BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lebih sering ditemui pada beberapa area. Insidensinya bervariasi dari 50% sampai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANGKA KEBERHASILAN POSTEROSAGITTAL ANORECTOPLASTY

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki batu empedu yang memiliki diameter >3cm dan pasien yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang signifikan pada neonatus.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Penyakit Hirschsprung merupakan kelainan bawaan berupa aganglionosis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode neonatus merupakan masa kritis kehidupan bayi. Empat juta bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Hirschsprung (HSCR) merupakan kelainan. kongenital yang terjadi pada sistem persarafan di usus

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Meissner dan pleksus mienterikus Auerbach. Sembilan puluh persen kelainan ini

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. inap di rumah sakit. Pada penelitian Kusumayanti dkk (2004) di tiga Rumah

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi yang didapat pada pasien di Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir

Aplikasi Penelitian Epidemiologis di RS

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi (IDO). 1. dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI APENDIKTOMI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.MOEWARDI TAHUN 2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

TEKNIK OPERASI DUA TAHAP PADA KASUS PENYAKIT HIRSCHSPRUNG DIAGNOSIS TERLAMBAT DI RSUP SANGLAH: STUDI DESKRIPTIF TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Nursing error sering dihubungkan dengan infeksi nosokomial, salah

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Healthcare Associated Infections (HAIs) telah banyak terjadi baik di

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi

BAB I PENDAHULUAN. Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah. inflamasi kronik yang dimediasi oleh imun pada traktus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Patent duktus arteriosus (PDA) merupakan salah satu penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mencapai tujuan yang optimal. (Depkes R.I. 2001)

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari kelainan bawaan disebut dismorfologi. 1. dari seluruh kematian neonatus) yang disebabkan oleh kelainan kongenital di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan pelayanan keperawatan (Ballard, 2003). Kesalahan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PERAWATAN BUSINASI POST PSARP DI POLI BEDAH RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Hirschsprung merupakan kelainan. perkembangan dari sistem saraf enterik dengan ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesembilan di Amerika Serikat, sedangkan di seluruh dunia sirosis menempati urutan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 I. PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Air merupakan komponen terbesar dari tubuh sekitar 60% dari berat badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun. terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang. parenkim paru-paru. Menurut Kollef et.al.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

Pola Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah Caesar (Sectio Caesarea) di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center (PMC) Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. nosokomial diperkirakan 5% - 10% pasien yang dirawat di rumah sakit.

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

Pelayanan Minimal Invasif Bedah Anak di RSUD Dr. Soetomo Surabaya (Januari 2008-Agustus 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seseorang selama di rumah sakit (Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cukup bulan (Reading et al., 1990). Definisi hipoalbuminemia pada neonatus berbeda

EVALUASI FUNGSI KONTINENSIA PASCA POSTERIOR SAGITTAL ANORECTOPLASTY (PSARP) TESIS. dr. Rico Darmayanto Simorangkir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia dan dampaknya mempengaruhi terutama pada negara berkembang dan negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tromboemboli vena (TEV) termasuk didalamnya trombosis vena dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Staphylococcus aureus merupakan salah satu. penyebab utama infeksi di rumah sakit dan komunitas,

I. PENDAHULUAN. Apendiks adalah organ tambahan yang berukuran kecil menyerupai jari, (apendektomi) dan terapi antibiotik (Brunicardi, et al, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus adalah bakteri gram positif. berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

EVALUASI KEJADIAN INFEKSI PADA LUKA OPERASI PASCA AV FISTULADENGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS DIRUMAH SAKIT UMUMPUSAT H.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malformasi anorektal merupakan kelainan kongenital yang sering kita jumpai pada kasus bedah anak. Sebagian besar pengarang menulis bahwa rerata insidensi di seluruh dunia adalah 1 per 5000 kelahiran hidup, walaupun kondisi ini lebih sering ditemui pada beberapa area. Insidensinya bervariasi dari 50% sampai 60% abnormalitas yang lebih tinggi disertai dengan lebih banyak malformasi. Terdapat beberapa faktor prognostik yang telah diketahui mempengaruhi terjadinya morbiditas pada malformasi anorektal, seperti abnormalitas pada sakrum, gangguan persarafan pelvis, sistem otot perineal yang tidak sempurna, dan gangguan motilitas kolon (Pena, 2006). Infeksi luka operasi (ILO) masih merupakan sumber morbiditas pasien bedah (Nichols, 1998). Kejadian ILO berkisar 500.000 per tahun pada 27 juta tindakan bedah dan merupakan seperempat kasus infeksi nosokomial di Amerika Serikat tiap tahun (Nichols, 2001). Selama pertengahan tahun 1970, rerata lama rawat di rumah sakit meningkat dua kali, dan biaya rawat inap meningkat jika terjadi ILO pascatindakan operasi. Biaya dan lama rawat di rumah sakit ini menjadi turun pada sebagian besar tindakan operasi yang dilakukan pada pasien rawat jalan, seperti laparoskopi (minimal invasif) atau pasien dengan lama rawat inap singkat. Pada kasus ini, sebagian besar pasien didiagnosis dan diterapi di klinik rawat jalan 1

atau rumah pasien (Nichols, 2001). Tindakan bedah pada kasus malformasi anorektal masih merupakan tindakan yang paling sering dilakukan oleh setiap ahli bedah anak. Kelainan malformasi anorektal ini memiliki insidensi 1:5000 dan lebih banyak dijumpai pada laki-laki. Lebih dari setengah abad terakhir terjadi perkembangan terapi malformasi anorektal dari cut back sederhana ke abdominoperineal pullthrough, sacroperineal pullthrough sampai dengan yang sering dikerjakan saat ini, yaitu posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) (Bhatnagar, 2005). Insidensi ILO pascaoperasi pada anak dengan malformasi anorektal belum banyak dilaporkan. Angka ILO tergantung pada banyak faktor meliputi tipe tindakan, komorbiditas dan profilaksis yang diberikan. Angka ILO pada anak dengan malformasi anorektal pascaoperasi tutup stoma sebesar 14%. Angka ILO tidak dipengaruhi oleh pemberian antibiotik oral (Breckler et al., 2010). Analisis 1433 luka operasi pada 1094 neonatus yang dilakukan operasi selama periode April 1975 sampai Desember 1987, rerata insidensi ILO adalah 16,6% (Davenport et al., 1993). Pemberian antibiotik pada 1313 pasien anak yang dilakukan operasi dengan kategori luka bersih, bersih terkontaminasi, kontaminasi dan kotorterinfeksi menunjukkan hasil ILO hanya terjadi pada 22 (1,7%) kasus saja (Ichikawa et al., 2007). Tingginya angka kejadian infeksi luka operasi pada anak dengan malformasi anorektal pascaoperasi pembuatan anus di RSUP Dr. Sardjito, mendorong perlunya dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor prognostik 2

terhadap kejadian ILO pada anak dengan malformasi anorektal pascaoperasi pembuatan anus di RSUP Dr. Sardjito. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah jenis kelamin, usia, jenis malformasi anorektal dan status gizi pasien berhubungan dengan kejadian infeksi luka operasi pada anak dengan malformasi anorektal pascaoperasi pembuatan anus? 2. Apakah teknik operasi anoplasti dan lama operasi berhubungan dengan kejadian infeksi luka operasi pada anak dengan malformasi anorektal pascaoperasi pembuatan anus? 3. Apakah kadar albumin, trombosit dan hemoglobin pascaoperasi berhubungan dengan kejadian infeksi luka operasi pada anak dengan malformasi anorektal pascaoperasi pembuatan anus? C. Tujuan Penelitian Dari penelitian ini dapat diketahui faktor-faktor yang memiliki peranan terhadap kejadian infeksi luka operasi pada pasien-pasien malformasi anorektal pascaoperasi definitif, sehingga risiko-risiko yang mempengaruhi infeksi luka operasi dapat diminimalisir dikemudian hari, dan diharapkan dengan mengetahui faktor-faktor risiko tersebut lama rawat inap menjadi lebih singkat. 3

D. Keaslian Penelitian Dari pencarian literatur di PubMed dengan menggunakan kata kunci surgical site infection, wound infection, dan anorectal malformation ditemukan 18 artikel. Empat buah jurnal di antaranya melakukan studi ILO pada pasien anak. Jurnal-jurnal tersebut adalah: No Judul Penelitian Jumlah sampel Disain Perbedaan 1 Wound infection after colostomy closure for 118 anak (<18 tahun) Kohor Jenis operasi (tutup stoma) Disain penelitian imperforate anus in children: utility of preoperative oral antibiotics (Breckler et al., 2010) 2 Preventing posterior sagittal anoplasty 'cripples' in areas with limited medical resources: a few modifications to surgical approach in anorectal malformations (Olivieri et al., 2012) 3 Wound Infection in Pediatric Surgery: A Study in 1,094 Neonates (Davenport and Doig, 1993) 4 Prospective study of antibiotic protocols for managing surgical site infections in children (Ichikawa et al., 2007). 38 anak (<9 tahun) 1094 neonatus 1313 anak (<15 tahun) Jenis operasi Jenis komplikasi Usia subjek penelitian Jenis penyakit Usia subjek penelitian Jenis penyakit 4

E. Manfaat Penelitian 1. Dalam bidang akademik, dapat memberikan informasi tentang faktor prognostik terhadap kejadian infeksi luka operasi pada anak dengan malformasi anorektal pascaoperasi pembuatan anus di RSUP Dr. Sardjito. 2. Dalam bidang pengembangan penelitian, dapat menyumbang saran dikemudian hari agar faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi luka operasi dapat ditekan, khususnya pada anak dengan malformasi anorektal pascaoperasi pembuatan anus. 5