PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

dokumen-dokumen yang mirip
TITRASI POTENSIOMETRI

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

Analisis Fisiko Kimia

PRAKTIKUM POTENSIOMETRI DAN PH METRI. Laporan. disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi Analitik. Oleh.

LABORATORIUM INSTRUMENTASI ANALITIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

POTENSIOMETRI DAN KONDUKTOMETRI

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia TITRASI ASAM BASA

C. Tujuan Percobaan : Menentukan titik akhir titrasi asam-basa secara konduktometri D. Kajian Pustaka 1. Konduktometri

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Metodologi Penelitian

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

Sulistyani, M.Si.

Metodologi Penelitian

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

Bab IV Hasil dan Diskusi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

Titrasi Potensiometri

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

Skala ph dan Penggunaan Indikator

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ANALISIS. Waktu 150 menit

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Laporan Kimia Fisik KI-3141

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

PENENTUAN KADAR KLORIDA

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

DERAJAT KEASAMAN (ph)

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

pengenceran larutan PENDAHULUAN

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

VOLUMETRI / TITRIMETRI

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri

Gambar IV. 1 Kurva titrasi redoks garam Mohr dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

LOGO TEORI ASAM BASA

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN. ph METER DAN TITRASI POTENSIOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

PERCOBAAN VII PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA

Elektrokimia. Sel Volta

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

Transkripsi:

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara elektroda indikator dan elektroda yang dicelupkan pada larutan. Untuk mengukur potensial pada elektroda indikator harus digunakan elektroda standar yaitu berfungsi sebagai pembanding yang mempunyai harga potensial tetap selama pengukuran (Gandjar, 27). Elektroda indikator ini sebagai elektroda pengukur dan elektroda yang dicelupkan merupakan elektroda pembanding. Elektroda indikator merupakan elektroda yang potensialnya bergantung pada konsentrasi ion yang akan ditetapkan dan proses pemilihannya berdasarkan jenis senyawa yang hendak ditentukan. Sedangkan elektroda pembanding adalah elektroda yang potensialnya diketahui dan selama pengukuran energi potensialnya tetap konstan. Elektroda pembanding yang banyak digunakan adalah elektroda kalomel karena potensial yang dihasilkan tetap konstan. Antara elektroda pengukur atau elektroda indikator dengan elektroda pembanding terdapat jembatan arus atau garam dengan larutan elektrolit yang di dalamnya terdapat transport ion arus. Elektroda membran gelas, sensitif terhadap perubahan jumlah ion hidrogen (H + ). Untuk titrasi asam basa, setiap perubahan ion tersebut diamati. Melalui kurva hubungan antara volume pentiter dan ph dapat ditentukan titik akhir titrasinya. Pada titik akhir titrasi terjadi lonjakan perubahan ph secara drastis dengan perubahan volume yang kecil (Roth dan Blaschke, 994).

Skema susunan pengukuran untuk titrasi potensiometri ditunjukkan oleh gambar berikut (Roth dan Blaschke, 994) : Gambar. Alat Pengukur ph dalam Potensiometri Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nernst yang dilakukan dengan cara pengukuran dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol, yang mana persamaan ini menyatakan adanya hubungan antara potensial relatif suatu elektroda dengan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan (Khopkar, 23). Apabila E=E maka dinamakan potensial standar suatu logam. Biasanya yang digunakan sebagai potensial elektroda standar adalah elektroda hidrogen baku atau elektroda kalomel baku. Potensial elektroda standar merupakan ukuran kuantitatif dari kemudahan unsur untuk melepas elektron, jadi merupakan ukuran kekuatan unsur itu sebagai reduktor. Makin negatif potensialnya, maka makin kuat sebagai reduktor (Gandjar, 27). Adapun persamaan Nernst dibuat dalam persamaan sebagai berikut :,59 a E = E + + log z a x Re d

Keterangan : E = potensial (V), diperoleh dari elektroda hidrogen normal E Z a Ox a Red = potensial normal = jumlah elektron yang terlibat dalam proses redoks = aktivita bentuk teroksidasi = aktivita bentuk tereduksi (Roth dan Blaschke, 994) Selain itu, potensiometri merupakan suatu metode elektroanalitik yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indikator. Besarnya potensial elektroda indikator ini tergantung pada konsentrasi ion-ion tertentu dalam larutan. Harga potensial yang diperoleh dapat diubah sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam nilai ph, pm atau pe. Kurva titrasi yang diperoleh dalam percobaan seringkali serupa dengan kurva teoritis. Pengukuran ph secara elektrik mungkin merupakan pengukuran fisika yang paling sering digunakan di laboratorium kimia. Pengukuran ini mungkin disebabkan oleh nilai-nilai emf tertentu berbagai macam sel kimia yang menggunakan konsentrasi larutan ion hidrogen dalam sel. Hal ini berarti bahwa jika variabel-variabel lain dalam sel dikendalikan, maka nilai emf sel dapat dihubungkan dengan pengukuran ph secara potensiometri (Gandjar, 27). Data percobaan titrasi potensiometri yang disajikan dalam bentuk grafik dapat menunjukkan titik ekivalen titrasi. Penyajian langsung data percobaan sebagai grafik ph melawan ml titran yang ditambahkan dapat dipakai untuk penentuan titik akhir titrasi secara teliti, sehingga tidak perlu menggunakan indikator. Sementara itu, umumnya kurva titrasi tidak mempunyai daerah ekivalen yang terpisah dengan tajam. Sehingga, timbul kesulitan dalam penentuan titik akhir titrasi dengan tepat. Titrasi asam basa atau titrasi netralisasi diikuti dengan elektroda indikator yaitu elektroda gelas, tetapan ionisasi harus kurang dari -8 (Khopkar, 23). Titik ekivalen dari titrasi asam basa dapat ditentukan dari reaksi yang terjadi dari jumlah asam atau basa penitrasi sehingga dapat dihitung jumlah asam atau basa

yang dititrasi. Pada titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer atau titran. Titran dimasukkan ke dalam buret dan selama titrasi berlangsung, titran ditambahkan sedikit demi sedikit melalui kran ke dalam erlenmeyer yang telah mengandung larutan pereaksi lain atau sampel sampai seluruh reaksi selesai yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Perubahan warna ini menandai telah tercapainya titik akhir titrasi (Brady, 999). Pada tahun 99, sebelum konsep aktivitas dikembangkan, seorang ahli biokimia ph dalam pengertian konsentrasi molar H + (Gandjar, 27): ph = - log [ H + ] Ini memberikan cara yang tepat untuk mengungkapkan nilai [ H + ] untuk berbagai orde besarnya dan dari persamaan Nerst, secara eksplisit linear dalam tegangan dari sel yang digunakan untuk mengukur H +. Di tahun 924, menyadari bahwa potensial elektroda mencerminkan aktivitas selain konsentrasi (Gandjar, 27). ph = - loga a H+ = - log [H + ]f H+ Dimana f H+ adalah koefisien aktivitas. Definisi ini mewakili sudut pandang larutan elektrolit yang lebih canggih, tetapi pada waktu yang sama menarik perhatian ke masalah pokok yang secara prinsip tidak dapat dipecahkan: dalam istilah termodinamika aktivitas spesies ion tunggal tidak penting secara operasional dalam hal percobaan-percobaan yang dapat dilakukan. ph suatu larutan yang berdasarkan pada definisi kedua Sorensen adalah sebanding dengan kerja yang diperlukan untuk memindahkan H + sebaliknya dari larutan tersebut ke larutan dimana a H+ adalah satu. Sebenarnya tak ada cara lain untuk memindahkan kation tanpa memindahkan anion, dan akan ada cara termodinamika yang berlaku untuk memecahkan seluruh kerja yang diukur menjadi kontribusi ion secara individu (Gandjar, 27). Potensiometri memiliki beberapa keuntungan yaitu cara potensiometri ini sangat berguna ketika tidak ada indikator yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi, misalkan ketika sampel yang akan dititrasi keruh atau berwarna dan ketika

daerah titik ekivalen sangat pendek sehingga tidak ada indikator yang cocok. Biayanya yang relatif murah dan sederhana. Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah daripada instrumen saintifik yang paling modern. Selain itu, pada saat potensial sel dibaca pada metode potensiometri, tidak terdapat arus yang mengalir dalam larutan dimana arus residual tatanan sel dan efek polarisasi dapat diabaikan. Manfaat potensiometri secara umum yaitu untuk menetapkan tetapan kesetimbangan. Potensial-potensial yang stabil sering diperoleh dengan cukup cepat dan tegangan yang mudah dicatat sebagai fungsi waktu, sehingga potensiometri kadang juga bermanfaat untuk pemantauan yang kontinyu dan tidak diawasi. Sedangkan manfaat metode potensiometri ini dalam analisis di bidang farmasi yaitu potensiometri digunakan untuk penentuan titik akhir titrasi pada titrasi asam basa, titrasi redoks, titrasi pengendapan dan titrasi pembentukan kompleks (Khopkar, 23).

III. Pelaksanaan Percobaan 3. Alat dan Bahan Alat Labu takar 25 ml, 5 ml, ml, 5 ml. Pipet volume ml, 5 ml dan ml Pipet ukur ml, 5 ml dan ml Pipet tetes Labu erlenmeyer ml ph meter Buret ml dan 25 ml Statif Ball filler Tissue Lap Bahan Larutan NaOH, N Larutan HCl, N Aquades 3.2 Pengukuran Titrasi Asam Basa (Widjaja dkk., 29) Sebanyak ml larutan asam diambil dengan pipet volume ml. Kemudian larutan asam yang telah dipipet dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 25 ml. Pelaksanaan titrasi dimulai dengan jumlah pentiter yang ditambahkan sesuai dengan yang ada pada tabel. Lalu, ph meter dicelupkan pada larutan setiap kali penambahan larutan pentiter dan dibaca angka yang ditampilkan.

V. Data Pengamatan Volume Pentiter ph Volume Pentiter (ml) (ml) 2,,6, 2,9 2,,6, 3,3,,8, 3,7,,8, 4,, 2,, 4,5, 2,, 5,,5 2,2, 7,,2 2,3,2 7,,2 2,4,2 7,, 2,4,5 7,2, 2,4, 7,3, 2,4, 7,3, 2,4, 7,5 ph VI. Perhitungan Menghitung Turunan ph Diketahui : N NaOH :, N Menentukan turunan kedua dari ph : - turunan pertama: Δ ph Δ V ph = V 2 2 ph V,6,6 = 4 2 = - turunan kedua :

ΔpH 2 Δ ph ΔV = 2 ΔV V,2 = 4 2 =, 2 2 ΔpH ΔV V Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut: Volume titran (ml) ph ph / V 2 ph / V 2 2,6 4,6,,2 5,8 -,2 6,8,2,2 7 2,,, 8 2,,,2 8,5 2,2,6,5 8,7 2,3,5 8,9 2,4 9 2,4 9, 2,4 9,2 2,4 9,3 2,4 5 5 9,4 2,9-4 9,5 3,3 4

9,6 3,7-3 9,7 4, 2 5 9,8 4,5 5 9,9 5, 5 2 7, -95,5,2 7,,4 7,,2,9 7,2,6,9 7,3 2,9 7,3,2,2 3,9 7,5 Menghitung Kadar Sampel HCl Diketahui: Volume NaOH = 3,9 ml Molaritas NaOH =, M Volume HCl = ml Ditanya : Volume ekivalen =...? Jawab : Volume ekivalen = 5 9,9 +, ml 5 ( 95)

5 = 9,9 + 345, ml = 9,9 +,43 = 9,943 ml Hal ini berarti bahwa volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan larutan sampel (HCl) tersebut adalah 9,943 ml. Reaksi yang terjadi : NaOH + HCl NaCl + H 2 O Diketahui : Volume NaOH = 9,943 ml Molaritas NaOH =, M Volume HCl = ml BM HCl = 36,5 mg/mmol Ditanya : a. mmol NaOH =...? b. Mol HCl =..? c. Kadar HCl atau sampel =..? Jawab : a. mmol NaOH = Molaritas NaOH x volume NaOH =, M 9,943 ml =,994 mmol mmol HCl = mmol NaOH =,994 mmol =, 994 mmol b. Molaritas HCl = mmol HCl ml HCl,994 mmol = =, 99 M ml

Diketahui bahwa : ekivalen HCl = mol Normalitas HCl = Molaritas HCl x ekivalen HCl =,99 =,99 N Massa HCl (mg) = mol HCl x BM HCl =,99 mmol 36,5 mg/mmol = 3,64 mg c. Kadar HCl (mg/ml) = Massa HCl Volume HCl 3,64 mg = ml =,364 mg ml Jadi kadar HCl (sampel) adalah sebesar,99 N atau,364 mg ml VII. Pembahasan Pada praktikum potensiometri (pengukuran ph) kali ini bertujuan untuk menetapkan titik akhir titrasi dan menentukan kadar sampel yang digunakan. Dimana sampel yang digunakan adalah larutan HCl, N. Alat yang digunakan dalam

mengukur ph pada percobaan ini adalah ph meter biasa yang dalam proses pengukurannya tidak menggunakan elektroda indikator dan elektroda pembanding serta tidak terdapat jembatan antara kedua elktroda tersebut yanbg berupa larutan elektolit tempat terjadinya transport arus. Prinsip yang digunakan yaitu titrasi potensiometri secara asam basa yaitu larutan NaOH, N berfungsi sebagai titran yang dimasukkan ke dalam buret dengan volume keseluruhan adalah 25 ml dan larutan HCl dengan konsentrasi kurang lebih, N sebagai larutan sampel yang nantinya akan ditentukan kadarnya. Volume larutan HCl yang dimasukkan adalah ml dan kemudian ditambahkan aquades sebanyak 4 ml. Tujuan penambahan aquades ini adalah agar ph meter yang digunakan dapat tercelup ke dalam larutan sehingga memaksimalkan kerja dari ph meter tersebut. Kemudian, larutan pentiter yaitu NaOH, N ditambahkan sedikit demi sedikit melalui kran ke dalam erlenmeyer yang telah mengandung larutan sampel yaitu HCl sampai titik akhir titrasi. Adapun reaksi yang terjadi : NaOH + HCl NaCl + H 2 O Dalam prinsip titrasi potensiometri secara asam basa penentuan titik akhir titrasi dilakukan dengan cara melihat lonjakan perubahan ph yang terjadi secara drastis dengan perubahan volume pentiter yang kecil. Apabila terjadi lonjakan perubahan ph yang drastis namun perubahan volume pentiternya juga besar, maka tidak dapat dikatakan sebagai titik akhir titrasi. Potensiometri dengan titrasi asam basa digunakan agar titik ekivalen dan titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan tepat.sedangkan, titrasi asam basa pada umumnya menggunakan suatu indikator dimana titik akhir titrasinya ditandai dengan perubahan warna dari indikator yang digunakan sehingga titik akhir titrasi yang diperoleh dapat bervariasi. Penyajian langsung data percobaan sebagai grafik ph melawan ml titran yang ditambahkan dapat juga digunakan untuk penentuan titik akhir titrasi secara teliti. Adapun grafik ph melawan ml titran yang ditambahkan sebagai berikut :

Kurva. Hubungan antara volume pentiter dengan ph Dari kurva di atas, dapat diketahui bahwa lonjakan ph terjadi pada saat penambahan, ml larutan pentiter NaOH dari volume 9,9 ml menjadi ml. Dimana ph berubah dari 5 (ph asam) menjadi 7 (ph netral). Dan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh titik ekivalen tercapai pada larutan pentiter NaOH yaitu pada volume 9,943 ml, dimana dalam hal ini mol NaOH akan tepat bereaksi dengan mol HCl. Dari hasil pengamatan, terdapat beberapa seri volume NaOH dimana nilai phnya tidak berubah, hal ini mungkin karena penambahan volume pentiter yang kecil tidak mempengaruhi kenaikan dari ph larutan dan alat yang digunakan pun bukan rangkaian alat ph meter yang terdapat 2 elektroda yaitu elektroda indikator dan elektroda pembanding dimana antara elektroda pengukur atau elektroda indikator dengan elektroda pembanding terdapat jembatan arus atau garam dengan larutan elektrolit yang di dalamnya terdapat transport ion arus. Namun, alat yang digunakan itu ph meter yang biasa tanpa 2 elektroda tersebut. Sebelum menggunakan ph meter, alat harus dikalibrasi dahulu yaitu pada alat harus menunjukkan ph 7 atau netral baru

dicelupkan pada larutan sampel. Lalu dari hasil perhitungan diperoleh kadar HCl sampel sebesar,364 mg/ml dimana kadar HCl ini diperoleh dengan cara mengalikan antara mol dari HCl dengan berat molekul dari HCl. VIII. Kesimpulan Dari praktikum potensiometri (pengukuran ph) kali ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :. Melalui kurva hubungan antara volume pentiter vs ph dapat ditentukan titik akhir titrasi yang ditandai dengan lonjakan ph yang drastis dengan penambahan volume pentiter yang kecil. 2. Titik akhir titrasi larutan sampel asam klorida yaitu antara volume 9,9 ml sampai ml dan perubahan ph yang terjadi yaitu ph 5 menjadi ph 7 dan titik ekivalen tercapai pada larutan pentiter NaOH yaitu pada volume 9,943 ml. 3. Kadar sampel HCl yang digunakan dalam percobaan sebesar,99 N atau,364 mg/ml DAFTAR PUSTAKA Brady, J. G., 22. Kimia Universitas, Asas dan Struktur. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Gandjar, I.G., dan A. Rohman. 27. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khopkar, S. M. 23. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Roth, H. J. Dan G. Blaschke. 994. Analisis Farmasi. Yogyakarta: Universitas Gajah