BAB I PENDAHULUAN. glutamat yang termasuk asam amino non esensial dan dijumpai berlimpah dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam. glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB I PENDAHULUAN. protein (hydrolized vegetable protein/hvp). Asam glutamat digolongkan pada

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. cukup luas di masyarakat, mulai dari produk makanan ringan hingga masakan

BAB I PENDAHULUAN. skizofrenia atau secara absolut terdapat 400 ribu jiwa lebih penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

PENGARUH MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

I. PENDAHULUAN. makanan tersebut menghasilkan rasa yang lezat dan membuat orang yang

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. radikal bebas tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal saja, pola makan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metabolisme dan efek negatif MSG pada hepar. Monosodium Glutamat (MSG) yang dikonsumsi akan larut dalam air dan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul

BAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

Pengaruh Pemberian Filtrat Tauge Kacang Hijau terhadap Histologi Hepar Mencit Yang Terpapar MSG

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mana asam glutamat-d hanya dapat digunakan oleh organisme tingkat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

BAB 5 PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan dilakukan pada masing-masing variabel meliputi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani. mencegah kekambuhan, tetapi memerlukan waktu terapi yang lama.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyaring dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme juga zat-zat toksik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. makan tradisional ke pola makan yang tinggi lemak. 1, 2 Akibat konsumsi makan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS TESTIS PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP. KERUSAKAN STRUKTUR HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan selera makan manusia sebagai konsumen. 2. Secara garis besar, terdapat 3 macam pewarna makanan yaitu

EFEK HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK TEMPE KEDELAI PADA. MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perkembangan zaman berdampak pada perubahan pola makan yang lebih banyak

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk anionik dari asam glutamat 7. Sebagai flavour enhancer bahan ini banyak ditemukan di negara maju 8, seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2-5% dari berat badan pada orang dewasa normal yang terletak pada kwadran

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Desember Hewan coba

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Monosodium glutamat (MSG) merupakan garam natrium dari asam glutamat yang termasuk asam amino non esensial dan dijumpai berlimpah dari bahan segar di alam. 1,2 Masyarakat telah mengonsumsi MSG sebagai penyedap masakan untuk merangsang selera makan secara luas di berbagai belahan dunia. 3,4 Keamanan penggunaan MSG sendiri masih menjadi kontroversi. Advisory Committee on Hypersensitivity to Food Constituent di FDA dan WHO menyatakan konsumsi MSG aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan, walaupun telah banyak laporan yang menyatakan sebaliknya. 5,6 Beberapa orang mengonsumsi makanan yang mengandung MSG dapat menyebabkan perasaan terbakar, tekanan pada wajah, dan nyeri pada dada. Gejala ini dikenal dengan Chinese restaurant syndrome. 7,8 Selain itu, MSG juga dapat memicu asma, sakit kepala, urtikaria, nyeri abdomen, dermatitis atopi, neuropati, granulomatosis orofaring, gangguan neuropsikiatri, gangguan kognitif dan takikardi ventrikel. 9,10 Monosodium glutamat (MSG) juga banyak dilaporkan bersifat toksik terhadap organ hepar. 3,11,12 Sebagian besar masyarakat Indonesia mengonsumsi monosodium glutamat (MSG) rata-rata sebanyak 0,6 gr/hari oleh. 13 Taiwan adalah negara dengan konsumsi MSG yang paling tinggi mencapai 3 gr per hari sedangkan Italia adalah negara yang paling rendah dalam mengonsumsi MSG yaitu 0,4 gr per hari. 13 1

2 Monosodium Glutamat (MSG) yang dikonsumsi akan berdisosiasi menjadi glutamat, kemudian direabsorbsi di rongga usus dan masuk secara langsung melalui vena porta ke dalam hepar. 11,14 Apabila glutamat ini dikonsumsi secara berlebihan, maka glutamat tidak akan dimetabolisme oleh hepar secara optimal sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan glutamat yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi hepar. Selain itu, hepar akan rentan untuk mengalami adanya stres oksidatif yang dapat menimbulkan kerusakan sel. 11,12 Pemberian MSG pada dosis 3 gr dan 6 gr pada tikus dewasa secara oral selama 14 hari berturut-turut dapat menghambat perkembangan sel-sel hati, bahkan dosis peroral 6 gr/hari selama 14 hari akan merangsang efek parasimpatik dan menghasilkan asetilkolin dalam darah sehingga kolinesterase meningkat dalam plasma, masuk ke dalam hepar dan menyebabkan dilatasi vena sentralis, lisis eritrosit, kerusakan hepatosit, nekrosis serta atropi. 12 Pemberian MSG secara subkutan dengan dosis 4 mg/gr dan 8 mg/gr selama 6 hari pada mencit jantan menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan peningkatan glutamat yang menyebabkan adanya peroksidasi lipid, peningkatan kadar glutathione reductase (GR) dan protein yang terikat glutation serta penurunan aktivitas enzim Glutathione Peroksidase (GPx) dan Glutathione-S-Transferase (GST). 12,17 Peningkatan glutamat ekstrasel pada kultur sel HepG2 manusia secara in vitro dapat menyebabkan penurunan glutathione intrasel, aktivasi 12-lypoxygenase, akumulasi peroksida intrasel, aktivasi cyclic guanosine monophospate (cgmp) dependen kanal Ca 2+, peningkatan produksi ROS (Reactive Oxygen Species) mitokondria, peningkatan αketoglutarat dan ion ammonium yang dikatalisa oleh

3 enzim alanin transaminase (ALT) yang mendukung terjadinya kerusakan sel. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsumsi MSG dapat mengganggu fungsi hepar. 16,17,18,19 Organ hepar memiliki antioksidan alami untuk menangkal radikal bebas. Apabila jumlah radikal bebas yang salah satunya diakibatkan oleh konsumsi MSG ini berlebihan, maka fungsi hepar akan terganggu dan antioksidan alami hepar tidak akan mampu melawan oksidan tersebut sehingga hepar membutuhkan antioksidan eksogen. Salah satu antioksidan eksogen ini adalah terkandung di dalam madu. Madu memiliki banyak peranan antara lain sebagai sumber nutrisi yang bernilai tinggi, mereduksi inflamasi dan udem, regenerasi jaringan, membantu proses koagulasi, mestabilkan tekanan darah, meningkatkan imunitas, menguatkan kerja hepar dan jantung dan dapat menurunkan kadar kolesterol yang berbahaya, serta sebagai antioksidan. 20 22 Madu memiliki aktivitas antioksidan dengan komponen senyawa fenolik, chrysin, pinobanksin,vitamin C, vitamin E, beta karoten, SOD (Superoxide dismutase), katalase, pinicembrin, dan senyawa flavonoid seperti fissetin, kampferol,acatetin, tamarixetin, galangin, luteolin, quersetin, dan apigenin. 23,24 Madu dapat mencegah kerusakan sel hepar akibat paparan paracetamol, asap kendaraan bermotor, natrium siklamat dan senyawa oksidan lainnya sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 25,26 Penelitian mengenai efek protektif madu terhadap hepar yang diinduksi metanil-yellow membuktikan bahwa terdapat peningkatan fungsi hati dari komponen antioksidan madu terhadap stress oksidatif dengan mempertahankan antioxidant enzymes intrasel. 27 Hasil penelitian

4 ini adalah penurunan jumlah AGE (advanced glycation end ) dan nuclear factorkaba B (NF- ⱪ B) yang merupakan penanda adanya stress oksidatif di hepar. 27 Selain itu, Penelitian lain membuktikan adanya penurunan malondealdehyde (MDA), peningkatan catalase activity (CAT) dan total antioxydant status (TAS) dalam percobaan pemberian madu pada tikus yang dipapari oksidan. 28,29,30 Madu dapat menjadi celah sebagai solusi permasalahan dalam mengantisipasi adanya efek negatif dari MSG khususnya terhadap hepar berdasarkan potensi yang telah dibuktikan dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini menjadi relevan karena belum pernah ada penelitian yang membahas mengenai efek protektif madu terhadap hepar yang diinduksi MSG. Madu memiliki antioksidan yang mampu berinteraksi secara sinergis dengan antioksidan alami dalam hepar untuk menangkal oksidan dan meningkatkan fungsi hepar, sehingga diharapkan madu dapat digunakan secara efektif sebagai agen antioksidan yang protektif terhadap hepar. 1.2 Permasalah Penelitian Apakah pemberian madu secara dosis bertingkat dapat berpengaruh terhadap gambaran mikroskopis hepar tikus wistar jantan yang diinduksi monosodium glutamat.

5 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh pemberian madu secara dosis bertingkat terhadap gambaran mikroskopis hepar tikus wistar jantan yang diinduksi monosodium glutamat. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui gambaran mikroskopis hepar tikus wistar jantan yang diinduksi monosodium glutamat. 2. Mengetahui gambaran mikroskopis hepar tikus wistar jantan yang diinduksi monosodium glutamat, kemudian diberikan madu dosis bertingkat. 3. Menganalisis perbedaan gambaran mikroskopis hepar tikus wistar jantan yang diinduksi monosodium glutamat antara tikus wistar yang diberi dosis bertingkat madu dengan yang tidak diberi madu. 1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan Memberikan data ilmiah tentang potensi madu sebagai agen protektor terhadap hepar sebagai antioksidan yang dapat melawan radikal bebas. 1.4.2 Manfaat untuk pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk dokter dan tenaga kesehatan lain dalam memanfaatkan madu yang berpotensi sebagai agen protektor dan terapi masalah kesehatan. 1.4.3 Manfaat untuk masyarakat

6 1. Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai pengaruh buruk monosodium glutamat terhadap organ tubuh manusia khususnya hepar. 2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat terkait potensi madu dan mekanismenya dalam mengurangi pengaruh buruk monosodium glutamat. 1.4.4 Manfaat untuk penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitianpenelitian berikutnya dalam berbagai lintas disiplin ilmu. 1.5 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian mengenai madu terhadap gambaran mikroskopis organ tubuh seperti hepar, paru, ginjal, dan lambung telah dipublikasikan. Namun belum ada penelitian yang membahas tentang pengaruh pemberian madu dosis bertingkat terhadap gambaran mikroskopis hepar tikus wistar jantan yang diinduksi monosodium glutamat. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengenai pengaruh madu dan monosodium glutamat terhadap organ-organ pada tikus ataupun mencit dapat dilihat pada tabel 1:

7 Tabel 1. Penelitian Sebelumnya Mengenai Madu dan MSG. PENELITI DAN JUDUL METODE 1 Ibrahim OMS, Penelitian eksperimental desain Abdulhamza NN, The Post Test Only Controlled Khudair H. Some Group Design selama 14 hari. Hematological Subjek penelitian adalah Tikus and Histological wistar berjumlah 15 ekor dibagi Impact of subacute menjadi tiga kelompok A, B dan exposure to C masing-masing 5 ekor: Mono Sodium Kelompok A diberi 3 gram/kg Glutamate in MSG Mice. Scientific Kelompok B diberi 6 gram/kg Conference. MSG 2012. 31 Kelompok C tanpa diberi MSG. Tikus-tikus dikorbankan pada hari kelima belas dari percobaan. HASIL Hasil bermakna (p<0,01) dengan gambaran nukleolus sel hepar yang membesar pada kelompok A diberi 3gram MSG dan B diberi 6 gram MSG dibandingkan dengan kelompok C tanpa diberi MSG selama empat belas hari. 2 Afeefy A, Mahmoud M, Arafa M. Effect of Honey on Monosodium Glutamate Induced Nephrotoxicity. Journal of America science.2012. 32 3 Maulida A, Ilyas S, Hutahaean S. Pengaruh Pemberian Vitamin C dan E Terhadap Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG). Penelitian eksperimental meenggunakan 60 tikus wistar dibagai dalam 3 kelompok dengan perlakuan selama 30 hari : Kelompok 1: tikus diberi saline (1cc) kelompok 2: tikus diberi MSG (6mg/g) dalam dalam 1 cc saline kelompok 3: tikus diberi MSG (6mg/g) dan madu 2mg / tikus Penelitian eksperimental selama 30 hari dan terdiri atas 6kelompok masing-masing 5 ekor mencit. Kelompok kontrol negatif (K-) tanpa perlakuan, kelompok 2 merupakan kelompok kontrol positif (K+) dengan diberikan castrol oil 0,3ml. Perlakuan P1 diberikan MSG dengan dosis 4mg/g BB per hari. P2 diberi MSG dan Vitamin C diberikan dengan dosis 0,26 mg/g BB dilarutkan dalam 0,2 ml akuades, dan diberikan 1 kali sehari. P3 diberi Pemberian madu meningkatkan perbaikan secara bermakna pada perubahan histologis ginjal yang diinduksi MSG. Efek pemulihan selsel hepatosit yang rusak akibat MSG mencapai 80%. Secara statistik, skor kerusakan hepatosit antara P3, P4 tidak berbeda dengan kontrol (K- dan K+) (P>0,05). Pemberian vitamin E, baik secara tunggal maupun kombinasi dengan vitamin C,

8 Tabel 1. Penelitian Sebelumnya Mengenai Madu dan MSG (Lanjutan) PENELITI DAN JUDUL METODE HASIL Repository FMIPA MSG dan Vitamin E diberikan mampu memulihkan USU.2010. 33 dengan dosis 0,026 mg/g BB efek kerusakan yang dilarutkan dalam castrol hepatosit yang oil 0,3ml dan diberikan 1 kali diakibatkan oleh dalam sehari. P4 diberi MSG, vitamin E dalam Castrol oil dan vitamin C. MSG. 4 Tawfik MS, Al-badr N. Adverse Effects of Monosodium Glutamate on Liver and Kidney Functions in Adult Rats and Potential Protective Effect of Vitamins C and E. Scientific reasearch. 2012 34 5 Rizqiana M. Pengaruh Hepatoprotektor Madu Terhadap Kerusakan Histologis Sel Hepar Mencit (Mus Musculus) Yang Diberi Perlakuan Natrium Siklamat. Skripsi FK UNS. 2010 24 Penelitian eksperimental dengan perlakuan terhadap tikus wistar yang dipilih secara acak menjadi tujuh kelompok; Kelompok 1 sebagai kontrol dan dan kelompok 2-7 adalah kelompok perlakuan. Grup 2 dan 3 diberi MSG 0,6 mg/g dan 1,6 mg/g masing-masing setiap hari ; kelompok 4 dan 5 diberikan MSG 0,6mg/g dan berat 1,6 mg/g tubuh masingmasing kemudian ditambah 0,3mg/g berat badan vitamin C setiap hari ; kelompok 6 dan 7 diberikan MSG 0,6 mg/g dan 1,6 mg/g masing-masing kemudian ditambah 0,2 mg/g vitamin E setiap hari selama 14 hari berturut-turut. Jenis penelitian Eksperimental desain The Post Test Only Controlled Group Design. Subjek penelitian yang digunakan adalah mencit Mus musculus jantan usia 2 3bulan dengan berat badan ±20gram. Mono sodium glutamat ( MSG ) pada dosis rendah mampu menghasilkan perubahan dalam berat badan dan fungsi hati dan ginjal secara signifikan (p<0.05).pada penelitian ini Vitamin C dan Vitamin E telah terbukti untuk melindungi dan memulihkan hati dan ginjal dengan menghambat kerusakan oksidatif. Pemberian larutan madu dosis II yaitu 0,4 ml/20 gram BB mencit selama 14hari berturut-turut dapat mengurangi kerusakan sel hepar mencit akibat pemberian natrium siklamat.

9 Tabel 1. Penelitian Sebelumnya Mengenai Madu dan MSG (Lanjutan) PENELITI DAN JUDUL METODE HASIL 6 Aprilia E. Penelitian eksperimental murni Hasil penelitian Pengaruh Pemberian dengan post test only cintrol group design dengan rancangan didapatkan perbedaan yang Vitamin C penelitian pada kelompok kontrol signifikan (p<0,05) Terhadap (K) dan perlakuan (P) sbb: pada Kelompok K- Gambaran K- : Pakan standar, K+ : Diberi dan K+, K- dan P1, Histologis Hepar Mencit Jantan Dewasa (Mus Musculus L). Skripsi Fakultas Kedokteran MSG 4 mg/gr yang dilarutkan dalam 0,5 ml NaCl 0.9% secara intraperitoneal setiap hari selama 35 hari, P1 : Diberi MSG 4 mg/gr yang dilarutkan dalam 0,5 ml NaCl 0.9% secara intraperitoneal K- dan P2, K- dan P3, K+ dan P1, K+ dan P2, P1 dan P2 juga pada P1 dan P3. Sedangkan pada K+ dan P2 juga pada P1 Universitas setiap hari selama 35 hari + diberi dan P2 tidak Lampung. 2012 vitamin C 0,07 mg/gr dalam 0,5 bermakna secara 25 ml aquades selama 15 hari, P2: statistik (p>0,05). diberi MSG 4mg/gr yang dilarutkan dalam 0,5 ml NaCl 0.9% secara intraperitoneal setiap hari selama 35 hari + diberi vitamin C 0,2 mg/gr selama 15 hari, P3 : diberi MSG 4 mg/gr yang dilarutkan dalam 0,5 ml NaCl 0.9% secaraintraperitoneal setiap hari selama 35 hari + diberi vitamin C 0,6 mg/gr berat badan yang dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest secara oral setiap selama 15 hari. 7 Al-Malki AL, Sayed AAR. Bees honey attenuation of metanil-yellowinduced hepatotoxicity in rats. Hindawi Publishing- Evidence Based Complementary Alternative Medicine. 2013. 27 Tikus dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok 1: kontrol. Kelompok 2-4: diberi perlakuan dengan pemberian Metanilyellow dengan dosis 50 mg/kg (kel.2), 100 mg/kg (kel.3), dan 200mg / kg (kel.4). Kelompok 5-7: diberikan Metanil-yellow dengan dosis 50 mg/kg (kel. 5), 100 mg/kg (kel. 6), dan 200mg / kg (kel. 7) kemudian diberi madu 2,5 mg/kg berat badan setiap hari selama 8 minggu Pemeriksaan hepar menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0.05) bahwa madu lebah mengurangi degenerasi lemak, vakuolisasi sitoplasma, dan nekrosis pada tikus yang diinduksi metanil-yellow.

10 Tabel 1. Penelitian Sebelumnya Mengenai Madu dan MSG (Lanjutan) PENELITI DAN JUDUL METODE HASIL 8 As ari H. Efek Penelitian eksperimental Perbedaan yang Pemberian Madu laboratorik dengan post test only signifikan pada Terhadap controlled group design. Sampel semua pasangan Kerusakan Sel berupa mencit (Mus musculus) antar kelompok Hepar jantan, 28 ekor dibagi dalam kecuali pada Mencit (Mus 4kelompok, masing-masing kelompok PI-PIII, Musculus) kelompok terdiri dari: terdapat pebedaan Akibat Paparan Kelompok kontrol (K), mencit yang tidak Parasetamol. diberi aquades 0,2 ml peroral signifikan. Skripsi FK UNS. perhari selama 14 hari. Disimpulkan nahwa 2009. 26 Kelompok perlakuan 1 (PI), Madu dapat mencit diberi aquades 0,2 ml mengurangi peroral perhari selama 14 hari dan parasetamol dosis 0,1 kerusakan sel hepar mencit (Mus ml/20 gr BB mencit pada hari musculus) akibat ke-12, 13 dan 14. paparan parasetamol Kelompok perlakuan 2 (PII), tetapi pada mencit diberi madu dosis peningkatan dosis 0,04ml/20 gr BB mencit madu yang selama 14 hari dan melebihi dosis parasetamol dosis 0,1 ml/20 gr tertentu, tidak BB mencit pada hari ke- 12, 13 meningkatkan efek dan 14. proteksinya terhadap Kelompok perlakuan 3 (PIII), kerusakan mencit diberi madu dosis sel hepar mencit. 0,08ml/20 gr BB mencit dan parasetamol dosis 0,1 ml/20 gr BB mencit pada hari ke-12, 13 dan 14. 9 Simanjuntak L. Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Gambaran Histologis Hati Mencit (Mus musculus L) yang Dipapari Monosodium Glutamat. Tesis FK USU. 2010. 35 Penelitian ini adalah eksperimental mikroskopis, terdiri dari 5 kelompok : Kelompok 1 diberi larutan NaCl 0,9 % sebagai kelompok kontrol. Kelompok 2, 3, 4, dan 5 diberi MSG 4 mg/g berat badan secara intrapertonial dan Vitamin C 0,2 mg/g berat badan secara oral selama 30hari. Pengaruh pemberian vitamin C terhadap degeneratif lebih besar dari pengaruh pemberian vitamin C terhadap nekrosis hati mencit yakni 67.8% (Skala 3) berbanding 16.2% (Skala 1).

11 Tabel 1. Penelitian Sebelumnya Mengenai Madu dan MSG (Lanjutan) PENELITI DAN JUDUL METODE HASIL 10 Abdel-moneim Penelitian post test only Pemberian madu WM, Ghafeer HH. The controlled group design selama 4 minggu, 30 tikus jantan, tiga meningkatkan perbaikan secara Potential kelompok : signifikan (p<0.01) Protective Effect Kelompok I sebagai kontrol pada histologi ginjal Of Natural dengan injeksi intraperitoneal dan hepar yang Honey Against 1 ml salin. diinduksi cadmium. Cadmium- Kelompok II diinjeksi Induced Hepatotoxicity And intraperitoneal harian dengan 0.5mg / kg kadmium klorida dilarutkan dalam 1 ml saline. Nephrotoxicity. Kelompok III diberi dengan Mansoura 0,5 mg / kg cadmium klorida Journal-Forensic Intraperitoneal dan 0.05 ml Clinical and madu alami dicampur dengan Toxicology. air per oral 2007. 36 11 Wongnawa M,et al. The protective potential and possible mechanism of Phyllanthus amarus Schum. & Thonn. aqueous extract on paracetamol induced hepatotoxicity in rats. Songklanakarin Jurnal science Technology.2006. 37 Penelitian eksperimental murni dengan tikus yang terbagi dalam 13 kelompok dengan perlakuan 1 dieberikan sukrosa, perlakuan 2 diberi parasetamol, perlakuan 3-5 diberi P.amarus dan kelompok perlakuan 6-13 diberi p.amarus dengan perbedaan hari dan diberikan setelah induksi parasetamol. Kemudian kerusakan dikategorikan dengan derajat perubahan histopatologi Pramyothin. Penilaian kerusakan histopatologi diuj dengan kruskall wallis dan apabila bermakna (p<0.05) dilanjutkan dengan uji pos-hoc mann whitney.