerika terdapat hampir 120.000 perempuan dan 105.000 laki-laki berusia dibawah 45 tahun telah menderita stroke (Alway & Walden, 2011). Insiden stroke di Eropa, diperkirakan terdapat 100-200 kasus stroke baru terjadi per 10.000 penduduk per tahun. Stroke sering terjadi pada usia 45-65 tahun (Boorstain, 2011). Menurut data Yayasan stroke Indonesia (Yastroki, 2012), diperkirakan setiap tahun terdapat 500.000 penduduk Indonesia terkena serangan stroke, dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami kecacatan ringan atau berat. Apabila tidak ada upaya penanggulangan stroke yang lebih baik, Yastroki memperkirakan kejadian stroke akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2020. 1

2 Menurut laporan tahunan RSUD Muntilan, Magelang tahun 2014, terdapat 532 pasien stroke yang di rawat inap. Stroke masuk kedalam sepuluh besar penyakit rawat inap, dan merupakan diagnosa terbanyak pada pasien rawat inap (Laporan Tahunan RSUD Muntilan, 2014). Stroke juga merupakan penyakit penyebab disabilitas tersering. Keadaan ini merupakan insiden tertinggi dan kondisi neurologis yang sering ditangani di rumah sakit (Alway & Walden, 2011; Caplan, 2006). Pasien stroke yang mampu bertahan, sering kali tidak sanggup lagi untuk bekerja atau melaksanakan perannya sebagai suami atau istri, orang tua, teman, dan aktif berpartisipasi dalam komunitas dengan maksimal. Kerugian secara ekonomi, sosial dan psikologi yang ditanggung oleh pasien sroke sangat besar (Caplan 2006). Pada awal serangan stroke pasien membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat untuk menghindari keadaan yang lebih parah atau kematian. Pada fase lanjutan atau perawatan lanjutan, pasien stroke memerlukan penanganan dalam pemenuhan ADL (Activity Daily Living). Gejala yang sering muncul pada pasien stroke adalah kehilangan motorik (hemiplegi/hemiparese) dengan keadaan bedrest total, kehilangan komunikasi atau kesulitan berbicara (disatria), gangguan persepsi, kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik (Setyopranoto, 2010). Angka kejadian stroke yang tinggi perlu diperhatikan. Terlebih lagi dampak yang ditimbulkan oleh stroke. Ketergantungan akibat stroke sangat bervariasi yang dapat dimanifestasikan lewat kemampuan pasien dalam melakukan Activity Daily Living (Nursanti, 2007). Stroke dapat menyebabkan gangguan motorik dan gangguan kognitif seseorang. Sehingga, penderita stroke

3 akan mengalami gangguan pada ekstremitas dan gangguan sensibilitas pada anggota badan. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pasien stroke akan mengalami perubahan dan tidak mampu beraktivitas seperti biasa. Sehingga, dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien stroke akan membutuhkan bantuan orang lain (Setyopranoto, 2010; Caplan, 2006). Di Indonesia, merupakan kewajiban bagi keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan baik secara fisik, emosional, masalah pengobatan, dan permasalahan sosial, serta berkomunikasi dan berkoordinasi dengan perawat mengenai perawatan yang diberikan kepada pasien (Effendy et al, 2014). Dukungan keluarga sangat diperlukan karena keluarga merupakan support system (sistem dukungan) yang sangat berperan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh pasien. Dukungan tersebut akan tercipta apabila hubungan interpersonal antar anggota keluarga baik. Ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika keluarga menghadapi masalah, karena keluarga adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan anggota keluarganya (Friedman, 1998). Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam merawat pasien stroke. Konsekuensinya, stroke tidak hanya berdampak pada pasien tetapi juga berdampak pada anggota keluarga lain. Merawat pasien stroke dapat menimbulkan depresi dan penurunan kualitas hidup (Kruithof et al, 2012).Tingkat religiusitas berhubungan dengan kualitas hidup (Saxena,2006).

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana gambaran kemampuan Activity Daily Living (ADL) pasien stroke, dukungan keluarga pada pasien, dan tingkat religiusitas keluarga pasien di RSUD Muntilan? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan ADL pasien stroke, dukungan keluarga pada pasien, tingkat religiusitas keluarga pasien di RSUD Muntilan. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian adalah: a. Mengidentifikasi bentuk-bentuk dukungan keluarga yang dapat diberikan selama merawat pasien stroke. b. Mengidentifikasi tingkat religiusitas keluarga dalam merawat pasien stroke. c. Mengidentifikasi kemampuan ADL pasien stroke.

5 D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Pada umumnya penderita stroke akan mengalami gangguan pada ekstremitas dan gangguan sensibilitas pada anggota badan, sehingga akan mengalami perubahan dalam pemenuhan ADL dan tidak mampu beraktivitas seperti biasa. Sehingga, dibutuhkan dukungan keluarga dalam perawatan pasien stroke di Rumah Sakit. Manfaat penelitian ini dalam bidang ilmu pengetahuan, dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tentang bagaimana gambaran dukungan keluarga, tingkat religiusitas keluarga dan ADL pasien stroke. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran bagi keluarga pasien stroke dalam memberikan dukungan keluarga pada pasien. Sehingga, dalam pemenuhan ADL pasien stroke dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menggambarkan tingkat religiusitas keluarga selama merawat pasien stroke. Penelitian ini dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya dan sebagai ilmu pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk informasi dalam penelitian.

6 E. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan dari peneliti belum pernah dilakukan penelitian dengan judul Gambaran Kemampuan Activity Daily Living (ADL) Pasien Stroke, Dukungan Keluarga Pada Pasien, dan Tingkat Religiusitas Keluarganya di RSUD Muntilan, namun terdapat penelitian terkait yang pernah dilakukan yaitu: 1. Nursanti (2007) Meneliti tentang gambaran tingkat ketergantungan Activity Daily Living pada pasien stroke haemoragik dan non haemoragik berdasarkan indeks barthel di unit stroke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi berdasarkan Indeks Barthel. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil pasien stroke haemoragik sebagian besar tingkat ketergantungan ADL-nya perlu bantuan maksimal. Sedangkan pasien stroke non haemoragik, sebagian besar tingkat ketergantungan ADL-nya perlu bantuan minimal. Persamaan penelitian ini adalah alat ukur yang digunakan yaitu Indeks Barthel. Sedangkan perbedaan pada subjek, waktu dan tempat dilaksanakan penelitian. 2. Primasari (2011): Meneliti tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Penderita Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Ambulu Kabupaten Jember. Penelitian ini dilakukan pada 38 responden dengan teknik purposive sampling. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu variabel, waktu dan tempat dilaksanakannya penelitian. Sedangkan

7 persamaannya yaitu pada salah satu variabel yang akan diteliti, yaitu dukungan keluarga pada pasien stroke. 3. Jiang et al (2014) Penelitian yang dilakukan dengan judul Family function and health behaviours of stroke survivors. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui perilaku kesehatan dan fungsi keluarga pada pasien stroke, dan mengevaluasi hubungan keduanya. Metode yang dilakukan yaitu pasien dengan diagnosa stroke sebelum dan akan kembali ke klinik neurologi pada bulan Agustus 2011 sampai Februari 2012 di Rumah Sakit di Guangzhou, China. Pasien yang sudah dipulangkan dan tinggal di rumah selama dua bulan dikaji fungsi keluarga dengan menggunakan kuesioner FAD (Family Assessment Device) dan HPLP-II (Health Promoting Lifestyle Profile). Hasil yang didapatkan pada kuesioner FAD terdapat nilai yang rendah pada item pemecahan masalah dan faktor fungsi peran, dan nilai tinggi pada item komunikasi, keterlibatan kasih sayang, dan kontrol perilaku. Hasil dari pengkajian perilaku kesehatan dengan menggunkan HPLP-II terdapat nilai yang tinggi pada faktor nutrisi dan nilai yang rendah pada item faktor akivitas. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara fungsi keluarga dengan perilaku kesehatan pada penderita stroke. Pekerja kesehatan harus lebih memperhatikan pada fungsi keluarga pasien dan perilaku kesehatan dan menemukan tujuan yang dapat mempengaruhi keduanya.

8 4. Adriaansen et al (2011) Melakukan penelitian dengan judul Course of social support and relationships between social support and life satisfaction in spouses of patients with stroke in the chronic phase. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui perjalanan dari dukungan sosial dari pasangan pasien stroke dan hubungan secara langsung dan tidak langsung antara dukungan sosial dan kepuasan hidup. Penelitian ini menggunakan metode cohort dan dilakukan pada 180 pasien dengan pengukuran pada 2 bulan setelah selesai menjalankan rehabilitasi, 1 tahun, dan 3 tahun setelah stroke. Kuesioner yang digunakan adalah Life Satisfaction Quesionnaire (LiSat-9) dan Caregiver Strain Index. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini total dukungan sosial dan tiga subtipe dari dukungan sosial meningkat dan dihubungkan dengan tingginya kepuasan hidup. Terdapat hubungan diantara keduanya akan tetapi tidak terdapat pengaruh antara ketegangan pemberi perawatan dengan dukungan sosial pada kepuasan hidup.