STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...6

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PERBENGKELAN SEPEDA MOTOR SMALB TUNAGRAHITA

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (C3)

STUDI PEMETAAN KOMPETENSI PROFESIMEKANIK OTOMOTIF RODA 4 DI BENGKEL OTOMOTIF DI SURAKARTA TAHUN 2012

PARTISIPASI INDUSTRI SERVIS KENDARAN BERMOTOR TERHADAP IMPLEMENTASI KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM KURIKULUM SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

MATA PELAJARAN : TEKNIK SEPEDA MOTOR (OTO-TSM) JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PERBENGKELAN SEPEDA MOTOR SMALB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PERBENGKELAN SEPEDA MOTOR SMALB TUNADAKSA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

KETERLAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK UNTUK MENJADI PEKERJA TEKNISI OTOMOTIF BERDASARKAN TUNTUTAN SKKNI

KISI-KISI SOAL UJI KEAHLIAN PPG SMK PRODUKTIF PRODI TEKNIK OTOMOTIF

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

STUDI RELEVANSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN DENGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA DI SMK

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Praktik Kerja Industri 1. Definisi Praktik Kerja Industri Fatra Jaya Purnama, 2015

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

PEMETAAN KOMPETENSI-KOMPETENSI DI DUNIA KERJA BIDANG MEKANIK OTOMOTIF RODA DUA. Bambang Pr.*, Herman Saputro **, C. Sudibyo***

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK SEPEDA MOTOR. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

KISI KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Matapelajaran (Kompetensi Dasar)

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN STANDAR UJI KOMPETENSI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN DI SMK

STUDI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SIWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

Agung Novianto 1, Amay Suherman 2, Ariyano 3

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB III LANDASAN TEORI

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK ALAT BERAT

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

OPTIMALISASI FASILITAS ALAT PRAKTIK UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

WAKTU PRAKTIK DASAR ELEKTRONIKA OTOMOTIF BAGI SISWA SMK UNTUK MENCAPAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

PERBAIKAN POROS PENGGERAK RODA

KESIAPAN GURU DAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN TEORI KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF STUDI KASUS DI SMK N 2 SURAKARTA

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

Nico Haylusi* Suparmin** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak manusia pertama ada, manusia telah berpikir bagaimana membuat

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR CHASSIS PEMINDAH TENAGA DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH SISWA KELAS XI TKR SMK TAMTAMA KROYA

STUDI EKSPLORASI PERALATAN PRAKTIKUM PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DITINJAU DARI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam kemajuan sebuah negara, pendidikan dituntut untuk terus berpacu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR UNIT KOMPETENSI GENERAL

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN BERDASARKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

RELEVANSI KURIKULUM SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN TERHADAP KEBUTUHAN DUNIA INDUSTRI DI KABUPATEN SLEMAN

PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF PAKET KEAHLIAN

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA BIDANG OTOMOTIF

PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA SMK DALAM PRAKTIK BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN

RELEVANSI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI OTOMOTIF DI KOTA MEDAN

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN. Memahami prinsip kerja sistem pendingin melalui penggalian infomasi pada buku manual. Memahami konstruksi sistem

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN JENJANG III Berbasis

Transkripsi:

268 STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK Rian O. Firmansyah 1, Inu H. Kusumah 2, Nana Sumarna 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi. 207 Bandung 40154 reza_chandra@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlaksanaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) pada pelaksanaan Prakerin yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 8 Bandung. TKR dibagi menjadi lima kelompok kompetensi yaitu; (1) kompetensi general, (2) kompetensi engine, (3) kompetensi power train, (4) kompetensi chassis dan (5) kompetensi electrical. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang dilaksanakan di kelas XI Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 8 Bandung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) pada Prakerin. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan; (1) kompetensi general tergolong tinggi, (2) kompetensi engine tergolong tinggi, (3) kompetensi power train tergolong tinggi, (4) kompetensi chassis tergolong sangat tinggi dan (5) kompetensi electrical tergolong sedang dalam pelaksanaannya. Hasil rata-rata keseluruhan pelaksanaan Prakerin yang dilaksanakan tergolong tinggi. Kata kunci: keterlaksanaan, kompetensi, Teknik Kendaraan Ringan, Prakerin. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini semakin maju pesat terutama pada bidang teknologi informasi dan komunikasi, sehingga menuntut warga masyarakat untuk merespon secara tepat dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Perlu adanya peningkatan mutu pendidikan agar menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan professional. Berdasarkan hal tersebut, diperlukannya peran pendidikan terutama sekolah kejuruan dalam upaya mengembangkan mutu, keterampilan, kemampuan, pemahaman, sikap, kebiasaan kerja, pengetahuan dan meningkatan potensipotensi peserta didik, dengan harapan dapat bersaing dalam menghadapi segala tantangan saat ini maupun yang akan datang (Susilana, 2011). Pendidikan kejuruan di Indonesia merupakan bagian dari sistem pendidikan, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang mor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15, menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Bahkan Peraturan Pemerintah mor 29 Tahun 1990 Pasal 3 Ayat (2) menegaskan juga bahwa Pendidikan 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

269 menengah kejuruan mengutamakan penyiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Upaya pemerintah dalam menyiapkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang bermutu, terampil, inovatif, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki daya saing dan daya serap ke dunia kerja, pemerintah mengeluarkan kebijakan link and mach, yaitu keterkaitan dan kesesuaian antara program dan produk pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, untuk mendukung hal tersebut dikeluarkan juga kebijakan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas). 323/U/1997 tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Pada pola penyelenggaraannya, kegiatan pembelajaran dilaksanakan di lingkungan sekolah dan di dunia kerja melalui kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang tersusun secara sistematis, professional dan sinkron sehingga peserta didik dapat merasakan langsung belajar bekerja di dunia nyata. Prakerin merupakan program wajib yang harus dilaksanakan oleh sekolah, khususnya SMK dan diikuti oleh peserta didik. Tujuan dari kegiatan Prakerin itu sendiri menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Dikmenjur, 2008) ialah: menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional (dengan pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja). Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara sekolah dan dunia kerja. Menghasilkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas professional. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan (Wena, 2005). Kegiatan Prakerin diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang professional. Karena dalam pengaplikasiannya siswa dapat mengembangkan kemampuan, keahlian, profesi dalam mengaplikasikan ilmu atau kompetensi yang didapatkan dari kelas sesuai dengan bidang studi atau jurusannya sehingga tujuan dari prakerin itu sendiri dapat terwujud salah satunya menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian yang professional dengan pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja serta mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja sehingga lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat terserap langsung oleh industri bahkan lulusan SMK dapat menciptakan lapangan pekerjaan (wirausaha) sesuai dengan tujuan SMK itu sendiri. Seiring banyaknya pembangunan-pembangunan SMK di hampir semua wilayah indonesia, sehingga timbul rasa percaya masyarakat khususnya para orang tua yang menyebabkan animo/peminat pendaftaran SMK naik pesat dengan harapan ketika

270 memasukkan anaknya ke jenjang pendidikan SMK maka akan lebih mudah bekerja atau menciptakan lapangan kerja. Keberadaan SMK menjadi solusi untuk orang tua yang memang anaknya tidak ingin lama-lama menganggur. Perkembangan animo pendaftaran ke SMK pun semakin meningkat. Kenyataannya, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dominasi pengangguran. Bulan agustus 2014, mencatat sebanyak 809,280 (11,24%) lulusan SMK tidak bekerja (BPS, 2014). Lulusan SMK harusnya langsung bekerja. Penyerapan lulusan SMK dipasar kerja tergantung kerjasama dengan perusahaan, menurutnya dengan angka 11,24% itu, berarti lulusan SMK mengambil porsi terbesar tingkat pengangguran terbuka. Tetapi pada saat menanggapi tingginya lulusan SMK yang tidak terserap di pasar kerja. Walaupun demikian, kami terus melakukan sejumlah langkah antisipatif, yakni menambah bekal siswa dengan keterampilan kewirausahaan. Lulusan SMK tidak hanya mencari kerja, tapi juga menciptakan lapangan kerja, seorang lulusan SMK diharapkan memiliki soft skill yang memadai. Menurutnya ada lima langkah peningkatan mutu SDM khususnya pada SMK, yaitu: membekali siswa dengan jiwa dan semangat keterampilan kewirausahaan, link and match, melengkapi ruang dan peralatan labolatorium sebagai tempat uji kompetensi, dan mengembangkan SMK untuk mempercepat peningkatan dan pemerataan lulusan SMK, dan melengkapi kompetensi lulusan SMK, tidak hanya pada bidang keahlian, namun juga pada kompetensi, pengetahuan dan sikap. Tingkat pengangguran lulusan SMK yang banyak menjadi pukulan yang keras bagi pemerintah khususnya pada bidang pendidikan dalam menjaga mutu lulusan SMK agar hasilnya tidak bertolak belakang dengan tujuan diadakannya kegiatan prakerin itu sendiri. Salah satu faktor yang mempengruhi hal diatas salah satunya adalah kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh lulusan SMK atau kurang berjalannya poin lima pada langkah peningkatan mutu SDM diatas. Prakerin tidak semuanya dilaksanakan di industri, permasalahan yang terjadi yaitu minimnya pengalaman siswa dalam pengaplikasian kompetensi yang telah ditentukan oleh kurikulum atau Standar Kerja Nasional (SKKNI). yang tidak terlaksana pada saat Prakerin, dapat menyebabkan ketidak tercapaian tujuan kegiatan Prakerin atau siswa tidak dapat menguasai standar kompetensi dunia kerja. Efek yang lebih luasnya lulusan SMK tidak siap kerja khususnya di bidang Teknik Kendaraan Ringan atau industri otomotif, oleh sebab itu penelitian ini akan meneliti mengenai sejauh mana keterlaksanaan kompetensi pada Prakerin.

271 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel penelitian ini yaitu kelas Teknik Kendaraan Ringan kelas XI yang sudah melaksanakan Prakerin, pemilihan Populasi dan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik nprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pemilihan sampel peneliti menggunakan teknik Simping Insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan dinilai cocok sebagai sumber data. Pemilihan teknik ini berdasarkan kondisi pada saat penulis melakukan penelitian di lapangan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan cara wawancara, dokumentasi dan pedoman observasi untuk mengukur sejauh mana keterlaksanaan kompetensi Teknik Kendaraan Ringan pada Prakerin di SMK Negeri 8 Bandung. Tahapan dalam menganalisis data pada penelitian ini yaitu; pendeskripsian data hasil penelitian mengenai proses pelaksanaan Prakerin di SMK Negeri 8 Bandung, memaparkan ke dalam bentuk tabel, menayangkan dalam bentuk diagram mengenai persentase pencapaian kompetensi di setiap tempat prakerin dan mengklasifikasikan keterlaksanaan pada golongan keberhasilan, berdasarkan penyesuaian dari kategori relevansi. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian telah peroleh dan diringkas ke dalam beberapa tabel, yaitu: kompetensi umum, engine, power train, chasis dan electrical. Tabel 1. umum Ya Tidak 1 Memelihara/Servis Sistem Hidrolik 84% 16% 2 Memelihara/Servis dan Memperbaiki Kompresor Udara dan Komponenkomponennya 78% 22% 3 Membaca dan Memahami Gambar Teknik 22% 78% 4 Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur 78% 22% 5 Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 91% 9% 6 Menggunakan dan Memelihara Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja 94% 6% Rata-rata 74% 26%

272 Hasil observasi mengenai keterlaksanaan kelompok kompetensi general (Tabel 1) pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan diperoleh rata-rata keterlaksanaan sebesar 74% dan ketidakterlaksanaan sebesar 26%. Tabel 2. engine Ya Tidak 1 Memelihara/servis engine dan komponenkomponennya 94% 6% 2 Merperbaiki engine dan komponenkomponennya 94% 6% 3 Overhaul engine dan komponenkomponennya 81% 19% 4 Merakit blok engine dan kelengkapannya, pemeriksaan toleransi dan pelaksanaan 59% 41% prosedur 5 Membongkar blok engine dan penilaian komponen 66% 34% 6 Melepas kepala silinder dan menilai komponen-komponennya 63% 38% 7 Merakit kepala silinder, pemeriksaan toleransi dan pelaksanaan prosedur pengujian 50% 50% 8 Memelihara/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya 97% 3% 9 Membaiki sistem pendingin dan komponenkomponennya 88% 13% 10 Overhaul komponen sistem pendingin 69% 31% 11 Melaksanakan perbaikan radiator 78% 22% 12 Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin 88% 13% 13 Memperbaiki komponen/sistem bahan bakar bensin 84% 16% 14 Overhaul sistem/komponen bahan bakar bensin 78% 22% 15 Memelihara/servis sistem injeksi bahan bakar diesel 53% 47% 16 Memperbaiki sistem/komponen bahan bakar diesel 63% 38% 17 Overhaul komponen-komponen sistem injeksi bahan bakar diesel 56% 44% Rata-rata 74% 26% Hasil observasi mengenai keterlaksanaan kelompok kompetensi engine (Tabel 2) pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan diperoleh rata-rata keterlaksanaan sebesar 74% dan ketidakterlaksanaan sebesar 26%. Hasil observasi mengenai keterlaksanaan kelompok kompetensi power train (Tabel 3) pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan diperoleh rata-rata keterlaksanaan sebesar 70% dan ketidakterlaksanaan sebesar 30%.

273 1 2 3 Tabel 3. power train Memelihara/Servis Unit Kopling dan Komponen-komponennya Sistem Pengoperasian Merperbaiki Kopling dan Komponenkomponennya Overhaul Kopling dan Komponen- Ya Tidak 97% 3% 97% 3% 88% 13% komponennya 4 Memelihara/Servis Transmisi Manual 72% 28% 5 Merperbaiki Transmisi Manual 66% 34% 6 Overhaul Transmisi Manual 53% 47% 7 Memelihara/Servis Transmisi Otomatis 56% 44% 8 Memperbaiki Transmisi Otomatis 59% 41% 9 Overhaul Transmisi Otomatis 56% 44% 10 Memelihara/Servis Unit Final Drive/Gardan 72% 28% 11 Memperbaiki Unit Final Drive/Gardan 56% 44% 12 Overhaul Unit Final Drive/Gardan 50% 50% 13 Memelihara/Servis Poros Penggerak Roda 81% 19% 14 Memperrbaiki Poros-poros Penggerak Roda 78% 22% Rata-rata 70% 30% Tabel 4. chassis Ya Tidak 1 Merakit dan Memasang Sistem Rem dan Komponen-komponennya 3% 1 2 Memelihara/Servis Sistem Rem 6% 2 3 Memperbaiki Sistem Rem 3% 1 4 Overhaul Komponen Sistem Rem 13% 4 5 Memeriksa Sistem Kemudi 9% 3 6 Memelihara/Servis Sistem Kemudi 22% 7 7 Memperbaiki Sistem Kemudi 9% 3 8 Overhaul Komponen Sistem Kemudi 41% 13 9 Melaksanakan Pekerjaan Pelurusan Roda / Spooring 25% 8 10 Balance Roda/Ban 31% 10 11 Melepas, Memasang dan Menyetel Roda 3% 1 12 Membongkar, Memperbaiki dan Memasang Ban Luar dan Dalam 41% 13 Rata-rata 83% 17% Hasil observasi mengenai keterlaksanaan kelompok kompetensi chassis (Tabel 4) pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan diperoleh rata-rata keterlaksanaan sebesar 83% dan ketidakterlaksanaan sebesar 17%. Hasil observasi mengenai keterlaksanaan kelompok kompetensi electrical (Tabel 5) pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan diperoleh rata-rata keterlaksanaan sebesar 51% dan ketidakterlaksanaan sebesar 49%.

274 Tabel 5. electrical Ya Tidak 1 Menguji, Memelihara/Servis dan Mengganti Baterai 94% 6% 2 Melakukan Perbaikan Ringan pada Rangkaian/Sistem Kelistrikan 66% 34% 3 Memperbaiki Sistem Kelistrikan 50% 50% 4 Memperbaiki Instrumen dan Sistem Peringatan 31% 69% 5 Overhaul Komponen-komponen Sistem Kelistrikan 22% 78% 6 Memperbaiki Sistem Starter dan Pengisian 63% 38% 7 Memasang, Menguji dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring 38% 63% 8 Memasang, Menguji dan Memperbaiki Sistem Pengaman Kelistrikan dan Komponennya 38% 63% 9 Memasang Perlengkapan Kelistrikan Tambahan (Asesories) 41% 59% 10 Membuat atau Memperbaiki Wiring Harness 22% 78% 11 Memperbaiki Sistem Pengapian 72% 28% 12 Memelihara/Servis dan Memperbaiki Engine Manajemen System 66% 34% 13 Memasang Sistem A/C (Air Conditioner) 56% 44% 14 Overhaul Komponen Sistem A/C (Air Conditioner) 44% 56% 15 Memelihara/Servis Sistem A/C (Air Conditioner) 59% 41% 51% 49% Secara keseluruhan keterlaksanaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan diperoleh rata-rata sebesar 70,5% dengan rata-rata uraian sebagai berikut; kompetensi general 74%, kompetensi engine 74%, kompetensi power train 70%, kompetensi chassis 83%, dan kompetensi electrical 51%. PEMBAHASAN Rata-rata keterlaksanaan kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan pada Prakerin yang dilaksanakan oleh siswa SMK Negeri 8 Bandung didapatkan rata-rata persentase keterlaksanaannya adalah sebesar 70,5% dan 29,5 tidak terlaksana. Apabila di golongkan dengan rata-rata ketercapaian 70,5% berarti masuk ke dalam kategori tinggi. Walaupun keterlaksanaan tergolong tinggi, namun dari hasil rata-rata tersebut masih terdapat kompetensi yang tidak terlaksanakan. Seperti yang diutarakan pada data hasil penelitian masih ada siswa yang mendapatkan persentase keterlaksanaan kompetensi pada saat prakerin yang tergolong rendah. Apabila ditinjau kembali, keterlaksanaan pada kompetensi dasar/general mendapatkan rata-rata 74% dari enam kompetensi. Persentase keterlaksanaan yang paling rendah pada kelompok kompetensi ini adalah kompetensi membaca dan memahami gambar teknik. Keterlaksanaan kompetensi engine mendapatkan hasil rata-rata 74% dari 17 kompetensi. power train mendapatkan hasil keterlaksanaan kompetensi pada Praktik Kerja Industri yaitu rata-rata

275 70%. Keterlaksanaan chassis tingkat keterlaksanaan kompetensi pada Praktik kerja Industri mencapai nilai rata-rata paling besar yaitu 83% dari 12 kompetensi. power train dan kompetensi chassisapabila ditinjau di kurikulum itu disatukan menjadi sistem pemindah tenaga, ditinjau dari keterlaksanaan setiap kompetensinya, hampir semua kompetensi dari dua kelompok kompetensi ini terlaksana secara merata. Sehingga dapat dikatakan bahwa keterlaksanaan kompetensi ini pada prakerin yang dilakukan oleh sisiwa berjalan dengan baik. yang paling rendah keterlaksanaanya adalah kompetensi electrical yang mendapatkan rata-rata 51% dari 15 kompetensi. untuk melihat gambaran keterlaksanaan dan ketidakterlaksanaan kompetensi pada kompetensi electrical. Nilai ratarata yang dilaksanakan pada prakerin belum mencapai maksimal, namun sudah mencapai kategori baik atau tinggi. yang tidak dilaksanakan pada Prakerin walaupun menurut hasil wawancara atau kesimpulan diatas tidak begitu masalah, tetapi nilai rata-rata 29,5% ketidakterlaksanaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan pada Prakerin di SMK Negeri 8 Bandung ini menjadi keterbatasan pengalaman kerja sisiwa. Pihak sekolah dan industri sudah merencanakan pelaksanaan praktik kerja industri dengan sebaik-baiknya, bahkan membuat perjanjian kerjasama MoU antara pihak sekolah dan industri (Hamalik, 2007). Namun ketika pelaksanaan prakerin, aplikasi saat praktik kerja industri oleh sisiwa tergantung dari adanya konsumen yang datang. yang dilaksanakan tidak bisa dibuat-buat karena disesuaikan dengan kondisi konsumen bengkel saat itu. Ketercapaian nilai rata-rata 70,5% mengenai keterlaksanaan kompetensi pada pelaksanaan Prakerin di SMK Negeri 8 Bandung adalah salah satu upaya dari kurikulum dan sekolah dalam mengimplementasikan konsep link and mach yaitu keterkaitan dan kesesuaian sesuai dengan kebijakan pemerintah. Keterlaksanaan Prakerin ini diharapkan dapat membentuk dan mempersiapkan peserta didik atau siswa agrar siap bekerja dalam bidang tertentu dan mempuyai sikap profesional. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan Peserta Didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (Arifin, 2011). Prakerin yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bermanfaat memberikan pembelajaran yang real di lapangan kerja sehingga lulusan SMK mempunyai pengalaman kerja, mempunyai etos kerja dan profesional.

276 KESIMPULAN Keterlaksanaan kompetensi general (umum), engine, power train, dan chasis keahlian Teknik Kendaraan Ringan di tempat prakerin yang berbeda-beda, secara umum tergolong tinggi. Namun, keterlaksanaan kompetensi electrical masih tergolong sedang. Rata-rata pelaksanaan Prakerin yang dilaksanakan oleh siswa tergolong tinggi. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hamalik, O. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Susilana, R. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI. Wena, M. (2005). Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito.