BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dari aktivitas sehari-hari masyarakat Amerika, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Prilaku modern sekarang membuat sebagian besar orang untuk selalu

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, Restoran dan Kafe juga

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pendidikan. Pertumbuhan pendidikan dan pariwisata yang semakin meningkat dari

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

masyarakat di perkotaan semakin padat. Padatnya aktivitas masyarakat ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kota yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin berkembangnya masyarakat modern seringkali dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini yang mengalami persaingan begitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek budaya dan sosial yang datang dari luar negeri membuat pola

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah makluk sosial dimanapun mereka berada saling membutuhkan satu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsumen di masa sekarang semakin menuntut banyak hal terhadap produk

BAB V PENUTUP. penelitian, serta saran bagi pelaku bisnis maupun penelitian selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berganda dan path analysis adalah customer loyalty dijelaskan sebesar 26,2% oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha kuliner. Banyak para pengusaha berpikir kreatif dan inovatif

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menerima produk/jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Oleh karenanya

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Usaha retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap perubahan sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis makanan mulai dari yang berskala kecil yaitu bisnis makanan yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Disadari atau tidak bisnis ritel kini telah menjamur dimana-mana baik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Sejak awal berdiri hingga saat ini, banyak terdapat peluangpeluang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. naik, dengan omset penjualan naik maka pendapatan akan naik dan berakibat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tarik pelanggan. adalah dengan mengelola citra sebuah usaha tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. usahanya (Peraturan Menteri Kesehatan No.304 Tahun 1989) rumah makan, yang salah satunya adalah rumah makan pondok zam-zam yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel tersebut antara lain hypermart, supermarket, specialty store,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Beberapa Negara

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yang menempati urutan ke-4. Data ini berasal dari CIA World

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. penelitian membahas tentang alasan dari pemilihan judul penelitian. Pokok

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. . Gambar 1.1. Grafik Kontribusi Sub Industri Restoran Sumber : BPS (2013)

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memenangkan persaingan tersebut. kepada retailing mix (bauran eceran), yang merupakan kombinasi dari enam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi banyaknya organisasi-organisasi yang melakukan kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis ritel sekarang berkembang cukup pesat. Bisa dilihat dengan banyak munculnya bisnis ritel di

BAB 1 PENDAHULUAN. Ndubisi dan Moi (2005) mengatakan bahwa pembelian ulang (repurchase)

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok dimana manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan akan hal itu agar dapat melangsungkan hidupnya. Menurut Lamb (2001:84), Makan di luar adalah bagian yang penting dari aktivitas sehari-hari masyarakat Amerika, dan berkembang semakin kuat. Menurut National Restaurant Assosiaciation, orang Amerika mengkonsumsi rata-rata 4,1 kali hidangan yang disiapkan secara komersial dalam setiap minggu. Selain itu, makan di luar rumah menghabiskan 25 % dari anggaran makan rumah tangga untuk keluarga berpenghasilan rendah hingga 50 % untuk keluarga berpenghasilan tinggi. Trend makan di luar ini telah dipicu sebagian besar oleh kenaikan jumlah ibu pekerja dan keluarga yang berpenghasilan ganda yang mempunyai lebih banyak uang untuk makan di luar namun mempunyai sedikit waktu untuk menyiapkan makanan di rumah. Dengan begitu banyak pengusaha terjun ke dalam usaha kuliner berupa membangun sebuah kafe atau restoran maupun Coffee Shop. Menurut Lamb (2001:84), Restoran melangkahi garis antara pendirian bisnis eceran dan jasa. Restoran memang menjual produk-produk yang berwujud makanan dan minuman tetapi ia juga menyediakan pelayanan yang bernilai untuk konsumen dalam bentuk penyiapan dan penyajian makanan. Kebanyakan restoran bahkan masuk dalam definisi pengecer khusus disebabkan mereka mengkonsentrasikan diri mereka pada penyajian menu dengan jenis makanan yang berbeda. 1

Persaingan cafe di Kota Padang mulai semakin ketat. Seluruh masyarakat Kota Padang telah mengamati sendiri dan berkunjung ke cafe-cafe yang telah menyediakan berbagai macam produk (differentiation product) baik menu makanan dan minuman. Menurut http://tripadvisor.com ada 140 kafe/restoran maupun coffee shop terbaik di Kota Padang mulai dari kafe/restoran maupun coffee shop cakupan kecil, menengah hingga besar sesuai dengan segmen yang ditentukan masing-masing owner cafe. Banyak pebisnis kafe di Kota Padang yang berusaha meningkatkan keuntungan, memberikan kepuasan, dan lainnya. Menurut Lovelock (2005:110), kepuasan pelanggan adalah keadaan emosional, reaksi pasca-pembelian mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan atau kesenangan. Selain itu tujuan lainnya adalah untuk menarik perhatian konsumen agar berpaling dari cafe-cafe lainnya yang telah semakin menjamur di Kota Padang dimana dengan maksud membuat pelanggan melakukan pembelian ulang (repurchase intention). Repurchase Intention yaitu keinginan untuk membeli kembali yang disebabkan karena kepuasan atas produk atau jasa yang mereka peroleh (Monroe 1990). Dalam memberikan kepuasan pelanggan yang akan menghasilkan tindakan pembelian ulang tersebut, para owner kafe berusaha menyediakan makananmakanan yang inovatif dengan rasa yang enak atau berkualitas produk pada makanan dan minuman, berusaha melayani pelanggan dengan baik dan memberikan kenyamanan pada suasana kafe hingga memberikan kewajaran harga (perceived price) sesuai yang dirasakan pelanggan ketika berkunjung ke sebuah kafe di Kota Padang. 2

Fenomena-fenomena yang pernah kita rasakan dan amati seperti adanya konsumen yang kritis dan selektif dimana menjadikan kualitas produk sebagai bahan pertimbangan dengan harapan ia memperoleh kepuasan atas uang yang dikeluarkan dari segi makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau atau cukup mahal. Shaharudin et al. (2011) mendeskripsikan kualitas produk makanan terdiri atas freshness, presentation, taste, innovative food dan bagaimana food supplier mampu menyajikan makanan yang dapat mengubah kecenderungan dan perilaku pembelian atau kepuasan konsumen terhadap makanan yang dijual. Konsumen menginginkan harga cukup mahal hingga mahal mampu ia bayar dengan syarat produk itu berkualitas dimana makanan dan minuman yang dinikmati memiliki rasa yang enak, tampilan yang menarik, kesegaran makanan, jenis makanan yang inovatif atau kreatif dan sebagainya. Ada lagi konsumen berupa segmen anak muda menjadikan kafe sebagai tempat berkumpul bersama teman-teman hingga kekasih sebagai tempat membuat pekerjaan sekolah/kuliah, ada yang menjadikan sebagai tempat perayaan Anniversary pacaran atau pernikahan, dan sebagai tempat perayaan ulang tahun hingga konsumen berupa segmen berkeluarga menjadikan kafe sebagai tempat berkumpul dengan keluarga, arisan, reunian maupun meeting dan sebagainya ini menginginkan dilayani dengan ramah oleh semua pramusaji hingga kasir yang ada di sebuah kafe. Dengan layanan yang berkualitas dibalik harga cukup mahal hingga mahal mampu memberikan kepuasan pada pelanggan. Dengan melihat tujuan konsumen yang berbeda-beda ini ketika berkunjung ke sebuah kafe, maka owner kafe berusaha membangun kafe dengan interior 3

bangunan yang menarik serrta menciptakan suasana kafe yang nyaman. Menurut Mowen dan Minor (2002) Store Atmosphere merupakan unsur senjata lain yang dimiliki toko. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan pembeli untuk berputa-putar didalamnya. Setiap toko mempunyai penampilan. Toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli. Penampilan toko memposisikan toko dalam benak konsumen. Jika makanan atau minuman yang berkualitas, layanan yang berkualitas, suasana kafe yang nyaman maka konsumen mempertimbangkan harga atau uang yang ia keluarkan saat berkunjung ke sebuah kafe. Menurut Lamb (2001:268) harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang maupun jasa. Lalu apakah owner sebuah kafe sudah mempertimbangkan kewajaran harga (perceived price) yang dirasakan pelanggan? Menurut Consuegra et al. (2007) mendefinisikan kewajaran harga sebagai suatu penilaian untuk suatu hasil dan proses agar mencapai hasil yang masuk akal dan dapat diterima. Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih beberapa Kafe di Kota Padang berdasarkan kafe yang ramai dikunjungi pelanggan dengan masa pendirian minimal 3 tahun yang lalu yaitu sebagai berikut: Tahun 2013 Tahun 2015 DAPOER D LAYLA MAMA OKY Seafood dan Pempek Owner: Meijanti Osman dan Desmadi Idrus (public relation) Berdiri pada: 25 Mei 2013 Alamat: Jalan Veteran Nomor 63 Owner: Koko Oky Launching pada: 3 Mei 2015 Alamat: Jalan Bandar Damar Nomor 19 (depan Oky Mart) 4

Tahun 2013 Tahun 2015 AYAM RICA-RICA MAS BAGUS Berdiri pada: 25 September 2015 Alamat: Jalan tepi pasang 85-87 KIOS K CAFE Owner: Siska dan Greace Berdiri pada: 3 Juni 2015 Alamat: Jalan Tepi Pasang Nomor 40-44 Pondok, di depan Ayam rica-rica mas Bagus Dalam mengunjungi sebuah Kafe di Kota Padang, peneliti bahkan masyarakat sudah merasakan hal apa saja yang membuat mereka puas maupun tidak puas. Ketidakpuasan pelanggan merupakan permasalahan yang harus diatasi oleh owner kafe-kafe di Kota Padang. Ada sebuah kafe yang memberikan layanan berkualitas dan suasana kafe yang nyaman tetapi bermasalah di bagian kualitas produk seperti penampilan makanan atau minuman menarik perhatian pelanggan namun rasa makanan atau minuman kurang enak sementara harga produk cukup mahal hingga mahal (kurang wajar) sesuai pesanan pelanggan dan permasalahan kualitas produk lainnya. Ada lagi sebuah kafe yang memiliki produk berkualitas dan suasana kafe yang nyaman namun kurang dalam memberikan pelayanan (service) yang berkualitas. Misalnya ekspresi wajah pramusaji/waitres yang kurang ramah atau salah (khilaf) dalam mencatat orderan makanan dan minuman yang dipesan pelanggan dan sebagainya. Lalu ada juga sebuah kafe yang memiliki produk dan layanan berkualitas namun kurang memberikan suasana kafe yang nyaman. Seperti kurangnya lahan parkir, aroma ruangan kurang wangi, suasana tidak nyaman dan lainnya. Dari permasalahan-permasalahan yang dijelaskan ini 5

yang kadang membuat konsumen kurang puas sehingga ke depannya tidak melakukan pembelian ulang. Dari pembahasan mengenai kualitas produk, kualitas layanan suasana kafe dan kewajaran harga cukup mahal hingga mahal yang ditetapkan oleh ownerowner pada kafe-kafe di Kota Padang dimana jika ada salah satu bagian yang bermasalah tentu membuat pelanggan tidak puas sehingga bisa saja mereka hanya mengunjungi satu kali dan bertindak untuk berpaling mengunjungi kafe lain yang ada di Kota Padang dimana bisa membuat mereka puas hingga sangat puas. Jika mereka merasakan puas hingga sangat puas tersebut, tentulah hal ini bisa meningkatkan keuntungan bagi owner yang telah mampu memberikan yang terbaik untuk semua pelanggannya. Berdasarkan fenomena, landasan teori, dan permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti hal-hal tersebut dengan judul Pengaruh Kualitas Makanan dan Minuman, Kualitas Layanan, Suasana Toko dan Kewajaran Harga Terhadap Minat Beli Ulang Pada Kafe Di Kota Padang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kualitas makanan dan minuman terhadap minat beli ulang pada Kafe di Kota Padang? 2. Bagaimana pengaruh kualitas layanan terhadap minat beli ulang pada Kafe di Kota Padang? 6

3. Bagaimana pengaruh suasana toko terhadap minat beli ulang pada Kafe di Kota Padang? 4. Bagaimana pengaruh kewajaran harga terhadap minat beli ulang pada Kafe di Kota Padang? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas makanan dan minuman terhadap minat beli ulang pada Kafe di Kota Padang. 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap minat beli ulang pada Kafe di Kota Padang. 3. Untuk mengetahui pengaruh suasana toko terhadap minat beli ulang pada Kafe di Kota Padang. 4. Untuk mengetahui pengaruh kewajaran harga terhadap minat beli ulang pada Kafe di Kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan wawasan; untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang manajemen pemasaran khususnya yang berhubungan dengan kualitas produk, kualitas layanan, suasana toko dan kewajaran harga serta pengaruhnya terhadap minat beli 7

ulang pada Kafe di Kota Padang; serta untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi sebagai syarat kelulusan. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi owner Kafe di Kota Padang. Sehingga diharapkan pengusaha dapat memperbaiki, mengembangkan serta mempertahankan produk dan pelayanan hingga berkualitas. Selain itu, diharapkan juga memperhatikan suasana toko dan mengatasi masalah atau kelemahan-kelemahan yang ada dengan tujuan untuk kemajuan bisnis kulinernya. 3. Bagi Universitas dan Jurusan Sebagai penambah referensi yang dapat memperkaya koleksi perpustakaan untuk dimanfaatkan mahasiswa pada bidang penelitian yang sama serta dapat dijadikan pembanding di masa yang akan datang. 4. Bagi Peneliti lain Sebagai bahan referensi untuk penulis lain terhadap penelitian selanjutnya yang berkaitan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan judul dan tujuan penelitian, maka Penulis melihat tentang pengaruh Kualitas Makanan dan Minuman, Kualitas Layanan, Suasana Toko dan Kewajaran Harga secara parsial dan simultan Terhadap Minat Beli Ulang Pada Kafe di Kota Padang. 8

1.6 Sistematika Penulisan Pada pembahasan dan analisis penelitian ini terbagi menjadi 5 bagian dengan sistematika penulisan adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori yang membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu, model kerangka pemikiran, dan hipotesis. BAB III Metodologi Penelitian yang berisi tentang pembahasan desain penelitian, populasi dan sampel, jenis data, variabel penelitian, variabel operasional, teknik pengumpulan data, pengukuran variabel, dan metode analisis. BAB IV Pembahasan yang meliputi analisis yang telah dilakukan dan diuji temuannya. BAB V Penutup yang meliputi kesimpulan, implikasi penelitian dan saran penelitian selanjutnya. 9