ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI SRAGEN (Studi Kasus di SMP Negeri 5 Sragen)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI (Studi Kasus di SMP Negeri 5 Sragen)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

GURU PROFESIONAL, DAN GET CONNECTED [1] Oleh: Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol. A. Pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan. kemampuan yang dapat memecahkan masalah atau isu-isu yang beredar.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 183) mendefinisikan prestasi sekolah sebagai hasil atau tingkat keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa salah satunya bergantung pada sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. National Cauncil of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) menyebutkan. masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi

( Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Sawit Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sorotan yaitu pada sektor pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pelaksanaan program di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang ada saat ini seperti Course Builder, Visual Basic, atau Dream weaver

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan Skor Rata-Rata Siswa Indonesia Untuk Sains

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan mendasar yang saat ini dialami oleh bangsa kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

No Tahun Peringkat Jumlah Peserta

BAB I PENDAHULUAN. daya manusianya (SDM) dan kualitas pendidikannya. Tingkat pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. maju apabila rakyatnya memiliki pendidikan yang tinggi dan berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. karakter suatu bangsa dibangun dari proses pendidikan. Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abas Hidayat, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja. Di masa pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya (Fa turrahman dkk,

BAB I PENDAHULUAN. yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Prestasi Indonesia terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Banyak data yang menukung opini ini, seperti:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

2014 PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Hasil belajar dapat menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Fathurahman, dkk (2012: 1) mendefinisikan bahwa. pendidikan merupakan suatu usaha pengaruh perlindungan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA

BAB I PENDAHULUAN. akan maju. Indonesia adalah salah satu negara yang terus berupaya menjadi negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum merupakan suatu program yang berupa rencana tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini mengenai implementasi KTSP dalam pemanfaatan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. halnya bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan belajar matematika. bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini tantangan persaingan diberbagai bidang

Transkripsi:

0 ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI SRAGEN (Studi Kasus di SMP Negeri 5 Sragen) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: SILVI RIAN MURTI B 100 090 016 FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan dapat diselesaikan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Guna mengimbangi perkembangan pengetahuan dan teknologi, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Guru dituntut untuk lebih produktif, efisien, dan efektif dalam suatu bidang pendidikan. Kualitas guru sampai saat ini tetap menjadi persoalan yang penting, karena pada kenyataannya keberadaan guru di berbagai jenjang, dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas oleh sebagian kalangan dinilai jauh dari produktivitas yang distandarkan. Guru tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi teladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan harus mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Oleh sebab, untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan tenaga pendidik yang memiliki produktivitas tinggi. 1

2 Siagian (2002:37) berpendapat bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan penghasilan out put yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal. Anwar (2006:19) menyatakan bahwa pada kenyataan, produktivitas tinggi tidak dimiliki oleh setiap guru. Ada sebagian guru yang memiliki produktivitas rendah. Produktivitas rendah dapat diketahui melalui ketidaksiplinan guru dalam bekerja, seperti datang terlambat ke sekolah atau tidak masuk kerja tanpa memberi tahu Kepala Sekolah. Pada jam-jam siswa sedang belajar, ada guru sibuk belanja di mall atau pergi untuk kepentingan pribadi. Rendahnya produktivitas guru merupakan salah satu hambatan potensial pada bidang pendidikan yang dapat menurunkan kualitas pendidikan. Kualitas produktivitas guru menurun dapat diketahui dari hasil tes yang diberikan kepada siswa. Hal itu didasarkan pada hasil tes Trend in International Mathematics and Science Study (TIMMSS). Hasil tes itu menempatkan siswa Indonesia di peringkat 34 penguasaan matematika dan peringkat 36 penguasaan sains dari 48 negara yang disurvei. Peringkat itu jauh tertinggal dari negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Singapura berada di peringkat pertama, baik matematika maupun sains, Malaysia peringkat 10 bidang matematika dan peringkat 20 bidang Sains (Kwartolo, 2005:99). Peringkat indeks pengembangan manusia (Human Development Index) masih sangat rendah. Menurut data tahun 2008 dari 117 negara yang disurvei,

3 Indonesia berada pada peringkat 111 dan pada tahun 2008 peringkat 110 dibawah Vietnam yang berada di peringkat 108. Ketiga, Mutu akademik di bidang IPA, Matematika dan Kemampuan Membaca sesuai hasil penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) menunjukan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk bidang IPA Indonesia berada pada peringkat 38, untuk Matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat 39. Keempat, sebagai konsekuensi logis dari indikator-indikator di atas adalah penguasaan terhadap IPTEK di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand (Kwartolo, 2005:100). Rendahnya kemampuan anak didik pada mata pelajaran matematika dan sains memang tidak terlepas dari kemampaun atau kualitas guru dalam mengajar siswanya, dan minimnya ketersediaaan sumber-sumber belajar. Keadaan yang demikian itu sudah barang tentu sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Akibat lebih jauh, lulusan dari berbagai jenjang pendidikan tidak memenuhi harapan. Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah, misalnya dengan penataran, pembekalan, seminar, diskusi, sampai penelitian yang intinya bertujuan meningkatkan kualitas guru. Ditambahkan oleh Sahulata (2009:5) dalam makalahnya dikatakan bahwa mutu pendidikan Indonesia dianggap masih rendah karena lulusan dari sekolah dan perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Bekal kecakapan yang diperoleh di lembaga pendidikan belum memadai untuk digunakan secara mandiri, yang

4 terjadi di lembaga pendidikan hanya transfer of knowledge semata yang mengakibatkan peserta didik tidak inovatif, kreatif bahkan tidak pandai dalam menyiasati persoalan-persoalan di seputar lingkungannya. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih perlu perbaikan. Salah satu penyebab produktivitas guru Indonesia rendah berasal dari guru itu sendiri. Minimnya kompetensi dan bekal kecakapan yang dimiliki guru mempengaruhi kualitas produktivitas guru bersikap monoton dalam pembelajarannya. Guru kurang kreatif dan inovatif sehingga membosankan siswa dalam memperoleh pengetahuan dari guru. Sinungan (2003:55) menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun yang yang berhubungan dengan lingkungan kerja perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah seperti:pendidikan, pengalaman, semangat kerja, sikap dan etika kerja, beban kerja, motivasi berprestasi, disiplin, pengawasan, hubungan industri, teknologi, sarana produksi dan kompensasi. Faktor beban kerja merupakan faktor yang ditemui oleh guru di lingkungan tempat kerja. Soeprihanto (2003:27) berpendapat bahwa beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun 2011 bagi sebagian guru ada yang menambah

5 beban kerjanya, ada pula bagi guru tidak menimbulkan beban kerja. Terlebihlebih bagi sekolah RSBI sebagai sekolah yang dirancang berbasis internasional, sekolah yang harus dapat memberikan teladan bagi sekolahsekolah lain, sehingga para gurunya dituntut untuk memiliki kemampuan dan ketrampilan mengajar yang lebih baik dibandingkan sekolah yang bukan RSBI. Di satu sisi, gaji yang diperoleh guru sama dengan gaji-gaji guru yang mengajar di sekolah bukan RSBI. Hal ini yang bagi sebagian guru RSBI menambah beban sebagai guru. Hal ini dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan salah satu guru di SMP 5 Sragen, sebagai salah satu sekolah RSBI di Sragen. Guru tersebut menyatakan bahwa mengajar di sekolah RSBI ada rasa kebanggan di satu sisi beban kerja semakin bertambah karena harus mempertahankan prestasi sekolah dan dapat menjadi contoh sekolah-sekolah yang bukan RSBI. Padahal gaji yang diterima sama dengan gaji guru-guru lainnya. Beban kerja yang dirasakan oleh individu dalam bekerja akan semakin meningkat karena kompensasi yang diberikan oleh pemerintah sama dengan guru-guru lainnya. Adanya kompensasi yang diberikan sesuai dengan haknya akan sangat mempengaruhi kinerja seseorang. Menurut Steers dan Porter (2010:11) bahwa tinggi rendahnya produktivitas kerja berkaitan erat dengan sistem pemberian kompensasi yang diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian kompensasi yang tidak tepat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang. Ketidaktepatan pemberian kompensasi disebabkan oleh; (1) Pemberian jenis kompenasasi yang kurang

6 menarik (2) Pemberian penghargaan yang kurang tepat tidak membuat para pekerja merasa tertarik untuk mendapatkannya. Akibatnya para pekerja tidak memiliki keinginan meningkatkan kinerjanya untuk mendapatkan kompensasi tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini mengambil judul: ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI SRAGEN (Studi Kasus di SMP Negeri 5 Sragen). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah beban kerja dan kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru? 2. Manakah yang paling dominan pengaruhnya antara beban kerja dengan kompensasi terhadap produktivitas kerja guru? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh beban kerja dan kompensasi terhadap produktivitas kerja guru. 2. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap terhadap produktivitas kerja guru.

7 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini ditujukan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan di bidang manajemen, khususnya di sektor pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Dapat memberikan tambahan wawasan bagi guru untuk mengetahui tentang beban kerja dan kompensasi, sehingga guru dapat meningkatkan produktivitas sebagai tenaga kependidikan. b. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Kepala Sekolah dalam memahami beban kerja dan kompensasi, sehingga Kepala Sekolah dapat meningkatkan produktivitas kerja guru. c. Bagi peneliti lain Bagi peneliti lain diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bahan dalam meneliti masalah yang sama. E. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistematika penulisan skripsi, maka penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan ekonomi. Adapun sistematika penulisan ekonomi terbagi dalam 5 (lima) bab

8 yang saling berkaitan dan berhubungan. Sistematika dalam penulisan ekonomi ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah berisikan tentang fenomena permasalahan yang diangkat dalam penelitian, rumusan masalah tentang masalah-masalah yang diteliti, tujuan penelitian searah dengan permasalahan penelitian, manfaat yang dilakukan dalam penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Landasan teori dalam penelitian ini ada tiga bagian, yaitu: (1) beban kerja, yang meliputi pengertian beban kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja, dan indikator beban kerja. (2) Kompensasi yaitu meliputi pengertian kompensasi, faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi, dan indikator kompensasi. (3) Produktivitas kerja yang meliputi pengertian produktivitas kerja, fafktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, dan indikator produktivitas kerja. Penelitian terdahulu. BAB III : METODE PENELITIAN Metode penelitian ini terdiri dari kerangka pemikiran, hipotesis, jenis penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional variabel dan alat pengukuran, alat intrumen, dan analisis data.

9 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan merupakan isi inti dari penelitian yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, identitas responden, dan análisis data dan pembahasan, yaitu tentang uji instrumen penelitian, uji asumsi klasik, uji regresi berganda, uji t. dan uji F., BAB IV : PENUTUP Pada bab V ini terdiri dari kesimpulan hasil penelitian yang dibahas dalam permasalahan penelitian dan saran yang berdasarkan pada kelemahan-kelemahan penelitian.