BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pertengahan abad ke-20, ekonom keuangan telah mencoba untuk menarik perhatian pendekatan baru perusahaan untuk bisnis. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa setiap organisasi memiliki kemampuan, aset dan sumber daya keuangan lainnya yang unik dan berbeda dari organisasi lain itu adalah sumber menciptakan self-cured creating value dan kekayaan. Oleh karena itu, diperlukan untuk semua sumber daya dan kapasitas dan neraca aset organisasi diidentifikasi dan diukur. Modal intelektual terdiri dari semua aset yang tidak ditampilkan neraca perusahaan dan itu termasuk aset tak berwujud seperti merek dagang, paten dan keuntungan manusia, struktur dan lingkungan komunikasi tidak tercermin metode akuntansi dalam laporan keuangan. Aktiva tidak berwujud dari jaminan perusahaan untuk memastikan daya saing dan pembangunan berkelanjutan. Umumnya, nilai pasar perusahaan lebih besar dari nilai bukunya. Hal ini disebabkan oleh laporan keuangan yang kurang mencerminkan nilai modal intelektual dan aset tidak berwujud dalam neraca dengan demikian menyebabkan laporan keuangan kehilangan nilai utilitas dan efektivitas informasi mereka. Hal ini menghasilkan isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan modal intelektual. Aktiva berwujud fisik saat ini saja bukan merupakan kunci sukses sebuah perusahaan, tetapi modal 1
2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuangan yang disediakan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum dan hampir menunjukkan ukuran sebenarnya dari perusahaan serta dapat menemukan perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan. Perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan menunjukkan ketidakmampuan metode akuntansi tradisional dalam mengukur intelektual modal. Modal intelektual memiliki peran penting dalam membuat strategi untuk menciptakan nilai perusahaan maka mengelola modal intelektual dianggap sebagai faktor penting dan efektif dalam tindakan organisasi. Meningkatnya kesenjangan antara pasar perusahaan dan nilai buku telah menarik perhatian penelitian yang luas untuk mengeksplorasi nilai tak terlihat dihilangkan dari laporan keuangan (misalnya Lev dan Zarowin, 1999; Lev, 2001; Lev dan Radhakrishnan, 2003). Lev (2001, hal. 9) mencatat bahwa, selama periode 1977-2001, pasar-to-book value ratio sebesar US Standard and Poors (S & P) 500 perusahaan meningkat sedikit di atas 1 sampai lebih dari 5, menyiratkan bahwa sekitar 80 persen dari nilai pasar perusahaan belum tercermin dalam pelaporan keuangan. Keterbatasan laporan keuangan dalam menjelaskan nilai perusahaan menggarisbawahi fakta bahwa sumber nilai ekonomi tidak lagi produksi barang material, tetapi penciptaan modal intelektual. Modal intelektual termasuk modal manusia dan modal struktural terbungkus dalam
3 pelanggan, proses, database, merek, dan sistem (Edvinsson dan Malone, 1997), dan telah memainkan peran yang semakin penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan perusahaan (Kaplan dan Norton, 2004, p. 4). Menurut Zurnali (2008), istilah modal intektual (intellectual capital) digunakan untuk semua yang merupakan asset dan sumberdaya non-tangible atau non-physical dari sebuah organisasi, yaitu mencakup proses, kapasitas inovasi, pola-pola, dan pengetahuan yang tidak kelihatan dari para anggotanya dan jaringan koloborasi serta hubungan organisasi. Intellectual capital juga didefinisikan sebagai kombinasi dari sumberdaya- sumberdaya intangible dan kegiatan-kegiatan yang memperbolehkan organisasi mentransformasi sebuah unsur material, keuangan dan sumber daya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan stakeholder value. Metode VAIC dirancang untuk menyediakan informasi mengenai efisiensi penciptaan nilai dari asset berwujud dan tidak berwujud yang dimiliki sebuah perusahaan. Model ini mengindentifikasikan ukuran dan efisiensi modal intelektual sekedar kuantitas dan harga (Nazari dan Herremans, 2007). Komponen utama dari VAIC dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (CEE-Capital Employed Efficiency), human capital (HCE-Human Capital Efficiency), dan structural capital (SCE-Structural Capital Efficiency).
4 Secara sederhana, VAIC menggambarkan besarnya nilai yang tercipta dari setiap unit nilai moneter yang diinvestasikan pada sumber daya (Pulic, 2008). Pulic juga memasukkan komponen physical capital karena asumsi dasarnya adalah modal intelektual tidak bisa beroperasi sendiri tanpa dukungan dari financial dan physical capital, sehingga Pulic juga memasukkan komponen modal berwujud dalam modelnya. Padahal menurut Firer dan Williams (2003) jika model pengukuran bersifat tradisional maka dikhawatirkan hasil pengukuran dapat menyesatkan stakeholder dalam mengambil keputusan. Penelitian mengenai hubungan VAIC dengan nilai pasar perusahaan telah dibuktikan secara empiris oleh Faris (2011) melakukan penelitian dengan menggunakan sampel 14 komersial bank yang terdaftar di Aman Stock Exchange (ASE) pada periode 2002-2007. Hasilnya adalah VAIC berpengaruh signifikan terhadap market to book value. Hal ini menunjukkan tiga komponen mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Susanto (2010) melakukan penelitian yang sama menggunakan 19 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2006-2010. Hasilnya menyatakan bahwa komponen Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Market-to-book Value (MBV) perusahaan perbankan yang diteliti dan hanya Capital Employee Efficiency (CEE) sebagai salah satu komponen Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) yang memiliki
5 pengaruh yang signifikan terhadap performa keuangan perusahaan perbankan. Kelebihan penelitian ini dari penelitian sebelumnya terdapat pada pengambilan populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan dalam industry dengan berteknologi intensif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2014, yaitu perbankan dan asuransi, telekomunikasi, periklanan dan media, farmasi, komputer dan jasa IT, otomotif, kabel, elektronik, kimia dan perdagangan. (Mangena et al. 2010; Suhendah 2012; Hernita 2012). Berdasarkan penelitian sebelumnya, masih terdapat perbedaan hasil-hasil penelitian terkait pengaruh modal intelektual terhadap nilai pasar perusahaan. Meningkatnya kesenjangan antara pasar perusahaan dan nilai buku telah menarik perhatian penelitian yang luas untuk mengeksplorasi nilai tak terlihat yang dihilangkan dari laporan keuangan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Berteknologi Intensif yang Terdaftar pada BEI periode 2012-2014). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
6 1. Apakah Value Added Intellectual Capital (VAIC) berpengaruh terhadap Nilai Pasar Perusahaan? 2. Apakah Value Added Capital Employed (VACA) berpengaruh terhadap Nilai Pasar Perusahaan? 3. Apakah Value Added Human Capital (VAHU) berpengaruh terhadap Nilai Pasar Perusahaan? 4. Apakah Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh terhadap Nilai Pasar Perusahaan? 5. Apakah Research & Development Expenditure berpengaruh terhadap Nilai Pasar Perusahaan? 6. Apakah Advertising Expenditure berpengaruh terhadap Nilai Pasar Perusahaan? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk menganalisis pengaruh Value Added Intellectual Capital (VAIC) terhadap Nilai Pasar Perusahaan. b. Untuk menganalisis pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap Nilai Pasar Perusahaan.
7 c. Untuk menganalisis pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Nilai Pasar Perusahaan. d. Untuk menganalisis pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Nilai Pasar Perusahaan. e. Untuk menganalisis pengaruh R&D Expenditure terhadap Nilai Pasar Perusahaan. f. Untuk menganalisis pengaruh Advertising Expenduture terhadap Nilai Pasar Perusahaan. 2. Kontribusi Penelitian 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengelola kelengkapan pengungkapan laporan tahunan yang lebih baik 2. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai modal intelektual perusahaan terhadap nilai pasar pada perusahaan yang diteliti. 3. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu bahan pertimbangan bagi para investor dalam menganalisis dan pengambilan keputusan terkait dengan pelaksanaan investasi.
8 4. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi instansi-instansi dalam menetapkan suatu kebijakan.