BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Mustapa sebagai Lurah Dulalowo, dengan jumlah penduduk jiwa yang

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERAN LURAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI KELURAHAN MALUHU KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAIKARTANEGARA 1

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BAB V PENUTUP. dalam air ( tempat tumbuhnya) akan terbawa juga bagian-bagian lain dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BUPATI PAKPAK BHARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi pembiayaan Qardhul Hasan pada Baitul Maal wa Tamwil

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo.

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman, agar

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan

1.1. Latar Belakang Indikator kemajuan sebuah Negara demokrasi diantaranya adalah tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 103 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2015 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Limehe Timur adalah salah satu dari sembilan desa di Kecamatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan sebelumnya tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli.

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 30 TAHUN 2007

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGUSAHA KECIL MELALUI CAPACITY BUILDING DI DAERAH TUJUAN WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 19 TAHUN TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

Tabel Triangulasi. Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP. Wawancara Dokumentasi Observasi

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

II. TEVJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERAN LURAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN (DI KELURAHAN MALUHU KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA)

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Transkripsi:

40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Dulalowo merupakan salah satu kelurahan yang terdapat pada Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo yang dipimpin oleh Ibu Ha. Rasuna Mustapa sebagai Lurah Dulalowo, dengan jumlah penduduk 3.366 jiwa yang terdiri atas Laki laki berjumlah 1.603 jiwa, perempuan 1.763 dengan jumlah kepala keluarga 893. Batas wilayah Kelurahan Dulalowo adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Liluwo. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Wumialo. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Dulalowo Timur 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Huangobotu Kecamatan Dungingi. Luas wilayah kelurahan Dulalowo 71,30 Ha, yang terdiri dari : 1. Luas Pemukiman = 29,92 ha 2. Luas Pekarangan = 33,00 ha 3. Luas Perkantoran = 8,38 ha 4.1.2 Deskripsi Data dan Hasil Penelitian. Program dana bergulir dimulai sejak Tahun 2000. Ini merupakan salah satu terobosan Kementerian KUKM dalam rangka menstimulir pertumbuhan ekonomi masyarakat. Khusus untuk Koperasi Kasih Ibu pada Tahun 2008 40

41 mendapat bantuan dana tersebut yang jumlahnya sebesar 20 juta, masing-masing diterimakan sebanyak dua kali. Jumlah peminjam dana bergulir hingga tahun 2013 mencapai 35 orang yang terdiri dari tujuh kelompok peminjam. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini diarahkan untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan studi pemberdayaan masyarakat melalui program dana bergulir pada koperasi dan UKM di Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah melalui beberapa indikator, yaitu (1) menciptakan suasana atau iklim untuk membangun potensi masyarakat, (2) memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dan (3) memberikan perlindungan. Dari 893 kepala keluarga terdapat 35 kepala keluarga penerima dana bergulir yang dibagi atas 7 kelompok. Untuk keperluan penelitian, peneliti menetapkan 7 orang penerima dana bergulir yang menjadi obyek penelitian dikarenakan mereka sampai dengan saat ini mereka adalah ketua- ketua kelompok dan masih aktif dalam pemanfaatan dana bergulir tersebut. Kepada 7 orang ketua kelompok penerima dana bergulir yang telah berhasil memanfaatkan dana tersebut untuk pengembangan usaha mereka, penulis melalukan wawancara. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap 7 (tujuh) orang anggota masyarakat yang memperoleh dana bergulir diperoleh data tentang pendidikan, pekerjaan sebagai berikut : Tabel 1: Daftar ketua kelompok penerima dana bergulir menurut tingkat pendidikan dan pekerjaan No. Nama Pendidikan Pekerjaan 1. Jauria Tahir SD Pembuat Kue 2. Rosmiati Sumuri SMA Penjual Ikan dan Kue 3. Sakila Fahrun SMA Penjual Ikan

42 4. Saipudin Adam SD Jualan Nasi Kuning dan Bensin 5. Anisa Limun SD Pedagang Ayam Pedaging 6. Arina Amin SMA Penjual Ikan dan Kios 7. Rosdawati Mopangga SMP Usaha Konter dan Depot Sumber : LPM Huyula kelurahan Dulalowo Tahun 2012 Dari tabel di atas terlihat bahwa dari segi tingkat pendidikan penerima dana bergulir berpendidikan SD sampai SMA. Sementara dari segi pekerjaan ratarata penerima dana bergulir pekerja kasar. Rentang tingkat pendidikan ini terhitung renda. Secara ekonomi rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan terjadinya kemiskinan, oleh karena itu dalam rangka mewujudkan perekonomian yang mandiri dan handal sebagai salah satu usaha yang berasas manfaat guna menanggulangi serta memperkecil angka kemiskinan, maka pemerintah mengambil kebijakan dana bergulir. Dengan kebijakan program dana bergulir ini, maka diharapkan dapat memberdayakan masyarakat sehingga menghasilkan pendapatan bagi masyarakat itu sendiri. 1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat bisa berkembang (enabling). Hal ini bertitik tolak terhadap pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya Program dana bergulir adalah bantuan perkuatan pemerintah dalam bentuk uang atau barang modal yang disalurkan kepada Koperasi dan Usaha Kecil

43 Menengah. Dana tersebut disalurkan melalui pola bergulir. Pola bergulir adalah cara memanfaatkan bantuan kepada KUKM, yang tujuan utamanya pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan. Dana tersebut disalurkan melalui koperasi yang jumlahnya sekitar 5 sampai 10 juta pertahun. Dana tersebut di pinjamkan pada masyarakat miskin yang memiliki usaha serta memenuhi persyaratan. Untuk mengetahui informasi tentang dana bergulir peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan masyarakat sebagai informan. Menurut Jauria T, salah seorang penerima dana bergulir di Kelurahan Dulalowo. Ketika ditanya apakah ibu mengetahui dengan jelas tentang dana bergulir. Diperoleh informasi : Ya, saya dapat mengatahui dengan jelas maksud dan tujuan dari diberikannya bantuan dana bergulir tersebut melalui sosialisasi oleh pemerintah terhadap masyarakat yang berhak menerima sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang diberikan oleh pemerintah. (WW/JT/WD/13.08.12) Pernyataan salah seorang penerima dana bergulir sebagaimana diuraikan tersebut dikonfirmasikan kepada Rosmiati S, Rosdawati M, Anisa L, Arina A dan Sakilah F, selaku masyarakat Kelurahan Dulalowo yang mengetahui perkembangan dari dana bergulir tersebut. Diperoleh informasi : Informasi akurat yang saya peroleh tentang penerimaan bantuan dana bergulir tersebut adalah melelaui kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah. Informasi tersebut berupa manfaat dana tersebut, maksud dan tujuan, bagaimana cara mendapatkannya, serta dikelola melalui koperasi dan UKM. (W/RS.SF/WD/16.08.12 pada jam 15.30-16.45 Pernyataan yang hampir sama dikemukakan pula oleh Saipudin A, salah seorang penerima dana bergulir yang berprofesi sebagai penjual nasi kuning dan bensin. Ketika ditanya apakah keberadaan dana bergulir dapat membantu Bapak dalam mengembangkan usaha. Diperoleh jawaban :

44 Saya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada pihak pengelola dana bergulir, karena dengan dana bergulir saya dapat mengembangkan usaha jualan nasi kuning dan bensin. Sehingga untuk saat ini untuk usaha jualan nasi kuning yang sebelumnya saya hanya 3 liter sehari sekarang saya sudah mencapai 10 sampai dengan 12 liter sehari dan ditambah dengan jualan bensin. Disamping itu saya tidak menemukan kesulitan dalam mengembangkan usaha. (W/SA/WD/14.08.12 pada jam 7.30 08.00 Selanjutnya ketika ditanya kepada Jauria T, salah seorang penerima dana bergulir di Kelurahan Dulalowo yang berprofesi sebagai pembuat kue, apakah dana bergulir yang di terima peruntukannya menurut Ibu sangat jelas. Diperoleh informasi : Ya, sejauh ini saya menilai bahwa bantuan dana bergulir tersebut sangat jelas peruntukannya bagi para penerima bantuan yang berhak menerima. Hal ini sejalan dengan upaya pengelola terhadap penyaluran dan pengawasan bantuan kepada masyarakat yang dikelola melalui koperasi dan UKM serta memiliki tujuan untuk mengembangkan kemandirian masyarakat. (W/JT/WD/13.08.12 pada jam 08.30 10.30 Pernyataan lain juga dikemukakan oleh Saipudin A dan Ibu Rosmiati S yang mengetahui perkembangan dana bergulir tersebut. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh jawaban : Menurut saya bahwa dana bergulir tersebut jelas peruntukannya bagi penerima bantuan yang berhak menerima. Hal tersebut telah sesuai dengan kesepakatan antara pemerintah, pihak pengelola, dan masyarakat pada sosialisasi penerimaan bantuan dana bargulir bagi masyarakat. Namun yang berbeda adalah pengelolaannya melalui koperasi dan UKM. (W/SA/WD/14.08.12 pada jam 7.30 08.00 Menurut ibu Anisa Limun ( pedagang Ayam pedaging), Arina Amin (penjual bensin dan kios ) dan Rosdawati Mopangga (usaha konter dan Depot) atas pertanyaan tentang dana bergulir adalah sebagai berikut : Saya dapat bantuan dana bergulir dengan sangat mudah tidak aturan yang mempersulit saya, tekanan dari pihak pengelola sehingga saya dapat

45 menambah modal saya dalam berjualan ayam pedaging (Anisa Limun), menurut saya dana bergulir sangat berguna, saya tidak perlu susah susah cari pinjaman dengan syarat syarat yang berbelit belit dan sayapun dapat mengembangkan usaha saya dalam berjualan bensin dan usaha kios kecil kecilan (Arina Amin), bagi saya dana bergulir telah memberikan banyak manfaat terutama dalam mengembangkan usaha konter saya dan depot. (W/AL.AA.RP/WD/24.08.12 pada jam 7.30 8.30 Dari hasil wawancara di atas diperoleh gambaran bahwa adanya dana bergulir yang mereka terima sangat bermafaat. Karena mereka dapat mengembangkan usaha mereka dengan tanpa adanya tekanan dari pihak pengelola demikian pula mereka tidak menemukan kesulitan dalam memperoleh dana bergulir tersebut. Lebih lanjut ketika ditanyakan apa saja persyaratan yang harus Bapak penuhi untuk memperoleh dana bergulir tersebut dari pihak pengelolah. Diperoleh penjelasan : Menurut penyampaian pada sosialisasi tentang penerimaan dana bergulir tersebut, yang menjadi persyaratan untuk memperoleh bantuan tersebut adalah yang termasuk dalam kategori kurang mampu, mempunyai usaha walaupun kecil-kecilan, dan secara administrasi menunjukkan kartu identitas penduduk atau KTP. (W/SA/WD/14.08.12 pada jam 7.30 08.00 Menurut ibu Anisa Limun ( pedagang Ayam pedaging), Arina Amin (penjual bensin dan kios ) dan Rosdawati Mopangga (usaha konter dan Depot) atas pertanyaan tentang persyaratan untuk memperoleh dana bergulir adalah sebagai berikut :

46 Saya dapat bantuan dana bergulir dengan sangat mudah tidak aturan yang mempersulit saya, tekanan dari pihak pengelola sehingga saya dapat menambah modal saya dalam berjualan ayam pedaging (Anisa Limun), menurut saya dana bergulir sangat berguna, saya tidak perlu susah susah cari pinjaman dengan syarat syarat yang berbelit belit dan sayapun dapat mengembangkan usaha saya dalam berjualan bensin dan usaha kios kecil kecilan (Arina Am in), bagi saya dana bergulir telah memberikan banyak manfaat terutama dalam mengembangkan usaha konter saya dan depot. (W/AL.AA.RP/WD/24.08.12 pada jam 7.30 7.30 Pertanyaan yang sama disampaikan kepada Jauria Tahir, Rosmiati Sumuri, Sakilah Fahrun, dan Arina Amin, tentang syarat utama untuk memperoleh bantuan dana bergulir dari pengelola, mereka menjawab bahwa syarat utama adalah kategori miskin, ada usaha dan KTP. Dari hasil wawancara di atas diperoleh gambaran bahwa adanya dana bergulir yang mereka terima sangat bermanfaat. Karena mereka dapat mengembangkan usaha mereka dengan tanpa adanya tekanan dari pihak pengelola demikian pula mereka tidak menemukan kesulitan dalam memperoleh dana bergulir tersebut. Dari hasil wawancara, diperoleh gambaran bahwa Masalah pemberdayaan ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut: Aspek Ekonomi

47 1. Kurang berkembangnya sistem kelembagaan ekonomi untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat, khususnya masyarakat kecil dalam rangka mengembangkan kegiatan usaha yang produktif; 2. Kurangnya penciptaan akses masyarakat ke input sumberdaya ekonomi berupa kapital, sumberdaya alam, lokasi berusaha/ lahan usaha, informasi pasar dan teknologi produksi; 3. Lemahnya kemampuan masyarakat kecil untuk mengembangkan kelembagaan ekonomi yang dapat meningkatkan posisi tawar dan daya saingnya. Sedangkan ditinjau dari aspek sosial, permasalahan pemberdayaan masyarakat adalah: 1. Kurangnya upaya yang dapat mengurangi pengaruh lingkungan sosial-budaya yang mengungkung masyarakat dalam kondisi kemiskinan struktural; 2. Kurangnya akses masyarakat untuk memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan termasuk informasi; 3. Kurang berkembangnya kelembagaan masyarakat dan organisasi sosial yang dapat menjadi sarana interaksi sosial; 4. Belum mantapnya kelembagaan yang dapat memberikan ketahanan dan perlindungan bagi masyarakat yang terkena musibah dampak krisis ekonomi; 5. Belum berkembangnya kelembagaan yang mampu mempromosikan asas kemanusiaan, keadilan, persamaan hak, perlindungan masyarakat dan lain-lain. Dengan melihat permasalahan dan tantangan yang ada dalam rangka pemberdayaan masyarakat, maka strategi yang perlu dilakukan guna mengembangkan usaha masyarakat adalah:

48 1. Pemberian peluang/ creating opportunity (penyediaan prasarana dan sarana umum khususnya transportasi, listrik, komunikasi dan pasar). 2. Pengembangan kapasitas dan modal manusia/ capacity building and human capital development (penyediaan layanan pendidikan, keterampilan dan kesehatan sesuai kondisi lokal).. 2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumbersumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Untuk mengetahui informasi tentang cara memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, peneliti mewawancarai Rosmiati S selaku warga Kelurahan Dulalowo sebagai informan. Ketika ditanya, apakah dalam memperoleh dana tersebut Ibu tidak mengalami kesulitan atau tekanan dari pihak pengelola untuk mendapatkan dana tersebut. Dari kegiatan wawancara tersebut diperoleh informasi : Bagi saya dana bergulir yang saya terima sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha saya dibidang penjulan ikan dan kue. Selain itu, untuk memperoleh dana tersebut kami tidak dipersulit serta tidak mendapatkan

49 tekanan dari pihak manapun tersuk pengelola. (W/RS.SF/WD/18.08.12 pada jam 13.30-15.30 Pernyataan Rosmiati S yang diuraikan tersebut dikonfirmasikan kepada Sakila F dan ibu Jauria T, selaku penerima dana bergulir yang seharinya berprofesi sebagai penjual ikan. Diperoleh informasi : Saya memperoleh bantuan dana bergulir tersebut dari pengelola dengan baik, dan tidak ada aturan-aturan lain yang menyulitkan atau mengintimidasi tentang penerimaan dana tersebut, karena yag saya tahu bahwa, tujuan dari disalurkannya bantuan tersebut adalah untuk membantu mengembangkan usaha. (W/RS.SF/WD/20.08.12 pada jam 15.30-16.45 Menurut ibu Anisa Limun ( pedagang Ayam pedaging), Arina Amin (penjual bensin dan kios ) dan Rosdawati Mopangga (usaha konter dan Depot) atas pertanyaan tentang dana bergulir adalah sebagai berikut : Saya dapat bantuan dana bergulir dengan sangat mudah tidak aturan yang mempersulit saya, tekanan dari pihak pengelola sehingga saya dapat menambah modal saya dalam berjualan ayam pedaging ( Saipudin Adam), menurut saya dana bergulir sangat berguna, saya tidak perlu susah susah cari pinjaman dengan syarat syarat yang berbelit belit dan sayapun dapat mengembangkan usaha saya dalam berjualan bensin dan usaha kios kecil kecilan (Arina Amin), bagi saya dana bergulir telah memberikan banyak manfaat terutama dalam mengembangkan usaha konter saya dan depot. (W/AL.AA.RP/WD/24.08.12 pada jam 15.30 16.30 Dari hasil wawancara di atas diperoleh gambaran bahwa adanya dana bergulir yang mereka terima sangat bermanfaat. Karena mereka dapat mengembangkan usaha mereka dengan tanpa adanya tekanan dari pihak pengelola

50 demikian pula mereka tidak menemukan kesulitan dalam memperoleh dana bergulir tersebut. Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan Ibu Jauria Tahir tentang jumlah dana bergulir yang mereka terima apakah sudah mencukupi untuk mengembangkan usaha nya, Ibu Jauria Tahir menjawab : Kalau hanya membuat kue saja sudah mencukupi, akan tetapi tidak dapat membuka usaha lainnya karena minimnya dana yang diberikan oleh pengelola. (W/JT/WD/13.08.12 pada jam 08.30 10.30 Selanjutnya peneliti bertanya kepada Ibu Rosmiati Sumuri, Sakilah Fahrun, Saipudin Adam, Anisa Alimun, Arina Amin, dan Rosdawati Mopangga tentang pertanyaan yang sama, mereka menjawab sebagai berikut : Tidak mencukupi karena dana yang dipinjamkan masih sangat minim untuk membuka usaha atau mengembangkan usaha karena semakin banyaknya persaingan dalam berusaha serta meningkatnya kenaikan barang barang pokok sehingga untuk mengembangkan usaha sangat sulit dengan dana yang sedikit. Tidak mencukupi karena dana yang dipinjamkan masih sangat minim untuk mengembangkan usaha, apalagi dengan naiknya harga ikan di pelelangan tidak sesuai dengan harga pasar. (W/RS.SF/WD/18.08.12 pada jam 15.30-16.45

51 Belum karena jumlah uang yang dipinjamkan sangat sedikit sehingga belum bisa membuka usaha yang lainnya apalagi untuk mengembangkan usaha. (W/SA/WD/14.08.12 pada jam 7.30 08.00 Belum mencukupi karena dana yang dipinjamkan masih sangat sedikit untuk mengembangkan usaha, karena untuk memelihara ayam pedaging dengan baik membutuhkan biaya yang besar. Belum mencukupi, karena modal yang dipinjamlan sangat minim untuk mengembangkan usaha, apalagi barang barang pokok naik sehingga tidak cukup untuk membeli barang barang lain. Iya sudah mencukupi. (W/AL.AA.RP/WD/24.08.12 pada jam 7.30 8.30 Dari hasil wawancara di atas, rata rata menjawab bahwa dana yang dipinjamkan oleh pengelola dana bergulir masih tergolong minim, karena belum mampu untuk digunakan dalam mengembangkan usaha mereka, disebabkan bahan bahan yang mereka butuhkan juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam hal ini dana yang diterima tidak dapat digunakan untuk membeli bahan maupun barang dibutuhkan. Selanjutnya ketika ditanya kepada Rosdawati M selaku penerima dana bergulir di Kelurahan Dulalowo yang menggeluti bidang usaha konter dan depot, apakah Ibu setelah menyelesaikan angsuran dana bergulir kepada pengelola bisa

52 memperoleh kembali dana tersebut setelah mengajukan permohonan. Diperoleh informasi : Ya, secara keseluruhan kami dapat memperoleh kembali bantuan tersebut apabila selama penyicilan pembayaran angsuran perbulan tidak mengalami hambatan atau menunggak. (W/AL.AA.RP/WD/18.08.12 pada jam 15.30 16.30 Pernyataan yang sama dikemukakan pula oleh Saipudin A, salah seorang penerima dana bergulir yang berprofesi sebagai penjual nasi kuning dan bensin.. Diperoleh informasi : Sesuai dengan informasi dari pengelola dana bergulir tersebut bahwa kami dapat memperoleh kembali bantuan tersebut apabila selama pembayaran angsuran tidak mengalami penunggakan, dan untuk mendapatkannya dengan cara mengajukan permohonan serta melengkapinya secara administrasi. (W/SA/WD/14.08.12 pada jam 7.30 08.00 Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan yang sama kepada mereka apakah mereka penerima dana bergulir masih beroleh kesempatan dapat bermohon kembali untuk memperoleh pinjaman, mereka menjawab : Iya, bisa akan tetapi dengan syarat rajin membayar angsuran perbulan dan tidak pernah menunggak. (W/JT/WD/13.08.12 pada jam 08.30 10.30 Iya bisa, yang penting rajin membayar cicilan perbulan. (W/RS.SF/WD/20.08.12 pada jam 16.00-17.00 Iya bisa, yang penting rajin membayar angsuran perbulan(w/sa/wd/14.08.12 pada jam 7.30 08.00

53 Iya bisa, yang penting tidak ada masalah dalam membayar cicilan. (W/AL.AA.RP/WD/24.08.12 pada jam 7.30 8.30 Dari wawancara di atas diperoleh gambaran bahwa setiap penerima dana bergulir diperkenankan untuk bermohon kembali dengan ketentuan tidak pernah ataupun rajin membayar angsuran. Selanjutnya peneliti bertanya kepada Ibu Arina A, menurut Ibu dalam pengelolaan dana bergulir tersebut apakah sudah baik atau sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Diperoleh penjelasan : Menurut saya bahwa pengelolaan dana bergulir sudah sesuai dengan dengan apa yang diharapkan, terutama dalam membantu ekonomi keluarga melalui usaha buka warung dan menjual ikan. Akan tetapi masalah yang sering timbul adalah kelompok peminjam yang sering terlambat membayar cicilan sehingga pihak pengelola belum bisa meminjamkan lagi dana tersebut kepada kelompok lainnya. (W/AL.AA.RP/WD/29.08.12 pada jam 9.30 11.00 Pernyataan Arina A yang diuraikan tersebut dikonfirmasikan kepada Rosdawati Mopangga, selaku warga yang seharinya berprofesi sebagai usaha konter dan depot. Diperoleh informasi : Secara transparansi bahwa pengelolaan dana bergulir kepada masyarakat sudah baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun, harapan kami untuk selanjutnya bahwa dana bantuan ini mengalami peningkatan dari jumlah sebelumnya, agar lebih menjamin dan memenuhi kebutuhan warga khususnya Keurahan Dulalowo. (W/AL.AA.RM /WD/18.08.12 pada jam 15.30 16.30 Pertanyaan yang sama peneliti sampaikan kepada Jauri Tahir tentang pendapat beliau masalah pengelolaan dana bergulir di Kelurahan Dulalowo, beliau menjawab sebagai berikut :

54 Menurut saya pengelolaan dana bergulir di Kelurahan Dulalowo, akan tetapi yang menjadi masalah adalah dari kelompok peminjam, karena ada peminjam yang terlambat membayar angsuran perbulan sehingga menjadi beban anggota lainnya, disamping itu pihak pengelola tidak memberikan sanksi kepada peminjam yang terlambat membayar angsurannya, terlebih ada yang menunggak dua sampai 3 bulan. (W/JT/WD/13.08.12 pada jam 08.30 10.30 Kemudian pertanyaan yang sama disampaikan kepada Ibu Rosmiati Sumuri dan Ibu Sakilah Fahrun, mereka menjawab sebagai berikut : Pengelolaan dana bergulir memang sudah baik dan sesuai harapan masyarakat, akan tetapi masalahnya dari kelompok peminjam yang sering terlambat membayar cicilan sehingga pihak pengelola tidak bisa meminjamkan lagi dana tersebut kepada kelompok lainnya.(demikian penuturan ibu Rosmiati Sumuri) Pengelolan dana bergulir sudah baik serta sesuai harapan, namun dana dipinjamkan masih sangat minim sehingga untuk membuka usaha masih sangat sulit. (W/RS.SF/WD/18.08.12 pada jam 15.30-16.30 Menerut Bapak Saifudin Adam, beliau menjawab sebagai berikut :

55 Dari segi pengelolaan sudah cukup baik, akan tetapi dari kelompok peminjam yang sering mengalami masalah karena ada salah seorang dari anggota kelompok yang selalu terlambat membayar angsuran, sehingga untuk memperoleh kembali pinjaman dana tersebut kurang mendapat respon dari pengelola dana bergulir. (W/SA/WD/14.08.12 pada jam 7.30 08.00 Pertanyaan yang sama peneliti sampaikan kepada Ibu Anisa Limun, Arina Amin, dan Rosdawati Mopangga, mereka menjawab sebagai berikut : Dari segi pengelolaan dana bergulir sudah baik dan sesuai harapan (W/AL.AA.RP/WD/14.08.12 pada jam 15.30 16.30 Dari hasil wawancara di atas, diperoleh gambaran bahwa dari segi pengelolaan dana bergulir di Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo sudah baik dan sudah sesuai harapan masyarakat, akan tetapi yang menjadi masalah yang dihadapi adalah adanya anggota kelompok peminjam yang sering terlambat membayar angsuran perbulannya, sehingga pengelola menemukan kesulitan dalam memberikan pinjaman kepada anggota lainnya. Sementara itu pihak pengelola tidak memberikan sangsi kepada anggota kelompok peminjam yang sering menunggak dalam membayar angsuran. Lebih lanjut ketika ditanyakan, Jauria T, Anisa Limun, Arina Amin dan Ibu Rosdawati Mopangga apakah Ibu pernah memperoleh masukan atau informasi dari pihak yang berkompoten dalam hal pengembangan atau pengelolaan usaha. Diperoleh penjelasan :

56 Sebagai seseorang yang belum mahir dalam berwirausaha, kami sering memperoleh masukan atau informasi yang penting dalam mengembangkan usaha kami, misalnya menjual barang sesuai dengan kebutuhan yang banyak diminati oleh pembeli serta perhitungan laba rugi hasil penjualan. (W/AL.AA.RP/WD/18.08.12 pada jam 15.30 16.30 Selanjutnya peneliti bertanya kepada Bapak Saipudin Adam, ibu Sakilah Fahrun dan Rosmiati Sumuri tentang apakah mereka memperoleh masukan ataupun informasi dari pihak yang berkompoten dan apakah masukan tersebut mengakibatkan adanya penguatan baik dalam hal pendanaan (modal usaha) maupun pengelolaan usaha. Mereka menjawab bahwa mereka memperoleh informasi maupun masukan dari pihak yang berkompoten pada saat pelaksanaan sosialisasi tentang dana bergulir, baik dari Dinas Perikanan, Pengelola Pasar dan informasi tersebut mereka dapat mengembangkan usaha merek. Dari hasil wawancara dengan mereka penerima dana bergulir diperoleh kesimpulan bahwa sebelum mereka memperoleh bantuan dana bergulir mereka memperoleh masukan maupun informasi dari pihak-pihak yang terkait seperti Dinas Perikanan, Perdagangan, maupun Pengelola Pasar. 3. Memberikan Perlindungan. Pemberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan

57 melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian ( charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertikarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan. Untuk mengetahui informasi tentang cara memberikan perlindungan dalam memberdayakan masyarakat, peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan masyarakat sebagai informan. Menurut Saipudin A, salah seorang warga Kelurahan Dulalowo. Ketika apakah Bapak memperoleh perlindungan ataupun kepastian hukum dalam meningkatkan atau mengembangkan usaha. Diperoleh informasi : Secara hukum bahwa bantuan tersebut tidak bersifat mengikat. Namun dibutuhkan pertanggungjawaban dalam memenuhi aturan secara administrasi. Untuk itu, segala bentuk pengawasan diserahkan sepenuhnya pada pihak pengelola dibawa naungan Dinas Perikanan serta pengelola pasar dan informasi. (W/SA/WD/14.08.12 pada jam 7.30 08.00 Pernyataan Saipudin A yang diuraikan tersebut dikonfirmasikan kepada Anisa L, selaku penerima dana bergulir yang seharinya berprofesi sebagai penjual ayam pedaging. Diperoleh informasi : Ya, saya yakin bahwa kami sebagai pedang mendapatkan perlindungan hukum, asalkan dagangan yang dijual bersifat halal dan memiliki izin dari pemerintah seperti Badan POM (Pemerikasa Obat -obatan dan Makanan).

58 Dengan demikian secara tidak langsung kami memiliki kepastian atau payung hukum. (W/AL.AA.RP/WD/24.08.12 pada jam 7.30 8.30 Selanjutnya peneliti bertanya pada Ibu JauriaTahir apakah beliau mendapat perlindungan dalam hal pengelolaan atau pengembangan usaha, beliau menjawab sebagai berikut: Iya ada, dari ibunda dulalowo selaku lurah dulalowo. Dan kami tidak di bebankan biaya apapun untuk memperoleh perlindungan tersebut. (W/JT/WD/13.08.12 pada jam 08.30 10.30 Pertanyaan yang sama peneliti sampaikan kepada Ibu Rosmiati Sumuri, Sakilah Fahrun, Saipudin Adam, Anisa Alimun, Arina Amin, dan Rosdawati Mopangga, mereka menjawab sebagai berikut : Iya ada, saya mendapat perlindungan dari ibunda dulalowo dan saya tidak di mintai uang jaminan untuk perlindungan tersebut ( Ibu Rosmiati Sumuri) (W/RM/WD/18.08.12 pada jam 08.30 11.00 Iya, dari pengelolah pasar dan sebagai uang jaminan 1500 setiap hari Iya ada, dari pihak kelurahan dalam hal ini Lurah dulalowo dan tidak ada uang jaminan perlindungan Iya ada, dari Lurah dulalowo dan sebagai uang jaminan setiap tahun 280 ribu serta dari pengelolah pasar serta uang jaminan 1500 setiap kali menjual (W/AN/WD/20.09.12 pada jam 08.30 11.00 Tidak ada dari pihak kelurahan atau sebagainya (W/AA/WD/12.10.12 pada jam 09.30 11.00

59 Lebih lanjut ketika ditanyakan kepada Rosdawati M, apakah dalam memperoleh perlindungan tersebut Ibu harus memberikan uang jaminan kepada yang memberikan jaminan hukum tersebut. Diperoleh penjelasan : Secara pribadi kami tidak memberikan uang jaminan terhadap perorangan. Namun berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan jumlah uang jaminan relatif bervariasi senilai Rp. 280.000,- per tahun ke pemerintah Kelurahan Dulalowo, dan Rp.1500,- sampai Rp. 2000,- untuk satu kali menjual baik penjaul kue dan ikan. (W/AL.AA.RP/WD/24.08.12 pada jam 7.30 8.30 Pernyataan Rosdawati M yang diuraikan tersebut dikonfirmasikan kepada Sakila F, selaku warga yang seharinya berprofesi sebagai penjual ikan. Diperoleh informasi : Khusus untuk saya yang berprofesi sebagai penjual ikan, uang jaminan yang dibebankan sesuai dengan aturan dan ketentuan sebelumnya adalah senilai Rp. 280.000,- per tahun masuk ke kas pemerintah Kelurahan Dulalowo, serta untuk sekali penjualan ikan dikenakan biaya sebesar Rp.1500,- hingga sampai Rp. 2000,-. (W/RS.SF/WD/20.08.12 pada jam 16.30-17.00 Dari hasil wawancara di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar penerima dana bergulir memperoleh perlindungan langsung dari lurah dulalowo serta pengelolah pasar dalam hal ini dinas perikanan, selain itu juga mereka di bebankan biaya sebagai uang jaminan perlindungan. 4.2 Pembahasan 1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat bisa berkembang (enabling). Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diprogramkan oleh pemerintah melalui pemberian dana bergulir yang diperuntukkan untuk masyarakat yang berekonomi lemah (miskin) bertujuan untuk membantu mereka yang berekonomi lemah sebagai stimulur pertumbuhan ekonomi masyarakat. Disamping itu

60 program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sehingga menghasilkan pendapatan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian program dana bergulir bertujuan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan,meningkatkan volume usaha koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan semangat berkoperasi, meningkatkan pendapatan angggota, dan membangkitkan etos kerja dari masyarakat. Masalah pemberdayaan masyarakat ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut: Ditinjau dari Aspek ekonomi 1. Kurang berkembangnya sistem kelembagaan ekonomi untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat, khususnya masyarakat kecil dalam rangka mengembangkan kegiatan usaha yang produktif; 2. Kurangnya penciptaan akses masyarakat ke input sumberdaya ekonomi berupa kapital, sumberdaya alam, lokasi berusaha/ lahan usaha, informasi pasar dan teknologi produksi; 3. Lemahnya kemampuan masyarakat kecil untuk mengembangkan kelembagaan ekonomi yang dapat meningkatkan posisi tawar dan daya saingnya. Sedangkan ditinjau dari aspek sosial, permasalahan pemberdayaan masyarakat adalah: 1. Kurangnya upaya yang dapat mengurangi pengaruh lingkungan sosial-budaya yang mengungkung masyarakat dalam kondisi kemiskinan struktural;

61 2. Kurangnya akses masyarakat untuk memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan termasuk informasi; 3. Kurang berkembangnya kelembagaan masyarakat dan organisasi sosial yang dapat menjadi sarana interaksi sosial. 4. Belum mantapnya kelembagaan yang dapat memberikan ketahanan dan perlindungan bagi masyarakat yang terkena musibah dampak krisis ekonomi; 5. Belum berkembangnya kelembagaan yang mampu mempromosikan asas kemanusiaan, keadilan, persamaan hak, perlindungan masyarakat dan lain-lain. Dengan melihat permasalahan dan tantangan yang ada dalam rangka pemberdayaan masyarakat, maka strategi yang perlu dilakukan guna mengembangkan usaha masyarakat lapisan bawah adalah: 1. Pemberian peluang/ creating opportunity (penyediaan prasarana dan sarana umum khususnya transportasi, listrik, komunikasi dan pasar). 2. Pengembangan kapasitas dan modal manusia/ capacity building and human capital development (penyediaan layanan pendidikan, keterampilan dan kesehatan sesuai kondisi lokal). Oleh karena itu pemberian dana bergulir bagi masyarakat ekonomi lemah sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat mendorong terjadinya suatu proses perubahan individu maupun perubahan sosial. Sebab secara empirik pemberdayaan masyarakat dan pemihakan kepada yang lemah dan kurang mampu dipahami sebagai usaha mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang,

62 tetapi bukan berarti mengisolasi atau menutup diri dan intereaksi dan pemberdayaan masyarakat dengan menciptakan iklim yang sehat. Dana bergulir yang diberikan kepada masyarakat Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo secara garis besarnya diperuntukkan bagi warga masyarakat yang berekonomi lemah tetapi memiliki usaha meskipun usaha kecil kecilan seperti berjualan kue, ikan, ayam pedaging ataupun depot bensin dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan dana bergulir yang dipinjamkan kepada masyarakat yang memiliki usaha kecil menengah tersebut harus dikembalikan lagi kepada pengelola dana bergulir dalam jangka waktu maksimal 10 bulan. Untuk memperoleh pinjaman dana beergulir tersebut setiap anggota kelompok peminjam diwajibkan memiliki KTP, dan usaha serta bersedia mengembalikan dana tersebut kepada pengelola sesuai dengan kesepakatan bersama, peminjam dapat mengajukan permohonan kembali untuk memperoleh pinjaman dengan ketentuan tidak memiliki tunggakan atau dengan kata lain lancara membayar setoran perbulannya. Program dana bergulir sebagai salah satu bantuan perkuatan pemerintah dalam bentuk uang atau barang modal yang disalurkan kepada Koperasi, Usaha Kecil Menengah. Dana tersebut disalurkan melalui pola bergulir. Pola bergulir adalah cara memanfaatkan bantuan kepada koperasi dan usaha kecil menengah. Tata cara atau persyaratannya diatur dalam keputusan Menteri KUKM (Koperasi, Usaha Kecil Menengah).

63 Secara umum program dana bergulir bertujuan untuk (1) meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan, (2) meningkatkan volume usaha koperasi dan UKM, (3) meningkatkan penyerapan tenaga kerja, (4) meningkatkan semangat berkoperasi, (5) meningkatkan pendapatan ang gota dan (6) membangkitkan etos kerja. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk membantu masyarakat memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan mereka lakukan yang terkait dengan diri mereka sendiri, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri pada masyarakat untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya. Dari hasil wawancara yang telah dikemukakan di atas diperoleh suatu gambaran bahwa dengan adanya dana bergulir yang diterimakan oleh pengelola kepada mereka sudah dapat memberikan perubahan yang cukup signifikan terutama pada pola pikir mereka dalam menjalankan usaha mereka, pengambilan keputusan dan menentukan tindakan yang akan mereka lakukan yang terkait dengan diri mereka sendiri, sesama anggota dikelompokknya baik sebagai anggota kopoerasi maupun yang belum menjadi anggota koperasi. Dengan demikian secara empiris keberadaan dari dana bergulir yang diberikan kepada kelompok peminjam dapat meningkatkan pendapatan dari usaha mereka yang pada akhirnya membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian yang dimaksud meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat

64 merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan berfikir, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya dan kemampuan yang dimiliki seseorang. 2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di perdesaan, dimana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum yang berlaku tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusi

65 sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 7 orang ketua kelompok yang terdiri dari 5 orang setiap kelompok penerima dana bergulir yang masuk kategori penerima yang aktif serta memanfaatkan dana bergulir sesuai dengan peruntukkannya diperoleh kesimpulan bahwa dalam memperoleh bantuan dana pinjaman mereka tidak menemukan kesulitan bahkan mereka memperoleh kemudahan, disamping itu sebelum mereka mengajukan permohonan pinjaman dana bergulir tersebut mereka mengikuti sosialisasi dari pihak pengelola dan unsur terkait, seperti dinas pasar, dinas perdagangan, dinas perindustrian, perikanan, pertanian dan lain sebagainya. Para penerima dana bergulir yang ada dikelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo yang tersebar pada 7 kelompok yang ada utamanya mereka yang tergolong aktif dalam menyetor setiap bulannya atau dengan kata lain tidak menunggak, hasil pengamatan peneliti rata rata usahanya dapat berkembang dengan cukup siginifikan, sehingga mereka dapat menikmati hasil usaha mereka meskipun tidak terlalu besar. Tidak dapat dipungkiri segala kegiatan yang berwujud pinjam meminjam uang ataupun dana, pasti ada kendala yang dihadapi oleh pengelola, yakni ada yang menyetor dana pinjaman tersebut tidak tepat waktu bahkan ada yang

66 menunggak setorannya sedikitnya 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) bulan, sehingga ketika ada anggota kelompok peminjam yang sangat membutuhkan dana pinjaman untuk modal usaha mereka terpaksa harus bersabar, karena sudah menjadi ketentuan dan kesepakatan bersama antara peminjam dana bergulir dengan pengelola bahwa selama ada yang menunggak di kelompoknya, maka anggota kelompok dikelompok tersebut meskipun dari anggota kelompok peminjam sudah sebagain besar sudah melunasi dana bergulir yang telah dipinjamkannya. Sehingga hal ini yang menjadi pemicu adanya kendala dari anggota kelompok dalam hal pengadaan dana stimulan untuk mengembangkan usaha mereka. Hal ini sebagai akibat dari penggunaan dana bergulir oleh beberapa anggota kelompok peminjam yang tidak sesuai dengan prosedur peruntukkannya. Dana bergulir tersebut tidak seluruhnya dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha, akan tetapi dimanfaatka untuk memperbaiki rumah bahkan ada yang digunakan untuk membangun rumah, sehingga angsuran untuk dana pinjaman dari dana bergulir terkadang terlambat dari waktu yang telah disepekati bersama bahkan ada yang menunggak berbulan-bulan. Selain itu, yang lebih memprihatinkan lagi adalah ada anggota kelompok yang tidak bertanggung jawab atas pinjaman modal dana bergulir dari pengelola. Sebab sistem pengelolaan dana bergulir adalah berbeda dengan system pengelolaan keuangan lainnya dalam hal ini setiap anggota dalam kelompok akan beroleh pinjaman berdasarkan keaktifan dan keseriusan dari kelompok itu dalam mengembalikan dana pinjaman dari pengelola. Dengan kata lain besarnya pinjaman yang diterima oleh kelompok peminjam akan dibagi bersama oleh

67 kelompok itu sendiri, dalam hal ini jumlah pinjaman oleh setiap anggota tergantung pada besarnya pinjaman kelompok, dengan ketentuan besarnya angsuran setiap kelompok peminjam tergantung pada jumlah pinjaman dibagi dengan banyaknya angsuran yakni 10 kali angsuran (10 bulan) ditambah 2%. Satu hal yang cukup menarik adalah, anggota kelompok tidak akan memperoleh dana pinjaman dana bergulir dengan mengatas namakan pribadi dan bukan kelompok, sebab pihak pengelola tidak akan memberikan pinjaman kepada pribadi melainkan kepada kelompok. Disamping itu kelompok tidak akan memperoleh pinjaman dana bergulir dari pengelola jika anggota kelompok ataupun kelompok menunggak angsuran pada setiap bulannya. Oleh karena itu untuk lebih mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat melalui dana bergulir pengelola bekerja sama dengan pihak yang terkait untuk mengadakan pelatihan maupun bimbingan kepada setiap kelompok penerima dana bergulir tentang pemanfaatan, pengelolaan bahkan kiat kiat untuk meningkatkan pendapatan melalui usaha yang mereka geluti. Namun program ini menurut para penerima dana bergulir tidak secara berkelanjutan / kontinyu. Disamping itu dana bergulir yang mereka terima untuk setiap kelompok sangat minim dalam artian belum mencukupi untuk mengembangkan usaha mereka, sehingga mereka harus menunggu sepuluh bulan kedepannya untuk kembali memperoleh pinjaman, ditambah lagi jika ada anggota kelompok yang kadang menunggak setoran perbulannya, bahkan ada yang menunggak 3 (tiga) sampai 4 (empat) bulannya. Hal ini sebagai akibat dari pengelolaan dana bergulir diupayakan lebih diperbaiki lagi dengan kata lain upaya penagihan pada setiap anggota kelompok peminjam

68 lebih dioptimalkan. Sehingga dana bergulir yang dikucurkan oleh pemerinta kepada masyarakat ekonomi lemah sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan juga peningkatan pemberdayaan masyarakat akan dapat dicapai dengan sendirinya. Sebab pemberdayaan masyarakat itu sendiri mencakup : (1) peningkatan akses bantuan modal usaha ; (2) peningkatan akses pengembangan SDM ; dan (3) peningkatan akses ke sarana dan prasarana yang mendukung langsung sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu konsep pemberian dan bergulir kepada masyarakat ekonomi lemah sebagai upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat, akan tercapai jika pemberdayaan masyarakat itu sendiri mengacu pada hal hal sebagai berikut : 1. Pemberdayaan masyarakat tidak hanya dilakukan melalui pendekatan daun saja, atau cabang saja, atau batang saja, atau akar saja ; karena permasalahan yang dihadapi kenyataannya ada pada masing masing aspek. 2. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, tidak cukup hanya dengan pemberian dana bergulir, tetaoi juga harus ada penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat, penguatan sumber daya manusianya, penyediaan prasarananya. 3. Pemberdayaan masyarakat harus dilakukan secara elegan tanpa menghambat dan mendiskriminasikan ekonomi kuat; untuk itu kemitraan antara usaha mikro, usaha kecil menegah, dan usaha besar adalah jalan yang harus di tempuh.

69 4. Pemberdayaan masyarakat melalui dana bergulir harus diupayakan sebagai upaya untuk penguatan ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat yang kokoh, modern, efisien dan efektif. 5. Pemberdayaan masyarakat melalui dana bergulir tidak dapat dilakukan melalui pendekatan individu, melainkan harus melalui pendekatan kelompok. Bertitik tolak pada acuan pemberdayaan masyarakat melalui pemberian dana bergulir kepada masyarakat ekonomi lemah, pengelola dana bergulir di Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah berupaya semaksimal mungkin melakukan pendekatan kelompok dan bukan pendekatan individu, baik dalam hal pemberian dana bergulir maupun angsuran dana bergulir harus diajukan oleh kelompok. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan bimbingan dari instansi yang terkait dilaksanakan secara kelompok, sesuai bidang / usaha dari kelompok itu sendiri. 3. Memberikan Perlindungan Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Oleh karena itu perlu adanya peraturan perundangan yang secara

70 jelas dan tegas melindungi golongan yang lemah dari golongan yang kuat dalam hal pengembangan usaha sehinga dalam mengembangkan usaha tidak mengalami masalah atau distkriminatif dari golongan yang kuat. Dari hasil wawancara di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar penerima dana bergulir memperoleh perlindungan langsung dari lurah dulalowo serta pengelolah pasar dalam hal ini dinas perikanan, selain itu juga mereka di bebankan biaya sebagai uang jaminan perlindungan.