BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Sabun Sabun adalah surfaktan atau campuran surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan lemak atau kotoran. Sabun dibuat dengan formula yang berbeda, tegantung dari segi penggunaannya seperti : sabun mandi, sabun cuci pakaian atau sabun wajah ( Nurhadi, 2012 ). Sabun wajah merupakan sabun lunak bertekstur cair yang dibuat khusus untuk membersihkan wajah. Sabun adalah garam dari alkali dan asam lemak yang dihasilkan menurut reaksi asam basa. Reaksi pembuatan sabun disebut reaksi saponifikasi. Jika basa berupa NaOH maka sabun bertekstur padat. Jika basa berupa KOH maka sabun bertekstur cair. Reaksi saponifikasi minyak menghasilkan produk samping berupa gliserol (Kamikaze, 2002). 2012) : Reaksi saponifikasi (pembuatan sabun) adalah sebagai berikut O O CH 2 O C R CH 2 OH Na O C R O O CH O C R + 3 NaOH CH OH + Na O C R O O CH 2 O C R CH 2 OH Na O C R Trigliserida Basa Gliserol Sabun Gambar I.1 Reaksi Saponifikasi Sabun NaOH (Alam, 3
4 O O CH 2 O C R CH 2 OH K O C R O O CH O C R + 3 KOH CH OH + K O C R O O CH 2 O C R CH 2 OH K O C R Trigliserida Basa Gliserol Sabun Gambar I.2 Reaksi Saponifikasi Sabun KOH Jika alkali berlebih maka sabun akan bersifat sangat basa, tapi jika minyak berlebih sabun tidak terlalu basa dan sisa minyak yang tidak tersabunkan berfungsi sebagai pelembab. Jumlah kelebihan minyak dalam proses pembuatan sabun terdiri dari 3 macam, yaitu 0-0,5%, 4-4,5%, dan 7,5-8% (Widodo, 2009). Sifat sabun dipengaruhi oleh asam lemak pembentuknya. Pengaruh jenis asam lemak terhadap sifat sabun yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel II.1. Tabel II.1 Jenis Asam Lemak terhadap Sifat Sabun yang Dihasilkan (Kamikaze, 2002). Asam Lemak Asam Laurat Asam Miristat Asam Palmitat Asam Stearat Asam Oleat Asam Linoleat Sifat yang ditimbulkan pada sabun Mengeraskan, membersihkan, menghasilkan busa lembut Mengeraskan, membersihkan, menghasilkan busa lembut Mengeraskan, menstabilkan busa Mengeraskan, menstabilkan busa, melembabkan Melembabkan Melembabkan 2. Sabun Wajah Sabun wajah adalah sabun yang khusus dibuat dan digunakan untuk membersihkan wajah. Sabun wajah terdiri dari 2 jenis, yaitu facial wash dan facial scrub. Facial wash digunakan untuk membersihkan wajah dari kotoran atau debu. Facial scrub digunakan untuk membantu mengelupaskan sel-sel kulit mati (Tresna, 2010).
5 Sabun wajah hasil tugas akhir ini merupakan sabun muka yang mengandung bahan aditif alami yang berfungsi sebagai pengangkat kotoran atau scrub. Bahan aditif yang digunakan adalah bubuk kopi. Kopi biasanya digunakan dalam pembuatan produk kosmetik seperti lulur. Ampas kopi dengan butiran kasar mengandung butiran scrub yang sangat baik untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan melembabkan kulit. Ampas kopi memiliki aroma yang khas dan tajam, juga mempunyai banyak khasiat untuk kecantikan kulit dari sejak jaman nenek moyang telah menggunakan kopi sebagai bahan baku lulur tradisional. Ampas kopi menghasilkan minyak antioksidan yang bersifat menghaluskan kulit (Dewi, 2012). 3. Komposisi Sabun a. Minyak sawit Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing-masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C 12 (asam laurat) hingga C 18 (asam strearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan basa membebaskan gliserol. Asam lemak yang dikandung dalam minyak menentukan kualitas sabun. Asam lemak tak jenuh cenderung menghasilkan sabun yang lembek karena titik didih yang lebih kecil dibandingkan asam lemak jenuh. Hal itu dikarenakan asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap yang akan cepat meleleh pada suhu tinggi. Minyak sawit mengandung asam oleat dan asam linoleat yang berfungsi untuk melembabkan (Noviana & Ambarwati, 2013). Tabel II.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit (Ketaren, 1986). Asam lemak Jumlah (%) As. miristat As. palmitat As. stearat As. oleat As. linoleat 1,1-2,5 40-46 3,6-4,7 39-45 7 11
6 b. Natrium Hidroksida (NaOH) Natrium hidroksida merupakan alkali yang sering dipakai dalam pembuatan sabun padat. Dalam proses saponifikasi, ion-ion NaOH akan bereaksi dengan asam lemak dari minyak membentuk sabun. Dalam pemakaiannya harus berhatihati, karena bersifat korosif. Tabel II.3 Harga Saponifikasi untuk 100 gram minyak (Widodo, 2009) Minyak Kaustik Minyak Kaustik * 0-0.5% 4-4.5% 7.5-8% * 0-0.5% 4-4.5% 7.5-8% Sweet 13.7g 13.2g 12.7g Peanut 13.5g 13.0g 12.5g Almond Apricon 13.5g 13.0g 12.5g Peacan 13.5g 13.0g 12.5g Kernel Avocado 13.3g 12.8g 12.3g Pumpkin Seed 13.5g 13.0g 12.5g Borage 13.5g 13.0g 12.5g Rice Bran 13.4g 13.8g 12.4g Camellia 13.6g 13.1g 12.6g Sanfflower 13.6g 13.1g 12.6g Canola 13.6g 13.1g 12.6g Sesame 13.5g 13.0g 12.5g Castor 12.8g 12.3g 11.8g Soybean 13.5g 13.0g 12.5g Coconut 18.3g 17.6g 16.9g Sunflower 13.6g 13.1g 12.6g Corn 13.5g 13.0g 12.5g Walnut 13.5g 13.0g 12.5g Cotton 13.8g 13.3g 12.8g Wheat Germ 13.3g 12.8g 12.3g Seed Evening 13.5g 13.0g 12.5g Emu 13.7g 13.2g 12.7g Primrose Hazelnut 13.7g 13.2g 12.7g Lanolin 7.45g 7.15g 6.90g Hempseed 13.7g 13.0g 12.6g Beeswax 6.7g 6.4g 6.2g Jojoa 6.5g 6.3g 6.1g Candelilla Wax 6.7g 6.4g 6.2g Kukui Nut 13.7g 13.1g 12.5g Bay Berry Wax 6.7g 6.4g 6.2g Macadamia 13.9g 13.3g 12.7g Stearic Acid 14.6g 14.1g 13.6g Nut Olive 13.5g 13.0g 12.5g Cocoa Butter 13.6g 13.0g 12.5g Palm 14.1g 13.6g 13.1g Mango Butter 13.3g 12.8g 12.3g Palm Karmel 15.6g 15.0g 14.4g Shea Butter 12.8g 12.3g 11.8g *Jumlah kelebihan minyak dalam proses pembuatan sabun c. Kalium Hidroksida (KOH) Kalium hidroksida merupakan alkali yang sering dipakai dalam pembuatan sabun. Sabun yang dibuat dari KOH akan menghasilkan tekstur yang lunak, sedangkan sabun yang dibuat dari commit NaOHto memiliki user tekstur yang keras.
7 Tabel II.4 Kebutuhan Kaustik untuk Saponifikasi 1 gram minyak atau lemak. (Widodo, 2009) Minyak Lemak SAP KOH INCI Name Acai Berry 186 200 0.191 Euterpe oleracea Fruit Almond Sweet Butter, 90 140 0.139 Prunus amygdalus dulcis (Sweet Almond) Almond Sweet, 190 200 0.193 Prunus amygdalus dulcis (Sweet Almond) Almond, Sweet, Organic 190 200 0.193 Prunus amygdalus dulcis (Sweet Almond) Aloe Vera Butter 240 260 0.247 Cocos Nucifera (Coconut) and Aloe Barbadensis Leaf Extract Organic Raspberry Red Seed 188 0.186 Rubus Idaeus (Red Raspberry) Seed Palm Kernel 220 0.218 Elaeis guineensis (Palm) Kernel Palm 190 205 0.195 Elaeis guineensis (Palm) Palm Organic, 190 205 0.195 Elaeis guineensis (Palm) Papaya 180 200 0.188 Carica papaya (Papaya) Seed Passion Flower 185 205 0.193 Passiflora incarnata (Passionfruit) Peach Kernel 193 0.191 Prunus persica (Peach) Kernel Pecan 191 0.190 Algooquian pacaan (Pecan) Nut Pequi 190 200 0.193 Caryocar braziliensis (Pequi) Seed Perilla 185 200 0.191 Perilla ocymoides (Perilla) Seed 4. Zat Aditif a. Asam Sitrat Asam sitrat memiliki bentuk berupa kristal putih. Asam Sitrat berfungsi sebagai agen pengelat, asam sitrat juga berfungsi sebagai penurun nilai ph (Noviana & Ambarwati, 2013).
8 b. Xanthan Gum Xanthan gum merupakan biopolymer hidrofilik yang dapat larut dalam air dingin maupun panas, tetapi tidak dapat larut kebanyakan pelarut organik (Anonymous, 2006). Xanthan gum berbentuk bubuk berwarna krem. Xanthan gum dapat membentuk larutan kental pada konsentrasi rendah (0,1% 0,2%). Pada konsentrasi 2% - 3% memebentuk gel. Xanthan gum dapat dicampur dengan protein atau polisakarida lain. Xanthan gum ini membentuk film yang liat dan lentur (deman, 1997). Oleh karena itu, xanthan gum ditambahkan ke dalam sabun untuk membuat tekstur sabun menjadi lebih kental. c. Bubuk Kopi Bubuk kopi berasal dari pengolahan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan. Bubuk kopi biasanya diproses lebih lanjut untuk dijadikan produk olahan kopi instan sebagai minuman. Selain itu, bubuk kopi juga banyak digunakan dalam pembuatan produk kosmetik seperti lulur. Adapun standar mutu kopi bubuk tercantum dalam Tabel II.5 sebagai berikut: Tabel II.5 Standar Mutu Kopi Bubuk (Standart Perindustrian Indonesia,1972) Komponen Syarat Mutu Kadar air (%) 8 Kadar abu (%) 6 Kealkalian abu (ml NaOH/100g) 57-66 Kadar sari/kadar seduhan (%) 20-36 Mikroskopik Tidak mempunyai campuran Logam berbahaya Keadaan (rasa, bau dan warna) Negatif Normal 5. Mutu Sabun Terdapat beberapa spesifikasi persyaratan mutu sabun yang harus dipenuhi agar sabun dapat layak digunakan dan dipasarkan. Spesifikasi persyaratan mutu yang harus dipenuhi pada produk sabun menurut SNI 06-35-32-1994 meliputi : kadar air kadar alkali bebas yang commit dihitung to user sebagai % NaOH dan KOH serta kadar
9 ph. (BSN, 1994) Tabel II.6 Standar Berbagai Jenis Sabun ( SNI -06-3532-1994) No. Uraian Tipe 1 Tipe 2 Superfat 1 Kadar air (%) Maks. 15 Maks. 15 Maks. 15 2 Jumlah asam lemak > 70 64-70 > 70 Alkali bebas Dihitung sebagai NaOH Dihitung sebagai KOH 3 Maks. 0,1 Maks. 0,1 Maks. 0,1 Maks. 0,4 Maks. 0,4 Maks. 0,4 4 FFA ( asam lemak bebas) < 2,5% < 2,5% 2,5 7,5% Keterangan : Tipe 1 : Sabun Padat Tipe 2 : Sabun Cair Superfat : Sabun Khusus Bayi
10 B. Kerangka Pemikiran Minyak Sawit Minyak Sawit (30 gram) (261 gram) Pemanasan suhu 60 o C ± 15 menit Pemanasan suhu 60 o C ± 15 menit NaOH KOH (4,23 gram ( 50,895 gram NaOH/10 gram air) KOH/87gram air) Pengadukan dan pemanasan suhu 70 o C - 80 o C ± 15 menit Pengadukan dan pemanasan suhu 70 o C 80 o C ± 1,5 jam Sabun NaOH Sabun KOH Sabun Dasar Kombinasi (10% Sabun NaOH, 90% Sabun KOH) Gambar I.3 Diagram Blok Pembuatan Sabun Dasar Kombinasi
11 Sabun Dasar Kombinasi Gliserin Dilelehkan di penangas air Xanthan gum (10%) hingga mencair (0,2%) Asam sitrat Bubuk kopi (0,4%) (3%, 5%, 7%) Pengadukan selama ± 15 menit Pewangi 5 ml Facial Scrub Gambar I.4 Diagram Blok