Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS Pembahasan Soal-Soal Akuntansi Istishna

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Evaluasi Pengendalian Internal atas Pembiayaan Musyarakah Pada PT

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

AKUNTANSI ISTISHNA. Materi: 9. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

Akuntansi Istishna' ED PSAK 104 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Evaluasi Pelaksanaan Perhitungan Bagi Hasil atas Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 104 AKUNTANSI ISTISHNA'

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ISTISHNA' IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH

BAB III OBJEK PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Prinsip Kehati-hatian Pada Prosedur Permohonan, Analisa

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV ANALISA HASIL PEMBAHASAN. saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan murabahah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Pertanyaan Wawancara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

AKUNTANSI ISTISHNA DAN ISTISHNA PARAREL (FINANCING)

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS. Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan. Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang

L2

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB I PENDAHULUAN. penyaluran kredit pada segmen corporate dan commercial kepada debitur yang

Buku Manual KEUANGAN. JIBAS Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah. Yayasan Mahadhika.

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal


AKUNTANSI SALAM psak 103

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

-1- PENJELASAN UMUM KOLOM DAFTAR RINCIAN

KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 4. Tahun berapa UKM ini didirikan?

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan:

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

Transkripsi:

36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Proses Pembiayaan Istishna Berikut ini adalah tahapan proses pembiayaan istishna yang diterapkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk terhadap para calon nasabah yang ingin mengajukan permohonan untuk pembiayaan istishna dari tahapan awal sampai tahapan persetujuan pembiayaan tersebut disetujui. CALON NASABAH ACCOUNT MANAGER SUPPORT BUSINESS MANAGER KOMITE PEMBIAYAAN Surat Pemohonan - Inisiasi - Penghimpunan Informasi - Solisitasi - Laporan Kunjungan - Proses Analisis Pembiayaan Kelengkapan Data - Informasi Pembeli/Penjual/Pesaing - Verifikasi Data / Informasi - Kunjungan setempat/ laporanots (On The Spot) - Bank checking - Verifikasi Data / Informasi - Analisa Yuridis - Opini Legal Analisa Kelayakan Pembiayaan Pembuatan Memorandum Usulan Pembiayaan(MUP) Review MUP Pemberian Keputusan dicabang Pemberian Keputusan Penerbitan Surat Persetujuan Pembiayaan (SPP) Review SPP Penanda-tanganan SPP Penerimaan SPP Penyampaian SPP

37 Tahap awal yang harus dilakukan oleh calon debitur (calon nasabah) yaitu membuat surat permohonan untuk melakukan pembiayaan istishna ke bank tersebut. Ada lima tahapan yang dilakukan oleh bank sebelum bank dapat memutuskan atau menyetujui permohonan pembiayaan istishna tersebut. Tahapan-tahapan tersebut yaitu: 1. Tahapan Inisiasi Tahapan dalam melakukan inisiasi, yaitu : a. Penetapan Target Market Dalam menetapkan target market Bank perlu memperhatikan Sektor Ekonomi yang memiliki prospek bisnis yang baik sehingga posisi bank tergolong aman dan menguntungkan dalam membiayai sektor tersebut. Kriteria bisnis yang aman dan menguntungkan antara lain : 1. Bisnis yang sedang tumbuh (sunrise industry) 2. Bisnis yang tidak terkena resesi 3. Bisnis yang didukung oleh regulasi pemerintah 1. Bisnis yang mempunyai pasar yang jelas Adapun sektor ekonomi yang dapat dibiayai antara lain : 1. Pertanian, Perburuan & Sarana Pertanian 2. Pertambangan 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air

38 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 7. Pengangkutan, Pergudangan & Komunikasi 8. Jasa-jasa dunia usaha 9. Jasa-jasa sosial / masyarakat 10. Lain-lain 2. Penghimpunan Informasi Penghimpunan informasi dapat dilakukan dengan ta aruf dan wawancara. Ta aruf adalah proses awal perkenalan antara Account Manager dengan nasabah melalui proses wawancara. Dalam wawancara tersebut Account Manager akan memperoleh data-data sementara tentang kondisi nasabah pemohon pembiayaan dan Account Manager memeriksa ulang kembali kelengkapan dan kebenaran data-data tadi. Dalam proses wawancara tersebut akan terlihat juga sikap atau komitmen serta konsistensi keabsahan data yang disampaikan secara tertulis oleh nasabah. Data tertulis tersebut sebagai acuan bagi Account Manager, sebab banyak terjadi perbedaan akurasi data atau pemalsuan antara data tertulis dengan data hasil wawancara. Selanjutnya masih dalam proses ta aruf, diperlukan adanya data standar nasabah bagi setiap Account Manager yang ingin melakukan wawancara.

39 Dari data standar itu pula para Account Manager bisa mengambil kesimpulan secara tepat apakah permohonan pembiayaan tersebut dapat dilanjutkan atau ditolak. Secara garis besar dalam wawancara tersebut harus mencakup hal-hal antara lain: a. Kelengkapan data pemohon. b. Penjelasan data-data pendukung. b. Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data pemohon. 3. Solisitasi Solisitasi adalah kegiatan dalam rangka memperoleh nasabah melalui proses mengunjungi dan mendapatkan informasi data calon nasabah. Hasil solisitasi disajikan dalam bentuk laporan kunjungan (call report). Dalam menjalankan solisitasi, Account Manager harus mempunyai nilai standar tentang informasi yang akan diperoleh, sehingga diperoleh data yang objektif, tidak bersifat relatif dan tidak spekulatif. Adapun standar informasi yang dimaksud adalah : a. Informasi Umum 1. Informasi yang diperoleh adalah tentang eksistensi perusahaan itu sendiri, bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang operasi bisnis secara keseluruhan termasuk filosofi bisnis perusahaan, sasaran yang ingin dicapai, rencana kerja, sejarah perusahaan, para

40 pendiri dan pemegang saham, serta prospek masa depan perusahaan. 2. Jumlah staff atau karyawan, tingkat pendidikan rata-rata, sistem penggajian, dan jaminan sosial lain. b. Informasi Kebutuhan Nasabah Bidang usaha yang dijalankan, rekan bisnis perusahaan, teknologi yang digunakan, franchising management assistances (waralaba) atau perjanjian bisnis dengan pihak ketiga yang lain (bila ada), prospek masa depan bidang usaha. c. Informasi Kemampuan Pembayaran Kembali 1. Informasi mengenai kemampuan membayar kewajiban (repayment) umumnya tergantung dari kondisi dan hasil produksi itu sendiri, seperti cara pemasaran, perusahaan pesaing, kekuatan dan kelemahan perusahaan calon nasabah dibandingkan dengan perusahaan pesaing, distribusi produk, strategi penjualan yang diterapkan, hasil penjualan tertinggi yang pernah dicapai, piutang dagang. 2. Sumber pengadaan bahan baku atau bahan dagangan, cara pengadaan bahan baku, ciri khusus bahan baku. 3. Sistem pelaporan kegiatan usaha dan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan atau sesuai dengan ketentuan Bank Muamalat. 4. Adanya alternatif sumber pengembalian yang lain.

41 d. Informasi Jaminan Dalam menghimpun informasi jaminan Unit Support Pembiayaan (USP) wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jenis jaminan yang diajukan, nilai pasar jaminan, pemilik jaminan dan marketable. 2. Kemudahan memonitor jaminan, termasuk lokasi jaminan itu berada serta jenis dan sifat fisika kimianya. 3. Status hukum jaminan tersebut termasuk asuransi. e. Informasi Hubungan Perbankan Dan Lembaga Keuangan Lainnya Dalam menghimpun informasi hubungan perbankan dan lembaga keuangan lainnya wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Hubungan dengan bank lain yang pernah memberikan pembiayaan (kredit) sebelumnya dan tujuan penggunaan pembiayaan serta term dan kondisi fasilitas. 2. Dari informasi di atas akan terlihat struktur pendanaan operasi perusahaan. Bila nasabah telah berhubungan dengan lembaga keuangan perbankan maka dapat dilengkapi dengan persyaratan kredit, jangka waktu kredit, agunan kredit dan kondite calon nasabah pada lembaga keuangan perbankan yang lama. 3. Hasil informasi dibandingkan dengan posisi di Neraca dan Rugi Laba serta agar diketahui mengapa nasabah tersebut ingin berhubungan dengan Bank Muamalat.

42 4. Laporan Kunjungan Laporan Kunjungan (Call Report / On The Spot (OTS)) adalah laporan kunjungan ke lokasi usaha nasabah yang dibuat oleh Account Manager (A/M) dan diketahui atasannya, sebagai dasar untuk proses pembiayaan selanjutnya. Garis besar pelaksanaan OTS (On The Spot) adalah sebagai berikut : Kantor Nasabah SUMBER DATA Pabrik / Toko / Lokasi Usaha / Lokasi Proyek Kantor / Pabrik / Toko dari Pemasok / Pembeli / Bowheer Jaminan INFORMASI YANG DIPERLUKAN Kas dan Bank Persediaan Harta Tetap Piutang Dagang Hutang Dagang Keadaan Pegawai Persediaan Harta Tetap Fasilitas Produksi / Usaha Fasilitas Penyimpanan Keadaan Proyek (konstruksi) Hasil Produksi / Barang Dagangan Keadaan Pegawai Piutang/ Hutang Dagang Volume penjualan / pembelian Syarat-syarat penjualan / pembelian Waktu penyerahan barang Waktu dan riwayat pembayaran Tingkat kepuasan SPK / kontrak Tingkat penyelesaian pekerjaan Kuantitas dan kualitas peralatan Lokasi dan plotting Kondisi Bukti Kepemilikan Ijin Pemanfaatan Penghuni Kapasitas (untuk mesin) Umur teknis (untuk mesin) Harga Pasar

43 Laporan OTS ( On The Spot) sekurang-kurangnya harus berisikan : a. Hari dan Tanggal Kunjungan. b. Nama Kru pengelola pembiayaan yang melakukan kunjungan. c. Tempat / lokasi kunjungan. d. Nama orang (berikut jabatannya) yang dimintakan informasi. e. Tujuan kunjungan. f. Hasil dan Kesimpulan Kunjungan. g. Tanda tangan pejabat / pengelola yang melakukan kunjungan. 5. Proses Analisis Pembiayaan Dalam melakukan analisa kelayakan pembiayaan ditentukan oleh kelayakan usaha nasabah sebagai sumber utama pelunasan pembiayaan (first way out) dan kelayakan agunan sebagai sumber pelunasan kedua (second way out) apabila sumber pelunasan yang utama tidak berjalan. Proses analisa kelayakan usaha dilakukan dengan menggunakan beberapa tata cara analisa yang meliputi: a. Analisa Aspek-aspek Perusahaan b. Analisa Laporan Keuangan c. Evaluasi Kebutuhan Dana / Pembiayaan d. Analisa Kesuaian Aspek Syariah e. Struktur Fasilitas Pembiayaan Jika semua tata cara analisa kelayakan usaha diatas sudah dilakukan, dan semua tahapan demi tahapan sudah dijalani, dari tahapan inisiasi sampai proses analisis pembiayaan, maka bank akan membuat MUP

44 (Memorandum Usulan Pembiayaan), dan baru bank bisa memberi keputusan, yang nantinya keputusan tersebut berisikan apakah SPP (Surat Persetujuan Pembiayaan) tersebut akan diterbitkan dan disampaikan ke calon nasabah atau tidak. Karena semua keputusan dan persetujuan pembiayaan tersebut disetujui atau tidaknya semua tergantung oleh bank tersebut. B. Contoh Kasus Akuntansi Pembiayaan Istishna Pencatatan akuntansi pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini. Pencatatan dilakukan oleh bank sebagai penjual (shani). H.Abubakar memiliki Yayasan Pendidikan Islam ABUBAKAR dari TK hingga SMU. Sehubungan dengan meningkatnya peminat sekolah tersebut, YPI Abubakar mengajukan permohonan untuk melakukan penambahan beberapa kelas dan sepakati oleh Bank Muamalat. Pokok perjanjian antara Bank dengan H. Abubakar adalah sebagai berikut: Nama barang Jumlah Spesifikasi : Lokal kelas : 10 kelas (2 lantai) : 6 x 9 m, dinding bata merah, atap asbes, kerangka kayu miranti super. Pembayaran : Dilakukan setelah serah terima kelas.

45 Atas kesepakatan dengan YPI Abubakar tersebut, Bank Muamalat menunjuk PT. Wijaya untuk melakukan pembangunan dengan spesifikasi data-data diatas, dengan harga Rp. 500.000.000,- dan dengan biaya administrasi dengan ketentuan dari Bank Muamalat 1%. Pembiayaan dilakukan secara bertahap, yaitu: - Tahap pertama, sebesar Rp. 150.000.000,- - Tahap kedua, sebesar Rp. 250.000.000,- - Tahap ketiga, sebesar Rp. 100.000.000,- Dan keputusan ALCO, Bank Muamalat mengharapkan keuntungan setara 20%/pa. Perhitungan: Keuntungan = Rp. 500.000.000,- x 20% = Rp. 100.000.000,- Harga Jual = Rp. 500.000.000,- + Rp. 100.000.000,- = Rp. 600.000.000,- Pencatatan dan Penjurnalan Akuntansi Pembiayaan Istishna Yang Dilakukan oleh oleh Bank Muamalat sebagai Penjual (Shani) a. Jurnal pada saat pra akad 1. Jurnal pada saat sebelum melakukan akad D: Beban pra akad Rp. 5.000.000,- K: Kas Rp. 5.000.000,-

46 2. Jurnal pada saat sesudah melakukan akad D: Beban Istishna Rp. 5.000.000,- K: Beban pra akad Rp. 5.000.000,- Rp. 500.000.000,- x 1% = Rp. 5.000.000,- b. Jurnal pd saat SPK diberikan kepada PT. Wijaya D: Aset istishna dalam penyelesaian Rp. 500.000.000,- K: Hutang istishna Rp. 500.000.000,- c. Jurnal keuntungan (margin) istishna: D: Margin istishna Rp. 100.000.000,- K: Pendapatan istishna Rp. 100.000.000,- Rp. 500.000.000,- x 20% = Rp. 100.000.000,- d. Jurnal pengakuan pendapatan 1. Tahap pertama D: Aset istishna dalam penyelesaian Rp. 30.000.000,- D: Beban istishna Rp. 150.000.000,- K: Pendapatan istishna Rp. 180.000.000,-

47 % Penyelesaian = Rp. 150.000.000,- : Rp. 500.000.000,- = 30% Keuntungan = 30% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 30.000.000,- 2. Tahap kedua D: Aset istishna dalam penyelesaian Rp. 50.000.000,- D: Beban istishna Rp. 250.000.000,- K: Pendapatan istishna Rp. 300.000.000,- % Penyelesaian = Rp. 250.000.000,- : Rp. 500.000.000,- = 50% Keuntungan = 50% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 50.000.000,- 3. Tahap ketiga D: Aset istishna dalam penyelesaian Rp. 20.000.000,- D: Beban istishna Rp. 100.000.000,- K: Pendapatan istishna Rp. 120.000.000,- % Penyelesaian = Rp. 100.000.000,- : Rp. 500.000.000,- = 20% Keuntungan = 20% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 20.000.000,- e. 1. Jurnal pada saat penagihan dan penyerahan asset istishna kepada pembeli D: Piutang istishna Rp. 600.000.000,- K: Termin istishna Rp. 600.000.000,-

48 2. Jurnal termin istishna sebagai contra account dari asset istishna D: Termin istishna Rp. 600.000.000,- K: Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 600.000.000,- f. Jurnal pd saat pembayaran hutang D: Hutang istishna Rp.500.000.000,- K: Kas Rp.500.000.000,- Dalam kasus tersebut PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah mengakui pendapatan pembiayaan istishna sebesar total harga komoditas yang disepakati dalam akad antara bank dan pembeli akhir, dan termasuk didalamnya margin keuntungan. Pencatatan diatas menyebutkan bahwa pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin keuntungan adalah selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok istishna. Dan pendapatan istishna dalam kasus diatas diakui dengan menggunakan metode persentasi penyelesaian seperti yang diperbolehkan pada PSAK No. 104. C. Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Istishna Dengan PSAK No. 104 Yang Dilakukan Oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Setelah memperhatikan bagaimana perlakuan akuntansi mengenai transaksi istishna yang ada di Bank Muamalat Indonesia melalui contoh

49 kasus diatas, penulis akan mencoba menganalisis apakah perlakuan akuntansi istishna yang ada di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu PSAK No. 104 mengenai perlakuan akuntansi untuk istishna. Analisa tersebut disesuaikan berdasarkan contoh kasus yang ada diatas. Berikut dibawah ini analisa yang dapat diambil oleh penulis, yaitu: 1. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Tagihan dari kontraktordicatat sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian (disebelah debet), dan diakui sebagai hutang kepada kontraktor (disebelah kredit). Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Biaya perolehan istishna paralel diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari produsen atau kontraktor sebesar jumlah tagihan. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat menerimatagihan dari kontraktor telah sesuai dengan PSAK No. 104. 2. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia:

50 Bank Muamalat Indonesia melakukan perhitungan margin keuntungan pembuatan barang pesanan sesuai dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, dan mengakui pendapatannya sesuai dengan persentase penyelesaian pada perhitungan metode penyelesaian tersebut. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase penyelesaian. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat melakukan perhitungan persentase penyelesaian, dan mengakui pendapatannya telah sesuai dengan PSAK No. 104. 3. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah disediakan dalam periode yang berjalan diakui sebagai pendapatan istishna (disebelah kredit), bagian margin keuntungan istishna diakui dan ditambahkan kepada aktiva istishna dalam penyelesaian

51 (disebelah debet), pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan pada periode berjalan dan dicatat disebelah debet oleh Bank Muamalat Indonesia. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah disediakan dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan, kemudian bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada asset istishna dalam penyelesaian, dan pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui adanya pendapatan, margin keuntungan, dan pencatatan harga perolehan, sudah sesuai dengan PSAK No. 104. 4. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat jatuh tempo, pembayaran cicilan istishna diakui sebesar jumlah cicilan yang belum diterima, dan diakui sebagai piutang istishna

52 (sebelah debet), dan termin istishna disebelah kredit oleh Bank Muamalat Indonesia Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Tagihan kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna, dan termin istishna pada pos lawannya. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui piutang yang telah jatuh tempo sudah sesuai dengan PSAK No. 104. 5. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran, dan diakui sebagai pendapatan istishna (disebelah kredit) oleh Bank Muamalat Indonesia. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Jika menggunakan metode persentase penyelesaian, dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka selisih antara nilai akad, dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran.

53 Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui selisih antara nilai tunai dan nilai akad telah sesuai dengan PSAK No. 104. 6. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia: Kebijakan akuntansi yang ada di Bank Muamalat Indonesia juga mengungkapkan piutang istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir. Dan termin istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Dalam laporan keuangan penjual menyajikan hal-hal seperti, piutang istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yan belum dilunasi oleh pembeli akhir. Dan termin istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir. Penyajian yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dalam hal pengungkapan kebijakan akuntansi yang ada di bank telah sesuai dengan PSAK No. 104. 3. Perlakuan akuntansi pada Bank Muamalat Indonesia:

54 Kebijakan akuntansi yang ada di Bank Muamalat Indonesia juga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, yaitu kebijakan bank dalam pengakuan pendapatan menggunakan margin istishna yang ditangguhkan. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No. 104: Penjual mengungkapkan transaksi istishna dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna. Metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang sedang berjalan, rincian piutang istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang. Pengungkapan yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dalam hal pengungkapan kebijakan akuntansi yang ada di bank telah sesuai dengan PSAK No. 104.