BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. nanoparticle (Serpone, 2013), nanowire (Wang, 2003), nanotube (Monthioux, 2011), hingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

PREPARASI DAN KARAKTERISASI SIFAT OPTIK NANOPARTIKEL Cu 2O DENGAN METODE KOPRESIPITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, peran nanoteknologi begitu penting dalam perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi nano yang semakin populer beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

SINTESIS NANOPARTIKEL PbS MELALUI METODE SOL-GEL DENGAN EDTA SEBAGAI CAPPING AGENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

I. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

PENGARUH NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA RESIN SEBAGAI MATERIAL TRANSPARAN ANTI UV DAN SELF CLEANING MATERIAL SKRIPSI LAILA SARI

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

Bab III Metodologi Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi

polutan. Pada dasarnya terdapat empat kelas bahan nano yang telah dievaluasi sebagai bahan fungsional untuk pemurnian air yaitu nanopartikel

PENUMBUHAN NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA SUBSTRAT FTO DENGAN METODE ELEKTRODEPOSISI. Saidatun Khofifah *, Iwantono, Awitdrus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

T E S I S. Oleh JUAN RANDY SIMAMORA /FIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIDANG TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Material & Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

MATERIAL FOSFOR KARBON NANODOT DAN SIFAT LUMINESCENCE

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi

BAB I PENDAHULUAN. Oksida konduktif transparan atau transparent conductive oxide (TCO)

UNIVERSITAS INDONESIA. SINTESIS NANOTUBE TiO 2 MENGGUNAKAN PROSES HYDROTHERMAL UNTUK PENYISIHAN ZAT WARNA METHYL ORANGE TESIS

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

BAB I PENDAHULUAN. Komponen elektronika seperti diode, transistor dan sebuah IC. semikonduktor. Pada zaman sekarang perkembangan piranti elektronika

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterangan Gambar 7 : 1. Komputer 2. Ocean Optic USB 2000 Spektrofotometer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh : Yanis Febri Lufiana NRP :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. Tujuan. Dasar Teori

PENGARUH KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP SIFAT OPTOELEKTRONIK Mn 3O 4

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Ana Thoyyibatun Nasukhah Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

4 Hasil dan Pembahasan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam skala nanometer. Material berukuran nanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul dari material berukuran besar (bulk). Disamping itu material dengan ukuran nanometer memiliki sifat yang kaya karena menghasilkan sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar. Sejumlah sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan melalui pengontrolan ukuran material, pengaturan komposisi kimiawi, modifikasi permukaan, dan pengontrolan interaksi antar partikel. Material nanopartikel adalah material-material buatan manusia yang berskala nano yaitu lebih kecil dari 100 nm, termasuk di dalamnya adalah nanodot atau quantum dot, nanowire dan carbon nanotube. (Abdullah, 2008). Penemuan baru dalam bidang ini muncul hampir dalam tiap minggu dan aplikasi-aplikasi baru mulai tampak dalam berbagai bidang, seperti bidang elektronik (pengembangan piranti (device) ukuran nanometer), energi (pembuatan sel surya yang lebih efisien), kimia(pengembangan katalis yang lebih efisien, baterai yang kualitasnya lebih baik), kedokteran (pengembangan peralatan baru pendeksi sel-sel kanker berdasarkan pada interaksi antarsel kanker dengan partikel berukuran nanometer), kesehatan (pengembangan obat-obat dengan ukuran bulir (grain) beberapa nanometer sehingga dapat melarut dalam cepat dalam tubuh dan bereaksi lebih cepat, serta pengembangan obat pintar (smart) yang bisa mencari sel-sel tumor dalam tubuh dan langsung mematikan sel tersebut tanpa mengganggu sel-sel normal), lingkungan (penggunaan partikel skala nanometer untuk menghancurkan polutan organik di air dan udara), dan sebagainya.(nanoworldindonesia, 2013) Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya baru dalam dunia nanoteknologi. Salah satu bidang yang menarik minat banyak peneliti adalah pengembangan metode sintesis

2 nanopartikel. Nanopartikel dapat terjadi secara alamiah ataupun melalui proses sintesis oleh manusia. Sintesis nanopartikel bermakna pembuatan partikel dengan ukuran yang kurang dari 100 nm dan sekaligus mengubah sifat atau fungsinya. Orang umumnya ingin memahami lebih mendalam mengapa nanopartikel dapat memiliki sifat atau fungsi yang berbeda dari material sejenis dalam ukuran besar (bulk). (Abdullah, 2008) Salah satu material yang dapat disintesa menjadi berukuran nano adalah Cu 2 O. Oksida tembaga menjadi perhatian yang besar pada saat sekarang karena mempunyai banyak aplikasi seperti pada semikonduktor sel surya. Oksida tembaga terdiri dari cupric oxide (CuO) dan cuprous oxide (Cu 2 O). Cu 2 O mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya dapat digunakan sebagai material semikonduktor, tidak beracun, proses sintesisnya yang relatif lebih mudah, biaya produksi yang murah dan celah pita dapat digunakan konversi sel surya dengan band gap 2,137 ev. (Awinda dkk, 2011) Dari sejumlah metode sintesis nanopartikel Cu 2 O, metode kopresipitasi merupakan salah satu metode sintesis nanopartikel yang cukup sederhana dan mudah. Metode ini juga merupakan salah satu wet met melibatkan larutan sebagai medianya. Metode kopresipitasi merupakan proses kimia yang membawa suatu zat terlarut ke bawah sehingga terbentuk endapan yang dikehendaki. Pada metode kopresipitasi material material dasar diendapkan bersama secara stoikiometris dengan reaktan tertentu. Kopresipitasi merupakan metode yang prosesnya menggunakan suhu yang lebih rendah dan mudah untuk mengontrol ukuran partikel sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat. Beberapa zat yang paling umum digunakan sebagai zat pengendap dalam kopresipitasi adalah hidroksida, karbonat, sulfat dan oksalat. (Abdullah, 2008). Beberapa penelitian tentang Cu 2 O, dimana peneliti sebelumnya membuat Cu 2 O ditumbuhkan pada tiga substrat gelas preparat, dengan menggunakan metode CBD (Chemical Bath Depotion). Berdasarkan hasil karakterisasi menunjukan, nilai absorbansi relatif mengalami kenaikan yang signifikan dan nilai transmitansi yang mengalami penurunan. Nilai band gap yang dihasilkan pada ketiga sampel tidak berbeda yaitu sekitar 2,35 ev.(akhiruddin, 2010)

3 Selanjutnya, Awinda, dkk., (2011) melakukan sintesis lapisan Cu 2 O (Cuprous Oxide) di atas substrat ITO (Indium Tin Oxide) menggunakan metode elektrodeposisi. Kondisi optimum yang diperoleh dalam proses elektrodeposisi adalah dengan besarnya tegangan yang digunakan 4 volt, kuat arus 0,5 ma, waktu 6 menit dan pada suhu 50 0 C dengan resistansi listrik lapisan 18,1. Sedangkan dengan penambahan surfaktan SDS (Sodium Dodecyl Sulphat) memiliki resistansi listrik lapisan 14,9. Hasil lapisan pada kondisi optimum (sampel A) dan dengan penambahan surfaktan SDS (sampel B) yang diperoleh, dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM, dan UV-Vis Hasil karakteristik XRD menunjukan struktur yang berbeda dari kedua sampel. Sampel A memiliki rata-rata ukuran partikel 25,7383 nm dan parameter kisinya 4,28465 angstrom. Hasil karakteristik SEM menunjukan bahwa sampel B memiliki struktur permukaan dan ukuran kristal yang lebih hasil dari sampel A. Perhitungan celah pita energi diperoleh dari hasil karakterisasi UV-Vis. Celah pita sampel A diperoleh sebesar 2,178 ev dan pada sampel B sebesar 2,060 ev. Dalam penelitian Yakui Bai, dkk., (2012) mensintesis Cu(CH 3 COOH) 2 dan polivinilpirolidon (PVP). Analisis SEM, menunjukan keadaan nanopartikel dengan tanpa surfaktan, nanopartikel diamati dalam bentuk yang tidak teratur. Ketika jumlah surfaktan ditingkatkan ukuran rata-rata partikel berubah dari 100 nm sampai 500 nm. Morfologi nanopartikel yang dihasilkan yaitu permukaan halus yang dan merata. Dengan meningkatnya suhu sintesis, panjang tepi rata-rata nanocube menunjukan puncak pada suhu 50 0. Pada penambahan konsentrasi tembaga asetat yang berbeda, ukuran partikel bervariasi dari 100 nm sampai 1700 nm. Pengaruh zat pereduksi, menunjukan nanocube dengan ukuran 120 nm dan ketika zat pereduksi ditambahkan menunjukan permukaan kasar. Morfologi nanopartikel Cu 2 O sangat sensitif terhadap tingkat pengadukan, pengaruh variasi pengadukan menunjukan ukuran rata-rata partikel menurun. Analisis TEM menggunakan HRTEM) pada nanopartikel menunjukan morfologi kubik yang khas dengan panjang tepi rata 5 nm dan standar deviasi 35 nm. Analisis XRD menunjukan setiap kristal nanocube Cu 2 O adalah kristal tunggal. Analisis UV-

4 Vis menunjukan penyerapan puncak terletak sekitar 484 nm dan celah pita Cu 2 O sebesar 2,56 ev. Dalam penelitian H.Sekhar, dkk., (2012) mensintesis CuSO 4.5H 2 O dengan metode kopresipitasi. Analisis FTIR menunjukan konsentrasi NaOH yang berbeda pada daerah tertinggi dengan gugus O-H diserap pada permukaan Cu 2 O. Analisis Hamburan Raman (XRF) menunjukan puncak pada fase Cu 2 O, sedangkan pada puncak merupakan fase CuO. Analisis EPR menunjukan bahwa serbuk nanopartikel yang disintesis terdiri drai multiphase seperti CuO dan Cu 2 O. Analisis UV-Vis menunjukan nilai pita energi yaitu 2,6, 2,3, dan 2,1 ev. Analisis TEM menunjukan tidak adanya jejak unsur lain dari tembaga dan oksigen serta rasio unsur pembentuk nanopartikel Cu 2 O. Analisis optik nonlinier menunjukan intensitas SA dan RSA nanopartikel ukuran 532 nm. Dalam penelitian Chun-Hong Kuo, dkk., (2007) mensintesis CuSO 4.5H 2 O dan sodium dodesil sulfat (SDS). Karakterisasi optik menunjukan nanocube yang lebih kecil 100 nm dan menyerap pada ukuran sekitar 490 nm, sementara nanocube lebih besar dari 200 nm menampilkan pita absorpsi pada 515-525 nm. Hasil pita yang diperoleh dari variasi ukuran nanopartikel Cu 2 O yaitu antara 2,36-2,5 ev. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melanjutkan penelitian mengenai sintesis nanopartikel Cu 2 O, dengan memvariasikan konsentrasi pengendap pada proses sintesis nanopartikel Cu 2 O tersebut. Dengan demikian judul penelitian ini adalah Sintesis dan Karakterisasi Sifat Optik Nanopartikel Cu 2 O Dengan Metode Kopresipitasi Berdasarkan Variasi Konsentrasi Pengendap. 1.2. Batasan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup yang jelas berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Pembuatan nanopartikel Cu 2 O melalui campuran Cu 2 SO 4.5H 2 O dan isopropanol sebagai pelarutnya.

5 2. Variasi konsentrasi pengendap 0,5 M, 0,75 M, dan 1 M. 3. Karakterisasi sifat optik nanopartikel Cu 2 O menggunakan UV-Vis Spektrofotometer. 1.3. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana cara pembuatan nanopartikel Cu 2 O dengan metode kopresipitasi berdasarkan variasi konsentrasi pengendap? 2. Bagaimana karakterisasi sifat optik nanopartikel Cu 2 O dengan variasi konsentrasi pengendap? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui cara pembuatan nanopartikel Cu 2 O dengan metode kopresipitasi berdasarkan variasi konsentrasi pengendap. 2. Untuk mengetahui karakterisasi sifat optik nanopartikel Cu 2 O dengan variasi konsentrasi pengendap. 1.5. Manfaat Penelitian Berdasarkan sifat-sifat sampel yang diperoleh, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membuat suatu material atau yang digunakan antara lain untuk : 1. Sebagai sel surya. 2. Sebagai material perangkat fotonik.