BAB III GAMBARAN UMUM MUSEUM DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Museum 1. Sejarah dan Deskripsi Museum Radya Pustaka Museum Radya Pustaka pada awal berdiri bernama Paheman Radya Pustaka ini didirikan pada hari Selasa Kliwon tanggal 28 Oktober 1890 Maseehi atau 14 Mulud Tahun Ehe, Windi Sangara, Wuku Mandhasia, Mangsa Kalima, atau 14 Rabi ul Awal 1308 H. Kata Paheman bearti lembaga, Radya bearti bangsa atau negara, Pustaka bearti budaya (tulisan), dengan demikian Paheman Radya Pustaka mempunyai arti Lembaga Perpustakaan Negara. Museum Radya Pustaka didirikan oleh KRA. Sosrodiningrat IV yang menjabat sebagai Pepatih Dalem pada masa pemerintah Pakubuwono IX dan Pakubuwono X. KRA. Sosrodiningrat IV yang dikenal dengan sebutan Kanjeng Ngedraprastha di kota Solo ini merupakan seseorang yang besar minatnya terhadap ilmu kebudayaan Jawa. Dalam rangka memperingati jasa beliau, pada hari Jumat Pon, 8 Rejab Alip 1859 Tahun Alip, Windu Sansaya atau pada tanggal 21 Desember 1928 M, atau 8 Rajab 1347 H secara resmi patung KRA. Sosrodiningrat IV telah ditempatkan ditengah-tengah Museum Radya Pustaka. commit Patung to user tersebut merupakan hasil karya Ng.
Wigjosuwarno, seorang seniman pahat di Keraton Surakarta Hadiningrat. Sejak didirikan, Paheman Radya Pustaka bertempat di salah satu ruangan Dalem Kepatihan atau kediaman KRA. Sosrodiningrat IV. Namun pada hari Rabu Kliwon, 22 Suro Alip 1843 Windu Kuntara, Wuku Sinta, Mangsa Kapitu atau tanggal 1 Januari 1913 M, atau 22 Muharam 1331 H museum dipindahkan ke Loji Kadipala yang merupakan kediaman seorang warga Belanda yang bernama Johanes Busselaar yang kemudian dibeli oleh Susuhunan Paku Buwana X pada hari Jum at Kliwon, tanggal 13 juli 1877 M atau 2 Rejeb 1806 Tahun Je, Windu Adi, Wuku Sungsang, Mangsa Kaso, atau 2 Rajab 1294 H seharga 65.000 golden. Sampai sekarang Museum Radya Pustaka masih kokoh berdiri. Masa awal didirikan Lembaga Paheman Radya Pustaka yang merupakan suatu lembaga pengetahuan sastra dan budaya, terutama budaya Jawa dan pengembangan ilmu Jawa di Indonesia. Pada awal berdirinya, Paheman ini di bawah naungan dan kekuasaan Keraton Surakarta Hadiningrat di masa pemerintahan Kanjeng Sinuhun Paku Buwana X. Sedangkan pengelolaannya dibawah pimpinan KRA. Sasradiningrat, yang merupakan Patih Dalem Paku Buwana X sendiri. Sejak tahun 1951, Paheman Radya Pustaka berubah nama menjadi Yayasan Paheman Radya Pustaka, yang saat itu diketuai
oleh GPH. Hadiwidjaja. Beliau adalah Kurator terakhir Radya Pustaka dan lebih memfungsikan Paheman ini sebagai museum serta kepustakaannya. Pada tahun 2007, pengelolaan Museum Radya Pustaka dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Surakarta. Kemudian pada tanggal 24 November 2008, Walikota menerbitkan surat keputusan di bentuknya Komite Museum Radya Pustaka sehingga pengelolaan Museum Radya Pustaka dilaksanakan oleh Komite Museum Radya Pustaka dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota. 2. Visi dan Misi Museum Radya Pustaka a. Visi : Museum Radya Pustaka menjadi sarana pendidikan, wisata, dan melestarikan benda cagar budaya. b. Misi : 1) Terwujudnya Museum menjadi tempat tujuan wisata asing, domistik, pelajar. 2) Terpeliharanya benda cagar budaya yang berada di Museum Radya Pustaka. 3) Terpeliharanya naskah-naskah kuno yang berada di ruang perpustakaan di Museum Radya Pustaka. 4) Tercatatnya benda-benda cagar budaya yang masih asli dan yang sudah replika. 5) Terjaganya kebersihan di dalam dan di luar komplek Museum Radya Pustaka.
6) Terwujudnya keamanan di dalam komplek Museum Radya Pustaka. 7) Terpenuhinya Sumber Daya Manusia yang professional dalam mengelola Museum Radya Pustaka. 3. Lokasi Museum Radya Pustaka Museum Radya Pustaka terletak di pusat kota Solo, tepatnya di Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 275, Surakarta, Jawa Tengah.
4. Layout Museum Radya Pustaka 2. Halaman Depan 1. Patung Ranggawarsita U 20. Gerbang samping timur 3. Ruang Wayang R. Wayang Topeng 4. Ruang Tosan Aji 7. Ruang Perunggu 6. Koridor 5. Ruang Keramik 8. Perpustakaan 19. Halaman samping timur 9. Rajamala 10. Memorial 11. Ruang Etnhografika 18. Pintu samping 12.Miniatur 13. Ruang Arca 14. Ruang Arca Barat 15. Ruang Arca Timur Toilet Tempat tinggal jupel 16. Kantor 17. Gudang Gambar 3.1 Layout Museum Radya Pustaka Sumber : Dokumen commit Komite to Museum user Radya Pustaka
5. Struktur Organisasi Komite Museum Radya Pustaka Ketua Komite Sekretaris Komite 1. Pemandu / Guide 2. Perpustakaan 3. Administrasi 4. Petugas Tiket 5. Juru Pelihara Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Komite Museum Radya Pustaka Sumber : Dokumen Komite Museum Radya Pustaka a. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Struktur organisasi pada Museum Radya Pustaka berbentuk garis, sehingga komunikasi atau laporan-laporan jalannya bertahap sesuai dengan jenjang kepemimpinannya. Tugas dan tanggung jawab dalam stuktur organisasi perusahaan di jelaskan sebagai berikut : 1) Pemandu / Guide Memberi penjelasan kepada pengunjung diminta/tidak diminta baik dalam bahasa Inggris/Indonesia/ dan lain-lain. 2) Perpustakaan Memberikan pelayanan kepada pengunjung perpustakaan dalam hal membaca/mengcopy koleksi perpustakaan.
3) Administrasi Mengerjakan administrasi keuangan baik rutin maupun bantuan dari berbagai sumber keuangan. 4) Petugas Tiket Melayani penjualan tiket kepada pengunjung yang membeli tiket untuk masuk museum, mencatat tiket, menerima uang pembayaran, menyetorkan uang tiket ke petugas keuangan setiap harinya. 5) Juru Pelihara 6. Ketenagakerjaan Mengerjakan, menjaga dan memelihara gedung beserta isinya dan melakukan pencatatan harian setiap ada maupun tidak ada kejadian di buku pelaporan. a. Tenaga Kerja No Tugas Jumlah 1 Pemandu / Guide 3 2 Perpustakaan 2 3 Administrasi 1 4 Petugas Tiket 1 5 Juru Pelihara 2 Gambar 3.3 Jumlah Staf Komite Museum Radya Pustaka
b. Kesejahteraan Karyawan Usaha-usaha yang dilakukan oleh Museum Radya Pustaka dalam memenuhi kesejahteraan perusahaan antara lain : 1) Pemberian gaji bulanan. 2) Pakaian kerja. 3) Cuti, setiap karyawan mempunyai masa cuti 12 hari dalam setahun. c. Sistem Kerja Semua karyawan Museum Radya Pustaka mempunyai jam kerja yang sama berdasarkan jam buka dan tutup museum yaitu : Hari Jam Kerja Selasa 08.30 14.30 WIB Rabu 08.30 14.30 WIB Kamis 08.30 14.30 WIB Jumat 08.30 11.30 WIB Sabtu 08.30 14.30 WIB Minggu 09.00 14.30 WIB Tabel 3.4 Tabel Jam Kerja Museum Radya Pustaka Pada hari senin libur, dikarenakan Museum Radya Pustaka merupakan anggota dari Asosiasi Museum Indonesia. Jenis Tiket Harga Wisatawan Domestik Rp. 5.000,- Wisatawan Asing Rp. 10.000,- Kamera Rp. 5.000,- Tabel 3.5 Tiket Masuk Museum Radya Pustaka
7. Benda Cagar Budaya Benda cagar budaya yang berada di Museum Radya Pustaka berasal dari warisan turun-temurun Keraton Surakarta maupun dari hasil hibah masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. B. Laporan Hasil Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. (Pasal 21-30 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan) 2. Pelaksanaan Magang Kerja a. Nama Perusahaan : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata b. Alamat : Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 275, Surakarta c. Tanggal pelaksanaan : 28 Januari 2013 28 Februari 2013 3. Kegiatan Selama Proses Magang Kerja Selama magang, penulis ditempatkan di Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dimana kegiatan penulis diantaranya mengikuti apel pagi commit Disbudpar, to user membuat undangan rapat PHRI,
menyusun dokumen PHRI, mengikuti rapat bulanan PHRI, dan membatu tugas staf Disbudpar. Selama pelaksanaan magang, penulis belajar tentang dunia kerja, antara lain kedisiplinan kerja dan etika bekerja.
C. Pembahasan Museum Radya Pustaka merupakan salah satu objek pariwisata di Surakarta. Dengan manajemen dibawah Komite Museum Radya Pustaka. Strategi pemasaran merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan visi dan misi suatu organisasi. Untuk mengetahui sejauh mana strategi pemasaran yang dilakukan oleh Museum Radya Pustaka berdasarkan analisis SWOT, dapat dilihat dalam pembahasan sebagai berikut : 1. Analisis Faktor Internal Hal Kekuatan Utama Kinerja Kekuatan Sampingan Netral Kelemahan Sampingan Kelemahan Utama Kepentingan Tinggi Sedang Rendah Pemasaran 1. Reputasi v v 2. Pangsa pasar v v 3. Mutu benda cagar budaya v v 4. Mutu pelayanan v v 5. Kegiatan penentuan harga v v 6. Kegiatan promosi v v 7. Kegiatan wiraniaga v v 8. Kegiatan inovasi v v 9. Kecakupan wilayah v v Keuangan 10. Biaya dan adanya modal v v 11. Alur uang tunai v v 12. Stabilitas keuangan v v Produksi (layanan) 13. Fasilitas v v 14. Skala ekonomis v v 15. Kapasitas v v 16. Pekerja yang terampil v v 17. Tepat waktu v v 18. Kemampuan teknis v v Organisasi 19. Kepemimpinan yang handal v v 20. Karyawan yang setia v v 21. Wawasan entrepreneur v v 22. Fleksibel/Responsif v v Tabel 3.6 Analisis Faktor Internal Museum Radya Pustaka Sumber : Wawancara dengan Komite Museum Radya Pustaka (Juni, 2013)
2. Analisis Faktor Eksternal a. Peluang pemasaran adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba. Peluang Tinggi Rendah 1) Museum Radya Pustaka 3) Bertambahnya koleksi D a y a T a r i k Tinggi Rendah berada di tengah kota Surakarta dan di kawasan Taman Budaya Sriwedari. 2) Museum Radya Pustaka memiliki halaman yang luas. benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. 4) Penambahan fasilitas pendukung pada Museum Radya Pustaka. Tabel 3.7 Analisis Faktor Eksternal Peluang Museum Radya Pustaka Sumber : Observasi penulis pada Museum Radya Pustaka (Juni, 2013) Keterangan : 1) Museum Radya Pustaka berada di tengah kota Surakarta dan di kawasan Taman Budaya Sriwedari. Dengan lokasi strategis yang berada di tengah kota membuat Museum Radya Pustaka dapat dengan mudah dijangkau oleh alat transportasi seperti mobil dan sepeda motor, dan juga dapat mudah ditemui karena berada di kawasan Taman Budaya Sriwedari hanya dengan berjalan kaki.
2) Museum Radya Pustaka memiliki halaman yang luas. Halaman yang luas pada Museum Radya Pustaka dapat dimanfaatkan untuk menyelenggaran event-event tertentu yang berhubungan dengan pendidikan dan budaya, sehingga dapat menarik masuk wisatawan untuk datang ke Museum Radya Pustaka. 3) Bertambahnya koleksi benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. Dengan bertambahnya koleksi benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka sama dengan menambah ilmu pengetahuan dan info sekitar budaya Jawa bagi wisatawan. 4) Penambahan fasilitas pendukung pada Museum Radya Pustaka. Dengan menambahan fasilitas pendukung pada Museum Radya Pustaka dapat mempengaruhi wisatawan untuk mendatangi Museum Radya Pustaka.
b. Ancaman adalah tantangan akibat kecenderungan yang tidak menguntungkan atau perkembangan yang akan mengurangi penjualan dan laba bila tidak dilakukan gerakan defensive. Kemungkinan Terjadi Tinggi Rendah K e s e r i u s a n Tinggi Rendah 1) Pencurian benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka. 2) Rusaknya benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. 3) Tidak semua masyarakat berminat untuk datang ke Museum Radya Pustaka. 4) Keterikatan Museum pada UU RI No 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Tabel 3.8 Analisis Faktor Eksternal Peluang Museum Radya Pustaka Sumber : Observasi penulis pada Museum Radya Pustaka (Juni, 2013) Keterangan : 1) Pencurian benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka. Banyaknya benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka yang tidai ternilai harganya, membuat resiko pencurian semakin tinggi. Hal ini pernah terjadi pada Museum Radya Pustaka pada tahun 2007, dimana sekitar 5 arca dicuri dengan cara ditukar dengan arca palsu yang bentuknya sama.
2) Rusaknya benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. Hampir semua benda cagar budaya koleksi Museum Radya Pustaka sudah tua usianya, sehinga kemungkinan benda cagar budaya akan rusak termakan waktu. 3) Tidak semua masyarakat berminat untuk datang ke Museum Radya Pustaka. Museum Radya Pustaka yang berusia 122 tahun menjadikan Museum Radya Pustaka sebagai museum tertua di Indonesia, membuat pandangan masyarakat terhadap Museum Radya Pustaka memiliki kesan kuno, sehingga tidak semua masyarakat pada masa kini, yang terbiasa hidup di masa modern, tidak berminat untuk mendatangi museum. 4) Keterikan Museum pada UU RI No 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Museum adalah tempat dimana benda cagar budaya disimpan, dirawat, dan dipamerkan yang kesemuanya diatur dalam UU RI No. 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. 3. Analisis SWOT pada Museum Radya Pustaka a. Matrik SWOT Penyusunan strategi pemasaran pada Museum Radya Pustaka menggunakan matrik SWOT sebagai alat untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan serta kelemahan yang dihadapi oleh Museum Radya Pustaka guna mencapai tujuan yang diharapkan. Pada analisis SWOT berikut ini diteliti berdasarkan analisa peneliti yang didukung dengan pernyataan langsung. Faktor Internal Faktor Eksternal OPPORTUNIES (O) 1) Lokasi yang strategis Museum Radya Pustaka di tengah kota Surakarta dan di kawasan Taman Budaya Sriwedari. 2) Museum Radya Pustaka memiliki STRENGTHS (S) 1) Reputasi baik 2) Mutu benda cagar budaya terjaga 3) Mutu Pelayanan baik 4) Harga tiket masuk yang terjangkau 5) Kegiatan inovasi 6) Kegiatan wiraniaga 7) Keuangan yang teratur 8) Kemampuan teknis karyawan yang terampil dan disiplin 9) Kepemimpinan yang handal 10) Karyawan yang setia STRATEGI SO 1) Membuat event-event budaya. (O1 : S1, S2, S3, S5, S6, S7) 2) Membuat event-event budaya di halaman museum. (O2, O3 : S5, S6, S7) 3) Menambah fasilitas WEAKNESS (W) 1) Efektifitas Promosi masih kurang memadai 2) Pangsa pasar belum luas 3) Kecakupan wilayah terbatas 4) Fasilitas belum memadai 5) Jumlah karyawan 6) Kapasitas bangunan kurang luas 7) Skala/target ekonomis masih kurang 8) Wawasan entrepreneur karyawan STRATEGI WO 1) Mempromosikan museum untuk wisatawan lokal. (O1 : W1, W7) 2) Melakukan revitalisasi bangunan. (O2 : W4, W6) 3) Bekerjasama dengan wilayah di luar Solo.
halaman yang luas. 3) Dukungan pemerintah. 4) Penambahan fasilitas pendukung pada Museum Radya Pustaka. TREATHS (T) 1) Pencurian benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka. 2) Rusaknya benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. 3) Tidak semua masyarakat berminat untuk datang ke Museum Radya Pustaka. 4) Museum terikat dengan UU RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. pendukung seperti mushola, kantin, komputer untuk mengakses serbaserbi museum yang diperuntukkan untuk wisatawan, wi-fi, dll. (O4 : S2, S3, S5, S6, S7, S8, S9) STRATEGI ST 1) Menambah jumlah karyawan keamanan. (T1 : S8) 2) Mempertahankan mutu/kualitas benda cagar budaya. (T2 : S1, S2, S7) 3) Melakukan inovasi untuk menarik minat masyarakat. (T3 : S5, S6, S7) Tabel 3.9 Matrik SWOT Museum Radya Pustaka (O3 : W1, W2, W3, W7) 4) Menambah karyawan. (O4 : W3, W4, W5) STRATEGI WT 1) Menambah jumlah karyawan keamanan. (T1 : W5) 2) Me-revitalisasi bangunan agar benda cagar bidaya tidak berdesak-desakkan. (T2 : W6) 3) Memfokuskan promosi museum. (T3 : W1, W2, W3, W7) 4) Menambah fasilitas sebagai daya tarik. (T3 : W1, W4)
b. Hasil analisis SWOT 1) STRATEGI SO a) Membuat event-event budaya. (O1 : S1, S2, S3, S5, S6, S7) Dengan reputasi yang baik, benda cagar budaya yang terjaga, pelayanan yang baik, museum dapat melakukan inovasi dengan membuat event-event budaya seperti lomba mengarang dalam bahasa Jawa dan lain-lain melalui kerjasama dengan Keraton Surakarta dan pemerintah. b) Membuat event-event budaya di halaman museum. (O2, O3 : S5, S6, S7) Halaman yang luas dapat dimanfaatkan untuk menggelar event-event budaya maupun pendidikan. c) Menambah fasilitas pendukung. (O4 : S2, S3, S5, S6, S7, S8, S9) Museum berinovasi dengan menambah fasilitas seperti mushola, Air Conditioner untuk semua ruangan, kantin, komputer untuk mengakses serba-serbi museum yang diperuntukkan untuk wisatawan, wi-fi, tempat parker tertata dan teratur, tempat sampah yang baik, dan lainlain untuk mempermudah karyawan dan wisatawan untuk berinteraksi.
2) STRATEGI WO a) Mempromosikan museum untuk wisatawan lokal. (O1 : W1, W7) Dengan peluang museum yang berada lokasi yang strategis, dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan museum, sehingga wisawatan lokal diluar wilayah Surakarta dapat mengetahui tentang Museum Radya Pustaka. b) Melakukan revitalisasi bangunan. (O2 : W4, W6) Melakukan revitalisasi bangunan museum sesuai ketentuan Pasal 80-82 UU RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, serta menyediakan fasilitas pendukung untuk tempat menyimpan dan memamerkan benda-benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka, yang semakin hari semakin bertambah, sehingga bendabenda cagar budaya tidak berdesak-desakan, sehingga memerlukan penataan ulang agar benda-benda cagar budaya yang disimpan dan dipamerkan di museum dapat terlihat rapi.
c) Bekerjasama dengan wilayah di luar Solo. (O3 : W1, W2, W3, W7) Bekerjasama dengan wilayah di luar Solo, seperti Yogyakarta dan Semarang, dapat membuka peluang lebih besar untuk promosi dan wisatawan baru. d) Menambah karyawan. (O4 : W3, W4, W5, W6) Penambahan karyawan untuk mengurus kegiatan promosi, fasilitas-fasilitas pedukung yang akan diterapkan museum. 3) STRATEGI ST a) Menambah jumlah karyawan keamanan. (T1 : S8) Penambahan petugas keamanan 24 jam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di museum. b) Menjaga mutu/kualitas benda cagar budaya. (T2 : S1, S2, S7) Dengan menjaga mutu/kualitas benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka, sama dengan menjaga kepercayaan wisatawan dan masyarakat kepada museum. c) Melakukan inovasi untuk menarik minat masyarakat. (T3 : S5, S6, S7) Inovasi yang dilakukan seperti penambahan fasilitas, melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, dan
membuat event-event budaya di halaman museum dapat menarik perhatian masyarakat terhadap museum. 4) STRATEGI WT a) Menambah jumlah karyawan keamanan. (T1 : W5) Penambahan petugas keamanan 24 jam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di museum. b) Me-revitalisasi bangunan agar benda cagar budaya tidak berdesak-desakkan. (T2 : W4, W6) Menata ulang ruangan dan bangunan museum untuk tempat menyimpan dan memamerkan benda-benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka yang jumlahnya semakin hari semakin bertambah, sehingga benda-benda cagar budaya yang disimpan dan dipamerkan di museum dapat terlihat rapi. c) Memfokuskan promosi museum. (T3 : W1, W2, W3, W7) Fokus pada promosi museum dapat membuat masyarakat luas mengenal dan mengetahui tentang Museum Radya Pustaka sehingga minat untuk mengunjungi museum lebih besar. d) Menambah fasilitas sebagai daya tarik. (T3 : W1, W4) Fasilitas yang lengkap akan menjadi daya tarik tersendiri di benak wisatawan.
c. Strategi Pemasaran pada Museum Radya Pustaka Surakarta. Berdasarkan hasil analisis SWOT Museum Radya Pustaka pada tabel Matrik SWOT menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Museum Radya Pustaka adalah Strategi Agresif. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Dimana Museum Radya Pustaka memiliki kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy) yang dapat diterapkan pada strategi SO dengan menerapkan strategi ST, WO, dan WT. Museum adalah organisasi yang bergerak dibidang jasa yang bertujuan untuk kepentingan sosial yang tidak berorientasi pada laba. Karena jasa berbeda dari produk yang berwujud, terutama pada jasa museum, jasa sering memerlukan pendekatan pemasaran tambahan, yaitu : 1) Rantai Laba-Jasa Pada produk jasa Museum Radya Pustaka, pelanggan dan karyawan jasa lini depan seperti petugas tiket, pemandu, dan petugas perpustakaan telah berinteraksi dengan wisatawan untuk menciptakan jasa. Hasilnya, interaksi efektif bergantung pada keahlian karyawan jasa lini depan dan
proses pendukung yang menyokong karyawan-karyawan ini. Rantai ini terdiri dari lima hubungan : a) Kualitas jasa internal : Karyawan jasa lini depan pada Museum Radya Pustaka seperti petugas tiket, pemandu, dan petugas perpustakaan yang sudah berpengalaman dalam berinteraksi dengan wisatawan. b) Karyawan jasa yang puas dan produktif : Kesejahteraan karyawan Museum Radya Pustaka yang memadai, membuat karyawan Museum Radya Pustaka menjadi karyawan yang setia dan pekerja keras. c) Nilai jasa yang lebih besar : Penguasaan bahasa asing maupun bahasa Jawa yang baik dan pengetahuan yang luas tentang Museum Radya Pustaka yang dimiliki karyawan Museum Radya Pustaka menjadi nilai lebih pada pelayanan jasa di Museum Radya Pustaka. d) Pelanggan yang puas dan setia : Penguasaan bahasa asing maupun bahasa Jawa yang baik dan pengetahuan yang luas tentang Museum Radya Pustaka yang dimiliki karyawan Museum Radya Pustaka menjadi nilai lebih bagi para wisatawan yang berkunjung sehingga membuat wisatawan merasa puas. e) Laba dan pertumbuhan jasa yang sehat : dengan pelayanan jasa yang baik dan wisatawan yang puas
membuat Museum Radya Pustaka dapat berjalan dengan baik. 2) Mengelola Diferensiasi Jasa Museum Radya Pustaka memiliki buku panduan wisata dan karyawan yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang luas, menjadi nilai lebih yang menarik bagi wisatawan. 3) Mengelola Kualitas Jasa Karyawan di Museum Radya Pustaka mempunyai pedoman kerja yaitu loyalitas dan moralitas yang membuat karyawan jasa bekerja dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh dalam mengelola museum seperti memelihara benda cagar budaya maupun naskah-naskah kuno yang masih baik sampai sekarang, serta dalam melayani wisatawan. 4) Mengelola Produktivitas Jasa Karyawan yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang luas dalam mengelola museum dan melayani wisatawan, serta buku panduan yang disediakan Museum Radya Pustaka untuk wisatawan. D. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan yaitu data hanya diambil dari sisi internal, yakni melalui wawancara dengan
staf Museum Radya Pustaka dan pengamatan penulis pada Museum Radya Pustaka.