BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu berisi beberapa perintah yang harus dijalankan oleh semua umat

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran, 1 sebagaimana

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

PENDAHULUAN. menetapkan hal tersebut melalui jalan perkawinan yang sah.

DAFTAR PUSTAKA. Abu Dawud, Sulaiman bin al-asy as al-sijistani H. Sunan Abu Dawud. Beirut: Dar Ibn Hazm. Juz III.

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. inilah yang dikatakan Agama, diputuskan oleh akal dan logika dan dibenarkan

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang tertulis dalam suatu mushap

STATUS ANAK ZINA DALAM SUNAN ABU DAWUD NOMOR INDEKS 2273

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi hasil-hasil pertanian baik sayuran dan buah-buahan, biji-bijian

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Setelah menguraikan dan menuliskan sub-bab hasil penelitian dan sub-bab

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4)

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

BAB I PENDAHULUAN. mengandung sifat-sifat yang sempurna. Nama-nama Allah yang agung dan mulia

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari periwayatannya hadits berbeda dengan Al-Qur an yang semua

BAB I PENDAHULUAN. beberapa sahabat Nabi yang menulis hadis Nabi, tetapi jumlah mereka tidak

BAB III METODE PENELITIAN. cara membaca, menalaah dan meneliti berbagai literatur-literatur yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan akad pernikahan adalah al-khit}bah (meminang).

BAB IV ANALISIS SANAD DAN MATAN HADITS TENTANG SYAFAAT PENGHAFAL AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KAIDAH KEMUTTASILAN SANAD HADIS (Studi Kritis Terhadap Pendapat Syuhudi Ismail)

Pengertian Hadits. Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi.

BAB I PENDAHULUAN. Hadis Nabi Muhammad SAW selain sebagai sumber ajaran Islam yang

BAB V PENUTUP. 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota. Banjarmasin tentang harta bersama.

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP. A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 2)

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagaimana yang diungkapkan

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS

Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut istilah ulama ahli hadis, hadis yaitu apapun yang diriwayatkan dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber ajaran yang telah terlembagakan yaitu al-qur an dan hadis. Hadis

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

TAKHRI<J DAN I TIBA<R HADIS

Hukum Mengqadha' Puasa Ramadhan

SILABUS BAHASA ARAB I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR`AN (STAI-PIQ) SUMATERA BARAT. Mata Kuliah.

SLABUS DAN SAP ILMU HADIS

BAB I MARWIYYAT AN NISA GHAIRU ASH-SAHABAH FII MUWATHA MALIK IBN ANAS

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

و ا ق يم وا الص لا ة و ا ت وا الز كا ة و ار كع وا م ع الر اك ع ين.

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29

HADITS-HADITS PENDEK

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Belajar Ilmu Hadis (1) Pendahuluan

BAB IV PEMAKNAAN DAN PENYELESAIAN HADIS TENTANG TATA CARA SUJUD DALAM SUNAN ABU DAWUD NO INDEKS 838 DAN 840

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

TINGKAT KESADARAN HUKUM ISTERI DALAM PERKARA CERAI GUGAT S K R I P S I

Suap Mengundang Laknat

BAB III METODE PENELITIAN. menyamakan pengertiannya, atau tertukarkan ( interchangeable ), sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

Ditulis oleh Faqihuddin Abdul Kodir Senin, 08 Juni :59 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 16 September :24

Bab 5. Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3)

BAB III BIOGRAFI AL-NASA> I> DAN DATA HADIS TENTANG BINATANG TERNAK BISA MENDENGAR SIKSA KUBUR

HADITS MASYHUR. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-quran, sebagaimana. firman Allah SWT dalam surah an-nisa ayat 59: 1

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

ع ن إ ب ن ج ر ي ج ع ن إ ب ر اى ي م ب ن م ي س ر ة ع ن ع بي د ب ن س ع ي د ع ن الن بي

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-ankabut bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. bumi juga harus mampu menghambakan diri di hadapan Allâh Subhânahu

SHOLAT WITIR (Bagian Tiga : Macam-Macam Sholat Sunnah)

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

BAB I PENDAHULUAN. 10% - 20% dari keberhasilan organisasinya, sedangkan sisanya 80% - 90%

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

HAFALAN DOA UNTUK ANAK DOA MEMOHON ILMU DOA MASUK KAMAR MANDI

AL-MAHDI AKHIR ZAMAN

BAB II KAIDAH KESAHIHAN DAN PEMAKNAAN HADIS

Dua Kelompok Penyebar Hadis Palsu

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

Biografi Ulama Ahlus Sunnah Documentation. Rilis latest

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam dan sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Sedangkan hadis sebagai pernyataan, pengalaman, taqriri dan hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an. Kehidupan kita akan selamat sejahtera apabila menaati aturan-aturan yang berlaku dalam al-qur an dan sunnah. Al-Qur an sebagai mu jizat terbesar Nabi Muhammad telah dibuktikan keotentikannya dari paradigma historis. Kandungan al-qur an mempunyai multiinterpretasi yang dapat dibenarkan. Semakin al-qur an dikaji akan semakin nampak kemu jizatan al-qur an. 1 Kedudukan hadis dalam ajaran Islam sama pentingnya dengan kedudukan al- Qur an, walaupun kedudukan hadis adalah kedua setelah al-qur an dalam sumber hukum Islam. Salah satu fungsi hadis adalah memberikan penjelasan terhadap al- Qur an. 2 Sebagai muslim yang baik tentu tidak mau memberi nama anaknya dengan nama yang jelek, karena menurut pandangan Islam nama justru memiliki arti 1 Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), 1 2 Ibid 1

2 tersendiri yang sangat penting, baik di hadapan sesama manusia maupun di hadapan Allah. Besarnya harapan orang tua melalui nama yang diberikan kepada anaknya itu dipengaruhi oleh besarnya kecintaan kepada sang anak. Diharapkan sang anak bisa tumbuh dewasa sesuai dengan kandungan makna dalam nama yang diberikan. Selain mengandung harapan, nama juga mengandung unsur doa. Dengan seringnya diucapkan oleh banyak orang, makna doa yang terkandung dalam untaian nama itu akan mendorong orang tersebut untuk berprilaku sebagaimana kandungan makna dari nama itu. Memilih nama ternyata pekerjaan yang cukup sulit dikarenakan masuknya beberapa unsur dan ragam sudut pandang dalam penamaan itu, baik dari kebutuhan, kesenangan, kepantasan, dan kebiasaan penuturan, Terkadang orang tua memberi nama anaknya dengan nama yang populer seperti nama-nama orang barat, tetapi tidak sedikit pun memikirkan makna dibalik nama tersebut. Sesungguhnya nama adalah sesuatu yang paling akrab dengan diri kita dan merupakan sesuatu yang paling disukai orang untuk menyapa atau menyapa dikala berjumpa. Oleh karena itu dalam memilih nama alangkah baiknya tidak tergesa-gesa untuk memberi nama sebagaimana hadis berikut: 3 3 Abi> Da>wud Sulaima>n bin al-ash'at al-sijista>ni> al-azdi>, Sunan Abu> Da>wud, juz 4, (Beirut: Dar al Fikr, tt), 2108.

3 Ibrahim bin Ziyad berkata, Abbad bin Abbad mengabarkan kepada kami dari Ubaidillah dari Nafi Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah saw. bersabda: Nama-nama yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla adalah Abdullah dan Abdurrahman. Dengan adanya hadis tersebut sangat jelas bahwa pemberian nama anak dengan baik itu sangat penting. Karena apabila orang tua memberi nama anak yang jelek akan berdampak pada perbuatan, sifat, dan karakteristik anak. Apabila nama seseorang ka iban (sedih), maka kesedihan ada pada dirinya. Bila namanya dzamima (tercela), maka akan melihat ketercelaan ada pada dirinya. Sebagaimana diketahui, bahwa hadis telah disepakati oleh ulama sebagai dalil hukum. Sebagai sumber kedua setelah al-qur an, hadis memiliki perbedaan dengan al-qur an. Salah satu perbedaannya adalah terletak dari periwayatannya. Al-Qur an seluruhnya diriwayatkan secara mutawa>tir sedangkan tidak semua hadits diriwayatkan secara mutawa>tir. 4 Kecuali terhadap hadis mutawa>tir, terhadap hadis ahad kritik tidak saja ditujukan kepada sanad tetapi juga terhadap matan. Di samping itu, dalam perspektif historis terungkap bahwa tidak seluruh hadis tertulis di zaman Nabi Muhammad SAW, adanya pemalsuan hadis yang disebabkan adanya perbedaan mazhab dan aliran, proses penghimpunan hadis yang memakan waktu yang lama, jumlah kitab hadis dan metode penyusunan yang beragam serta adanya periwayatan bi al-ma na. Sebab-sebab itulah yang mendorong pentingnya melakukan penelitian hadis ini. 5 4 M. Syuhudi Isma il, Hadis Nabi Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemalsunya (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 92-108. 5 M Syuhudi Isma il, Metode Penelitian Hadis Nabi, Cet I (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), 7-21.

4 Oleh karena itu, hadis tentang pemberian nama yang baik perlu diadakan penelitian baik dari segi sanad maupun matan-nya agar penelitian ini mendalam dan menyeluruh. Dari upaya di atas, maka akan didapatkan kesimpulan bahwa hadis tersebut dapat dijadikan hujjah atau tidak. Setelah itu, dilakukan analisis tentang bagaimana menamai anak dengan benar dan baik menurut Islam melalui hadis tersebut. B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah Mengingat keluasan pembahasan tentang pemberian nama yang baik, khususnya yang terkait dengan petunjuk hadis Nabi tentangnya maka permasalahan yang akan diangkat dalam rangka untuk memproyeksikan penelitian ini lebih lanjut adalah mengkonsentrasikan diri pada aspek penyelesaian masalah kualitas dan pemaknaan kontestual hadis tersebut. Termasuk dalam rangkaian pemaknaan hadis pemberian nama yang baik adalah penelitian terhadap kualitas hadis yang bersangkutan yang dilakukan sesuai prosedur penelitian hadis, mulai dari kegiatan takhrij, I tibar serta studi otentisitas sanad dan validitas matan serta pemahaman makna. Hal ini agar fokus masalah yang diteliti menjadi terarah dan tidak meluas.

5 C. Rumusan Masalah Untuk lebih memperjelas masalah yang akan dikaji dalam studi ini, maka dirumuskanlah masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas hadis tentang pemberian nama yang baik dalam riwayat Abu> Da>wud nomor indeks 4949? 2. Bagaimana seharusnya memberi nama yang baik terkait hadis dalam riwayat Abu> Da>wud nomer indeks 4949? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Mengetahui kualitas hadis tentang pemberian nama yang baik dalam riwayat Abu> Da>wud nomor indeks 4949. 2. Menganalisis hadis tentang pemberian nama yang baik dalam riwayat Abu> Da>wud nomor indeks 4949. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sabagai berikut: 1. Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemikiran wacana keagamaan dan untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi seputar pambahasan ini dan merupakan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang wacana hadis. 2. Secara sosial, memberi pemahaman kepada masyarakat awam sehingga tidak menimbulkan kesalahan mengenai pemberian nama yang baik, bagi mereka yang

6 kurang memahami permasalahan agama secara mendalam. Serta memberikan pemahaman yang berkenaan dengan ilmu hadis terhadap perkembangan agama islam di masyarakat. E. Telaah Pustaka Telaah pustaka dalam sebuah penelitian dan menggambarkan hasil sebuah kajian atau penelitian terdahulu dirasa sangat perlu. Tujuannya agar tidak mengganggu nilai orisinalitas penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini telaah pustaka yang telah dilakukan menemukan beberapa karya yang membahas masalah yang serupa dengan penelitian ini, diantaranya: Skripsi IAIN Walisanga yang berjudul Pemberian Nama Dalam Perspektif Islam dan Implikasinya dalam Mendidik Kesalehan Anak, oleh Himmatul Aliyati, Tahun 2005, Jurusan Ilmu Tarbiyah memuat bahwasanya Nama yang sesuai dengan ajaran Islam membentuk identitas muslim. Nama sebagai identitas dari yang paling hakiki, karena itu orang tua muslim yang memberi nama yang baik berarti memberi identitas Islami pada anak. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjudul Analisis Pemberian Nama Pada Anak Usia 5 Tahun ke Bawah di Desa Pengkol Rt 02/ rw 5, oleh Suci Subarni, Tahun 2011, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia bahwasanya pemberian nama pada anak usia 5 tahun ke bawah di desa pengkol adalah mayoritas menggunakan adat istiadat desa pengkol. Dengan tradisi-tradisi yang ada di desa tersebut.

7 Sejauh ini belum ada yang membahas tentang hadis tentang pemberian nama yang baik dalam Sunan Abu Dawud nomer indeks 4949, yang meneliti kualitas sanad dan matannya akan tetapi penelitian ini sama membahas tentang pemberian nama. F. Metode Penelitian A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Metode penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian yang menggunakan metode library research (penelitian pustakaan). oleh karena itu sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari bahan-bahan tertulis baik berupa literatur berbahasa Arab maupun Indonesia yang mempunyai relefansi dengan permasalahan penelitian ini. 2. Data dan Sumber Data a) Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan sanad dan matan hadis tentang pemberian nama anak, untuk mengetahui kualitas hadis sanad dan matan hadis tersebut, diperlukan data tentang mukharrij hadis dan biografinya. b) Sumber Data

8 1. Data primer, yaitu sumber data yang berfungsi sebagai sumber asli, yakni dalam hal ini berupa kitab Hadis yang berjudul Sunan Abu> Da>wud. 2. Data sekunder, yaitu data yang melengkapi atau mendukung dari data primer, yakni berupa bahan pustaka yang berkaitan dengan pokok permasalahan. Data-data tersebut ialah sebagai berikut: 1. Metodologi Penelitian Hadis Nabi, karya M. Syuhudi Ismail. 2. Kaedah Kesahehan Sanad Hadis; Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, karya M. Syuhudi Ismail. 3. Metodologi Kritik Matan Hadis, karya Shalah al-din ibn Ahmad al-adlabi. 4. Ilmu Musthalah Hadis, karya A. Qadir Hasan. 5. Tahdzib al-tahdzib, karya Syihab al-din Ahmad bin Ali bin Hajar al-asqalany. 6. Tahdzib al-kamal fi al-asma al-rijal, Jamal al-din Abi al- Hajjaj Yusuf al-mizzi. 7. Tradisi Islami Panduan Prosesi Kelahiran Perkawinan Kematian, karya M. Afnan Chafid. 8. Data tersier, yaitu data dari internet, karya ilmiah, diktat perkuliahan, dan data yang terkait dengan judul makalah yang penulis teliti. 3. Metode Pengumpulan Data

9 Dalam metode pengumpulan data, digunakan metode dokumentasi. Metode ini diterapkan terbatas pada benda-benda tertulis seperti buku, jurnal ilmiyah atau dokumentasi tertulis lainnya. Dalam penelitian hadis, penerapan motode dokumentasi ini dilakukan dengan dua teknik pengumpulan data yaitu: a. Takhrij Al-Hadis secara singkat dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengeluarkan hadis dari sumber asli. 6 Maka Takhrij Al-Hadis merupakan lengkah awal untuk mengetahui kuantitas sanad dan kualitas suatu hadis. b. Kegiatan I tibar dalam istilah ilmu hadis adalah menyertakan sanadsanad lain untuk suatu hadis tertentu, yang hadis itu pada bagian sanadnya tampak hanya mendapat seorang periwayat saja. 7 c. Analisa sanad hadis, yaitu dengan meneliti kapasitas keilmuan dan integrasi para periwayat hadis tersebut. d. Analisis matan hadis, yaitu dengan cara membanding-bandingkan matan hadis yang ditemukan dan melakukan analisa terhadap matan-matan yang ditemukan. e. Mengambil simpulan (natijah) terhadap hasil penelitian kualitas hadis tentang pemberian nama anak dengan baik dari segi sanad maupun matannya. 4. Metode Analisis Data 6 M. Syuhudi Ismail, Metodelogi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: PT Bulan Bitang, 1992) hal. 41 7 Ibid.

10 Metode analisis data berarti menjelaskan data-data yang diperoleh melelui penelitian. Dari penelitian hadis yang secara dasar terbagi dalam dua kompenen, yakni sanad dan matan, maka analisis data hadis akan meliputi dua komponen tersebut. Dalam penelitian sanad, digunakan metode kritik sanad dengan pendekatan keilmuan rijal al-hadis dan al-jarh wa al-ta dil, 8 serta mencermati silsilah guru murid dan proses penerimaan hadis tersebut (tahammul wa ada ). hal itu dilakukan untuk mengetahui integritas dan tingkatan intelektualitas seorang rawi serta validitas pertemuan antara mereka selaku guru murid dalam periwayatan hadis. Dalam penelitian matan, analisis data akan dilakukan dengan menggunakan analisis is (content analysis). Pengevaluasian atas otentitas matan diuji pada tingkat kesesuain hadis (isi berita) dengan cara menkomparasaikan redaksi matan hadis yang menjadi objek penelitian dengan keseluruhan redaksi matan yang semakna dan yang dikeluarkanoleh mukharrij yang lain. Sedangkan untuk pemahaman matan hadis dikonfirmasikan pada tingkat kesesuaian hadis (isi beritanya) penegasan eksplisit al-quran, logika atau akal sehat, fakta sajarah, informasi hadis-hadis lain yang bermutu shahih, serta hal-hal yang oleh masyarakat umum diakui sebagai bagian integral ajaran islam. 8 Mahmud al-thahan, Metode Takhrij Penelitian Sanad Hadis (Surabaya: Bina Ilmu, 1995), 100.

11 G. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasannya terdiri dari lima bab. Yang masing-masing bab terdiri dari macam-macam sub bab. Satu dengan sub bab yang lain merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Secara global sistematika pembahasannya sebagai berikut: Bab satu Pendahuluan yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab ini digunakan sebagai pedoman, acuan dan arahan sekaligus target penelitian, agar penelitian dapat terlaksana secara terarah dan pembahasannya tidak melebar. Bab dua landasan teori yang membahas tentang kriteria kes}ahi>han hadis, teori kehujjah-an hadis, dan teori pemaknaan hadis, pemberian yang baik beserta aspekaspeknya. Bab ini merupakan landasan yang akan menjadi tolak ukur dalam penelitian ini. Bab tiga Abu> Da>wud dan data hadis tentang pemberian nama yang baik, yang meliputi: biografi Imam Abu> Da>wud, kitab Sunan Abu> Da>wud, data hadis tentang pemberian nama yang baik dalam sunan Abu> Da>wud No. Indeks 4949, kritik sanad (Jarh wa Ta dil), I tibar dan skema sanad.

12 Bab empat merupakan analisis hadis tentang pemberian nama yang baik, bab ini mencakup penelitian sanad dan matan hadis tentang pemberian nama yang baik serta pemaknaan hadis. Bab lima Penutup, bab ini berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang penulis sajikan dalam bentuk peetanyaan dan bab ini juga berisi saran-saran dari pembaca demi perbaikan penulisan yang akan datang.