ANALISA DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENYEDIAAN PANGAN DI WILAYAH JAWA TIMUR BAGIAN TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

PROSPEK TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahan adalah bagian dari sumber daya alam yang makin terbatas

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

ANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB I PENDAHULUAN. pangan di mata dunia. Meski menduduki posisi ketiga sebagai negara penghasil

TINGKAT PENERAPAN DIVERSIFIKASI USAHATANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

III. KERANGKA PEMIKIRAN Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim. Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008)

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

Analisis Dampak Konversi Lahan Terhadap Produksi Pertanian Lahan Basah Di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang penting yaitu sebagian besar penggunaan lahan. Pertanian di Indonesia dapat berjalan dengan baik karena didukung adanya

Lahan rawa untuk budidaya tanaman pangan berwawasan lingkungan Sholehien

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan dan Penggunaan Lahan

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Ngawi merupakan kabupaten penghasil beras keempat terbesar

POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

KE-2) Oleh: Supadi Valeriana Darwis

PENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN I.1.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

Penggunaan Lahan Pertanian dan Arah Pengembangan ke Depan

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Kebijakan publik adalah keputusan pemerintah yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

KAJIAN LAHAN KRITIS SUB DAERAH ALIRAN CI KERUH DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Transkripsi:

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 e-issn : 2443-3977 Volume 15 Nomor 1 Juni 2017 ANALISA DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENYEDIAAN PANGAN DI WILAYAH JAWA TIMUR BAGIAN TENGAH Bambang Hariyanto Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Surabaya Abstrak : Salah satu alat yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan pembangunan suatu daerah atau wilayah adalah dengan memberikan gambaran hubungan nyata antara manusia, pemanfaatan lahan, dan lingkungannya. Cara menganalisis hubungan tersebut adalah dengan analisis daya dukung (Carrying Capacity Ratio/CCR). Analisis daya dukung berkaitan erat dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Hal ini karena analisis daya dukung akan memberikan informasi keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi terhadap lingkungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui kondisi daya dukung lahan dari aspek ketersediaan lahan untuk produksi pangan dengan aspek kependudukan di Jawa Timur bagian tengah. Ruang lingkup wilayah kegiatan ini meliputi Kabupaten Ngawi, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, dan Kabupaten Magetan. Ruang lingkup materi kegiatan meliputi analisa perbandingan antara ketersediaan lahan dengan kebutuhan pangan di Jawa Timur Bagian Tengah. Data yang dikumpulkan dalam kajian ini terdiri dari data penduduk dan kemampuan daerah penelitian menyediakan bahan pangan berdasarkan lahan yang memproduksi bahan pangan maupun konversi ke bahan pangan. Namun demikian untuk pencadangan kebutuhan beras, tegalan juga memiliki potensi untuk pengembangan beras. Dalam kajian keruangan ini, analisis kebutuhan pangan menggunakan standar kebutuhan beras dari Sayogya yaitu standar kebutuhan beras per orang 360 kg/th, sehingga diketahui sebaran kebutuhan beras yang terdistribusi secara keruangan berdasarkan pada administrasi kota dan kabupaten.hasil menunjukkn bahwa daya dukung lahan seluruh daerah penelitian kecuali Kota Madiun merupakan daerah yang surplus bahan pangan setara beras. Kelebihan produksi antara100 % hingga 300%. Surplus tertinggi di Kabupaten Ngawi dengan daya dukung lahannya 4,25 atau surplus 325 %. Kota Madiun defisit 72% dengan daya dukung lahan 0,228 ton/ha. Kata kunci : Daya Dukung Lahan PENDAHULUAN Potensi sumber daya alam merupakan modal dasar perencanaan pembangunan pada setiap sektor. Sumberdaya alam merupakan unsur penting yang menunjang pembangunan bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan dan kelautan, energi dan sumberdaya mineral, pariwisata dan sebagainya. Pembangunan di berbagai sektor tersebut merupakan input dalam proses produksi dan sebagai penopang sistem kehidupan menghasilkan jasa jasa lingkungan antara lain keanekaragaman hayati, pengaturan fungsi lahan, fungsi air, dan fungsi sumber daya alam lainnya. Salah satu alat yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan pembangunan suatu daerah atau wilayah adalah dengan memberikan gambaran hubungan nyata antara manusia, pemanfaatan Alamat korespondensi : Email : bambang.hariyanto42@yahoo.com 12

lahan, dan lingkungannya. Cara menganalisis hubungan tersebut adalah dengan analisis daya dukung (Carrying Capacity Ratio/CCR). Analisis daya dukung berkaitan erat dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Hal ini karena analisis daya dukung akan memberikan informasi keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi terhadap lingkungan. Lahan merupakan salah satu unsur lingkungan yang penting. Arti penting tersebut adalah keberadaan lahan sebagai sumberdaya. Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan (Arsyad, 2006). Analisis daya dukung lahan merupakan salah satu cara untuk mengetahui keseimbangan antara keserdiaan lahan khususnya sebagai sumber pangan, dengan kehidupan manusia yang selalu memerlukan lahan untuk seumber pangan. Jawa Timur sebagai wilayah yang memiliki laju dinamika kependudukan yang tinggi, perlu untuk di analsis daya dukung lahannya. Salah satu kawasan yang perlu dianalisis daya dukung lahannya adalah Jawa Timur Bagian Tengah. Perkembangan pembangunan di wilayah Jawa Timur bagian tengah mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian, lahan tidur, maupun lahan hutan yang selanjutnya beralih fungsi menjadi pemukiman maupun industri. Perkembangan tersebut tentunya akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan. Lahan sebagai salah satu unsur lingkungan menjadi salah satu alternatif untuk dipahami secara lebih mendalam. Perlunya analisis daya dukung lahan Jawa Timur bagian tengah adalah untuk mengetahui ketersediaan dan kebutuhan lahan di Jawa Timur bagian tengah sebagai salah satu langkah penataan ruang. Hal ini sesuai dengan amanat undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, yang menyatakan bahwa penyusunan tata ruang harus memperhatikan daya dukung lingkungan hidup. Selain itu juga dalam undang-undang nomor 32 tahun 2009 mengenai pelestarian fungsi lingkungan hidup sebagai rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung lingkungan. Rumusan masalah penyusunan dalam kajian ini adalah berapakah total kebutuhan lahan dan luas lahan yang tersedia di wilayah studi yaitu Jawa Timur bagia tengah untuk mendukung kehidupan masyarakat. Tujuan penelitian adalah mengetahui kondisi daya dukung lahan dari aspek ketersediaan lahan untuk produksi pangan dengan aspek kependudukan di Jawa Timur bagian tengah. METODE PENELITIAN Ruang lingkup wilayah kegiatan ini meliputi Kabupaten Ngawi, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, dan Kabupaten Magetan. Ruang lingkup materi kegiatan Hariyanto, Analisa Daya Dukung Lahan Untuk Penyediaan Pangan. 13

meliputi analisa perbandingan antara ketersediaan lahan dengan kebutuhan pangan di Jawa Timur Bagian Tengah. Data yang dikumpulkan dalam kajian ini terdiri dari data penduduk dan kemampuan daerah penelitian menyediakan bahan pangan berdasarkan lahan yang memproduksi bahan pangan maupun konversi ke bahan pangan. Secara umum langkah kerja penelitian disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Alir Langkah Penelitian Analisis dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami distribusi ketersediaan komoditas pangan pokok yaitu beras untuk kebutuhan penduduk di Jawa Timut bagian utara. Bentuk penggunaan lahan untuk komoditas pangan pokok yaitu beras adalah sawah. Namun demikian untuk pencadangan kebutuhan beras, tegalan juga memiliki potensi untuk pengembangan beras. Dalam kajian keruangan ini, analisis kebutuhan pangan menggunakan standar kebutuhan beras dari Sayogya yaitu standar kebutuhan beras per orang 360 kg/th, sehingga diketahui sebaran kebutuhan beras yang terdistribusi secara keruangan berdasarkan pada administrasi kota dan kabupaten. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara geografis keempat kabupaten terletak pada kisaran 111 o sampai 113 o bujur timur dan 6 o sampai 8 o lintang selatan. Posisi lintang berpengaruh pada penyinaran matahari setiap tahunnya. Luas wilayah keenam kabupaten mencapai kurang lebih 700.624 ha. Terbagi dalam 91 kecamatan dan 1.588 desa / kelurahan. 14 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME 15, NOMOR 1, JUNI 2017 : 12 18

Sebagai sumber utama penyediaan makanan pangan pokok yaitu beras adalah sawah. Keberadaan sawah menjadi indikator suatu daerah swasembada dalam penyediaan pangan. Luasnya area sawah juga menunjukkan tingkat kesuburan tanah yang relatif tinggi. Tabel 1 menyajikan luas area sawah berdasarkan jenis irigasi. Tabel 1. Luas Areal Sawah Berdasarkan Jenis Irigasi (Ha) No. JENIS IRIGASI Kabupaten / Irigasi Irigasi Semi Irigasi Tadah Kota Sederhana Teknis Teknis Hujan Luas (Ha) 1 Ngawi 0 5531.00 37438,00 4658,14 48.814,14 2 Nganjuk 1.963,81 0 33.437,25 41.989,70 77.390,76 3 Jombang 0 0 42.295,00 6342,00 48.637,00 4 Magetan 0 0 27.132,00 1112,00 28.244.00 5 Madiun 30.977,00 0 0 2.131,00 31.108,00 6 Kota Madiun 0 0 0 0 0 Sumber : NPGT Jatim - Badan Pertanahan Nasional Jatim, 2014 Dalam pemenuhan kebutuhan pangan, lahan kering memiliki potensi untuk dikembangkan bagi komoditas tanaman pangan. Oleh sebab itu lahan kering dapat dijadikan sebagai lahan yang memungkinkan sebagai lahan cadangan untuk penyedia pangan di masa mendatang. Luas lahan kering disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Luas Lahan Kering (Ha) No. Kabupaten / Luas Lahan Kering (Ha) Jumlah Kota Tegalan K. Campuran Padang 1 Ngawi 42.872,62 11.080,73 31.734,47 85.687,82 2 Nganjuk 40.066,23 48.248,05 14.369,32 102.683,59 3 Jombang 59.389,20 28.851,20 0 88.240,40 4 Magetan 14003,10 1877,06 0 16.280,66 5 Madiun 9674,70 3459,00 0 13.133,70 6 Kota Madiun 0 0 0 0 Sumber : NPGT Jatim - Badan Pertanahan Nasional Jatim, 2014 Berdasarkan data statistik dari masing masing kabupaten di daerah penelitian dan berdasarkan perhitungan rata rata 5 tahun besaran rata rata produksi komoditas pertanian baik yang berupa beras / padi dan komoditas pangan non beras dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut. Untuk memudahkan sesuai tujuan penelitian maka semua produksi pertanian dikonversikan setara beras. Faktor penyetara adalah berdasarkan harga rata rata komoditas pangan dibandingkan dengan harga rata rata beras medium. Daerah penghasil pangan tertinggi adalah kabupaten Jombang dan terendah adalah Kota Madiun. Penghasil beras tertinggi adalah Kabupaten Nganjuk. Daya Dukung Lingkungan pada daerah peneltian seperti pada tabel 3 berikut. Hariyanto, Analisa Daya Dukung Lahan Untuk Penyediaan Pangan. 15

Tabel 3. Daya Dukung Sumberdaya Lahan No. Kabupaten / Kota Jumlah Penduduk Produksi Setara Beras (ton/th) Daya Dukung Lahan (ton/th) 1 Ngawi 892.327 1.367.759 4,25777 2 Jombang 892.327 974.282 3,03290 3 Nganjuk 1.371.497 1.150.211 2,32959 4 Kota Madiun 174.373 18.119 0,28864 5 Magetan 696.124 788.838 3,14774 6 Madiun 772.804 845.023 3,03736 4.799.452 5.144.233 Rata-rata : 2,97732 Hasil perhitungan daya dukung lahan seluruh daerah penelitian kecuali Kota Madiun merupakan daerah yang surplus bahan pangan setara beras. Kelebihan produksi antara100 % hingga 300%. Surplus tertinggi di Kabupaten Ngawi dengan daya dukung lahannya 4,25 atau surplus 325 %. Kota Madiun defisit 72% dengan daya dukung lahan 0,228 ton/ha. Hal ini wajar, karena kedudukan sebagai kota, maka penggunaan lahan di Kota Madiun didominasi lahan terbangun. Berdasarkan data dan hasil perhitungan, maka dapat diketahui keoptimalan pemanfaatan lahan merupakan keseimbangan antara produktivitas dengan daya dukung lahan. Menurut Bratakusumah dan Riyadi (2004), terdapat lima faktor yang menentukan daya dukung lahan pada suatu daerah. Kelima faktor tersebut adalah (1) total area lahan pertanian, (2) frekuensi panen/hektar/tahun, (3) jumlah kepala keluarga, (4) persentase jumlah penduduk, dan (5) ukuran rata-rata lahan pertanian yang dimiliki petani. Penentuan daya dukung lahan tersebut sesuai dengan teori produksi. Teori produksi adalah teori yang mempelajari berbagai macam input pada tingkat teknologi tertentu yang menghasilkan sejumlah output tertentu (Sudarman dalam Sisno, 2002). Sasaran dari teori produksi adalah untuk menentukan tingkat produksi yang optimal dengan sumber daya yang ada. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasrkan kajian daya dukung lahan di enam kabupaten kota di Jawa Timur bagian tengah, menunjukan bahwa surplus tertinggi di Kabupaten Ngawi dengan daya dukung lahannya 4,25 atau surplus 325 %. Kota Madiun defisit 72% dengan daya dukung lahan 0,228 ton/ha. Meskipun daya dukung lahan secara keseluruhan mencukupi, namun perlu disadari kontinuitas pasok sering tidak merata sepanjang tahun sehingga perlu managemen sumberdaya lahan secara tepat supaya sepanjang tahun selalu tersedia pangan secara merata. 16 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME 15, NOMOR 1, JUNI 2017 : 12 17

DAFTAR PUSTAKA Arsyad S., 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor. Bratakusumah, Deddy Supriady & Riyadi. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sisno, 2002, Efisiensi Usaha Tani Tembakau Berdasarkan Perbedaan Luas Lahan Garapan, Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Tidak dipublikasikan. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang pelestarian fungsi lingkungan hidup Hariyanto, Analisa Daya Dukung Lahan Untuk Penyediaan Pangan. 17