BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur kepemilikan adalah perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teori struktur modal menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengambil peluang ini karena industri sektor properti yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa. berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

Unlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan kegiatan perusahaan, modal yang merupakan hak kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi ataupun mengembangkan usahanya. Untuk memenuhi kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga meningkatkan harga saham (Untung dan Hartini, 2006) dalam Sarpi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi masyarakat yang adil dan sejahtera. Negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim, maka hampir di segala aspek

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Menurut Munawir (2004)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemegang saham, debtholders dan manajemen adalah pihak-pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Banyak perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan dalam mencari sumber dana dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder

BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.

I. PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah variasi perubahan komposisi struktur modal yang dapat mengubah besarnya rata-rata tertimbang biaya modal yang berpengaruh terhadap penilaian perusahaan. Mengarah pada pertanyaan kunci tersebut, yaitu menjelaskan tentang pengaruh perubahan komposisi struktur modal, utang dibagi modal, atau tingkat leverage terhadap nilai perusahaan dan besarnya biaya modal. Kebanyakan teori struktur modal menyatakan bahwa jenis aktiva yang dimliki oleh suatu jenis perusahaan mempengaruhi pemilihan struktur modal, bahwa perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang lebih besar, maka perusahaan tersebut akan banyak menggunakan hutang hipotik jangka panjang, dalam harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutupi tagihannya. Sebaliknya, perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan tingkat profitabilitas masing-masing perusahaan, tidak begitu tergantung pada pembiyaan jangka pendek (Wetson dan Copeland, dalam sunaryati 2011). Windaresti (2012), struktur modal merupakan suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal yang dikategorikan oleh total asset, maka perusahaan akan menggunakan hutang dalam jumlah yang besar pula. Semakin besar ukuran perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang semakin tinggi pula (Sari dan Haryanto, 2013: 3) 7

8 Jadi berdasarkan beberapa referensi tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk menjelakan aktivitas perusahaan. Dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan, struktur modal mencerminkan pertimbangan antara total hutang dengan modal sendiri. Debt to Equity Ratio adalah rasio hutang terhadap ekuitas perusahaan. Rasio ini mnunjukkan presentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono, 2005) semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar disbanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).der juga memiliki resiko yang dihadapi oleh perusahan berkaitan dengan hutang yang dimilikinya. Struktur modal dalam penelitian ini diukur dari Debt to Equity ratio (DER) dikarenakan DER mencerminkan besarnya proposi antara total debt (total hutang) dan total shareholder s equity (total modal sendiri). Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan menambah cost perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima.

9 2.1.2 Teori Struktur Modal Dalam struktur modal, terdapat beberapa teori (Firnanti, 2011), yaitu: a. Agency theory Agency theory atau teori keagenan merupakan teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik. Manajemen merupakan agen dari pemegang saham. Para pemegan saham mendelegasikan wewenang kepada agen supaya bertindak atas kepentingan para pemegang saham tersebut (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Hapsari, 2007). Manajer professional bukan agen yang sempurna dari pemilik perusahaan, sehingga belum tentu bertindak untuk kepentingan pemilik, atau dengan kata lain setiap pengembalian keputusan, manajer akan memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri. Teori keagenan menjelaskan bahwa perusahaaan yang memisahkan fungsi kepeilikan akan rentan terhadap konflik keagenan. Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham berkaitan dengan aktivitas pencarian dan bagaimana dana tersebut diinvestasikan. b. Asymmetric Information Theory Brealey dan Myers (2003:511) menyatakan bahwa Asymmetric Information adalah a fancy term indicating that managers know about their companies prospect, risk, and values that do outside. Brealy dan Myers menyatakan bahwa manajer mempunyai pengetahuan lebih luas daripada investor. Hal ini dibuktikan dengan perubahan harga saham akibat suatu

10 keputusan yang diambil manajer. Dalam asymmetric information theory dijelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap lebih tertutup atau terbukanya perusahaaan untuk membagi informasi kepada pihak luar. c. Static Trade-off Theory Adanya trade off theory pada struktur modal dapat menjelaskan perbedaan struktur modal yang ditargetkan antara perusahaan. Perusahaan dapat melakukan perhitungan mengenai struktur modal optimal dengan mempertimbangkan peningkatan nilai perusahaan dan biaya yang akan muncul. Teori ini menyatakan bahwa tingkat profitabilitas mengimplikasikan hutang yang lebih besar karena lebih baik beresiko bagi para pemberi hutang. d. Pecking Order Theory Teori ini menjelaskan mengenai pemilihan sumber pendanaan yang membandingkan antara sumber pendanaan internal dan eksternal, namun teori ini tidak menjelaskan mengenai kombinasi pendanaan perusahaan, melalui hutang atau ekuitas. Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang. 1) Struktur modal pada pasar modal sempurna dan tidak ada pajak Pasar modal yang sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif. Dalam pasar tersebut antara lain tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak ada biaya transaksi, bunga simpanan dan pinjaman

11 sama yang berlaku untuk semua pihak. Sebagai tambahan, diasumsikan tidak ada pajak penghasilan (income tax). Tentu saja asumsi-asumsi tersebut tidak akan dijumpai dalam dunia nyata, tetapi analisis kita mulai dari keadaan yang ketat tersebut, baru kemudian dilonggarkan. Asumsi-asumsi lain untuk mempermudah analisis adalah sebagai berikut. a) Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap konstan, dan tidak diperlukan penambajan modal kerja untuk menjalankan operasi perusahaan. Demikian juga dana penyusutan cukup untuk mengganti aktiva tetap yang disusut. Asumsi ini berarti bahwa perusahaan tidak merubah keputusan investasinya. b) Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai dividen. Ini berarti kita tidak memasukkan kerumitan faktor kebijakan dividen. c) Hutang yang dipergunakan bersifat permanen. Ini berarti bahwa hutang yang jatuh tempo akan diperpanjang lagi. Asumsi ini hanya untuk mempermudah perhitungan biaya hutang, (cost of debt) dan membuat hutang dan modal sendiri comparable. d) Pergantian struktur hutang dilakukan secara langsung. Artinya apabila perusahaan menambah hutang maka modal sendiri dikurangi dan sebaliknya.

12 2.1.3 Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan saham yang dimiliki manajer dan direktur perusahaan. Kepemilikan ini akan menyejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebab dengan besarnya saham yang dimiliki, pihak manajemen diharapkan akan bertindak lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Kepemilikan manajerial diukur dengan persentase saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar (Susanti & Riharjo, 2013). Prosentase kepemilikan ditentukan oleh besarnya prosentase jumlah saham terhadap keseluruhan saham perusahaan. Seseorang yang memiliki saham suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai pemilik perusahaan walaupun jumlah sahamnya hanya beberapa lembar saja. Boediono (2005), menggunakan kepemilikan manajerial diukur dengan jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan terhadap total jumlah saham yang beredar. 2.1.4 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan perwujudan dari prinsip Good Corporate Governance. Kepemilikan institusional meiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manipulasi terhadap laba. Presentasi saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terhadap akrualisasi sesuai kepentingan manajemen (Boediono, 2005).

13 Kepemilikan institusional adalah presentase kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh investor institusional seperti pemerintah, perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain. Investor institusional tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen (Rachmawati dan Triatmoko, 2007). 2.1.5 Tingkat Suku Bunga Yang dimaksud dengan tingkat suku bunga adalah prosentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbalan jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak (Makaryanawati, 2009). Suku bunga menurut Tajul Khalwati (2000) merupakan instrument konvensional untuk mengendalikan atau menekan laju pertumbuhan tingkat inflasi. Tingkat suku bunga diukur dengan menggunakan suku bunga yang ditentukan oleh Bank Indonesia selaku penguasa moneter melalui Sertifikasi Bank Indonesia (SBI). Besar kecilnya suku bunga sangat tergantung dari kondisi makro yang berkembang di Indonesia. Peningkatan suku bunga diduga mempunyai korelasi dengan naiknya volume penjualan saham. Tingkat suku bunga yang ideal jika besarnya berada dibawah kisaran angka 10. Hal ini berarti tingkat keuntungan yang diharapkan dari adanya investasi yang akan menurun dengan cepat jika tingkat suku bunga meningkat, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat suku bunga adalah semakin baik (Haryanto, 2007).

14 2.1.6 Tingkat Inflasi Tingkat inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaikkan secara umum dan terus menerus (Boediono, 1985). Inflasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikkan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian (Sukirno, 1997). Inflasi adalah ciri yang pada umumnya dirasakan dan ditandai dengan adanya suasana harga barang yang tinggi secara mayoritas, dimana seolah-olah kita kehilangan keseimbangan antara daya beli dibandingkan dengan pendapatan sampai periode tertentu, biasanya dirasakan masyarakat secara keseluruhan (Amalia, 2007). 2.1.7 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu indicator untuk menilai kondisi keuangan perusahaan yang diukur menggunakan rasio profitabilitas atau kemampuan menghasilkan laba, rasio aktivitas atau aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya dan rsio pertumbuhan atau pertumbuhan perusahaan dari tahun ke tahun. Rasio yang dipakai untuk mengukur profitabilitas adalah Return on Asset (ROA) yang merupakan yang merupakan perbandingan antara keuntungan netto setelah pajak dengan total asset. 2.2 Penelitian terdahulu Menurut Rahayu (2005) dan Nanok (2008) meneliti tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap struktur modal, yang hasilnya kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Akan tetapi hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Seftianne (2011), yang

15 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap Struktur modal. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh terhadap struktur modal sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo dan Veronica (2013) dan Mulyani, dkk (2014), yang menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh terhadap struktur modal. 2.3 Kerangka pemikiran Kepemilikan Manajerial (X1) Kepemilikan Institusional (X2) Kinerja Keuangan (X3) Struktur Modal (Y) Tingkat Suku Bunga (X4) Tingkat Inflasi (X5) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

16 2.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka dapat disusun hipotesis penelitian ini sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap Struktur Modal. H2 : Terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap Struktur Modal. H3 : Terdapat pengaruh kinerja keuangan terhadap Struktur Modal. H4 : Terdapat pngaruh tingkat suku bunga terhadap Struktur Modal. H5 : Terdapat pengaruh inflasi terhadap Struktur Modal H6 : Terdapat pengaruh Kepemilikan Manajerial, kepemilikan institusional, kinerja keuangan, tingkat suku bunga, tingkat inflasi secara bersamasama terhadap struktur modal.