x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

METODOLOGI PENELITIAN

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

METODE PENELITIAN. Tabel 2. Formulasi adonan

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Sentra

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Bab III Bahan dan Metode

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

Lampiran 1 Formulir organoleptik

LAHPIRAB. Bahan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 1-2g. dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. Bahan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Lembar penilaian indrawi biskuit MP-ASI Lembar Uji Penilaian Indrawi

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1 Lay out penelitian I

MATERI DAN METODE. Prosedur

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Transkripsi:

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) Prosedur pengujian daya serap air: 1. Sampel biskuit dihancurkan dengan menggunakan mortar. 2. Sampel biskuit yang sudah dihancurkan ditimbang sebanyak 0,5 gram (BSA) dan disuspensikan dalam 5 ml akuades. 3. Suspensi dicampur menggunakan vorteks selama 30 detik, kemudian didiamkan selama 30 menit. 4. Suspensi disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. 5. Cairan supernatan dipisahkan, endapan yang terbentuk ditimbang (BSAk). 6. Daya rehidrasi ditentukan dengan: Daya rehidrasi (%) = (BSAk - BSA) x100% berat sampel (basis kering) A.2 Pengujian Nilai Cerna Pati secara in vitro (Kon et al., 1971 yang disitasi oleh Muchtadi dan Palupi, 1992) 1. Sampel biskuit dihancurkan dengan menggunakan mortar. 2. Suspensi biskuit (1%) dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit sampai mencapai suhu 90 o C, kemudian didinginkan. 3. 2 ml larutan tepung dalam tabung reaksi ditambah 3 ml air destilat dan 5 ml larutan buffer Na-fosfat 0,1 M, ph 7,0, kemudian diinkubasikan pada penangas air pada suhu 37 o C selama 15 menit. 31

32 4. Ditambahkan 5 ml larutan α-amilase dan diinkubasikan lagi pada suhu 37 o C selama 30 menit 5. 1 ml campuran reaksi diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi lain kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi dinitrosalisilat. Selanjutnya dipanaskan dalam penangas air 100 o C selama 10 menit 6. Setelah didinginkan campuran reaksi diencerkan dengan menambahkan 10 ml air destilat 7. Warna oranye merah dari campuran diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm 8. Kadar maltosa diukur dengan menggunakan kurva standar maltosa murni yang diperoleh dengan cara mereaksikan larutan maltosa standar dengan pereaksi dinitrosalisilat menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya 9. Daya cerna pati sampel dihitung sebagai persentase relatif terhadap pati murni sebagai berikut: Daya cerna (%) = kadar maltosa sampel setelah reaksi enzimatis x 100% kadar maltosa pati murni setelah reaksi enzimatis A.3 Pengujian Tekstur: Hardness (Manual Texture Analyzer - TA-XTPlus) 1. Aksesoris yang digunakan (Spherical Probes P/1SP didukung HDP/90) dipasang pada tempatnya. 2. Texture Analyzer diatur sebagai berikut: Mode Option Pre-test speed Test speed Post-test speed : measure force in compression : return to start : 1,0 mm/s : 0,5 mm/s : 10,0 mm/s

Distance Trigger force Tare mode : 2 mm : auto 5 g : auto Data acquisition rate : 400 pps 3. Sampel biskuit diletakkan pada meja sampel. 4. Alat dijalankan. 5. Grafik yang dihasilkan adalah grafik time vs force A.4 Pengujian Tekstur: Daya Patah (Manual Texture Analyzer - TA-XTPlus) 1. Aksesoris yang digunakan (Volod Kevich Bite Jaws HDP/VB didukung HDP/90) dipasang pada tempatnya. 2. Texture Analyzer diatur sebagai berikut: Mode Option Pre-test speed Test speed Post-test speed Distance Trigger force Tare mode : measure force in compression : return to start : 1,5 mm/s : 2,0 mm/s : 10,0 mm/s : 5 mm : auto 25 g : auto Data acquisition rate : 400 pps 3. Sampel biskuit diletakkan pada meja sampel. 4. Alat dijalankan. 5. Grafik yang dihasilkan adalah grafik time vs force 33

34 A.5 Pengujian Kadar Protein dengan Metode Kjeldhal yang Dimodifikasi (AOAC, 1970 yang disitasi oleh Sudarmadji dkk., 1997) 1. Ditimbang 1 gram bahan yang telah dihaluskan dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldhal. 2. Ditambahkan 7,5 gram K 2 S 2 O 4 dan 0,35 gram HgO dan H 2 SO 4 pekat. 3. Semua bahan dipanaskan dalam labu kjeldhal dalam lemari asam sampai berhenti berasap. Pemanasan diteruskan dengan api besar sampai mendidih dan cairan menjadi jernih. Pemanasan tambahan diteruskan lebih kurang satu jam. 4. Api pemanas dimatikan dan bahan dibiarkan menjadi dingin. 5. Ditambahkan 100 ml aquades dalam labu Kjeldhal dan beberapa lempeng Zn, juga ditambahkan larutan K 2 S 4% (dalam air) dan akhirnya ditambahkan perlahan-lahan larutan NaOH 50% sebanyak 50 ml yang sudah didinginkan. 6. Labu Kjeldhal dipasang dengan segera pada alat destilasi. 7. Labu Kjeldhal dipanaskan perlahan-lahan sampai dua lapisan cairan tercampur, kemudian dipanaskan dengan cepat sampai mendidih. 8. Distilat ini ditampung dalam erlenmeyer yang telah diisi dengan 50 ml larutan standar HCl (0,1N) dan 5 tetes indikator metil merah. 9. Destilasi dilakukan sampai destilat yang tertampung sebanyak 75 ml. 10. Destilat yang diperoleh dititrasi dengan standar NaOH (0,1N) hingga berwarna kuning. 11. Dibuat juga blanko dengan cara mengganti bahan dengan akuades, dilakukan dekstruksi, destilasi, dan titrasi seperti pada sampel. 12. Perhitungan % protein adalah sebagai berikut: % protein = (ml NaOH blanko - ml NaOH sampel) x Faktor konversi gram blanko x 1000 x100 x 14,008

A.6 Pengujian Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (AOAC, 1970 dan Rangana, 1979 yang disitasi oleh Sudarmadji dkk., 1997) 1. Ditimbang sampel yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. 2. Dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105 C selam 3-5 jam. 3. Didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. 4. Dipanaskan lagi dalam oven 30 menit, didiinginkan dalam eksikator dan ditimbang. NB: Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg) 5. Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan. A.7 Pengujian Nilai Cerna Protein secara in vitro (Saunders et al., 1973 yang disitasi oleh Muchtadi dan Palupi, 1992) 1. Sampel biskuit dihancurkan dengan menggunakan mortar. 2. Dalam tabung sentrifuge, 1 gram sampel yang sudah dihancurkan disuspensikan dalam 20 ml HCl 0,1 N dan dicampurkan dengan 50 mg pepsin dalam 1 ml HCl 0,01 N. 3. Campuran diaduk-aduk dalam shaker pada suhu 37 o C selama 48 jam, kemudian dilakukan sentrifuge pada 20.000 x g selama 5 menit, suhu 5 o C. 4. Setelah supernatannya dipisahkan, residu disuspensikan kembali dalam 10 ml akuades dan 10 ml buffer Na-fosfat 0,1 M, ph 8,0 dan ditambahkan 5 mg tripsin. 35

36 5. Campuran residu dengan akuades, Na-fosfat dan tripsin diaduk-aduk dalam shaker pada suhu 23 o C selama 16 jam. 6. Residu padatan dipisahkan dengan cara sentrifuge seperti di atas dan kemudian dicuci sebanyak 5 kali dengan 30 ml akuades (untuk setiap kali pencucian, supernatan dipisahkan dengan cara sentrifuge seperti di atas). 7. Residu disaring melalui Milipore filter (1,2 mikron), dikeringkan dalam oven, dan kadar nitrogennya ditentukan dengan metode Kjeldahl. 8. Daya cerna protein in vitro dihitung menggunakan rumus: N total dalam sampel - N dalam residu DC protein (%) = x100% N total dalam sampel