Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching

dokumen-dokumen yang mirip
SAMBUTAN PENYERAHAN LAPORAN HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA WILAYAH II

PERAN APIP DALAM MENGAWAL AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA

Sasaran Reformasi Birokrasi

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

Biro Organisasi Setda Prov Jatim (DWI SUYANTONO, SH, MM)

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BIROKRASI MELALUI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN PENGAWASAN DALAM MENGAWAL PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Strategi Pembangunan Manajemen Kinerja Pemerintah Kabupaten. Hulu Sungai Selatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pembangunan aparatur Negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan. dari keseluruhan proses pembangunan nasional yang diarahkan untuk

Mewujudkan instansi pemerintah yang (lebih) akuntabel terhadap kinerjanya. Perencanaan. Kinerja. (Renstra,RKT dan Penetapan Kinerja SAKIP.

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PEMBANGUNAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap kinerja Kantor

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

User [Pick the date]

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Jakarta, 8 September 2017

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

B A B P E N D A H U L U A N

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

1 UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAYA

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N


BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

KATA PENGANTAR. Probolinggo, Januari 2016 INSPEKTUR KOTA PROBOLINGGO. Drs. SUKAM, M.Si. Pembina Utama Muda NIP

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 1 oaching

SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2 Pemerintah belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah Pemerintah belum efektif dan efisien Pelayanan publik masih buruk Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi Pemerintah yang efektif dan efisien Pelayanan publik yang baik dan berkualitas Evaluasi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Kinerja dan Zona Integritas

ISU STRATEGIS 3

ARAHAN PRESIDEN TERKAIT 4 PERMASALAHAN EFISIENSI BIROKRASI Money Follow Program Alokasi anggaran harus digunakan untuk program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, misalnya infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan. (pemerintahan berorientasi hasil) Stop Pemborosan Anggaran Seberapapun anggaran yang diberikan kepada K/L/Pemda pasti habis, tetapi tujuan (hasil) tidak tercapai. e-government Dalam sistem pemerintahan elektronik, rakyat bisa mengakses dokumendokumen pemerintah dan semua hal dapat dilihat secara transparan, termasuk soal anggaran publik. Fokus Kinerja, bukan SPJ ASN jangan terlalu banyak menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk mengurusi SPJ. EFISIENSI Menghemat jumlah anggaran yang dibelanjakan dari kegiatankegiatan yang tidak penting. Anggaran digunakan hanya untuk membiayai program/kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian tujuan pembangunan. Anggaran yang digunakan menghasilkan manfaat besar untuk masyarakat. oaching

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) UNTUK MENDORONG MONEY FOLLOW PROGRAM INTEGRASI PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN MANAJEMEN KINERJA LATAR BELAKANG Belanja publik perlu ditekan, karena keterbatasan sumber daya. Publik menuntut peningkatan kualitas pelayanan. Budget Reform: Dari sekadar alokasi tahunan yang didistribusikan antarinstansi dan dilaporkan realisasinya kepada Legislatif Menjadi anggaran yang sinkron dengan perencanaan, operasional, dan pengukuran kinerja (Super Budgeting) Budget Savings 5 oaching

PERAN SAKIP DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN MEMASTIKAN ANGGARAN DIALOKASIKAN UNTUK SASARAN/PRIORITAS PEMBANGUNAN (MONEY FOLLOW PROGRAM) MEMASTIKAN SASARAN/ PRIORITAS PEMBANGUNAN MENJADI FOKUS K/L/PEMDA MEMASTIKAN PENCAPAIAN KINERJA TELAH DIREVIU DAN DIEVALUASI MEMASTIKAN TERDAPAT PERBAIKAN BERKELANJUTAN UNTUK PENINGKATAN KINERJA REVIU DAN EVALUASI KINERJA SAKIP RENCANA STRATEGIS PELAPORAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA MEMASTIKAN SASARAN K/L SESUAI DENGAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN DATA KINERJA MEMASTIKAN UPAYA PENCAPAIAN TARGET-TARGET DIPERJANJIKAN KEPADA PEJABAT YANG BERKOMPETEN MEMASTIKAN KEMAJUAN PENCAPAIAN TARGET DIUKUR DENGAN TEPAT MEMASTIKAN DATA KINERJA DIKELOLA DENGAN BAIK UNTUK MENGETAHUI PENCAPAIAN DARI TAHUN KE TAHUN MEMASTIKAN PENCAPAIAN KINERJA DILAPORKAN KEPADA PEMBERI AMANAH SECARA JUJUR

LANDASAN HUKUM 7

DASAR HUKUM AKUNTABILITAS KINERJA 8 TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 UU Nomor 28 Tahun 1999 Akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam penyelenggaraan negara. Prinsip dasar dari good and clean government UU Nomor 28 / 1999 Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Kewajiban menyusun Renstra dan Laporan Kinerja UU Nomor 17/2003, UU Nomor 1/2004 dan UU 15/2004 Azas dalam pengelolaan keuangan negara adalah akuntabilitas berorientasi pada hasil. PP Nomor 8/2006 Perpres 29 Tahun 2014 UU No. 5 Tahun 2014 Kewajiban melaporkan akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Pengintegrasian sistem manajemen keuangan dan kinerja Sebagai dasar perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi

AKUNTABILITAS SEBAGAI SALAH SATU ASAS 9 Undang Undang No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Asas-asas umum penyelenggaraan negara: Kepastian Hukum Tertib Penyelenggaraan Negara Kepentingan Umum Keterbukaan Proporsionalitas Profesionalitas Akuntabilitas

MAKNA AKUNTABILITAS 10 Setiap program dan kegiatan dari penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan hasilnya

AKUNTABILITAS BERORIENTASI PADA HASIL 11 UU NO. 17/2003 (KEUANGAN NEGARA) UU NO. 1/2004 (PERBENDAHARAAN NEGARA UU N0. 15/2003 (PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KN) Asas-asas umum pengelolaan keuangan negara: Akuntabilitas berorientasi pada hasil Profesionalitas Proporsionalitas Keterbukaan Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri dalam pengelolaan keuangan negara

AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN 12 Keuangan (Kepatuhan Terhadap Pertanggungjawaban Keuangan Negara) Kinerja Akuntabilitas Kinerja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan akuntabilitas keuangan PP Nomor 8/2006 (Efektif, Efisien dan Ekonomis)

PERPRES 29 TENTANG SAKIP 13 RPJMD Rencana Kerja dan Anggaran Daftar Penetapan Anggaran Laporan Keuangan Laporan Keuangan Reviewed Rencana Strategis Reviu oleh APIP Rencana Kinerja Tahunan Perjanjian Kinerja Laporan Kinerja Laporan Kinerja Reviewed Audit Keuangan Audit Kinerja

PERJANJIAN KINERJA UU ASN 14 Perjanjian kinerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi. Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi. Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja.

MENINGKATKAN EFISIENSI ANGGARAN 15

PEMERINTAHAN BERORIENTASI HASIL Good Governance Result Oriented Government Clarity about objectives (Outcomes) Information on results (performance indicators) Targets for results Link between objectives and means 16

ACTIVITY GOALS PERMASALAHAN YANG HARUS DIATASI Sasaran Pembangunan Nasional/Daerah 1 2 Tidak jelas hasil yang akan dicapai Tujuan/sasaran Tidak orientasi hasil Ukuran kinerja tidak jelas Instansi Pemerintah /SKPD/OPD Instansi Pemerintah /SKPD/OPD Instansi Pemerintah /SKPD/OPD Sasaran Strategis /Result Program Kegiatan Sasaran Strategis /Result Program Kegiatan Sasaran Strategis /Result Program Kegiatan 3 4 Tidak efektif dan efisien Tidak ada Keterkaitan antara Program/Kegiatan dengan Sasaran Rincian kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan Anggaran Anggaran Anggaran

e-budgeting e-budgeting PRIORITAS NASIONAL PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN Money Follow Program mencegah program/ kegiatan siluman dan mencegah penyimpangan 18 oaching

e-performance Based Budgeting e-performance Based Budgeting PRIORITAS NASIONAL PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN Program Follow Result Money Follow Program meningkatkan efektifitas dan mengurangi pemborosan anggaran mencegah program/ kegiatan siluman dan mencegah penyimpangan 19 oaching

e-performance Based Budgeting Akuntabilitas Kinerja e-budgeting mencegah program/ kegiatan siluman dan mencegah penyimpangan mencegah pemborosan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran ASN tidak disibukkan dalam pekerjaan dokumentatif namun berfokus pada kinerja yang akan diwujudkan

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA 21

22 EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA (menilai tingkat akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam penggunaan anggaran) Dilakukan evaluasi tiap tahun untuk mengukur perkembangan efektivitas implementasi SAKIP di instansi pemerintah (pusat & daerah) Efektivitas & Efisiensi Penggunaan Anggaran pada Instansi Pemerintah oaching

Tujuan Evaluasi 1 Mengetahui tingkat penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam menghasilkan manfaat/outcome kepada masyarakat atas penggunaan anggaran negara/daerah Memetakan perkembangan/ kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi, pada Instansi Pemerintah, dan Unit Kerja Pelayanan. 2 Memberikan saran dalam rangka peningkatan akuntabilitas kinerja penggunaan anggaran, serta dalam rangka perbaikan dan percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di Instansi Pemerintah dan unit kerja pelayanan.

PENILAIAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA Sistem AKIP FORMAL KUALITAS PEMANFAATAN TOTAL Perencanaan Kinerja 7% 17,5% 10,5% 30% Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja 4% 10% 6% 3% 7,5% 4,5% 25% 15% 80% Evaluasi 2% 5% 3% 10% Kinerja CAPAIAN KINERJA OUTPUT OUTCOME LAINNYA TOTAL 5% 5% 10% 20% 24 oaching

MINIMUM REQUIREMENT PADA PEMBERIAN KATEGORI HASIL EVALUASI SAKIP KATEGORI SKPD SAMPLING IKU PEMDA IKU SKPD % SKPD YANG ADA KUALI TAS ADA KUALI TAS PENERAPAN SAKIP BAIK CASCADING ADA KUALI TAS AA 100% ADA 90% 100% 95% 100% ada 100% A 100% ADA 90% 100% 90% 90% ada 90% PEMANFAATAN SAKIP (penilaian kinerja, evaluasi kinerja, reward and punishment, mutasi dan promosi, penambahan anggaran) penilaian, evaluasi kinerja, reward and punishment, manajemen SDM dan anggaran penilaian, evaluasi kinerja, reward and punishment, manajemen SDM penilaian, evaluasi kinerja, reward and punishment BUDAYA KINERJA penerapan pada seluruh unit penerapan pada sebagian besar unit BB 75% ADA 80% 100% 90% 70% ada 75% B 50% ADA 70% 100% 70% 30% ada 50% penilaian atau evaluasi kinerja CC Bappeda, Inspektorat, 2 SKPD lain ADA 50% 50% 30% 10% - - - - C D Bappeda, Inspektorat, 2 SKPD lain Bappeda, Inspektorat, 2 SKPD lain penerapan pada sebagian kecil unit penerapan pada sebagian kecil unit ADA - 20% - - - - - - - - - - - - - - -

ARTI NILAI AKUNTABILITAS KINERJA Mencerminkan tingkat akuntabilitas instansi pemerintah dalam mempertanggungjawabkan hasil atau manfaat dari seluruh penggunaan anggaran negara/daerah secara efektif, efisien, dan ekonomis. Peringkat Nilai AA >90-100 A >80-90 BB >70-80 B >60-70 CC >50-60 C >30-50 D 0-30 Nilai akuntabilitas kinerja mengidentifikasi kemampuan instansi pemerintah untuk: 1. Merencanakan kinerja dan target kinerja, 2. Menyelaraskan apa yang dianggarkan dengan apa yang direncanakan, 3. Menyesuaikan apa yang dilaksanakan dengan yang dianggarkan, 4. Serta telah melaporkan capaian kinerja selaras dengan apa yang telah dilaksanakan dan direncanakan sebelumnya. 26 oaching

ARTI NILAI AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja yang baik: 1. Budaya kinerja telah menjadi budaya organisasi; 2. Seluruh Unit kerja telah dapat mengidentifikasi kinerja yang seharusnya; 3. Cascading kinerja telah dilakukan minimal sampai level struktural terendah; 4. Pengintegrasian antara Perencanaan kinerja dengan sistem penganggaran; 5. Setiap anggota organisasi memiliki ukuran kinerja yang jelas dan merupakan usaha mencapai kinerja organisasi; 6. Sistem monev dilakukan secara berkala dan mampu memitigasi risiko ketidaktercapaian kinerja; 7. Sistem pengumpulan dan pengukuran kinerja yang andal; 8. Sistem pelaporan telah mampu menyajikan kinerja yang seharusnya dan dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja; 9. Capaian kinerja telah dijadikan dasar reward and punishment. 27 oaching

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI 28

Sistem Informasi Manajemen Kinerja SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KINERJA SKPD SKPD SKPD Input Pengukuran Pelaporan Monev Reward/ punishment 29 oaching

Koordinasi dan Pembinaan BAPPEDA INSPEKTORAT ORGANISASI SKPD SKPD SKPD 30 oaching