BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah data yang tlah diperoleh peneliti dari informan maupun dari

dokumen-dokumen yang mirip
Komunikasi Efektif. Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss)

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita. bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi, sebagai contoh yaitu bidang pendidikan. komunikasi sangat dibutuhkan untuk menyampaikan sesuatu yang abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya. mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

DI SUSUN OLEH : Arie Wahyuni Farasy Salvan Nurul Hikmah Robiatul Adawiyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KIP dan Perubahan Sikap

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS DATA

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH

ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB IV ANALISIS DATA.

BAB IV ANALISIS DATA. lapangan selama penelitian berlangsung, selain itu juga sangat berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyana (2010:108), salah satu prinsip komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

Sosialisasi Bahasa dalam Pembentukkan Kepribadian Anak. Sosialisasi bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di

BAB II TINJAUAN TEORETIS

Dani Anwar: Pekerja Keras dengan Ekspresi Selektif. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi kehidupan seseorang dikarenakan intensitas dan frekuensinya yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang Public Relations Officer (PRO) bukan hanya duduk di kantornya,

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

SUSI RACHMAWATI F

HAMBATAN INTERAKSI DAN KOMUNIKASI

5. DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB II KAJIAN TEORI. sehari-hari. Perilaku sosial mempengaruhi penyesuaian sosial individu. Individu yang

Teori Kebohongan Antarpribadi (Interpersonal Deception Theory) mereka untuk melakukan. Apabila diuraikan secara luas termasuk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri. Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan bagian penting dalam

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

Fungsi Dinamika Kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. 2004), hlm. 1. Remaja Karya, 1988), hlm Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara,

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

BAB V PENUTUP. yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

note BUILDING AGREEMENT AQUARIUS note Learn More in Less Time D08 AQUARIUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Asertif. jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya (Davis, 1981).

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang tlah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis data juga bermanfaat untuk mengecek kebenaran dari setiap data yang telah diperoleh. Analisis data juga merupakan implementasi usaha peneliti unutk mengatur urutan data kemudian mengorganisasikannya ke dalam suatupola, kategori, dansatuan uraian dasar. A. Temuan Penelitian Dalam bab empat ini tugas peneliti adalah menganalisis data, yakni proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam pola, kategori, dan satuan dasar pada tahap ini data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yaitu; wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dokumen dan data-data lain yang mendukung yang selanjutnya dikumpulkan dan dianalisis. Setelah obyek penelitian dan hasil penelitian dipaparkan secara utuh, maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan temuan-temuan yang diperoleh peneliti dan mengkonfirmasikannya dengan teori yang dipakai peneliti dalam kerangka pemikiran dan kajian pustaka. Data-tata yang berhubungan dengan proses komunikasi orang tua dengan anak indigo di Lokasi pertama di dusun Demangan RT 02 RW 01 Kelurahan Demangan kecamatan Bangkalan dan lokasi kedua di dusun Betangan Barat kelurahan Betangan kecamatan Tanah Merah dikumpulkan dan dianalisis sehingga menghasilkan temuan-temuan sebagai berikut: 76

77 1. Pola Komunikasi antara orang tua dengan anak indigo Berdasarkan uraian mengenai pola komunikasi yang dilakukan oleh ibu Khatijah dan ibu Zaskiya dalam berkomunikasi dengan anaknya yang indigo, menggambarkan bahwa pola komuniakasi tersebut adalah primer, linear, dan sirkular. Pertama, dikatakan memakai pola komunikasi primer karena komunikator atau para ibu menyampaikan pesan kepada komunikannya (anaknya yang indigo) dengan menggunakan suatu lambang baik verbal (bahasa) maupu non-verbal sebagai media atau saluran dalam berkomunikasi. Dalam berdialog dengan anaknya, para ibu melakukan kegiatan komunikasi baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dalam rangka mengasuh dan mendidik anaknya yang indigo dengan menggunakan lambang verbal (kata-kata, bahasa) dan non-verbal (lambing, isyarat), sebagai proses atau pola komunikasi yang digunakan sebagai cara untuk mempermudah anaknya dalam menerima pesan yang disampaikan oleh para ibu saat berdialog. Salah satu upayanya ialah dengan melakukan komunikasi langsung dengan anaknya, seperti seringnya menemani anaknya ketika sedang sendirian dan mengobrol serta bercerita dengan tujuan agar anaknya bisa lebih dekat dan terbuka kepada para ibu. Dengan demikian, proses komunikasi dengan anaknya akan semakin mudah dilakukan. Untuk mendapatkan hasil yang efektif para ibu selalu berkomunikasi dengan ramah dalam hal apa pun, seperti memberi

78 peraturan, menasehati dengan ramah kalau melakukan kesalahan, toleransi, dan ini semua termasuk dalam komunikasi persuasif. Selanjutnya dalam mendidik dan mengasuh anaknya yang indigo, kedua informan tersebut memakai pola asuh demokratis. Pola asuh ini sangat relevan, apalagi terhadap anak indigo, maka pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak diperlukan, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat. Melalui komunikasi yang baik kepada anak, orang tua dapat memberikan dan mengajarkan nilai, norma, pengetahuan, sikap, dan harapan terhadap anak-anak.dengan komunikasi yang efektif, maka banyak hal yang dapat disampaikan kepada anak dan akan bisa diterima baik oleh anak. 2. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam komunikasi orang tua dengan anak indigo Temuan selanjutnya yang peneliti temukan adalah hambatan orang tua dalam berkomunikasi dengan anak, misalnya dalam hal memberi peraturan, menasihati kalau anak berbuat salah bahkan yang lebih sulit lagi

79 kalau anak melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Lebih-lebih lagi anak tersebut adalah anak indigo yang memang sulit untuk bersosialisai dengan lingkungan, sehingga tidak jarang anak membangkang kepada orang tuanya, terutama kalau disuruh atau dianjurkan untuk berbuat hal-hal yang tidak dilandaskan oleh alasan yang rasional. B. Konfirmasi Temuan dengan Teori Tugas selanjutnya dalam penelitian bab 4 ini, peneliti menyesuaikan dan mengkonfirmasikan hal-halyang sudah peneliti temukan dengan teori yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk mendampingi penelitiannya.teori Persuasif yang dipakai sejak awal oleh peneliti dan teori komunikasi interpersonal untuk dikaitkan dengan temuan peneliti yang lain yang terjadi pada anak indigo di daerah ini. Teori persuasif ini lebih menekankan pada proses mempengaruhi komunikannya. Dalam komunikasi persuasif ini seorang komunikator atau persuader bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehinggabertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kounkator. Pada umumnya sikap-sikap individu atau kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga komponen diantaranya yaitu: 1. Kognitif perilaku dimana individu mencapai tingkat tahu pada obyek yang diperkenalkan. 2. Afektif perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada obyek.

80 3. Konatif perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap obyek. Kedua informan itu senndiri merupakan seorang ibu dari anaknya yang indigo yang mengharapkan anaknya bisa bergaul dan bersosialisasi dengan teman-tema dan lingkungannya seperti anak-anak normal yang lain, sehingga perlu adanya proses persuasif agar tercapai apa yang diinginkan untuk anaknya. Kedua informan tersebut berupaya menjadi seorang komunikaotr atau persuader dalam menjalankan tugasnya sebagai sorang ibu utnuk mendidik dan mengasuh anaknya dengan baik sesuai dengan tujuan komunikasi persuasif. Tujuan komunikasi persuasive secara bertingkat ada dua yaitu: 1. Mengubah atau menguatkan keyakinan (believe), dan sikap (attidute) serta perilaku. 2. Mendorong audiens melakukan sesuatu/ memiliki tingkah laku (behavior) tertentu yang diharapkan. Dua tujuan komunikasi persuasif di atas menjadi tolak ukur keberhasilan kedua informan tersebut dalam mendidik dan mengasuh anaknya untuk agar tidak dianggap anak yang aneh oleh masyarakat dan mudah bergaul serta bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungannya sebagaimana anak yang normal lalainnya seperti yang diharapkan oleh kedua informan tersebut Komunikasi yang efekti ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, apabila isi pesan kita dipahami,

81 tetapi hubungan diantara komunikan menjadi rusak. Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting, Tulis Anita Taylor et al. (1977: 187). Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja apabila ada hubungan baik di antara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek. 1 Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan content tetapi juga relationship. Oleh karena itu, dalam hubungan interpersonal harus melewati tiga tahapan, 2 yaitu: 1. Pembentukan Hubungan Interpersonal Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan, tahapan pertama ini adalah adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi dalam pembentukan hubungan. Pada tahap ini ditandai oleh usaha kedua belah pihak untunk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masingmasing pihak menggali secepatnya identitas, sikap, dan nilai pihak yang lain. Apabila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Apabila mereka merasa berbeda, mereka akan 1 Jalaluddin Rakhmat, op.cit., h. 119. 2 Ibid., h. 124.

82 berusaha menyembunyikan dirinya. Hubungan interpersonal mungkin diakhiri. Proses saling menilik ini disebut Newcomb sebagai reciprocal scanning (saling menyelidiki). Pada tahap ini informasi yang dicari dan disampaikan umumnya berkisar mengenai data demografis; usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Kedua informan tersebut juga melewati tahap ini, sepertisang ibu mendekati anaknya dan mencoba unuk mengobrol dan bercerita, setelah mengalami kecocokan, anaknya yang indigo mulai terbuka dan menceritakan keresahan hatinya kepada ayahnya pada saat dmarahin karena melakukan kesalahan. Namun, tidak jarang juga ibunya tidak berhasil, artinya anak indigo tersebut tetap diam tidak mau terbuka dengan ibunya. 2. Peneguhan Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Unuk memelihara dan meperteguh hubungan interpersonal, perubahan memerlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan (equilibrium). Ada empat factor yang amat penting dalam memelihara keseimbangan ini, antara lain: keakraban, control, respon yang tepat, dan nada emosional yang tepat. Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.

83 Factor yang kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengomtrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, siapakah yang dominan, atau tidak ada pihak yang mau mengalah. Faktorketiga adalah ketepatan respons, artinya respons A harus diikuti respons B yang sesuai. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon, dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesan-pesan verbal, tetapi juga pesan-pesan non-verbal. Jika pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkpan wajah yang bersungguhsungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, hubungan interpersonal mengalami keretakan, ini berarti anda memberikan respons yang tidak tepat. Factor yang keempat yang memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika berlangsungnya komunikasi. Walaupun mungkin saja terjadi dua orang berintraksi dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi. Ibu Khatijah dan ibu Zaskiya juga melakukan yang namanya keakraban, control, respons serta emosi yang tepat terhadap anaknya yang indigo untuk menjalin hubungan yang baik dengan anaknya, dengan

84 harapan agar anaknya bisa terbuka dalam menghadapi masalahmasalahnya. Karena menurut beliau mereka (anaknya yang indio) berbeda sekali dengan anak normal lainnya. 3. Pemutusan Hubungan Interpersonal Analisis R.D. Nye (1973) dalam bukunya Conflict among Humans menyebutkan ada lima sumber konflik yang bisa memutuskan hubungan interpersonal, yaitu; (1) kompetisi salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain,; misalnya menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain. (2) dominasi salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak yang lain sehingga orang itu merasakan hak-haknya dilanggar; (3) kegagalan masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai; (4) provokasi- salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain; (5) perbedaan nilai keda pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut. Sehubungan dengan pemutusan hubungan interpersonal di atas, ibu Khatijah dan ibu Zaskiya tidak sampai mengalami pemutusan karena beliau selalau mengalah dengan bijak kalau-kalau terjadi hal-hal yang membuat anaknya yang indigo menjadi renggang hubungannya dengan mereka. Namun, hal itu terjadi kepada ayah anak indigo tersebut. Sumber konfliknya adalah dominasi dan perdedaan nilai, karena suami dari informan di atas sering memarahi bahkan menghukum kalau anaknya melakukan kesalahan

85 dan menyuruh dengan paksa untuk mentaati peraturan yang ada tanpa menjelaskan alasan yang logis. Karakteristik komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi ini juga terlihat dalam diri para informan seperti, mereka selalu terbuka dengan anaknya dalam memberikan peraturan, selalu merasa iba kalau anaknya dalam keadan sedih dan ketika sedang menyendiri. Karakteristik dari interpersonal yang dimiliki oleh para informan yang tidak kalah pentingnya adalah bersifat positif terhadap tingkah laku anaknya yang indigo, meskipun tingkah lakunya itu dilaur akal dan tidak bisa dipahami.