BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

BAB V PENUTUP. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapitatidak berpengaruh. secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

Lampiran 1. Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

DATA PANEL Pengertian Data Panel

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V PENUTUP. mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun , dapat diperoleh

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

Lampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Indonesia, pengertian mengenai industri real estate tercantum

DAFTAR PUSTAKA. D. Nachrowi.(2006). Ekonometrika Analisis Ekonomi dan Keuangan. Cetakan Pertama. Jakakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19 Cetakan V. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah)

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci

DAFTAR PUSTAKA. Manurung,Mandala dan Pratama Rahardja (2004). Uang,Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta. Lembaga Penerbit FEUI

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dan sampel merupakan kumpulan dari seluruh elemen

Hasil Regresi Data Panel

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

Lampiran 1. Metodologi Penelitian. Regresi Panel Data Bentuk umum data panel, baik yang pooling atau kombinasi, adalah :

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

LAMPIRAN 1. Total Fertility Rate (TFR) Provinsi di Indonesia

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tidak berpengaruh

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta

Data Mentah Tingkat Inflasi (year on year), Posisi. JUB (Milyar Rp)

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

LAMPIRAN 1. Hasil Estimasi Common Effect Total Kredit (Model 1)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menggunakan Uji Park yang ditunjukkan Tabel 1.9. independen terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek dari penelitian ini merupakan seluruh bank yang mewakili 75% asset

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

Transkripsi:

4.1 Deskripsi Data Penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu website resmi badan pusat statistik dan badan pusat statistik provinsi DIY. Jenis data yang digunakan adalah data panel dari tahun 2007-2013 yang terdiri dari data rasio gini, PDRB menurut lapangan usaha yakni pertanian,peternakan dan kehutanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan real estat dan jasa perusahaan, jasa-jasa, ditambah dengan presentase penduduk miskin dan angka partisipasi sekolah (umur 18 24). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh struktur ekonomi terhadap ketimpangan pendapatan di 32 provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan menggunakan alat bantu program software E-views 7. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif? PPK? PP? IP? LGA? K? Mean 0.355241 0.239598 0.077660 0.168334 0.007887 0.061416 Median 0.351000 0.240093 0.036420 0.128260 0.005488 0.058517 Maximum 0.460000 0.516400 0.580926 0.826428 0.041390 0.163923 Minimum 0.259000 0.000355 0.001049 0.004887 0.001605 0.001653 Std. Dev. 0.042006 0.107229 0.099047 0.129561 0.006745 0.029180 Jarque-Bera 3.818371 0.650921 423.4114 177.3423 1261.160 76.40655 Probability 0.148201 0.722195 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 Observations 224 224 224 224 224 224 55

Tabel 4.2 Lanjutan Hasil Statistik Deskriptif PHR? PK? KRJP? JASA? PPM? APS? Mean 0.183207 0.080242 0.056558 0.122028 14.64491 16.71093 Median 0.181779 0.078824 0.049334 0.107452 13.07000 15.19028 Maximum 0.398489 0.157672 0.295997 0.740376 40.78000 45.86036 Minimum 0.061100 0.020831 0.000162 0.018117 3.480000 8.250000 Std. Dev. 0.059348 0.026723 0.044410 0.071397 7.950382 6.864440 Jarque-Bera 18.34226 3.240316 2837.159 8971.140 40.10617 492.9673 Probability 0.000104 0.197867 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 Observations 224 224 224 224 224 224 Tabel diatas menunjukksn ringkasan statistik dari beberapa variabel penelitian yang telah didefinisikan sebelumnya. Dengan hipotesis H 0 : distribusi residual dapat dilihat melalui probability atas Jarque-Bera dan tingkat signifikansi (α = 5%) ditentukan bahwa variabel PP, IP, LGA, K, KRJP, JASA, PPM dan APS residualnya belum terdistribusi secara normal. Sedangkan variabel variabel, PPK, PHR dan PK telah terdistribusi secara normal (tidak menolak H 0 ). 4.2 Hasil dan Analisis Permodelan dalam menggunakan teknik regresi data panel dapat menggunakan tiga pendekatan alternatif dalam pengolahannya. Pendekatan-pendekatan tersebut ialah (1) Metode Common-Constant (The Pooled OLS Method), (2) Metode Fixed Effect (FEM), dan (3) Metode Random Effect (REM). 56

4.2.1 Pemilihan Model F-stat (Pooled Least Square vs Fixed Effect) Metode Pooled Least Square akan dipilih saat tidak terdapat perbedaan diantara data dan matrix pada dimensi cross section. Model ini mengestimasikan nilai α yang konstan untuk semua dimensi cross section. Tabel 4.3 Hasil Regresi Common Effect Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. PPK? 0.285327 0.028815 9.901920 0.0000 PP? 0.278052 0.028126 9.886063 0.0000 IP? 0.371331 0.030130 12.32413 0.0000 LGA? 1.451143 0.570196 2.544990 0.0116 K? 0.309400 0.109359 2.829215 0.0051 PHR? 0.074764 0.052136 1.434002 0.1530 PK? 0.599443 0.138800 4.318751 0.0000 KRJP? 0.480960 0.070439 6.828038 0.0000 JASA? 0.329367 0.044937 7.329614 0.0000 PPM? 0.000685 0.000415 1.651824 0.1000 APS? 0.001930 0.000455 4.237775 0.0000 R-squared 0.159550 Mean dependent var 0.355241 Adjusted R-squared 0.120092 S.D. dependent var 0.042006 S.E. of regression 0.039403 Akaike info criterion -3.582075 Sum squared resid 0.330708 Schwarz criterion -3.414539 Log likelihood 412.1924 Hannan-Quinn criter. -3.514449 Durbin-Watson stat 0.807334 Sumber : Hasil Output eviews 7 Dari tabel diatas dapat dilihat nilai adjusted R-squared sebesar 0.120092 dengan nilai Durbin-Watson test sebesar 0.807334 (jauh dari range angka 2) yang menandakan adanya masalah otokorelasi. Metode ini mengasumsikan bahwa nilai intersep antar individual dianggap sama dimana hal ini merupakan asumsi yang sangat membatasi (restricted) (Gujarati, 1997). Sehingga metode pooled regression ini tidak dapat 57

menangkap gambaran yang sebenarnya atas hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, begitu juga dengan hubungan diantara tiap individu cross section. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Fixed Effect dan Random effect kemudian membandingkan hasil dari kedua metode tersebut. 1. Uji Chow Test (signifikansi Commont Effect dan Fixed Effect) Uji ini digunakan untuk memilih model yang terbaik antara commont effect dan fixed effect. Pemilihannya dengan melihat nilai probabilitas F statistiknya. H0 ; memilih model common effect, jika nilai probabilitasnya tidak signifikan pada α = 5%. H1 ; untuk memilih metode fixed effect, jika nilai probabilitasnya signifikan pada α = 5%. 2. Uji Hausman (Signifikansi Fixed effect dan Random effect) Uji ini digunakan untuk memilih model terbaik antara fixed effect dan random effect pemilihannya dengan melihat nilai probabilitas F statistiknya. H0 ; untuk memilih model random effect, jika nilai probabilitasnya tidak signifikan pada α = 5%. H1 ; untuk memilih metode fixed effect, jika nilai probabilitasnya signifikan pada α = 5%. 58

4.2.2 Hasil analisis Dependent Variable:? Method: Pooled Least Squares Date: 11/28/15 Time: 23:19 Sample: 2007 2013 Included observations: 7 Cross-sections included: 32 Total pool (balanced) observations: 224 Tabel 4.4 Hasil Regresi Fixed effect Gini Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 0.421251 0.045766 9.204443 0.0000 PPK? -0.355755 0.116535-3.052772 0.0026 PP? 0.054504 0.054757 0.995379 0.3209 IP? 0.052692 0.049873 1.056518 0.2921 LGA? 2.074412 2.623510 0.790701 0.4302 K? 1.371897 0.531060 2.583317 0.0106 PHR? -0.306849 0.188164-1.630752 0.1047 PK? 1.032961 0.344343 2.999805 0.0031 KRJP? -1.644035 0.282438-5.820869 0.0000 JASA? -0.176748 0.064910-2.722976 0.0071 PPM? -0.003852 0.001116-3.451856 0.0007 APS? 0.002981 0.000828 3.597876 0.0004 Fixed Effects (Cross) _ACEH--C -0.087017 _SUMUT--C -0.033467 _SUMBAR--C -0.214739 _RIAU--C -0.063837 _JAMBI--C -0.030291 _SUMSEL--C -0.061329 _BENGKULU--C 0.106538 _LAMPUNG--C 0.178467 _BANTEN--C -0.130266 _BABEL--C -0.080689 _DKI--C 0.186477 _JATIM--C 0.038826 _JABAR--C -0.026828 _JATENG--C 0.000739 _DIY--C -0.045671 _NTB--C -0.003749 _NTT--C 0.100472 _BALI--C 0.017480 _KALBAR--C -0.027522 _KALTENG--C -0.007967 _KALSEL--C -0.063088 _KALTIM--C -0.128394 _SULUT--C -0.182181 _SULTENG--C 0.057031 _SULSEL--C 0.047131 _SULTRA--C 0.022874 _GTO--C 0.101094 _SULBAR--C 0.154949 59

_MALUKU--C 0.117521 _MALKUT--C 0.043604 _PABAR--C -0.022059 _PAPUA--C 0.035893 Cross-section fixed (dummy variables) Effects Specification R-squared 0.774872 Mean dependent var 0.355241 Adjusted R-squared 0.722633 S.D. dependent var 0.042006 S.E. of regression 0.022123 Akaike info criterion -4.613630 Sum squared resid 0.088585 Schwarz criterion -3.958715 Log likelihood 559.7265 Hannan-Quinn criter. -4.349274 F-statistic 14.83304 Durbin-Watson stat 1.391351 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Hasil Output Eviews 7 Dari tabel di atas dapat dilihat ada beberapa variabel atas uji t-stat tidak memberikan hasil yang signifikan. Namun nilai adjusted R 2 sebesar 0.722633 memberikan nikai tinggi yang cukup memuaskan. Nilai probability dari f-stat senilai 0.000000 memberikan artian bahwa model tersebut highly significant dengan nilai Durbin-Watson stat sebesar 1.391351 yang belum mendekati pada range angka 2. Melalui pengujian statistic, pemilihan diantara kedua model ini dapat terselesaikan dengan pengujian F-stat sebagai berikut : Df1 = k 1 ( 7 1 = 6) Df2 = n k ( 224 7 = 219 ) Sehingga nilai f hit = 14.83304 Dengan F tabel (5%) = 2.05 Maka F - hit > F tabel ( 14.83304 > 2.05 ) Keterangan : k = jumlah variabel 60

N = jumlah observasi Dari hasil diatas, maka H0 ditolak dengan hipotesis : H 0 : metode pooled least square H 1 : metode fixed effect Berdasarkan pengujian yang dilakukan di atas, maka metode yang dipilih yaitu metode fixed effect. Namun, hal tersebut belum merupakan hasil akhir atas metode pengolahan data karena belum teruji secara statistic. Maka perlu dilihat hasil yang ada dari hasil metode Random Effect dan pengujiannya secara statistik. Menurut Gujarati (2003), jika jumlah data cross section (N) lebih besar dari data time series (T) maka digunakan metode random effect dalam pengolahannya. Untuk itu, maka akan dilihat pada uji formal statistik dan pemilihan berdasarkan model manakah yang paling baik nilai statistiknya. Tabel 4.5 Hasil Regresi Random Effect Gini Dependent Variable:? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/29/15 Time: 01:40 Sample: 2007 2013 Included observations: 7 Cross-sections included: 32 Total pool (balanced) observations: 224 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 0.327939 0.030798 10.64819 0.0000 PPK? -0.016677 0.051890-0.321394 0.7482 PP? -0.067591 0.039802-1.698173 0.0909 IP? 0.085103 0.036968 2.302093 0.0223 LGA? 0.109714 0.746225 0.147025 0.8833 K? 0.243347 0.152632 1.594340 0.1123 61

PHR? -0.263199 0.071655-3.673160 0.0003 PK? 0.327011 0.184861 1.768957 0.0783 KRJP? -0.131815 0.106904-1.233025 0.2189 JASA? 0.002150 0.043789 0.049104 0.9609 PPM? -0.001833 0.000512-3.577223 0.0004 APS? 0.003736 0.000488 7.648767 0.0000 Random Effects (Cross) _ACEH--C -0.059172 _SUMUT--C -0.036209 _SUMBAR--C -0.079597 _RIAU--C -0.008200 _JAMBI--C -0.031381 _SUMSEL--C 0.001767 _BENGKULU--C 0.014208 _LAMPUNG--C 0.037476 _BANTEN--C -0.005182 _BABEL--C -0.034054 _DKI--C 0.009931 _JATIM--C 0.033361 _JABAR--C 0.024633 _JATENG--C 0.011865 _DIY--C -0.056748 _NTB--C 0.017879 _NTT--C 0.021896 _BALI--C 0.023477 _KALBAR--C 0.002416 _KALTENG--C -0.024783 _KALSEL--C 0.002468 _KALTIM--C -0.009801 _SULUT--C -0.027372 _SULTENG--C 0.009762 _SULSEL--C 0.020435 _SULTRA--C 0.018491 _GTO--C 0.043933 _SULBAR--C -0.000340 _MALUKU--C 0.013161 _MALKUT--C -0.005199 _PABAR--C 0.011130 _PAPUA--C 0.059748 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.022879 0.5168 Idiosyncratic random 0.022123 0.4832 Weighted Statistics R-squared 0.356975 Mean dependent var 0.121941 Adjusted R-squared 0.323610 S.D. dependent var 0.031749 S.E. of regression 0.026111 Sum squared resid 0.144538 F-statistic 10.69924 Durbin-Watson stat 0.893998 Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics 62

R-squared 0.034235 Mean dependent var 0.355241 Sum squared resid 0.380018 Durbin-Watson stat 0.340029 Sumber : hasil output E-Views 7 Dari tabel diatas dapat dilihat ada beberapa variabel tidak menunjukan signifikansi (α = 5%) sementara nilai adjusted R 2 memperlihatkan angka yang cukup tinggi yaitu 0.323610 dan nilai Durbin-Watson stat sebesar 0.340029 angka yang jauh dari kisaran range angka 2. Hal ini belum memberikan kepastian metode mana sebaiknya yang digunakan. Maka langkah selanjutnya ialah pengujian Hausman test. 4.2.2.1 The Hausman Specification Test Hausman test bertujuan untuk membandingkan antara metode fixed effect dengan random effect. Hasil dari pengujian dengan menggunakan test ini ialah mengetahui metode mana yang sebaiknya dipilih. Berikut merupakan output dari uji menggunakan Hausman Test. Tabel 4.6 Hasil Uji Hausman Test Gini Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 94.324860 11 0.0000 Sumber : Hasil output E-views 7 Hasil di atas dapat menunjukan bahwa nilai probabilitas pada test cross-section pada menghasilkan angka 0.0000 yang berarti menolak H 0 pada tingkat (α) = 5% karena nilai probabilitas kurang dari (α) = 5%. 63

Sehingga menolak H0 dan menerima H1. Sehingga keputusan yang diambil pada pengujian Hausman Test ini yaitu menolak H 0 (p-value < 0.05) dengan hipotesis : H 0 : metode random effect H 1 : metode fixed effect Karena menolak hasil dari uji Hausman maka dilakukan uji chow untuk membandingkan hasil dari metode random effect dan fixed effect. Berikut hasil output uji chow: Tabel 4.7 Uji chow test Gini Redundant Fixed Effects Tests Pool: Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.299980 (31,181) 0.0000 Cross-section Chi-square 253.912376 31 0.0000 Sumber : Hasil Output E-views 7 Pada hasil uji chow diatas dapat dilihat bahwa probabilitas F adalah sebesar 0.0000. Hal ini menunjukan bahwa signifikan pada tingkat (α) = 5% karena nilai F lebih kecil dari α = 5%. Maka H1 diterima dan H0 ditolak menunjukan bahwa fixed effect lebih baik dari random effect. 64

4.2.3 Uji Hipotesis 1. Uji t statistik a. Pengaruh Sektor Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (PPK) terhadap Rasio Gini Dapat dilihat bahwa nilai koefisien PPK terhadap sebesar -0.355755, dengan t statistik sebesar -3.052772 dan probabilitasnya sebesar 0.0026 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka t statistik lebih kecil dari t tabel sehingga sektor pertanian berpengaruh negatif terhadap ketimpangan distribusi pendapatan. signifikan pada α = 5% maka sektor pertanian berpengaruh pada. b. Pengaruh Sektor Pertambangan dan Penggalian (PP) terhadap Rasio Gini Dapat dilihat dari hasil fixed effect diketahui bahwa variabel angka sektor PP mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap rasio gini dengan nilai koefisien PP terhadap sebesar 0.0054504, dengan t statistik sebesar 0.995379 dan probabilitasnya sebesar 0.3209 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t-tabel sebesar 1.651873. t statistik lebih kecil dari t tabel sehingga tidak signifikan pada α = 5% maka 65

sektor pertambangan dan penggalian tidak berpengaruh pada rasio gini. c. Pengaruh sektor Industri Pengolahan (IP) terhadap Rasio Gini Dapat dilihat bahwa nilai koefisien IP terhadap sebesar 0.052692, dengan t statistik sebesar 1.056518 dan probabilitasnya sebesar 0.2921 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 219 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka t statistik lebih kecil dari t tabel sehingga tidak signifikan pada α=5% maka IP tidak berpengaruh pada d. Pengaruh Listrik, Gas dan Air bersih (LGA) terhadap Rasio Dapat dilihat bahwa nilai koefisien LGA terhadap adalah sebesar 2.074412, dengan t statistik sebesar 0.790701 dan probabilitasnya sebesar 0.4302 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka t statistik lebih kecil dari t tabel. Sehingga tidak signifikan pada α=5% maka LGA tidak berpengaruh pada e. Pengaruh Sektor Konstruksi (K) terhadap Rasio Gini Dapat dilihat bahwa nilai koefisien K terhadap adalah sebesar 1.371897, dengan t statistik sebesar 2.583317 dan probabilitasnya sebesar 0.0106 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka t statistik lebih besar dari t tabel. Sehingga 66

signifikan pada α=5% maka sektor konstruksi berpenggaruh pada f. Pengaruh Sektor Perdagangan, Hotel dan restoran (PHR) terhadap Dapat dilihat bahwa nilai koefisien PHR terhadap adalah sebesar -0.306849, dengan t statistik sebesar -1.630752 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka sektor perdagangan, hotel dan restoran berpengaruh negatif terhadap ketimpangan distribusi pendapatan. Dengan nilai probabilitas sebesar 0.1047 pada α=5% maka sektor PHR tidak signifikan berpengaruh pada. g. Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (PK) terhadap Dapat dilihat bahwa nilai koefisien PK terhadap adalah sebesar 1.032961, dengan t statistik sebesar 2.999805 dan probabilitasnya sebesar 0.0031 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka t statistik lebih besar dari t tabel. Sehingga signifikan pada α=5% maka PK berpengaruh pada 67

h. Pengaruh Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan (KRJP) terhadap Dapat dilihat bahwa nilai koefisien KRJP terhadap adalah sebesar -1.644035, dengan t statistik sebesar -5.820869 dan probabilitasnya sebesar 0.0000 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka t statistik lebih kecil dari t tabel. Sehingga tidak signifikan pada α=5% maka KRJP berpengaruh pada i. Pengaruh Sektor Jasa terhadap Dapat dilihat bahwa nilai koefisien jasa terhadap adalah sebesar -0.176748, dengan t statistik sebesar -2.722976 dan probabilitasnya sebesar 0.0071 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka t statistik lebih kecil dari t tabel. Sehingga signifikan pada α=5% maka sektor Jasa berpengaruh pada j. Pengaruh Presentase Penduduk Miskin (PPM) terhadap Dapat dilihat bahwa nilai koefisien PPM terhadap adalah sebesar -0.003852, dengan t statistik sebesar -3.451856 dan probabilitasnya sebesar 0.0007 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka t statistik lebih kecil dari t tabel. Sehingga signifikan pada α=5% maka PPM berpengaruh pada. 68

k. Pengaruh Angka Partisipasi Sekolah (APS) terhadap Dapat dilihat bahwa nilai koefisien APS terhadap adalah sebesar 0.002981, dengan t statistik sebesar 3.597876 dan probabilitasnya sebesar 0.0004 jika menggunakan df (derajat kebebasan) sebesar 218 dan α = 5% menghasilkan t tabel sebesar 1.651873 maka t statistik lebih besar dari t tabel. Sehingga signifikan pada α=5% maka APS berpengaruh pada Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji T No Variabel T Statistik T Tabel Keterangan 1 PPK terhadap 2 PP terhadap 3 IP terhadap 4 LGA terhadap 5 K terhadap 6 PHR terhadap 7 PK terhadap 8 KRJP terhadap -0.355755 1.651873 signifikan, pada α = 5% maka PPK berpengaruh pada 0.054504 1.651873 Tidak signifikan, pada α = 5% maka PP tidak berpengaruh pada 0.052692 1.651873 Tidak signifikan, pada α = 5% maka IP tidak berpengaruh pada 0.790701 1.651873 Tidak signifikan, pada α = 5% maka LGA tidak berpengaruh pada 2.583317 1.651873 Signifikan, pada α = 5% maka K berpengaruh pada -1.630752 1.651873 Tidak signifikan, pada α = 5% maka PHR tidak berpengaruh pada 2.999805 1.651873 Signifikan, pada α = 5% maka PK berpengaruh pada -5.820869 1.651873 Signifikan, pada α = 5% maka KRJP berpengaruh 69

9 JASA terhadap 10 PPM terhadap 11 APS terhadap pada -2.722976 1.651873 signifikan, pada α = 5% maka JASA tidak berpengaruh pada -3.451856 1.651873 signifikan, pada α = 5% maka PPM tidak berpengaruh pada 3.597876 1.651873 Signifikan, pada α = 5% maka APS berpengaruh pada 1. Uji F Statistik Uji F digunakan utuk mengetahui apakah secara bersama sama variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Dari tabel fixed effect terlihat bahwa nilai F statistik sebesar 14.83304 dan probabilitas 0.000000 maka signifikan pada α = 5%, sehingga secara statistik PPK, PP, IP, LGA, K, PHR, PK, KRJP, JASA, PPM dan APS secara bersama-sama mempengaruhi. Sedangkan dengan melihat hasil regresi estimasi random effect diperoleh F statistik 10.69924 dan probabilitas sebesar 0.000000. maka signifikansi pada α = 5% sehingga secara statistik PPK, PP, IP, LGA, K, PHR, PK, KRJP, JASA, PPM dan APS secara bersamasama mempengaruhi. 2. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi (R 2 ) pada terlihat bahwa nilai R Square sebesar 0.774872 artinya variabel dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu PPK, PP, IP, LGA, K, PHR, PK, KRJP, JASA, PPM 70

dan APS sebesar 77.48% dan sisanya sebesar 22.52% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. 4.2.4 Interpretasi Hasil Analisis Dari tabel diatas terlihat bahwa : 1. Nilai intersep bersama untuk sebesar 0.421251 jika variabel bebasnya sama dengan nol atau tidak dipengaruhi oelh variabel independen yang ada. Sedangkan nilai intersep untuk masing-masing provinsi adalah sebesar - Provinsi Aceh 0.334234 ( =-0.087017+0.421251) - Provinsi Sumut 0.0387784 (= -0.33467+0.421251) - Provinsi Sumbar 0.206512 (=-0.214739+0.421251) - Provinsi Riau 0.357414 =(-0.063837+0.421251) - Provinsi Jambi 0.39096 (=0.03029+0.421251) - Provinsi Sumsel 0.359922 (=-006133+0.421251) - Provinsi Bengkulu 0.527789 (= 0.1065380+421251) - Provinsi Lampung 0.599718 (= 0.178467+0.421251) - Provinsi Banten 0.290985 (= -0.130266+0.421251) - Provinsi Babel 0.340562 (= -0.080689+0.421251) - Provinsi DKI 0.607728 (= 0.186477+0.421251) - Provinsi jatim 0.460077 (= 0.038826+0.421251) - Provinsi Jabar 0.394423 (= -0.026828+0.421251) - Provinsi Jateng 0.42199 (= 0.000739+0.421251) - Provinsi DIY 0.37558 (= -0.045671+0.421251) 71

- Provinsi NTB 0.417502 (= -0.003749+0.421251) - Provinsi NTT 0.521723 (= 0.100472+0.421251) - Provinsi Bali 0.438731 (= 0.01748+0.421251) - Provinsi Kalbar 0.393729 (=-0.027522+0.421251) - Provinsi Kalteng 0.413284 (= -0.007967+0.421251) - Provinsi Kalsel 0.358163 (= -0.063088+0.421251) - Provinsi Kaltim 0.292857 (= -0.128394+0.421251) - Provinsi Sulut 0.23907 (= -0.182181+0.421251) - Provinsi Sulteng 0.478282 (= 0.057031+0.421251) - Provinsi Sulsel 0.468382 (= 0.047131+0.421251) - Provinsi Sultra 0.444125 (= 0.022874+0.421251) - Provinsi GTO 0.522345 (= 0.101094+0.421251) - Provinsi Sulbar 0.576200 (= 0.154949+0.421251) - Provinsi Maluku 0.538772 (= 0.117521+0.421251) - Provinsi Malkut 0.464855 (= 0.043604+0.421251) - Provinsi Pabar 0.399192 (= -0.022059+0.421251) - Provinsi Papua 0.457144 (=0.035893+0.421251) 2. nilai probabilitas PPK sebesar 0.0026 signifikan terhadap Gini pada tingkat signifikansi (α) 5% 3. variabel yang berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan adalah sektor pertanian, konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, Keauangan,real estatdan jasa perusahaan, presentase penduduk miskin dan angka partisipasi sekolah. Variabel yang tidak 72

signifikan mempengaruhi ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia adalah sektor pertambangan dan penggalian, industry pengolahan, listrik gas dan air bersih serta perdagangan hotel dan restoran. 4. Nilai adjusted R-squared yang diperoleh sebesar 0.722633 yang berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan variasi variabel tak bebas, setelah mempertimbangkan penambahan variabel bebas, sebesar 72,26 persen, sedangkan sisanya yaitu 27.74 persen, dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 5. Dilihat dari nilai probability F statistic yang lebih kecil dari 0.05, berarti terdapat minimal satu dari variabel bebas yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap variabel tak bebas. 6. Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, real estat & jasa perusahaan, sektor jasa dan presentase penduduk miskin berpengaruh negatif terhadap ketimpangan pendapatan sedangkan sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih serta sektor perdagangan hotel restoran berpengaruh positif. 7. Dari regresi data panel menggunakan fixed effect di ketahui bahwa koefisien regresi sektor pertanian sebesar -0.355755 dengan nilai probabilitas 0.00026 yang menunjukkan bahwa rasio gini akan menurun sebesar 0.355755 setiap kenaikkan satu persen sektor pertanian dengan asumsi ceteris paribus. Sektor pertanian merupakan 73

sumber pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga berpendapatan rendah. Dengan demikian upaya pengangguran ketimpangan distribusi pendapatan dapat secara efektif dilakukan melalui pembangunan pertanian. 8. Dari regresi data panel menggunakan fixed effect di ketahui bahwa koefisien regresi sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0.054504 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.3209 menunjukkan peningkatan sektor ini sebesar 1 persen menyebabkan rasio gini meningkat sebesar 0.054504 persen artinya, jika pertumbuhan per kapita sektor penggalian dan pertambangan meningkat makan distribusi ketimpangan pendapatan akan semakin memburuk. Namun variabel sektor penggalian dan pertambangan tidak berpengaruh nyata pada taraf α = 5 % karena sektor pertambangan dan penggalian sangat terbatas dan di kelola oleh asing. Sehingga yang menikmati hasil dari pertambangan dan penggalian bukan masyarakat setempat. 9. Dari regresi data panel menggunakan fixed effect di ketahui bahwa koefisien regresi sektor industri pengolahan adalah sebesar 0.052692 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.2921 yang berarti jika sektor IP mengalami peningkatan 1 persen maka rasio gini akan meningkat sebesar 0.052692. Namun variabel sektor industri pengolahan tidak berpengaruh nyata pada taraf 10 persen. Sektor industri yang berkembang sampai saat ini ternyata masih didominasi oleh industri padat tenaga kerja, yang biasanya memiliki mata rantai relatif pendek, 74

sehingga penciptaan nilai tambah juga relatif kecil. Akan tetapi karena besarnya populasi unit usaha maka kontribusi terhadap perekonomian tetap besar. Terdapat tiga unsur pelaku ekonomi yang mendukung perkembangan sektor industri, yaitu Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pengusaha kecil/menengah, serta koperasi ( PKMK ). 10. Nilai koefisien regresi sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 2.074412 dan nikai probabilitasnya sebesar 0.4302 menunjukkan peningkatan pertumbuhan sektor ini sebesar 1 persen maka akan meningkatkan rasio gini sebesar 2.074412 maka, apabila sektor ini mengalami peningkatan maka ketimpangan akan semakin memburuk. Namun variabel sektor listrik, gas dan air bersih tidak berpengaruh nyata pada taraf 10%. Hal ini di karenakan Subsektor listrik yang memberikan peran terbesar belakangan ini perkembangannya cukup pesat, namun kebutuhan akan energi tetap meningkat. Pada tahun 2002 lalu subsektor listrik tumbuh sebesar 4,45 persen, sedangkan pada tahun 2003 tumbuh menjadi 6,22 persen. Demikian juga halnya dengan subsektor air bersih yang memberikan sumbangan kedua terbesar dalam membentuk PDRB sektor listrik, Gas dan Air Bersih. 11. Nilai koefisien regresi sektor konstruksi adalah sebesar 1.371897 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0106 menunjukan peningkatan sebesar 1 persen pada sektor ini akan meningkatkan rasio gini sebesar 1.371897 75

persen jika sektor ini maka akan memperburuk ketimpangan distribusi pendapatan. 12. Nilai koefisien regresi sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sebesar -0.306849 menunjukkan peningkatan pertumbuhan per kapita sektor ini sebesar 1 persen menyebabkan rasio gini menurun sebesar 0.306849 persen. Artinya jika sektor ini meningkat maka distribusi pendapatan akan membaik. Namun variabel sektor ini tidak berpengaruh nyata pada taraf 10 persen. Hal ini di karenakan Seperti yang kita lihat sekarang, di setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki hotel dan retoran atau rumah makan. Dan tidak dapat di ragukan lagi, sebagian besar yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia adalah kegiatan perdagangan, namun tingkat konsumsi di Indonesia juga cukup besar namun, Karena kurangnya pemikkirann dan perhitungan yang matang sehingga banyak usaha perdagangan, hotel maupun restoran negeri kalah saing dengan usaha asing yang di tanamkan di Indonesia. 13. Nilai koefisien regresi sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 1.032961 hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan sektor PK sebesar satu persen akan meningkatkan rasio gini sebesar 1.032961 persen. Artinya jika sektor pengangkutan dan komunikasi meningkat maka distribusi ketimpangan pendapatan memburuk. 14. Nilai koefisien regresi sektor keuangan, real etat dan jasa keuangan adalah sebesar -1.644035 menunjukan bahwa jika sektor ini meningkat 76

sebesar 1 persen maka rasio gini akan menurun sebesar 1.644035 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang digunakan jika jasa yang dihasilkan meningkat per satuan waktu maka produktivitas tenaga kerjanya meningkat sehingga akan meningkatkan keuntungan pendapatan. Peningkatan pendapatan ini akan meningkatkan kesejahteraan sehingga distribusi pendapatan semakin membaik. Selain itu dalam sektor KRJP memerlukan tenaga kerja dengan keterampilan khusus sehingga gaji yang diperoleh relatif tinggi sehingga kesejahteraan tenaga kerjanya terjamin (Kamaluddin, 1992). 15. nilai koefisien regresi sektor jasa adalah sebesar -0.176748 dengan nilai probabilitasnya sebesar 0.0071 menunjukkan bahwa jika sektor jasa mengalami pertumbuhan sebesar 1% maka rasio gini akan menurun sebesar 0.176748 maka dapat disimpulkan jika sektor jasa meningkat maka distribusi pendapatan semakin membaik. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang digunakan meningkatnya pertumbuhan per kapita sektor jasa menunjukkan jasa yang dihasilkan meningkat per satuan waktu yang berarti produktivitas tenaga kerjanya meningkat sehingga pendapatan akan meningkat dan dapat meningkatkan kesejahteraan. Sektor jasa menyerap tenaga kerja yang cukup besar, sehingga ketika kesejahteraan tenaga kerja sektor ini meningkat maka distribusi pendapatan akan membaik. 16. Nilai koefisien variabel presentase penduduk miskin adalah -0.003852 dengan nilai probabilitasnya sebesar 0.0007 menunjukkan bahwa 77

kenaikan presentase penduduk miskin akan mengurangi rasio gini sebesar 0.003852 persen. Hal ini dikarenakan dengan populasi penduduk yang berada di batas garis kemiskinan maka distribusi pendapatan akan merata jika penduduk miskin semakin meningkat. 17. Nilai koefisien variabel angka partisipasi sekolah umur 18-24 tahun sebesar 0.002981 nengan nilai probabilitasnya 0.0004 hal ini menunjukan jika APS meningkat maka sebesar 1% maka ketimpangan akan meningkat sebanyak 0.002981 persen hal ini di karenakan semakin banyak penduduk yang bersekolah di umur 18-24 distribusi pendapatan akan semakin timpang karena ketika banyak penduduk yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi maka semakin banyak pula persaingan di dunia kerja. Kebanyakan yang dapat mengambil bangku kuliah adalah orang yang mampu dalam perekonomiannya sehingga yang kaya semakin kaya dan dapat pekerjaan yang bagus sementara yang miskin hanya mendapatkan lapangan pekerjaan yang sangat terbatas. 78