BAB I PENDAHULUAN. manajemen bisnis. Secara umum Corporate governance terkait dengan sistem dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Krisis Corporate Governance pertama terjadi pada tahun

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

ORISINALITAS TUGAS AKHIR...

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA DUNIA PERBANKAN ISNIAR BUDIARTI. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berhasil diraih organisasi dalam setahun. Isi dari laporan tahunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentu sangat perlu akan kehadiran sektor

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya yang hakiki, good corporate governance atau GCG

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. investasi maupun modal kerja. Perkembangan yang pesat tersebut

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Konsep Dasar Kegiatan Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang baik Good Corporate Governance (GCG), sedangakan di luar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan moneter dan sebagai lalu lintas pembayaran. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB VI PENUTUP Penerapan Good Corporate Governance (GCG) untuk mengelola. Manajemen Risiko Perbankan di PT BSM Cabang Makassar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

STIE DEWANTARA GCG Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dituntut untuk berkembang dengan pesat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah yang

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, isu mengenai Corporate

BAB I PENDAHULUAN. yang melaksanakan Corporate Governance (CG) dengan baik akan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkenaan dengan permasalahan Good Corporate Governance (GCG) seketika

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB V PEMBAHASAN. Mandiri Kantor Cabang Pembantu Tulungagung Ngunut. Kemudian. A. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH PADA BANK NEGARA INDONESIA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan tujuan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya nilai perusahaan dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam memajukan perekonomian negara, dunia perbankan memiliki

Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Indonesia, erat terkait dan tidak dapat ditinjau selalu diperankan

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) di kalangan perbankan. Lemahnya. terjadi di Asia Tenggara (The World Bank, 1998, dalam Oktapiyani,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.03/2016 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (Surplus Unit)

KEPUTUSAN DIREKSI PT. ABM INVESTAMA TBK TENTANG Good Corporate Governance Charter No.002/ABM-BOC-CIR/I/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance (CG) merupakan isu yang relatif baru dalam dunia manajemen bisnis. Secara umum Corporate governance terkait dengan sistem dan mekanisme hubungan yang mengatur dan menciptakan intensif yang pas di antara para pihak yang mempunyai kepentingan agar perusahaan dimaksud dapat mencapai tujuan-tujuan usahanya secara optimal. (Machmud, 2010 : 77) Secara definitif Good corporate governance merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi yang akurat (benar) dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban-kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan dan stakeholder. (Sutedi, 2012: 2) Pelaksanaan Good corporate governance perlu dilakukan dalam berbagai perusahaan termasuk perbankan karena bank merupakan bisnis kepercayaan masyarakat dan dunia internasional, dan itu sudah menjadi syarat mutlak bagi perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat (Zarkasyi, 2008). Terlebih 1

2 khususnya pada bank syariah yang pada prinsipnya bank syariah merupakan bank yang bergerak berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama islam yang seharusnya menjalankan kegiatan usaha perbankan syariah menurut lima prinsip good corporate governance yaitu: fairness (kewajaran), tranparancy (transparan), accountability (akuntabilitas), responsibility (tanggung jawab). independensi (independen). Pentingnya pelaksanaan good corporate governance juga telah disebutkan dalam peraturan bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah bahwa perbankan tidak hanya dimaksudkan untuk memperoleh pengelolaan bank sesuai dengan lima prinsip yaitu: fairness, tranparancy, accountability, responsibility, independensi yang sesuai dengan prinsip syariah, akan tetapi ditunjukan untuk kepentingan yang lebih luas. Kepentingan ini antara lain adalah untuk melindungi kepentingan stakeholder dan meningkatkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan syariah. Beberapa prinsip Islam yang mendukung bagi terlaksananya good corporate governance di dunia perbankan adalah prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut merupakan bagian sistem syariah. Pelaksanaan dalam sistem syariah pada perbankan syariah dapat dilihat dari dua segi yaitu dalam segi mikro yang dalam hal ini menghendaki bahwa semua dana diperoleh dalam sistem perbangkan syariah dikelola dengan integrasi tinggi dan sangat hati-hati, nilai-nilai tersebut meliputi, siddiq (kejujuran), tabligh, amanah (akuntabilitas), fathanah. Dalam segi makro

3 menghendaki perbankan yang mampu berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat yaitu meliputi, kaidah zakat, kaidah pelarangan judi, kaidah pelarangan riba, kaidah pelarangan gharar (Machmud, 2010 :78). Pedoman GCG bertujuan agar dunia bisnis memiliki acuan dasar mengenai konsep serta pola pelaksanaan GCG yang sesuai dengan pola internasional umumnya dan Indonesia khususnya. Melalui penerapan GCG tersebut diharapkan: (1) perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta mampu meningkatkan pelayanannya kepada stakeholders, (2) perusahaan lebih mudah memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat meningkatkan corporate value, (3) mampu meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan (4) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen. (Putri, 2012) Sistem perbankan dalam ekonomi islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian. Prinsip yang umum adalah siapa yang ingin mendapatkan hasil dari tabungannya, harus bersedia mengambil risiko. Kebanyakan perusahaan atau orang takut dengan risiko, karena berbagai definisi yang melekat pada risiko itu. Namun secara sederhana artinya adalah risiko ada hubunganya dengan kemungkinan akan terjadinya akibat buruk yang merugikan, seperti kasus yang biasa terjadi pada sektor perbankan adalah dengan membengkaknya kredit

4 macet, kenaikan tingkat suku bunga, dan lain-lain. Semua itu akan sangat merugikan perbankan sehingga akan menghambat aktivitas yang dilakukan oleh bank-bank terkait. (Machmud, 2010) Menurut PBI No.8/4/PBI.2006 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah, bahwa penerapan manajemen risiko yang terintegrasi dan pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) sekarang ini sudah menjadi suatu kewajiban. Penerapan tersebut mulai dari mengidentifikasi, penilaian, antisipasi, menganalisis hingga mengelola risiko, risiko terdiri dari semua risiko yang dihadapi oleh bank syariah khususnya. Rendahnya komitmen penerapan prinsip-prinsip GCG juga berkaitan erat dengan tingkat risiko yang dihadapi oleh bank (Akmal, 2008: 5). Apabila perbankan memiliki sistem informasi yang baik, tetapi tata kelolanya tidak berjalan dengan baik, maka bank justru akan menghadapi risiko yang berkutat pada bagian internal perbankan sendiri karena tidak terlaksananya sebuah tata kelola yang baik. Dalam rangka menerapkan lima prinsip dasar GCG, bank wajib berpedoman pada berbagai ketentuan dan persyaratan yang terkait dengan pelaksanaan GCG. Ketidaksesuaian tata kelola bank dengan prinsip syariah akan berpotensi menimbulkan berbagai risiko terutama risiko reputasi bagi industri perbankan syariah (PBI No.11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan GCG bagi perbankan syariah) Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) pada industri perbankan didefinisikan sebagai suatu hubungan antara dewan komisaris, dewan

5 direktur eksekutif, pemangku kepentingan, pemegang saham. GCG menciptakan struktur yang membantu bank dalam: menetapkan tujuan, menjalankan operasi harian, memperhatikan kepentingan stakeholder bank dengan beroperasi dengan baik, menyesuaikan dengan hukum dan peraturan yang berlaku, memproteksi kepentingan nasabah kreditor. Dalam hal ini tersedia banyak teknis dan strategis untuk menciptakan GCG yang bagus, yakni diantaranya, adanya sistem pengawasan yang kuat, meliputi fungsi audit internal dan eksternal, fungsi manajemen risiko yang independen dari lini bisnis, dan system check and balance lainnya. (Idroes, 2011: 249) Pelaksanaan good corporate governance dalam perbankan sangat mendukung dalam pelaksanaan kegiatan operasional perbankan, dimana perbankan merupakan lembaga kepercayaan masayarakat yang mempercayakan dana kepada pihak pengelola, maka akan sangat dibutuhkan pengelolaan yang sangat hati-hati dalam pengelolaan risikonya, untuk menumbuhkan image yang positif dimata nasabah, terlebih lagi tugas perbankan pada dasarnya adalah kepercayaan menghimpun dana dan menyimpan dana. Maka dari itu kemampuan pengelolaan manajemen risiko juga sangat dibutuhkan untuk menghindari gangguan dalam aktifitas operasional perbankan. Karakteristik bank syariah berbeda dengan bank konvensional, terutama pada sistem bagi hasil dan model pembiayaannya. Hal ini dapat mengubah jenis risiko yang dihadapi dalam lembaga keuangan syariah (Khan, 2008: 62).

6 Bank merupakan lembaga intermediasi yang menjalankan kegiatan usahanya yakni dengan bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan dari dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan usaha tersebut bank menghadapi berbagai risiko mulai dari risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional sampai dengan risiko reputasi. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang highly regulated (Zarkasyi, 2008:111). Mengingat krisis perbankan yang cukup dahyat pada era 1998 di Indonesia yang penyebabnya tidak hanya oleh krisis ekonomi, tetapi juga dikarenakan belum diberlakukannya good corporate governance dan etika yang melandasinya, maka dari itu usaha untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat tentang perbankan tidak luput dengan penerapan manajemen resiko yang membawa tata kelola perusahaan menjadi lebih baik (Zarkasyi, 2008:112). Di Negara berkembang seperti di Indonesia kebutuhan masyarakat atas bank tidak hanya terbatas hanya pada penyimpanan dana dan penyaluran dana saja, akan tetapi juga terhadap pelayanan jasa yang ditawarkan oleh bank. BRISyariah merupakan bank umum syariah yang dalam akta pendiriannya BRISyariah bukan merupakan bagian dari bank konvensional, pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk

7 melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Dalam hal ini bank BRISyariah memahami untuk bahwa dapat mempertahankan kompetisi atau bahkan memenagkan kompetisi dalam lembaga keuangan berbasis syariah, BRISyariah memahami bahwa manajemen risiko di BRISyariah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan bisnis Perusahaan. BRISyariah senantiasa berupaya dapat menerapkan manajemen risiko sesuai ketentuan yang berlaku serta dengan memperhatikan international best practice. BRISyariah telah menerapkan pola pengelolaan risiko yang terencana dan terintegrasi pada seluruh aktivitas operasionalnya. Beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan tentang implementasi good corporate governance terkait dengan manajemen risiko adalah: Penelitian oleh Taufiq Naja (2012) tentang Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan Nasional, hasil penelitian tersebut menunjukkan Mekanisme Pemantauan (GCG) Tata Kelola Yang Baik masih menjadi masalah dalam rangka meningkatkan tujuan yang ingin dicapai oleh shareholders. Penelitian oleh Huriyatul Akmal (2008) tentang good corporate governance dan majenemen resiko, menunjukkan hasil bahwa manajemen risiko dan GCG adalah hal yang paling diperhatikan dalam perbankan, prinsip dasar GCG adalah prinsip yang juga harus diterapkan dalam manajemen risiko, dan risiko terbesar yang dihadapi oleh bank syariah adalah risiko reputasi dan operasional,

8 kedua risiko ini membutuhkan komitmen yang tinggi. Selanjutnya adalah penelitian oleh Yusri Putri (2012) Implementasi Good Corporate Governance (GCG) untuk Mengelola Risiko Perbankan (Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Makassar), hasil penelitian ini adalah dalam aktivitas perbankan Risiko merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dihindari, namun risiko tersebut dapat diminimalisir. Penelitian oleh Isniar Budiarti (2011) tentang Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada Dunia Perbankan, hasil penelitian tersebut adalah Tata kelola yang efektif (good corporate governance) ditetapkan dengan menekankan pada pemahaman risiko dan kemampuan manajemen risiko. Selanjutnya adalah penelitian oleh Thomas S. Kaihatu (2006) Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia, hasil penelitiannya adalah (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Mengacu dari beberapa hasil penelitian terdahulu diatas dimana good corporate governance memang penting diterapkan pada semua perusahaan tidak terkecuali pada perusahaan yang bergerak dalam sektor keuangan, perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya adalah, (1) penelitian sebelumnya membahas tentang

9 kualitas kinerja pada perbankan nasional, dalam bahasan pada penelitian ini akan akan mengerucut pada perbankan syariah. (2) objek dalam penelitian ini adalah BRISyariah cabang malang dimana pada penelitian sebelumnya belum diteliti khusunya pada tata kelola perusahaannya (3) dalam penelitian ini akan membahas tentang peranan manajemen risiko dalam menciptakan GCG, dalam penelitian terdahulu membahas tentang implementasi GCG untuk mengelola manajemen risiko. Pemilihan objek dalam penelitian ini adalah prestasi BRISyariah mendapatkan Banking Service Excellence Awards Meraih Best ATM Sharia Bank dari Infobank dan Marketing Research Indonesia (MRI) tanggal 28 Juni 2012, dimana hal ini menunjukkan penanggulangan manajemen risiko yang baik, khususnya pada risiko reputasi untuk pelayanan yang disediakan oleh BRISyariah BRISyariah. Tidak hanya itu BRISyariah juga mendapatkan predikat terbaik ketiga sebagai bank syariah yang loyal terhadap nasabah pada tahun 2011. Dampak dari prestasi pengelolahan manajemen risiko yang telah diciptakan akan berperan dalam menciptakan good corporate governance, dimana GCG saat ini sudah menjadi suatu kewajiban untuk diterapkan terutama pada sektor perbankan, mengingat sektor perbankan mempunyai peran penting dalam laju pertumbuhan ekonomi Negara, maka penelitian kali ini akan membahas tentang Analisis Peranan Manajemen Risiko Dalam Menciptakan Good Corporate Governance (Studi Kasus Pada BRISyariah Kantor Cabang Malang)

10 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah: 1. Bagaimana penerapan manajemen risiko pada Bank BRISyariah? 2. Bagaimana penerapan good corporate governance pada Bank BRISyariah? 3. Bagaimana peranan manajemen risiko dalam menciptakan good corporate governance pada Bank BRISyariah? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan proposal penelitian ini adalah: 1. Mengetahui penerapan manajemen risiko pada Bank BRISyariah. 2. Mengetahui penerapan good corporate governance pada Bank BRISyariah 3. Mengetahui peranan manajemen risiko dalam menciptakan good corporate governance pada Bank BRISyariah? 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktisi. Memberi bahan pertimbangan pada lembaga keuangan syariah BRISyariah pada khusunya dalam merumuskan good corporate governance. 2. Bagi Akademisi. Memberi tambahan ilmu pengetahauan tentang manfaat menajemen risiko, serta pentingnya manajemen risiko dan good corporate governance untuk perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan.

11 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah pada proposal penelitian ini adalah penerapan manajemen risiko dibank syariah dan peranan manajemen risiko dalam menciptakan good cooprporate governance dibank BRISyariah cabang Malang.