BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB VII PENUTUP. artikel/jurnal penelitian (6 penelitian kohort dan 20 penelitian kasus-kontrol)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Penelitian

Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERVIEW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

Dikembangkan dari publikasi di JMPK yang ditulis oleh Alex Prasudi 1 dan Adi Utarini 2

BAB I PENDAHULUAN. menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di seluruh dunia. Sampai tahun 2011 tercatat 9 juta kasus baru

PENERAPAN STRATEGI DOTS DI RUMAH SAKIT HBS MODUL F HDL 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien. Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU

PENDAHULUAN. M.Arie W-FKM Undip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

II. TINJAUAN PUSTAKA. di daerah urban, lingkungan yang padat, dibuktikan dengan adanya

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas pada semua kelompok usia di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

BAB 4 METODE PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi berbahaya hingga kematian (Depkes, 2015). milyar orang di dunia telah terinfeksi bakteri M. tuberculosis.

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

Pengertian. Tujuan. b. Persiapan pasien - c. Pelaksanaan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan kasus kontrol (case control) yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TBC PARU BTA (+) TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM DOTS PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PKM CIPAGERAN KOTA CIMAHI PADA TAHUN

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari,

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Dasar Determinasi Pasien TB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pengobatan. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PRAKATA... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KERANGKA ACUAN PROGRAM TB PARU UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA KECAMATAN BANDA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang bersifat

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berhasil disembuhkan. Apalagi diakibatkan munculnya pandemi HIV/AIDS di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. observasi analitik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSEMBAHAN ii HALAMAN MOTTO. iii HALAMAN PERNYATAAN. iv HALAMAN BIMBINGAN. v HALAMAN PENGESAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

Transkripsi:

28 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Rutan Kelas I Surakarta, Rutan Kelas IIB Wonogiri, Lapas Kelas IIA Sragen dan Lapas Kelas IIB Klaten. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kurangnya penemuan kasus TB di rutan/ lapas. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan April 2016 sampai dengan Mei 2016. B. Bentuk Dan Strategi Penelitian Rancangan penelitian ini adalah mixed methods, yaitu menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif (Sugiyono, 2014). Mixed methods adalah metode penelitian yang melibatkan pengumpulan, analisis dan integrasi penelitian (dan data) kualitatif dan kuantitatif dalam sebuah penelitian. Tujuan metode kombinasi ini adalah memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai masalah penelitian dibandingkan menggunakan metode penelitian kualitatif atau kuantitatif saja. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan program penanggulangan tuberkulosis di rumah tahanan negara/ lembaga pemasyarakatan. Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai penelitian naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna daripada generalisasi.

29 Penelitian kualitatif pada penelitian ini mempunyai tujuan mendeskripsikan komitmen, penemuan terduga dan pasien TB, proses pengobatan, pengawasan dan hasil akhir pengobatan, penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi dan pencatatan dan pelaporan program penanggulangan tuberkulosis strategi DOTS di rutan/lapas se-eks karesidenan Surakarta. Penelitian kuantitatif menggunakan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian kuantitatif menggambarkan distribusi data variabel penelitian berupa passive case finding dengan promosi aktif, WBP/ tahanan suspek TB paru, pemeriksaan dahak mikroskopis (SPS) dari WBP /tahanan, sputum BTA (+) dan (-) WBP/ tahanan, dan WBP/ tahanan penderita TB Paru. Data penelitian didapat dari pengamatan dan pengumpulan sampel dan disajikan dalam bentuk tabel. Penelitian kuantitatif pada penelitian ini mempunyai tujuan menganalisis riwayat kontak TB, status merokok, penyakit komorbid, dan kepadatan penghuni kamar sel yang merupakan determinan kejadian tuberkulosis di rutan/lapas se-eks karesidenan Surakarta. C. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi melainkan situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2014). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode triangulasi yang meliputi wawancara mendalam (in depth interview), observasi partisipasi dan kajian dokumen. Sehingga dalam penelitian ini sumber data yang digunakan terdiri daritiga bagian yaitu informan, tempat dan peristiwa serta dokumen atau arsip.

30 (1) Informan Informan adalah orang-orang yang memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. Informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan. Informan kunci pada penelitian ini adalah Dokter Rutan/Lapas dan Petugas Program Pengendalian TB (P2TB). Informan biasa dalam penelitian ini adalah WBP/ tahanan dengan klinis TB. (2) Tempat dan Peristiwa Tempat dan peristiwa dalam penelitian ini adalah seluruh proses kegiatan program penanggulangan TB di Rutan Kelas I Surakarta, Rutan Kelas IIB Wonogiri, Lapas Kelas IIA, Sragen dan Lapas Kelas IIB Klaten. (3) Dokumen atau Arsip Dokumen atau arsip dalam penelitian ini adalah bahan tertulis yang berkaitan dengan program penanggulangan TB di Rutan/Lapas. Sumber ini berupa formulir TB 01-10, form rujukan, form persetujuan dan lain-lain. 2. Penelitian Kuantitatif Populasi target pada penelitian ini adalah WBP/tahanan di rutan/lapas se-eks karesidenan Surakarta. Populasi terjangkau WBP/tahanan di Rutan Kelas I Surakarta, Rutan Kelas IIB Wonogiri, Lapas Kelas IIA Sragen dan Lapas Kelas IIB Klaten. Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian.

31 D. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi 1. Kriteria Penelitian Kualitatif a. Informan kunci : Dokter Rutan/Lapas dan Petugas Program Pengendalian TB (P2TB). b. Informan biasa : WBP/ tahanan dengan klinis TB. c. Tempat dan peristiwa : seluruh proses kegiatan program penanggulangan TB di Rutan Kelas I Surakarta, Rutan Kelas IIB Wonogiri, Lapas Kelas IIA, Sragen dan Lapas Kelas IIB Klaten. d. Dokumen atau arsip : bahan tertulis yang berkaitan dengan program penanggulangan TB di Rutan/Lapas berupa formulir TB 01-10, form rujukan, form persetujuan dan lain-lain. 2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi untuk Penelitian Kuantitatif a. Kriteria Inklusi : WBP/tahanan dengan lama penahanan lebih dari 3 bulan, bersedia ikut dalam penelitian dan diambil sampel dahak BTA SPS. b. Kriteria Eksklusi : WBP/tahanan yang menolak berpartisipasi dan tidak mengisi informed consent. c. Kriteria Diskontinyu : WBP/tahanan yang mengundurkan diri E. Variabel Penelitian 1. Variabel untuk Penelitian Kualitatif a. Komitmen b. Penemuan Terduga dan Pasien TB c. Pengobatan, Pengawasan dan Hasil Akhir Pengobatan d. Penerapan PPI TB e. Pencatatan Pelaporan 2. Variabel untuk Penelitian Kuantitatif a. Variabel Tergantung : WBP/ tahanan dengan TB Paru (Angka Penemuan Kasus TB)

32 b. Variabel Bebas i. WBP/ tahanan Suspek TB Paru (Angka Suspek TB) ii. Riwayat Kontak TB. iii. Status Merokok. iv. Penyakit komorbid. v. Kepadatan Penghuni Kamar Sel. F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Komitmen : suatu keterikatan untuk menerapkan strategi DOTS dalam tata laksana TB, berupa pelatihan tenaga kesehatan, pelayanan TB, penyediaan dana operasional dan keterlibatan dalam jejaring TB. 2. Penemuan Terduga dan Pasien TB : upaya untuk mencari suspek TB dengan penegakan diagnosis secara klinis, pemeriksaan dahak mikroskopis, radiologis, dan mengobati pasien TB sesuai strategi DOTS. 3. Pengobatan, Pengawasan dan Hasil Akhir Pengobatan : proses pengobatan pasien TB menggunakan paduan regimen OAT sesuai standar, memastikan adanya PMO dan kecukupan ketersediaan OAT serta memantau hasil akhir pengobatan sesuai standar. 4. Penerapan PPI TB : pelaksanaan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi TB berupa penggunaan APD, pemisahan pasien batuk dan memprioritaskan pelayanannya lebih dahulu, serta melaksanakan prosedur PPI TB lainnya. 5. Pencatatan Pelaporan : upaya melakukan tugas administrasi dengan menggunakan form TB nasional oleh tenaga yang terlatih dan memakai data yang valid. 6. Penilaian daftar tilik penerapan strategi DOTS tata laksana TB di lapas/ rutan dinyatakan siap untuk menerapkan apabila skor 80%. 7. WBP/ tahanan Suspek TB Paru : subjek WBP/ tahanan yang dicurigai sebagai tersangka penderita TB paru yang menunjukkan gejala batuk

33 produktif, demam, keringat malam, penurunan berat badan, malaise, batuk darah, dan nyeri dada. 8. Angka Suspek TB : rasio perbandingan jumlah WBP/ tahanan suspek TB yang diperiksa dahak dengan jumlah WBP/ tahanan penghuni lapas/ rutan tersebut. 9. WBP/ tahanan Penderita TB Paru : WBP/tahanan penderita TB yang belum pernah diobati dengan OAT sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan dengan hasil sputum ditemukan basil tahan asam. 10. Angka Penemuan Kasus TB : rasio perbandingan jumlah WBP/ tahanan Penderita TB Paru yang ditemukan dan diobati dengan jumlah WBP/ tahanan penghuni lapas/ rutan tersebut. 11. Status Merokok : WBP/tahanan yang tidak/ pernah menghisap asap pembakaran rokok tembakau walaupun hanya 1 (satu) batang rokok selama hidup. 12. Penyakit Komorbid : penyakit yang diderita oleh WBP/tahanan yang dapat meningkatkan risiko tertular infeksi M TB yaitu diabetes melitus. 13. Kepadatan Penghuni Kamar Sel : jumlah WBP/tahanan penghuni kamar sel di rutan/ lapas yang melebihi kapasitas. Padat bila < 8m 2 /orang dan tidak padat bila 8m 2 /orang 14. Riwayat Kontak TB : riwayat WBP/tahanan kontak dengan penderita TB BTA (+) baik sebelum dan selama menjalani pidanan/ penahanan di rutan/ lapas. G. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data Fase terpenting dari penelitian ini adalah pengumpulan data. 1. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah : (1) Wawancara Pengisian Kuesioner Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur atau wawancara mendalam pada

34 penelitian ini dipilih karena bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan bias dilakukan berulang kali pada informan yang sama. Teknik wawancara seperti ini menempatkan subjek yang diteliti berperan sebagai informan daripada sebagai responden. Wawancara semi terstruktur ini dilakukan pada Dokter Rutan/Lapas, dan Petugas Pengemdalian TB. (2) Observasi Langsung Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yang bersifat non-partisipan dan berperan pasif. Penggunaan teknik observasi langsung bertujuan menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktifitas, perilaku, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Dalam observasi ini, peneliti hanya berperan sebagai pengamat pasif yang hadir di lokasi tapi sama sekali tidak berperan apapun, namun peneliti benar-benar hadir dalam konteksnya. Dalam observasi non-partisipan peneliti bukan merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya dan berperan pasif atau tidak melakukan intervensi apapun selama kegiatan observasi berlangsung. (3) Analisis Dokumen Cara memanfaatkan dokumen sebagai data penelitian adalah dilakukan dengan analisis isi (content analysis) atau analisis dokumen. Analisis ini adalah upaya peneliti secara sistematis untuk mempelajari isi/ bahan dokumen, menemukan karakteristik peran dan menarik suatu kesimpulan. Dalam melakukan teknik ini peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga tentang makna yang tersirat. Teknik content analysis dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen resmi. 2. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah penemuan pasien TB dengan pemeriksaan sputum BTA SPS yang diperiksa oleh laboratorium terstandar untuk menentukan pasien TB paru BTA positif

35 dari subyek TB. Pelaksanaan program penanggulangan tuberkulosis dinilai dengan penemuan dan pengobatan WBP/tahanan penderita TB BTA positif dengan OAT kategori 1. Kesiapan petugas lapas dinilai dengan instrumen daftar tilik supervisi program TB-HIV di lapas dan rutan dan dilakukan wawancara baik dengan petugas maupun WBP/tahanan untuk mengetahui riwayat kontak TB, riwayat merokok, penyakit komorbid, dan kepadatan rutan/ lapas.

36 H. Alur Penelitian Alur kerja penelitian diilustrasikan seperti tampak pada gambar 3. Rutan/ Lapas Pelaksanaan Strategi DOTS WBP Suspek TB Paru Pemeriksaan Dahak 2/3 BTA (+) Mikroskopis BTA (-) 1 BTA (+) Antibiotik Non OAT Pertimbangan Dokter Tidak Ada Perbaikan Ada Perbaikan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis 2/3 BTA (+) 1 BTA (+) BTA (-) Pertimbangan Dokter WBP dengan TB Paru WBP Bukan dengan TB Paru Gambar 3. Alur Penelitian.

37 I. Analisis Data 1. Penelitian Kualitatif Analisis penelitian studi kasus dilakukan dengan menerapkan content analysis yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Analisis dilakukan untuk melengkapi analisis statistik kuantitatif dengan cara menganalisis hasil wawancara mendalam dan observasi partisipan kajian dokumen. Hasil penelitian kualitatif menjadi penjelas atas hasil penelitian kuantitatif (Brannen, 2009). 2. Penelitian Kuantitatif Data penelitian diolah menggunakan Microsoft Excel versi 2010 dan dilakukan analisis dengan menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 19 for Windows. Data penelitian didapat dari pengamatan dan pengumpulan sampel. Data menggambarkan distribusi variabel penelitian berupa passive case finding dengan promosi aktif, WBP/tahanan dengan klinis TB, Sputum BTA SPS, sputum BTA (+) dan (-), WBP/tahanan penderita TB BTA (+), dan tatalaksana TB paru dengan OAT. Variabel tergantung dan variabel bebasnya berupa riwayat kontak TB, riwayat merokok, penyakit komorbid, dan kepadatan rutan/ lapas. Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel.

38 J. Matriks Pelaksanaan Penelitian Matriks pelaksanaan penelitian diilustrasikan seperti tampak pada gambar 4. MATRIKS PELAKSANAAN PENELITIAN Agenda Kegiatan April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Proposal penelitian 2 Pelaksanaan penelitian 3 Analisis Data 4 Presentasi hasil penelitian Gambar 4. Matriks Pelaksanaan Penelitian. K. Etika Penelitian 1. Persetujuan Etika Penulis mengajukan persetujuan penelitian ke Panitia Kelaikan Etik Fakultas Kedokteran UNS Surakarta sebelum dilakukan penelitian. Setiap subyek penelitian diberikan penjelasan yang benar dan terperinci tentang tujuan dan manfaat penelitian sebelum dilakukan prosedur penelitian, setelah subyek mengerti dan setuju mengikuti penelitian, subyek diminta menandatangani lembar persetujuan dan isian data penderita. 2. Informed consent Subjek ikut dalam penelitian hanya jika mereka menandatangani informed consent tertulis.