BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan dapat

BAB V PENUTUP. dalam status terkontaminasi Escherichia coli. Air sumur gali tersebut tidak. dapat dikemukakan saran sebagai berikut :

UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

TINGKAT KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH DI DESA SOSIAL KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil penghitungan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Studi Kualitas Air Tanah Dangkal Terhadap Kandungan Bakteri Escherichia Coli

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengolahan Sampel. pada setiap Kelurahan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. observasi di lokasi peternakan, pengambilan jumlah populasi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. penelitian dilakukan dengan teknik purposive cluster sampling, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

ANALISIS LETAK SUMBER AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorik.

UJI BAKTERI AIR SUMUR PENDUDUK DI NAGARI KOTO GADANG KECAMATAN KOTO BESAR KABUPATEN DHARMASRAYA E-JURNAL FAJRI HARIANTO NIM.

MINUMAN TEH KEMASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SUNGAI DAMA DAN SELILI MENGGUNAKAN METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN TEH KEMASAN BERDASARKAN NILAI APM KOLIFORM

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

JUMLAH BAKTERI COLIFORM PADA AIR BAKU DAN AIR HASIL PENGOLAHAN PDAM DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh. Mega Endahlestari NIM

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

149 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

RENCANA TINDAK LANJUT

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode MPN (Most Probable Numbers)

Keywords : Physical Condition, Behavior of Residents User, The Dug Well

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui kandungan bakteriologis (Escherechia coli dan Salmonella sp.) air

BAB III METODE PENELITIAN

Repository.unimus.ac.id

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Setelah dilakukan penelitian sampel air bersih sebanyak 20 sarana sumur gali yang jarak sumur dengan jamban kurang dari 10 meter, dinding sumur kurang dari 3 meter, tinggi bibir sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut : A. Uji Pendahuluan Uji pendahuluan dimaksudkan untuk melihat adanya bakteri pencemaran dalam sampel yaitu bakteri golongan coli maupun bukan coli. Hasil uji pendahuluan seperti tertera pada Tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1. Data Hasil Uji Pendahuluan Pada Air Sumur Gali Di Kelurahan Nunbaun Sabu Sampel Jumlah Tabung Positif (+) 3 x 10 ml 3 x 1 ml 3 x 0,1 ml 01 3 3 3 02 2 2 3 03 3 3 1 04 3 3 3 05 2 2 3 06 3 2 0 07 3 2 0 08 3 3 2 09 2 3 3 10 3 0 0 11 3 3 2 12 3 3 3

13 3 2 2 14 3 2 1 15 3 3 3 16 3 2 1 17 3 2 2 18 2 2 2 19 3 2 2 20 3 3 3 Dari data diatas menunjukkan bahwa keduapuluh sampel tersebut mengandung bakteri baik golongan coli dan bukan coli. Uji pendahuluan ini didasarkan pada kenyataan bahwa bakteri dapat meragikan laktosa dan membentuk gelembung gas, akan tetapi fermentasi laktosa dapat terjadi karena organisme non enteric. B. Uji Penegasan Uji penegasan dilakukan dengan cara memindahkan sebanyak 1-2 ose dari tiap tabung Lactosa Broth yang membentuk gas kedalam tabung yang berisi media Brilliant Green Lactosa Bile Broth kemudian diinkubasikan pada suhu 44 0 C. Hasil positif ditandai dengan timbulnya gelembung gas pada tabung durham. Escherichia colimerupakan satu-satunya organisme coliform yang dapat membentuk gas dari lactose pada temperature 44 0 C (Chandra,2007). Hasil uji penegasan seperti tertera pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2Data Hasil Uji Penegasan Pada Air Sumur Gali Di Kelurahan Nunbaun Sabu Sampel Jumlah Tabung Positif (+) Indeks 3 x 10 ml 3 x 1 ml 3 x 0,1 ml MPN/100 ml 01 2 2 2 31 02 2 2 3 37

03 3 1 0 46 04 2 3 3 44 05 2 1 0 15 06 1 0 0 4 07 1 0 0 4 08 3 0 1 39 09 1 0 0 4 10 1 0 0 4 11 2 1 1 20 12 2 0 1 14 13 1 1 1 11 14 2 1 0 15 15 2 2 1 26 16 2 0 0 10 17 2 0 0 10 18 1 1 0 7 19 2 1 0 15 20 2 1 1 20 Dari data diatas hasil uji penegasan menunjukkan semua sampel tidak memenuhi syarat mikrobiologi karena berada diatas ambang batas di mana menurut peraturan menteri kesehatan nomor 492 / menkes /per /IV /2010 yaitu 0/100 ml sampel. C. Uji Pelengkap Untuk memberikan bukti koloni bakteri Escherichia coli yang spesifik maka dilanjutkan uji lengkap menggunakan media Eosin Methylene Blue Agar yaitu dengan mengambil 1 ose yang positif dari tabung Brilliant Green Lactosa Bile Broth kemudian digoreskan secara zigzag pada media Eosin Methylene Blue Agar dan diinkubasi pada

suhu 37 0 C selama 24 jam. Koloni berwarna hijau metalik merupakan ciri khas bakteri Escherichia coli. Hasil uji lengkap tertera pada table 4.3 berikut ini Tabel 4.3 Data Hasil Uji Pelengkap Pada Air Sumur Gali Di Kelurahan Nunbaun Sabu Sampel Ciri-ciri Koloni Pada Media EMBA 01 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 02 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 03 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 04 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 05 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 06 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 07 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 08 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 09 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 10 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 11 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 12 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 13 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 14 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 15 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 16 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 17 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 18 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 19 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat 20 Koloni sedang, smooth, warna hijau metalik/mengkilat Dari data diatas, membuktikan bakteri tersebut adalah bakteri Escherichia coli. Eosin Methylen Blue Agar menggunakan eosin dan metilen biru sehingga memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dengan yang tidak meragikan laktosa.

D. Pewarnaan Gram Dilihat koloni yang tumbuh pada media EMBA kemudian dilakukan pewarnaan gram dan kemudian diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Hasil pewarnaan gram dilihat pada tabel 4.4 berikut ini Tabel 4.4 Data Hasil Pewarnaan Gram Pada Air Sumur Gali di Kelurahan Nunbaun Sabu Sampel Hasil pewarnaan Gram 01 Batang pendek, warna merah, gram negatif 02 Batang pendek, warna merah, gram negatif 03 Batang pendek, warna merah, gram negatif 04 Batang pendek, warna merah, gram negatif 05 Batang pendek, warna merah, gram negatif 06 Batang pendek, warna merah, gram negatif 07 Batang pendek, warna merah, gram negatif 08 Batang pendek, warna merah, gram negatif 09 Batang pendek, warna merah, gram negatif 10 Batang pendek, warna merah, gram negatif 11 Batang pendek, warna merah, gram negatif 12 Batang pendek, warna merah, gram negatif 13 Batang pendek, warna merah, gram negatif 14 Batang pendek, warna merah, gram negatif 15 Batang pendek, warna merah, gram negatif 16 Batang pendek, warna merah, gram negatif 17 Batang pendek, warna merah, gram negatif 18 Batang pendek, warna merah, gram negatif 19 Batang pendek, warna merah, gram negatif 20 Batang pendek, warna merah, gram negatif Hasil pengamatan pewarnaan gram semua sampel menunjukkan adanya bakteri warna merah berbentuk batang pendek yang merupakan ciri khas dari bakteri

Escherichia coli. Bakteri gram positif (+) mempertahankan zat warna Kristal violet sehingga warnanya tetap ungu sedangkan bakteri gram (-) kehilangan Kristal violet ketika dicuci dengan alcohol, sehingga zat warna Kristal violet akan hilang dan membentuk kompleks berwarna merah oleh safranin (Suriawiria, 2003). 4.2. Pembahasan Pengamatan di lapangan dapat dilihat bahwa keseluruhan sumur gali tidak memenuhi syarat konstruksi secara lengkap.konstruksi sumur yang tidak memenuhi syarat karena beberapa faktor, diantaranya penduduk yang tidak mengetahui tentang sumur yang memenuhi syarat kesehatan dan dampaknya bagi kesehatan jika syarat tersebut tidak terpenuhi, khususnya syarat jarak sumur dengan sumber pencemaran yaitu septic tank. Sumur gali ada yang memakai pompa dan yang tidak memakai pompa. Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur, bibir sumur, lantai sumur, serta jarak dengan sumber pencemar. Sumur gali sehat harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan (Entjang,2000).

Berdasarkan hasil surveilans inspeksi sanitasi kualitas air bersih pada 20 sampel sumur gali memiliki resiko pencemaran tergolong tinggi (data inspeksi sanitasi Puskesmas Alak) dan setelah dilakukan penelitian dari 20 sampel yang diperiksa semua sampel tercemar bakteri Escherichia coli. Dari hasil uji penegasan diketahui nilai index MPN/100 ml sampel tertinggi adalah 46/100 ml sampel dan terendah 4/100 ml sampel, hal ini dikarenakan oleh lingkungan di sekitar sumur gali tidak memenuhi syarat seperti jarak antara tempat pembuangan kotoran manusia (septic tank) yang letaknya berdekatan dengan bangunan sumur. Dari jarak sumur dengan septic tank yang terlalu dekat memungkinkan resapan air dari septic tank menyebabkan bakteri tersebut mampu tumbuh pada air sumur tersebut. Masyarakat membangun sumur gali berdekatan dengan dapur dan kamar mandi sehingga menyebabkan jarak antara jamban dan sumber air bersih tidak memenuhi syarat. Hal ini didukung oleh Ginting (2008), kurangnya lahan penduduk menyebabkan jarak jamban dengan sumber air bersih kurang dari 10 meter. Ada kemungkinan semakin lama jumlah bakteri Escherichia coli akan semakin bertambah jika terjadi kebocoran septic tank dan infiltrasi yang tinggi karena disebabkan oleh gaya gravitasi serta gaya kapiler yang dapat mempengaruhi kecepatan, arah aliran dan besaran air yang mengalir. Hal ini didukung oleh Marsono (2009), gaya gravitasi bersifat mengalirkan air secara vertical kedalam tanah sedangkan gaya kapiler bersifat mengalirkan air secara tegak lurus keatas, ke bawah, dan ke arah horizontal sehingga mempengaruhi laju pencemaran bakteri. Masih ada penduduk yang menggunakan timba untuk mengambil air secara langsung dan timba tersebut diletakkan disembarang tempat. Penggunaan timba dapat memperbesar resiko pencemaran dalam air sumur gali. Apabila dalam penggunaannya hanya diletakkan di sembarang tempat yang kontaminasi dengan tanah atau sumber pencemar lain.

Perletakkan timba di lantai ataupun di sembarang tempat setelah penggunaan dapat memperbesar resiko pencemaran pada sumur gali melalui timba (Candra, 2006). Sumur hanya ditutup dengan menggunakan seng atau papan tapi jarang yang tertutup rapat. Sebagian masyarakat belum menyadari bahwa tutup sumur dapat mencegah terjadinya pencemaran air. Menurut Entjang (2000) keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi. Misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba. Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur. Lantai sumur merupakan syarat konstruksi yang harus dipenuhi. Berdasarkan hasil observasi bahwa keseluruhan lantai sumur tidak memenuhi syarat dimana ada yang tidak terdapat lantai terbuat dari semen dan tidak adanya drainase pembuangan air. Menurut Chandra (2006), lantai harus terbuat dari semen dan lebarnya lebih kurang satu meter ke seluruh arah melingkari sumur dengan kemiringan sekitar sepuluh derajat ke arah tempat pembuangan air. Tujuannya agar air limbah dari hasil kegiatan di sumur tidak merembes kembali ke sumur. Sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan tentunya telah memiliki semua syarat konstruksi sumur gali seperti yang ditetapkan. Apabila sumur gali sudah memenuhi peryaratan tersebut, harapannya kualitas air sumur gali secara bakteriologi akan terjaga serta terhindar dari pencemaran da nada proteksi terhadap kualitas air. Standar baku mutu Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, bahwa air untuk minum seharusnya tidak mengandung bakteri patogen dan kadar maksimum Escherichia coli pada air minum adalah

0/100 ml sampel. Maka sampel atau air sumur yang tercemar Escherichia coli harus melalui proses pengolahan sebelum dikonsumsi. Walaupun masyarakan Kelurahan Nunbaun Sabu selalu memasak air yang digunakan untuk keperluan minum, namun kemungkinan pencemaran terhadap manusia dari air tetap ada. Karena air sumur tersebut digunakan juga untuk keperluan lainnya seperti mencuci peralatan dapur maupun untuk mencuci bahan makanan yang dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu sehingga pencemar yang telah ada di air masuk kedalam tubuh melalui cara pencucian tadi, bukan saja dari air minum. Penyediaan air dalam sistim yang sederhana dapat terjadi pencemaran sehingga perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pengetahuan sanitasi. Pemilihan lokasi pembuatan sumur harus memperhatikan jarak dengan sumber pencemaran, pembuatan bak penampung kotoran (Septictank), serta penggunaan jamban karena bakteri Escherichia coli berasal dari tinja manusia maupun hewan (Tahir,1994).