BAB I PENDAHULUAN. organisasi, mewujudkan misi dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merupakan salah satu bisnis terbesar yang menyelenggarakan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB I PENDAHULUAN. satu asset penting bagi perusahaan, serta faktor pendukung utama dalam

ABSTRAKSI. Oleh : Ropita. Pembimbing I : Dr. Hj. Marnis, SE. MM Pembimbing II : Kurniawaty Fitri, SE. MM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. besar atau kecil sangat membutuhkan sumber daya manusia yaitu karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja dengan mematuhi atau taat pada hukum dan aturan keselamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan, perawatan, perbaikan kendaraan-kendaraan dinas angkutan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan dituntut untuk dapat. organisasi. Karyawan merupakan asset utama organisasi dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkungan. Tentu saja akibat-akibat negatif itu menjadi tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

PERSEPSI TERHADAP APD

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan keselamatan kerja mulai menjadi perhatian di negara-negara

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak terpisahakan dari keberhasilannya, sadar akan pentingnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebulan terus mengisi lembaran- lembaran perjalanan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK KELANGSUNGAN USAHA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN. industri. Persaingan industri yang semangkin ketat menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. produksi yaitu tenaga kerja, modal dan keahlian dimana ketiga faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan perekonomian mereka masing-masing, sedangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak dapat menghindari adanya persaingan dengan perusahaan lain. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk melindungi tenaga kerja dan mengatur hak-hak serta

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, persaingan tidak bisa dihindarkan. Untuk memenangkan persaingan

Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti memberi. kesempatan kepada karyawan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 77 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN KEPADA KORBAN MUSIBAH KEBAKARAN WARGA KOTA SURABAYA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jawa Tengah pada 12 februari 1912 pada mulanya sebagai wadah persatuan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan uang banyak berdiri bank bank konvesional yang memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

PENGARUH JAMINAN SOSIAL, KESEHATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI PT

PELAKSANAAN ASURANSI SOSIAL PADA PT JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG MEDAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PENUMPANG DALAM LALU LINTAS PENGANGKUTAN DARAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan keselamatan saat

merupakan salah satu fungsi manajemen SDM. Biasanya manajemen prestasi organisasi. Manajemen prestasi kerja menjadi tanggung jawab bersama dan

HUMAN RESOURCE PLAN AMANI FARMS 1. MANAGEMENT STRUCTURE CEO COO CFO CMO KARYAWAN. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab CEO:

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek yang dijadikan sumber penelitian adalah Proyek Pembangunan Gedung National

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memiliki peran untuk menjalankan fungsi organisasi, mewujudkan misi dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi. Semua organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut secara efektif dan efisien sesuai dengan job descriptionnya masing-masing. Pengelolaan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerja karyawan dan meningkatkan produktivitas perusahaan pada umumnya. Saat ini dimana tingkat persaingan organisasi semakin ketat mengharuskan organisasi mampu menyediakan berbagai fasilitas bagi karyawannya agar karyawan didalam organisasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu keunggulan yang dimiliki organisasi. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah diterapkannya keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan dan pemeliharaan lingkungan perusahaan, tetapi tanpa adanya perhatian dan pemeliharaan tenaga keja, maka tujuan-tujuan perusahaan akan terhambat. Perusahaan harus berupaya untuk meningkatkan kinerja seluruh karyawannya agar mampu bersaing dengan perusahaan lain sehingga dapat menghasilkan barang atau jasa dengan cara yang lebih efisien. Kinerja merupakan tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti standart hasil kerja, target atau sasaran, kriteria yang telah ditentukan terlebih 1

dahulu dan telah di sepakati bersama. Hal ini akan dapat tercapai apabila perusahaan selalu memperhatikan faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta lingkungan kerja kerena hal ini akan dapat meningkatan kinerja karyawan. Nitisemito (2004 : 109) menjelaskan bahwa faktor Keselamatan & Kesehatan Kerja dan lingkungan kerja akan mempengaruhi tingkat kinerja karyawan. Jika perusahaan memberikan jaminan Keselamatan & Kesehatan Kerja terhadap karyawannya maka karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja sehingga kinerjanya akan meningkat, begitu juga dengan kondisi lingkungan kerja karyawan. Dengan kondisi lingkungan kerja yang nyaman maka kinerja karyawan juga meningkat. Kondisi tersebut juga sesuai dengan peraturan Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Pasal 3 ayat (1) yang menjelaskan bahwa peraturan perundang - undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : (a) mencegah dan mengurangi kecelakaan dan (b) memberi pertolongan pada kecelakaan. Sedangkan di dalam Pasal 13 juga dijelaskan bahwa : barang siapa akan memasuki tempat kerja diwajibkan mematuhi semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. Berdasarkan penjelasan pada pasal di atas dapat dipahami bahwa Undang- Undang juga sangat peduli dengan jaminan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja seperti memberi pertolongan pada korban kecelakaan dan mematuhi semua petunjuk keselamatan kerja. Ini artinya tidak hanya perusahaan saja yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja 2

karyawannya tetapi kondisi lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri harus dapat mematuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Lingkungan kerja adalah kondisi material dan psikologis yang ada dalam organisasi. Maka dari itu organisasi harus menyediakan lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik (tata ruang kantor yang nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna, penerangan yang cukup maupun musik yang merdu). Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja sehingga karyawan memiliki semangat kerja dan meningkatkan kinerja karyawan. PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru ini adalah salah satu perusahaan yang juga menerapkan Program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) kepada karyawannya. Hanya saja peralatan keamanan seperti Helm, Masker, Sepatu boot, Sarung Tangan, Penutup Telinga dan baju kerja tidak diberikan oleh perusahaan karena sebagian besar karyawannya bekerja dilapangan. Perusahaan ini hanya memberikan asuransi kesehatan pada karyawan yaitu Jamsostek sebesar 6,54%. Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan sangat dituntut untuk memberikan perhatian ekstra terhadap para karyawannya, hal ini mengingat sebagian besar karyawan yang dipekerjakan bekerja di lapangan. Perusahaan ini sendiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang menyaluran tenaga kerja (Outsoursing) yang menyediakan karyawan untuk beberapa perusahaan besar di Riau hingga Sumatera Barat. 3

Untuk wilayah Riau Daratan sendiri hingga tahun 2012, perusahaan telah mempekerjakan sedikitnya lebih dari 100 orang karyawan yang ditempatkan di Pekanbaru Kota, Dumai, Duri, Rokan Hulu, Rengat, Kerinci, Kampar dan lainlain. Adapun beberapa perusahaan mitra yang tergabung dalam PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru sendiri diantaranya adalah PT. MPM Finance Pekanbaru, MPM Finance Ujung Batu, PT. Adir Finance, PT. Al Ijarah Indonesia Finance Pekanbaru dan FIF Pekanbaru. Mengingat perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang menyaluran tenaga kerja kebeberapa perusahaan besar, maka dipandang perlu adanya pemberian jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kepada seluruh karyawannya. Jika tidak ada jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diberikan kepada para karyawaanya, maka sudah dipastikan bahwa akan banyak perusahaan yang tidak bersedia untuk bekerja sama dan menjadi mitra PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM). Adapun tujuan dari program Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) ini adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para karyawan baik itu yang bekerja di Kota Pekanbaru maupun yang ditugaskan di luar Kota Pekanbaru. Dengan demikian diharapkan tingkat kinerja karyawan tetap akan baik. Disisi lain, penyebab adanya tuntutan pemberian program Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) ini adalah dikarenakan sebagian besar karyawan bekerja dilapangan seperti sebagai Credit Marketing Offic (CMO), Marketing Eksekutif (ME), Survey (Surveyor), Penagihan (Collection), Bagian ADM, Remedial Operation dan Coleteral Operation. 4

Berdasarkan data Tahun 2012, diketahui bahwa jumlah karyawan PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru adalah: Tabel 1.1 : Jumlah Karyawan PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru Tahun 2012. Jumlah Status Karyawan No Jobs Description Karyawan (Orang) Tetap Kontrak 1 Bach Office 15 13,0 % - 2 Credit Marketing Offic (CMO) 25-21,7 % 3 Marketing Eksekutif (ME) 11-9,6 % 4 Survey (Surveyor) 30-26,1 % 5 Penagihan (Collection) 13-11,3 % 6 Remedial Operation 7-6,1% 7 Coleteral Operation 5-4,3 % 8 Bagian ADM dan kasir 9-7,8 % Jumlah 115 13,0 % 87,0 % Sumber : PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru Tahun 2012. Berdasarkan penjelasan tabel di atas dapat kita pahami bahwa sebanyak 15 orang atau sebesar 13,0 % adalah karyawan bagian bach office yang bersetatus sebagai karyawan tetap, sedangkan sisanya sebanyak 100 orang atau sebesar 87,0 % adalah karyawan lapangan yang berstatus sebagai karyawan kontrak dan masih dalam masa outsoursing. Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat bahwa sebanyak 91 orang atau sebesar 79,0 % karyawan PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru bekerja di lapangan yang, sedangkan sisanya sebanyak 24 orang atau sebesar 13,0 % adalah karyawan yang bekerja di kantor. Ini artinya resiko kecelakaan kerja terhadap karyawan sangat tinggi. Itulah sebabnya diperlukan adanya Program Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) terhadap karyawan. Untuk melihat kondisi tingkat kecelakaan kerja karyawan yang terjadi selama 5 tahun terakhir khusus pada karyawan yang masih berstatus outsoursing dapat dilihat pada tabel I.2 berikut ini : 5

Tabel 1.2 : Klasifiasi Dan Jumlah Kecelakaan Kerja Karyawan outsoursing Pada PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru Periode Tahun 2008-2012. Tahun Jumlah Klasifikasi Kecelakaan Jumlah Persentase Karyawan Ringan Berat Mati Kecelakaan (%) 2008 70 7 9-16 22,9 2009 76 9 8-17 22,4 2010 89 10 10-20 22,5 2011 94 17 10 1 27 28,7 2012 100 21 14 2 35 35,0 Jumlah 64 47 3 111 131,4 % Sumber : PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru Tahun 2012. Berdasarkan tabel I.2 di atas, diketahui bahwa data kecelakaan kerja yang terjadi pada PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru menunjukan klasifikasi kecelakaan yang terdiri dari ringan dan berat, sedangkan karyawan yang meninggal dunia terjadi pada tahun 2011 dan 2012. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tingkat kecelakaan kerja yang terjadi selama 5 tahun terakhir cukup tinggi dan perusahaan harus mempersiapkan program Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) terhadap seluruh karyawannya Kecelakaan ringan yaitu karyawan yang mengalami kecelakaan dapat ditangani langsung oleh P3K yang ada diperusahaan atau berobat ke klinik terdekat dengan menggunakan kartu Jamsostek. Umumnya biaya yang dikeluarkan juga masih kecil dan tidak memerlukan pelayanan rawat inap seperti karena faktor operasi maupun luka berat. Sedangkan kecelakaan berat adalah karyawan yag mengalami kecelakaan yang cukup parah dan tidak bisa ditangani oleh P3K dan korban langsung dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Umumnya karyawan harus rawat inap dengan jumlah biaya yang cukup besar dan harus menggunakan asuransi jiwa. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk kecelakaan besarpun bervariatif 6

hingga puluhan juta rupiah, namun PT. Swakarya Insan Mandiri sendiri memberikan jaminan asuransi jiwa dengan nilai plafon sebesar Rp. 75.000.000,- pertahun. Permasalahan umum yang terjadi adalah nilai manfaat yang diberikan oleh perusahaan dibatasi sehingga tidak jarang karyawan harus mengeluarkan biaya tambahan hingga mencapai jutaan rupiah akibat batasan manfaat yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Minimnya jaminan yang diberikan membuat karyawan yang bekerja didalamnya merasa bahwa haknya tidak diberikan secara penuh, seharusnya jika karyawan tersebut sudah terdafar sebagai peserta Jamsostek dan asuransi, maka karyawan tersebut tidak harus mengeluarkan biaya tambahan ketika berobat. Selain permasalahan tersebut, kondisi lingkungan kerja juga menjadi permasalahan serius. Hal ini terbukti dari banyaknya keluhan dari karyawan yang dipekerjakan di beberapa perusahaan mitra yang tidak menyediakan fasilitas dalam bekerja serta kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman. Ketika keluhankeluhan tersebut disampaikan kepada PT. Swakarya Insan Mandiri, perusahaan tidak mampu mencari jalan penyelesaian dengan baik. Dampak dari keluhankeluhan akibat tidak baiknya kondisi lingkungan kerja menyebabkan banyak perusahaan mitra yang tidak lagi melanjutkan kontrak kerjanya kepada karyawan yang disalurkan oleh PT. Swakarya Insan Mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan di perusahaan mitra tidak baik. Untuk melihat kinerja karyawan outsoursing yang terjadi selama 5 tahaun terakhir dapat dilihat pada tabel I.3 berikut ini : 7

Tabel 1.3 : Keadaan Karyawan Outsoursing Pada PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru Periode Tahun 2008-2012. Tahun Jumlah Karyawan Dilanjutkan kontrak Persentase (%) Kontrak tidak dilanjutkan Persentase (%) (Org) (Org) (Org) 2008 70 36 51,4 34 48,6 2009 76 42 55,3 33 43,4 2010 89 41 46,1 47 52,8 2011 94 46 48,9 49 52,1 2012 100 43 43,0 57 57,0 Sumber : PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM) Pekanbaru Tahun 2012. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari tahun ketahun jumlah karyawan yang dilanjutkan kontrak kerjanya oleh oleh perusahaan mitra cendrung mengalami persentase yang menurun sedangkan jumlah karyawan yang tidak dilanjutkan kontrak kerjanya oleh perusahaan mitra justru mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih banyak karyawan yang memiliki kinerja yang kurang baik sehingga lebih dari 50 % karyawan tidak dilanjutkan kontrak kerjanya melainkan diganti dengan karyawan yang baru. Penelitian ini lebih di fokuskan pada karyawan yang berstatus outsoursing (kontrak) dikarenakan produk utama perusahaan adalah penyaluran tenaga kerja yang berstatus outsoursing (kontrak) dimana perusahaan akan memutuskan kontrak kerjanya setelah karyawan tersebut diangkat oleh perusahaan mitra sebagai karyawan tetap. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul penelitian Pengaruh Program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Outsoursing Pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru 8

B. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana Program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru? b. Bagaimana kondisi lingkungan kerja karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru? c. Bagaimana kinerja karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru? d. Bagaimana pengaruh Program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan lingkungan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru? e. Bagaimana pengaruh Program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan lingkungan kerja secara parsial terhadap kinerja karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui Program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru. b. Untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru. c. Untuk mengetahui kinerja karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru. 9

d. Untuk mengetahui pengaruh Program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan lingkungan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru. e. Untuk mengetahui pengaruh Program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan lingkungan kerja secara parsial terhadap kinerja karyawan outsoursing pada PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian a. Diharapkan dari hasil penelitian ini akan dapat dijadikan informasi bagi PT. Swakarya Insan Mandiri Pekanbaru dalam meningkatkan kinerja karyawan. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam mengevaluasi khususnya masalah keselamatan kesehatan kerja, lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. c. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. D. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 10

BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan beberapa teori yang mendasari penelitian, penarikan hipotesis, variabel dan kerangka operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode penelitian data seta analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi serta aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian. BAB VI : PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan memberikan beberapa saran yang kiranya berguna dan bermanfaat terhadap pihak perusahaan. 11