ANALYSIS OF MINERAL CONTENTS Ca, Mg, Fe AND Na IN NATURAL BENTONITE CLAY

dokumen-dokumen yang mirip
ANALYSIS OF MINERAL CONTENTS Ca, Mg, Fe AND Na IN NATURAL BENTONITE CLAY

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISASI BENTONIT TERPILAR Fe 2 O 3 SEBAGAI ADSORBEN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR LAMPIRAN...xiii. 1.2 Perumusan Masalah...

Bab III Metodologi Penelitian

Pemanfaatan Campuran Lempung dan Batu Cadas Teraktivasi Asam Sulfat Sebagai Adsorben Kalsium Pada Air Tanah

KARAKTERISASI LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

4 Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

Uji Kinerja Adsorben Amino-Bentonit Terhadap Polutan Pestisida Dalam Air Minum ABSTRAK

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN BENTONIT ASAL MUARA LEMBU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laporan Kimia Analitik KI-3121

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

Spektrofotometri Serapan Atom

BAB III METODOLOGI III.1

PEMANFAATAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

Emmy Sahara. Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK ABSTRACT

3. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo /

II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN ION LOGAM TIMAH

BAB III METODA PENELITIAN

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

STUDI KANDUNGAN MINERAL KALIUM, NATRIUM, MAGNESIUM PADA SELADA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Gadjah Mada 43

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Transkripsi:

Jurnal Natural Vol. 12, No.1, 2012 ANALYSIS OF MINERAL CONTENTS Ca, Mg, Fe AND Na IN NATURAL BENTONITE CLAY Fathurrahmi Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 23111, Indonesia Email: pang.fathur@gmail.com Abstract: This research has been conducted to determine content of natural clay from bentonite in East Java area. There are twotypes of samples taken from the location, white and yellow clays. Samples were prepared to become the small pieces granulated, then were cleaned with aquadest, and were dried, respectively.after that, samples were reminimized into 200 mesh in nanoparticles,re-cleaned and dried using oven at temperature 100-110 Celsius.Ca, Fe, Mg and Naarecontents in samples ofbentonite Clay beingdeterminedby using Atom AbsorptionSpectrophotometer (AAS). Each part of the substance from yellow bentonite clays and white bentonite clays were measuredand analysed its content with three timesrepetition.natural-bentonite clays of Pacitan from East Java contained the minerals Ca, Mg, Fe and Na with mean values of the gratuity Ca 0.0127 % Mg 0.24655 %, Fe 0.56178 %, and Na 0.14122 % for yellow bentonite clays (A). White bentonite clays (B) consisted of minerals Fe, Mg, Na, and Ca with mean values of gratuity Ca 0.01856 %, Mg 0.30067 %, Fe 0.61235 %, and Na 0.1608%, respectively. Keywords:Natural bentonite, clay, mineralsanalysis, Atomic AbsorptionSpectrophotometer I. PENDAHULUAN Lempung merupakan salah satu dari komponen tanah. Komponen-komponen tanah tersebut terdiri dari dari; mineral non lempung, lempung non kristal, zat organik yang berupa koloid dan endapan garam-garam organik[1]. Perbedaan kemampuan lempung tergantung kepada perbedaan komponen kimia struktur pembentuknya dan kation yang terdapat pada lapisan penyusun lempung.struktur dasar dari lempung terbentuk dari dua atau beberapa buah lapisan oksida dan mineral. Lapisan ini tersusun dari unit-unit paralel silika dan lapisan alumina silika membentuk lapisan tetrahedral dan alumina membentuk lapisan oktahedral. Beberapa dari lempung memiliki struktur ikatan antar lapisan lebih kuat dan tidak dapat menyerap air atau mengembang.ikatan yang terbentuk pada struktur lempung ada yang lemah dan lapisannya dapat mengembang Sebahagian lain memiliki kemampuan menyerap air dan mengembang.jenis lempung dan kemanfaatannya juga ditentukan oleh bentuk struktur dan kandungan mineral yang terdapat di dalamnya, seperti Na-bentonit atau Montmorillonit adalah salah satu contoh lempung yang dapat mengembang dengan mengadisi air. Kaolinit adalah lempung yang tidak dapat mengembang, dan memiliki unit lapisannya berikatan dengan membentuk ikatan hidrogen [2].Dilihat dari kemampuan mengembang dan kapasitas tukar kation, lempung jenis bentonit memiliki kemampuan mengembang dan kapasitas tukar kation yang tinggi, sehingga memiliki kemampuan untuk mengakomodasi berbagai macam kation.kemampuan bentonit dalam hal tersebut telah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti media fotokatalitis, saringan molekuler (moleculer shieves)[3]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral yang terdapat dalam 41

lempung.indentifikasi kandungan mineral dapat dapat diamanati dengan menggunakan instrument analisis pendeteksi jenis unsur (atom) yaitu dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Untuk memperkirakan struktur dapat digunakan instrumen X-Ray Diffraction. II. METODELOGI Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Lempung Bentonit alam,berasal dari Kecamatan Bentonit, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terdiri dari tiga sampel yaitu bentonit A (berwarna kuning) bentonit B (berwarna putih) aquades, dan HCl.Alat-alat yang dipergunakan: Pengaduk magnet, Pengayak 200 Mesh, Neraca Elektrik, Oven merek Memmert,Lumpang porselin,mesin Penghalus Sampel,Kipas Angin,Alat-alat gelas laboratorium,pektrofotometri Serapan Atom. B. Selanjutnya kedua sampel dianalisa dengan Spektrofotometri Serapan Atom untuk mengetahui kandungan Ca, Fe,Mg, dan Na. Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) Pada prinsipnya analisis spektrofotometri serapan atom menganalisa kandungan suatu sampel yang mengandung atom suatu unsur dengan cara membandingkan jumlah energi yang dipancarkan oleh sumber radiasi dengan jumlah energi yang diserap atau diabsorbsi oleh atom dalam nyala pada panjang gelombang tertentu. Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dari unsur-unsur di dalam sampel, diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung unsur-unsur yang di analisis [4]. Analisis bentonit dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) dilakukan untuk mengetahui kandungan Na, Ca Mg dan Fe yang terdapat dalam bentonit. Hasil pengukuran memenuhi persamaan hukum Beer sebagai berikut: Preparasi Sampel dari Alam A std = µ.b. C std µ.b. = A std / C std A smp = µ.b. C smp µ.b. = A smp / C smp Lempung Bentonit alam di ambil dari lokasi desa Bentonit, Pacitan Jawa Timur, yang terdiri dari Bentonit berwarna kuning dan Bentonit berwarna putih yang dipreparasi dengan cara ditumbuk dengan lumpang porselin lalu dicuci dengan aquades dan dikeringkan, kemudian diberi lebel bentonit A untuk lempung yang berwarna kuning dan bentonit B untuk yang berwarna putih. Sehingga A std/c smp= A smp/ C smp C smp = (A smp/a std) x C std Besar kosentrasi masing-masing atom yang dianalisis akan diketahui engan melihat absorbansi atom-atom yang dianalisis pada panjang gelombang tertentu dari masing-masing atom sesuai dengan persamaan hukum Beer. Preparasi Laboratorium Lempung Bentonit dihaluskan kembali dengan mesin penghalus kemudian diayak dengan pengayak 200 mesh menjadi partikel 200 mesh, kemudian dicuci menggunakan aquades dengan cara pengadukan, kemudian didekantir. Sampel dikeringkan kembali menggunakan oven dengan suhu 100-110 C.Setelah kering, digerus kembali hingga halus dengan lumpang porselin, kemudian masing-masing diberi lebel. Bentonit kuning diberi tanda identitas sebagai bentonit A dan bentonit putih sebagai bentonit III. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Ca, Mg, Fe dan Na pada Lempung Alam Bentonit Penentuan Ca, Fe, Mg, dan Napada Lempung Bentonit diperoleh dari hasil analisis Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Berda - sarkan hasil uji analisis terhadap dua buah sampel lempung bentonit yang berwarna kekuningan (A) d an putih (B) diperoleh data sebagaimana terlihat pada data tabel 1 dan tabel 2. 42

Tabel 1. Kandungan Mineral Ca, Fe, Mg dan Na pada Bentonit A No Jenis Atom Panjang Hasil Pengukuran (ppm) Gelombang(nm) I II III Rata-rata 1 Ca 422.7 75.446 76.360 76.818 76.208 2 Fe 248.3 3347.339 3487.395 3277.311 3370.682 3 Mg 285.2 1479.308 1484.229 1474.387 1479.308 4 Na 589.0 856.838 839.744 845.442 847.3413 Tabel 2. Kandungan Mineral Ca, Fe, Mg dan Na pada Bentonit B No Jenis Atom Hasil Pengukuran (ppm) Panjang Gelombang(nm) I II III Rata-rata 1 Ca 422.7 112.026 111.111 111.111 111.416 2 Fe 248.3 3697.479 3557.423 3767.507 3674.136 3 Mg 285.2 1612.169 1897.574 1902.495 1804.079 4 Na 589.0 965.100 959.402 970.798 965.100 Masing-masing menunjukkan jumlah kandungan unsur dalam lempung bentonit. Keberadaan Na teramati pada panjang gelombang 589.0 nm, Ca pada panjang gelombang 422.7 nm, Fe pada panjang gelombang 248,3 nm dan Mg pada panjang gelombang 285.5 nm. Kosentrasi mineralkedualempung bentonit masing-masing adalah sebagai berikut: Bentonit A, Ca sebesar 76,208 ppm, Fe sebesar 3370,68 ppm, Mg sebesar 1479,308 ppm, dan Na sebesar 84,341. Bentonit B, Ca sebesar 111,416 ppm, Fe sebesar 3674,136 ppm, Mg sebesar 1804,079 ppm, dan Na sebesar965,100 ppm. Dengan membandingkan kosentrasi awal pengambilan sampel bentonit masing-masing sebesar 15 gram yang dilarutkan dalam 25 ml aquades (600.000 mg/liter) dapat diketahui jumlah persen kandungan Na, Mg,Fe, dan Ca dari masing-masing sampel sbb: Jumlah % unsur dalam sampel = (Jumlah kandungan unsur / Jumalh sampel) x 100% 1. Kandungan Ca, Mg, Fe dan Nadalam bentonit A: % Ca = (76.208 / 600.000) x 100 % = 0.0127 % % Fe = (3370.682 / 600.000) x 100 % = 0.56178 % % Mg = (1479.308 / 600.000) x 100 % = 0.24655 % % Na = (847.341 / 600.000) x 100 % = 0.14122 % Mineral lempung dapat dibagi menurut kation- 2. Kandungan Ca, Mg, Fe dan Na dalam bentonit B: % Ca = (111.416 / 600.000) x 100 % = 0.01856 % % Fe = (3674.136 / 600.000) x 100 % = 0.61235 % % Mg = (1804.079 / 600.000) x 100 % = 0.30067 % % Na = (965.100 / 600.000) x 100 % = 0.1608 % Dari perbandingan kedua jenis sampel Lempung Bentonit di atas, diketahui bahwa kandungan terbesar diantarakeempat jenis mineral yang dianalisis dari Bentonit A maupun B adalah logam Fe, kemudian persentase berikutnya diikuti oleh Mg, Na, dan Ca. Dapat diamati pula bahwa kandungan Na lebih besar dibanding Ca, dan diantara kedua jenis Bentonit, Bentonit B mengandung Na lebih besar daripada Bentonit A. Secara umum Lempung Bentonit yang memiliki kandungan ion Na + relatif banyak dibanding dengan ion Ca + dan Mg +, selain itu juga memiliki sifat mengembang bila Berada pada kondisi yang mengandung air, hal tersebut menyebabkan dalam suspensinya akan menam-bah kekentalan bentonit dengan PH suspense-nya antara 8.5-9.8. Sebesar 2 % kandungan Na 2 O lebih besar dari jumlah keseluruhan komponennya. Karena sifat tersebut, bentanoit yang mengandung unsur Na banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk cat, perekat pasir cetak dalam industry pengecoran dan sebagaiya [5] 43

kation oktahedaralnya.apabila kation-kation oktahedralnya Al 3+, maka komposisi mineralnya SiO 2 -Al 2 O.Tetapi bila kation-kation oktahe-dralnya Mg 2+, komposisi mineral di pandang sebagai SiO 2 -MgO. Dalam beberapa hal ada kemungkinan komposisi tersebut menyimpang dari komposisi umumnya, hal ini terjadi karena berbagai kation selain Al 3+ dan Mg 2+ seperti Fe 2+, Fe 3+, dan Ca 2+ yang tersubtitusi secara isomorf juga terdapat pada mineral tersebut [6]. Untuk jenis lempung bentonit yang memiliki kandungan kalsium dan magnesiumnya lebih banyak di banding natriumnya, akan lebih sedikit menyerap air dan mudah mengendap dengan cepat bila terdispersi di dalam air tanpa membentuk dispensi. Kalsium bentonit memiliki ph sekitar 4-7.Kalsium bentonit juga digunakan sebagai bahan pengecat warna dan juga sebagai bahan perekat pasir cetak. Rumus molekul dari bentonit pada umumnya berbeda dari rumus molekul teoritiknya. Perbedaan ini disebabkan adanya subtitusi isomorfis, yang terjadi karena pergantian silikon dalam tetrahedral silika dengan atom alumunium dan fosfor atau fosfor saja. Terjadinya subtitusi lain adalah karena terjadinya penggantian alumunium dalam oktahedral alumina dengan magnesium, besi, seng, nikel, litium, dan sebagainya. Subtitusi penggantian silikon dengan alumunium umumnya hanya terjadi kurang dari 15 % [7].) KESIMPULAN 1. Lempung bentonit Kecamatan Bentonit Kabupaten Pacitan Jawa Timur mengandung mineral Ca, Mg, Fe dan Na dengan jumlah persen rata-rata Ca 0.0127 % Mg 0.24655 %,Fe 0.56178 %, danna 0.14122 % untuk Lempung bentonit berwarna kekuningan (A). Sedangkan untuk Lempung Bentonit berwarna putih (B) memiliki kandungan Ca, Mg, Fe dan Na ratarata adalah Ca 0.01856 %,Mg 0.30067 %, Fe 0.61235 %,dan Na 0.1608 %. 2. Lempung bentonit Kecamatan Bentonit Kabupaten Pacitan Jawa Timur mengandung mineral Ca, Mg, Fe dan Na dengan jumlah persen rata-rata Ca 0.0127 % Mg 0.24655 %,Fe 0.56178 %, dan Na 0.14122 % untuk Lempung bentonit berwarna kekuningan (A). Sedangkan untuk Lempung Bentonit berwarna putih (B) memiliki kandungan Ca, Mg, Fe dan Na ratarata adalah Ca 0.01856 %,Mg 0.30067 %, Fe 0.61235 %,dan Na 0.1608 %. 3. Perbandingan Kandungan Mineral Untuk lempung Bentonit pada Fe > Mg > Na > Ca, dengan bentonit B mengandung Na lebih besar daripada bentonit A. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti Mengucapkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada Dr. Is Fatimah, M.Si, Dr. Allwar Aliluddin, M.Sc, yang telah banyak membantu dan memberikan saran selama penelitian ini berlangsung. REFERENSI 1. Pinnavaia, T.J., 1982, Intercalation of molecular catalysts in layered silicates, ACS Symp. Ser 192, 241. 2. B.W, Perkins, 2002, Clay Chemistry and Adsorbabuility of Mycotoxins. Http Myco- Clay. Com. New York. 3. P. E. Delvi, 2001, Studi Interklasi Urea ke dalam Lempung, Bentonit dengan Metoda Padat Cair. Jurusan Kimia FMIPA UII, Yogyakarta 4. Mudasir, 1999, Hand out Pelatihan Instrumentasi Spektrometri AtomI. Proyek Que Program Studi Kimia, FMIPA, UGM Yogyakarta. 5. Fathurrahmi, 2007, Pemanfaatan Bentonit sebagai Adsorben Cu (II), Skripsi Jurusan Kimia, FMIPA UII, Yogyakarta.

6. J. Sugahara, 1988, Synthesis of Nitrides and Carbides from Intercalation Coumpounds, Disertation, Waseda University, Tokyo.. 7. M.H. Prasadja, 2002, Analisis Parameter Kuat Geser Tanah Terhadap Kekuatan Dukung Tanah Pada Tanah Lempung dengan Variasi Campuran Kapur Karbid. Jurusan Teknik Sipil UII, Yogyakarta. 44 45