BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pegangan utama, peristiwa belajar mengajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tindakan kelas ini. Peneliti mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI INDONESIA DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 JATIKUWUNG KECAMATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X IPS 1 DI SMA NEGERI 1 MARISA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research melalui praktik

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1. Adapun tujuan pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitan yang dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas menurut Kemmis (1983, dalam Rochiati Wiraatmadja, 2009 :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB III METODE PENELITIAN

Melalui pembelajaraan kooperatif setting inklusif dapat meningkatkan hasil belajar pengukuran siswa tunadaksa kelas VI SDLB Negeri Sabang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Ombuli Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Metode Inquiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII A SMPN. 1 Waway Karya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW

Rukmia. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Gambar di Kelas IV SD Inpres 15 Wara Pantoloan

Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Kelas atau PTK. Kemmis (Atmadja, 2008:12) menjelaskan bahwa:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni

BAB III METODE PENELITIAN. dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menuju kedewasaan. Tujuan pendidikan menurut UU RI No 2 tahun

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pegangan utama, peristiwa belajar mengajar banyak berakar dari berbagai pandangan dan konsep, oleh karena itu perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. (Brouce Juyce dan Mashal Weil dala Moh. Uzer Usman 1995). Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan oleh manusia secara sadar menuju kearah kedewasaan, baik mental, emosional, maupun intelektual. Dengan kedewasaannya siswa diharapkan mempu bertanggung jawab atas dirinya, serta mampu berperan aktiv dalam kehidupan bermasyarakat. Belajar diartikan sebgai perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkunganya. WH. Burton dalam Moch Uzer Usman menjelaskan bahwa dalam pengertian belajar terdapat kata change atau perubahan, yang berarti bahwa seseorang telah mengalami perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuan, keterampilan, amupun aspek sikapnya. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang mengatakan bahwa pendidikan adalah : 1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangngkan potensi dirnya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dipelrukan dirnya dan masyarakat, bangsa dan Negara. Undang-undang di atas mengandung makna agar siswa mampu mengembangkan potensi dirinya yang di bawa sejak lahir baik pengetahuan, sikap, nilai, kekuatan spiritual, akhlak yang mulia dan sikap social. Perlunya kedewasaan tidak hanya dewasa dari segi biologis tetapi dewasa secara social artinya mampu melaksanakan peran-peran social, bertanggung jawab terhadap kehidupan, itu semua akan membawa seseorang menjadi manusia yang berguana dan bermafaat dalam kehidupannya, serta akan sanggup menjalani dan menghadapi segala permasalah di dunia maupun diakhirat. Pelaksanaan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan ornag tua, sehingga kerja sama antar pihak diharapkan dapat terwujudnya tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dalam arti manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa terutama dalam pembangunan sumber daya manusia. Nana Sudjana (2001: 49) mengatakan bahwa upaya pengembangan pendidikan dalam laju pembangunan merupakan suatu keharusan karena 2

pendidikan perlu mengembangkan dirinya untuk lebih berperan sebagai pendidikan untuk pengembangan sumber daya manusia dan tatanan kehidupan. Upaya-upaya untuk menjawab tantangan dan perkembangan dalam dunia pendidikan telah banyak dilakukan melalui penelitian-penelitian yang berkaitan dengan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu bentuk penelitian yang sering dilakukan. PTK perlu dilakukan karena masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dirasakan dalam proeses pembelajaran sekarang ini, dimana pembelajaran masih bersifat konvensional, sehingga menghasilkan prestasi siswa yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah aktivitas siswa SDN Babakan dalam pembelajaran IPS tentang sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi di kelas IV? 2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw tentang sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi di kelas IV? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan dasar suatu penelitian, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan ke dalam dua kelompok yaitu : 3

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode jigsaw. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan aktivitas siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam pembelajaran IPS tentang sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode jigsaw b. Meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran IPS tentang sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode jigsaw D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat kepada berbagai pihak baik guru, siswa, dan peneliti. 1. Manfaat bagi guru a. Bagi guru, meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru dalam merancang dan menyusun rencana pembelajaran menggunakan metode jigsaw b. Meningkatkan potensi dan kreativitas guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar di Sekolah Dasar. 2. Manfaat bagi siswa a. Penggunaan metode jigsaw dalam pembelajaran IPS tentang sumber daya alam dan kaitanya dengan ekonomi dapat meningkatkan pemahaman konseptual siswa kelas IV Sekolah Dasar 4

b. Dengan menggunakan metode jigsaw prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi dapat meningkat E. Landasan Teori 1. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar a. Pengertian Belajar Secara keseluruahan proses pembelajaran di sekolah, baik SD, SMP, dan SMA maupun perguruna tinggi belajarn adalah kegiatan yang sangat pokok artinya keberhasilan tujuan pendidikan nasional bergantung pada bagaiman proses belajar itu berlangsung dan dilaksanakan. Ahmad Tafsir (1995: 12) mengistilahkan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan lingkungannya. Fontana (Winata Putra dan Rosita, 1995: 2) mengartikan belajar sebagai proses perubahan yang relative tetap dalam prilaku individu sebagai hasil dari pengalaman yang terpusat dari tiga hal : 1) bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku individu, 2) bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, 3) bahwa perubahan itu terjadi pada prilaku individu yang mungkin. b. Pengertian Pembelajaran Suherman, dkk, (2001: 9) menyatakan bahwa proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dari 5

proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru/sumber, fasilitas dan teman-temannya, sedangkan Ibrahim, dkk, (2002: 48) menyatakan bahwa pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksinal yang bersifat timbale balik, baik antar guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses dalam upaya sosialisasi siswa baik dengan rekannya, guru, sumber atau fasilitas belajar, serta lingkungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c. Pengertian IPS di SD Ahmad Sanusi (Nursid, 1980: 6-7) menjelaskan ilmu-ilmu social atas disiplin-disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial yang bertaraf akademis, dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah. 2. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu tekhnik yang dipakai dalam melaksanakan pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran itu tercapai dengan baik. a. Metode Cooprative Learning Model cooperative learning tekhnik jigsaw memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar bersama teman-temannya, karena Model cooperative learning tehnik jigsaw mendorong siswa agar aktiv berkomunikasi 6

dan mengumpulkan informasi melalui membaca, melakukan pengamatan, percobaan dan lain-lain. Cooperative learning tekhnik jigsaw merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan secara kelompok, sehingga siswa saling ketergantungan positive, bertangung jawab secara mandiri untuk meyelesaikan proses pembelajaran. Setiap siswa dalam kelompok mendapat bagian masing-masing, kemudian dekerjakan dalam kelompok ahli, setelah siswa bekerja dalam kelompok ahli, kemudian mereka kembali pada kelompok asalnya masingmasing untuk menyampaikan hasil diskusi yang diperoleh dalam kelompok ahli. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator yang harus mengarahkan, membimbing, dan memotivasi pelaksanaan diskusi antar siswa. b. Langkah-langkah cooperative learning jigsaw 1. Tahapan pembentukan kelompok asal (home group) Dalam satu kelas siswa dibagi dalam beberapa kelompok asal yang terdiri dari empat sampai enam orang. Pembagian disesuaikan dengan jumlah siswa dan banyaknya materi pelajaran yang akan dibahas. Untuk materi pelajaran yang sifatnya fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan jumlah anggota kelompok. Kelompok asal dibuat secara heterogen berdasarkan prestasi belajar (tingkat kecerdasan) yang berbeda-beda. Tolak ukur dalam pembuatan kelompok dapa ditentukan dalam tiga cara yaitu dari hasil ulangan umum pada semester sebelumnya, nilai ulangan harian atau hasil tes awal. Setelah kelompok 7

terbentuk, selanjutnya setiap anggota kelompok diberikan nomor masing-masing. 2. Tahapan pembagian materi pelajaran Materi pelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran koopratif (cooperative learning) tehnik jigsaw dibagi dalam beberapa bagian, sesuai dengan jumlah anggota kelompok, jika kelompok asal berjumlah 5 orang, maka materi pelajaran juga dibagi menjadi lima bagian. Pada bagian ini guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan dan memberikan materi pelajaran secara garis besar. 3. Tahapan diskusi kelompok ahli Dalam bagian ini siswa yang mempunyai nomor sama dari setiap kelompok asal dikumpulkan membentuk kelompok ahli. Siswa bernomor anggota satu memperoleh materi pelajaran I, dan berkupul untuk membentuk kelompok ahli I. demikian juga untuk nomor anggota dua dan seterusnya. 4. Tahapan diskusi kelompok asal Pada tahapan diskusi ini dilakukan setelah siswa selesai berdiskusi di dalam kelompok ahli, setelah itu mereka kembali pada kelompok asalnya masing-masing, untuk saling berbagi pemahaman kepada anggota kelompoknya secara bergiliran, kegiatann ini dilakukan sampai materi pelajaran dapat dipenuhi dan tugas yang dibebankan pada kelomponya dapat terselesaikan. 5. Tahapan penyajian (presentasi) kelompok 8

Pada tahapan ini beberapa kelompok diberi kesempatan untuk maju meperesentasikan hasil diskusi kelompoknya, siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya, saling tukar pendapat dan pemahaman. Setelah selesai kegiatan ini jawaban tugas kelompok dari setiap kelompok dikumpulkan, pada tahapan ini guru dapat memberikan pujian dan pengahrgaab pada kelompok yang terbaik. 6. Tahapan evaluasi Penilaian tes dilakukan secara kelompok dan secara individu. Penilaian kelompok asal dilakukan dengan cara menghitung indek prestasi kelompok, sedangkan nilai individu diperoleh secara langsung dari nilai tes evaluasi atau nilai tes formatif F. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan memilih model spiral, menurut Kemmis dan Mc Taggart (1998) yaitu model siklus yang dilakukan secara berualng-ulang dan berkelanjutan (skilus spiral) maksudnya semakin lama diharapkan semakin meningkat pencapaian hasilnya. Penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart ini merupakan pengebangan dari konsep dasar dalam berbagai model penelitian tindakan terutama tindakan kelas (classroom action research) yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Penelitian tindakan kelas merupakan satu rangkaian lengkap (a spiral of step) yang terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu : 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (action), 3) observasi 9

(observaing), 4) refleksi (reflecting). Komponen tersebut dapat digambarkan dalam bentuk sekema di bawah ini : Perencanaan Tindakan Refleksi Observasi Perencanaan Tindakan Refleksi Observasi Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, karena bermula dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Sebagaimana pernyataan Suyatno (1965: 5) " penelitian tindakan kelas akan dapat dilaksanakan jika guru sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang di hadapi di kelas". Selain itu Suharsimi Arikunto (2006: 26) mengungkapkan bahwa ciri khsusus penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan (action) yang benar-benar nyata. 1. Setting Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelas IV SDN Babakan, yang terletak di Desa Mekarwangi Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur. Jumlah siswa terdiri dari 28 siswa. 10

Letak geografis SDN Babakan terletak di daerah pedesaan yang jarak ke kota kabupaten sekitar 120 KM, SDN Babakan memiliki 6 ruangan kelas yang digunakan oleh siswa kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang Kepala Sekolah, dan 1 ruangan guru, kebanyakan siswa SDN Babakan berasal dari daerah stempat yang tingkat ekonominya menengah ke bawah. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Babakan sebanyak 28 orang, yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki, dengan latar belakang kemampuan yang berbeda. 2. Langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman secara konseptual siswa kelas IV Sekolah Dasar terhadap konsep sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Adapun rencana tindakan yang dilakukan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini adaah sebagai berikut: a. Tahap Persiapan 1) Permohonan izin pada Kepala Sekolah Izin dari Kepala Sekolah tidak terlalu sulit, karena peneliti termasuk salah satu pengajar di SDN Babakan, sehingga Kepala Sekolah dan guru bersedia memberikan bantuan dan dukungan dalam melaksanakan penelitian ini. 2) Obesrvasi dan Wawancara Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Observasi dan wawancara dilakukan pada siswa kelas IV SDN Babakan, wawancara 11

juga dilakukan terhadap guru kelas IV untuk memperoleh gambaran karkaterstik setiap siswa kelas IV 3) Identifikasi Permasalahan Setelah melakukan observasi dan wawancara maka masalah-masalah yang terdapat di SDN Babakan dapat diidentifikasi dan bisa dikaitkan dengan apa yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian tindakan kelas, dari penemuan itulah maka usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasinya yaitu dengan cara mempelajari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2008 mata pelajaran IPS kelas IV Sekolah Dasar pada semester I, mulai dari standar kopetensi, hasil belajar, indicator, materi dan sumber yang diperlukan. 4) Merumuskan Model Pembelajaran Merumuskan model pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa terhadap materi sumber daya alam dan kaitannya dengan kegatan ekonomi di Sekolah Dasar. 5) Membuat Rencana Pembelajaran Rencana pembelajaran dilaksanakan agar pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 6) Menyusun dan menerapkan tekhnik pemantauan pada setiap tahapan penelitian b. Tahap Pelaksanaan 1. Melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dengan menggunakan cooperative learning 2. Melakukan tes formatif setelah pembelajaran pada setiap siklus 12

c. Refleksi Tindakan Data diperoleh dan dianalisis sesegera mungkin berdasarkan criteria yang telah ditentukan, setelah dianalisis kemudian direfleksi sebagai bahan untuk engevaluasi, mengoreksi dan memperbaiki siklus berikutnya. d. Instrumen Penelitian Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrument yang berbentuk tes dan instrument non tes dengan uraian sebagai berikut: - Instrumen Tes Penelitian ini dilakukan tes untuk mengetahui peningkatan pembelajaran IPS tentang suber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Tes diberikan setelah pembelajaran dilaksanakan, instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif yang digunakan pada setiap akhir siklus. - Instrumen Non Tes Instrument non tes berupa lembar observasi. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan terhadap suatu objek untuk mengetahui tentang kejadian atau tingkah laku yang terjadi pada proses pebelajaran yang terjadi pada siswa. 3. Data dan Cara Pengambilannya. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari hasil tes formatif yang diberikan pada setiap akhir siklus dan hasil lembar obsevasi. Rencanan Tindakan atau Prosedur Penelitian 13

4. Analisis Data Analisis data untuk menguji hipotesis selain dilakukan dengan cara mengorganisasikan semua data yang diperoleh, juga dapat dilakukan dengan cara melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar yang telah diperoleh siswa dengan cara mencari rata-rata kelas dengan rumus : _ =. = = h = = G. Jadwal Rencana Pelaksanaan No 1 2 Jenis Kegiatan A. Persiapan Proposal 1. Penyusunan Proposal 2. Seminar Usulan Penelitian 3. Pengurusan Izin 4. Identifikasi Masalah 5. Menetapkan Teknis Pemantauan A. Pelaksanaan 1. Siklus I 2. Siklus II Waktu Pelaksanaan (dalam Bulan) I II III IV V 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 14

3 B. Laporan 1. Pengumpulan Data 2. Pengolahan Data 3. Penulisan 4. Penyerahan laporan 15