BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran talking stick.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS. Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

Wakijo Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I (PENDAHULUAN) A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Fitriah Khoirunnisa 2. Maasje C.W 3. Nurlaili

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

Ratnajuwita Danar Sari, Satrijo Budi Wibowo dan Juli Murwani : Perbedaan Prestasi Belajar...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. a. Model Pembelajaran Kooperatif

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI I PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI MELALUI MODEL KOOPERATIF SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

ABSTRAK. Kata kunci : Metode pembelajaran tutor sebaya meningkatkan hasil belajar siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Metode Pembelajaran Drill And Practice Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2004: 30). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 5), hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari belajar yang berupa perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Meningkatkan hasil belajar siswa, merupakan suatu bentuk usaha yang tidak mudah untuk dilakukan siswa dengan berbagai macam perbedaan karakteristik satu dengan yang lain. Peningkatan itu diharapkan mampu membantu siswa dalam pelajaran matematika secara luas tidak hanya secara teoritik di sekolah (Darsono, 2000:15). Sudjana (2011: 22) menjelaskan hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar, yaitu (1) ketrampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah (Kingsley dalam Sudjana, 2011: 22). Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990: 22). Menurut Slameto (2010: 3), hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, penelitian ini mengacu pada pendapat Hamalik (2004) bahwa hasil belajar adalah perubahan 4

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2010: 54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah: (1) faktor internal, yaitu jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) dan kelelahan; (2) faktor eksternal, yaitu keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Sudjana (2004: 39) mengungkapkan bahwa hasil belajar yang dicapai dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2012: 39-47), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar (Sardiman, 2007: 39-47) adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Thomas F. Staton (Sardiman, 2007: 39) menguraikan enam 5

macam faktor psikologis yaitu motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman, ulangan. Menurut beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar. 2. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaraan Kooperatif Guru bukan lagi berperan satu satunya sebagai nara sumber pada pembelajaran kooperatif, melainkan sebagai fasilitator dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan maka diperlukan suatu aktif, interaktif, dan menarik. Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan yang dalam bekerjanya berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Dalam pembelajaran kooperatif hendaknya berlangsung secara terbuka dan demokratis sehingga akan memberi kesempatan optimal kepada siswa untuk bekerjasama dan berinteraksi dengan baik (Moeslichatoen, 2004: 7). Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2009). Cooperative learning ditandai dengan struktur tugas, tujuan, dan reward yang kooperatif. Siswa dalam situasi cooperative learning didorong atau dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama. Terdapat beberapa pengertian mengenai pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono, 2012: 54). Roger dalam Huda (2011: 29) pembelajaran kooperatif adalah aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan perubahan informasi secara sosial di antara kelompok kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota anggota yang lain. Siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok dengan pemanfaatan kelompok kecil unutk memaksimalkan belajar anggota kelompok. 6

Slavin (2009: 4) mendefinisikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi mengajar dimana para siswa bekerja dalam kelompok kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Kegiatan koopertif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok dengan memanfaatkan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar anggota dalm kelompok. Menurut Lie (2007: 12) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberi kesempatan peserta didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas tugas yang terstruktur. Menurut Artz dan Newman dalam Huda (2011: 32) mengartikan pembelajaran kooperatif sebagai kelompok kecil pembelajar/siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama. Berdasarkan uraian para ahli diatas, pembelajaran kooperatif adalah aktivitas pembelajaran yang terdiri beberapa kelompok dimana siswa saling berinteraksi dan bekerja sama didalam kelompok yang dipimpin oleh guru dan diarahkan oleh guru untuk menyelesaikan tugas guna mencapai tujuan bersama yaitu meningkatkan pembelajaran anggotaanggota kelompok. b. Langkah Langkah Pembelajaran Kooperatif Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Langkahlangkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009) 1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2) Menyajikan informasi 3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 4) Membimbing kelompok belajar dan bekerja 5) Evaluasi c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Riyanto, 2009: 1) Kelompok dibentuk dengan kemampuan tinggi,, sedang, rendah 2) Siswa dalam kelompok sehidup semati 3) Siswa melihat semua anggota kelompok mempunyai tujuan sama 4) Siswa membagi tugasdan tanggung jawab sama 5) Akan dievaluasi untuk semua 6) Berbagai kepemimpinan dan ketrampilan untuk bekerja bersama 7

7) Diminta untuk mempertanggung jawabkan individual materi yang ditangani d. Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing Salah satu tipe yang ada pada pembelajaran kooperatif adalah snowball throwing yang menurut asal katanya berarti bola salju bergulir yang dapat diartikan pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilempar secara bergiliran diantara sesama siswa (isjoni, 2009: 24). Snowball throwing merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas membuat soal matematika dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaik-baiknya(daryanti, 2010), dengan demikian siswa dituntut untuk membaca materi yang akan dipelajari sebelum proses pembelajaran. Secara rinci langkah langkah snowball throwing diuraikan sebagai berikut (Suprijono,2012: 128): 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2) Guru membentuk kelompok kelompok dan memanggil masing masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3) Masing masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Masing masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah yang dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lainya selama 15 menit. 6) Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7) Evaluasi. 8) Penutup. Berdasarkan langkah langkah diatas snowball throwing didefinisikan suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa dibentuk dalam beberapa kelompok antara 3 5 orang dimana ketua kelompok dipilih oleh guru untuk mendapat penjelasan materi dan ketua kelompok menjelaskan kembali kepada setiap anggota kelompok. Masing masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas 8

pertanyaan) sesuai yang dijelaskan ketua kelompok kemudian dilempar ke siswa lain yang masing - masing menjawab pertanyaan dari bola. Penggunaan pembelajaran kooperatif metode snowball throwing dalam pembelajaran matematika dapat memberikan dampak positif bagi siswa, karena metode snowball throwing memiliki kelebihan melatih kesiapan siswa dalam proses pembelajaran dan siswa saling memberi pengetahuan. Selain memberi dampak positif, metode snowball throwing juga memberi dampak negatif karena metode ini memiliki kekurangan yaitu penegetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa serta tidak efektif (Asmani, 2011). B. KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN Salah satu penelitian yang mengunakan metode snowball throwing adalah pramukantoro (2013) dalm penelitiannya berjudul pengaruh perpaduan metode pembelajaran snowball throwing dengan talking stick terhadap hasil belajar siswa pada standar kompetensi menerapkan dasar dasar elektronika. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran snowball throwing dan talking stick berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini ditunjukan berdasarkan analisis nilai pretest-posttest dengan uji-t didapatkan t hitung sebesar 20,088 dengan t tabel sebesar 1,7 dengan tarf signifikan sebesar 0,05 sehingga didapat t hitung > t tabel. Penelitian lain yang menggunakan metode snowball throwing adalah Hengki Saputra (2012), dalam penelitiannya yang berjudul meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran sains siswa kelas IV SDN No.91/VI Rantau Panjang VI. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) pada kelas VI Rantau Panjang. Hasil penelitian menunjukan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri No.91/VI Rantau Panjang VI Kec. Tabir meningkat setelah diajar dengan metode snowball throwing. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dengan nilai > 60 sebelum putaran 10% dan diakhir putaran 70%, hasil belajar dengan nilai < 60 sebelum putaran 90% dan diakhir putaran mencapai 30%. Penelitian dengan judul penerapan metode pembelajaran kooperatif snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran perbaikan motor otomotif kelas XI teknologi kendaraan ringan di SMK Muhammadiyah 1 Salam yang dilakukan Sipranata (2013). Penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar, hal ini ditunjukan pada siklus I ketuntasan nilai matematika 50%, pada siklus II sebesar 75%, dam]=n pada siklus ke II meningkat menjadi 87,50%. Penelitian yang dilakukan sukertiasih (2010) tentang implementasi pembelajaran kooperatif metode snowball throwing untuk meningkatkan hasil 9

10 belajar dan prestasi siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Saraswati mataram. Hal ini dapat dilihat meningkatnya hasil evaluasi dari siklus ke siklus yaitu 75,09 dengan ketuntasan 88,09% Berdasarkan panelitian-penelitian sebelumnya, maka dibuatlah penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran kooperatif snowball throwing terhadap hasil belajar. Perbedaan dari penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya adalah ditinjau dari variabel metode snowball throwing, penelitian ini melihat pengaruh metode snowball throwing terhadap hasil belajar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelian mengguanakan metode snowball throwing terhadap hasil belajar di SMK Diponegoro. C. KERANGKA BERPIKIR Pembelajaran matematika di SMK Diponegoro seringkali membosankan karena pembelajarannya hanya berfokus terhadap penjelasan guru dan hanya menghafalkan rumus rumus matematika. Oleh sebab itu, perlu diciptakan metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan komunikatif antara guru dengan siswa supaya hasil belajar meningkat. Salah satu metode yang dapat digunakan supaya pembelajaran menarik, menyenangkan, dan komunikatif adalah metode snowball throwing. Metode ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang terbagi menjadi beberapa kelompok dimana setiap kelompok mempunyai ketua kelompok yang dipilih oleh guru untuk mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru dan kemudian ketua kelompok menjelaskan kembali kepada setiap anggota kelompok masing masing. Fungsi guru dalam pembelajaran ini hanyalah sebagai fasilitator guna mengembangkan kreativitas masing masing siswa. Metode snowball throwing sendiri menuntut siswa untuk saling interaktif, sehingga guru hanya menjadi sebagai fasilitator di depan kelas. Siswa berkreasi membuat soal sendiri kemudian soal tersebut diberikan kepada siswa yang lain untuk dikerjakan. Siswa akan dapat mudah mengerjakan soal dari temannya dengan kesukaran yang setara dan dapat memahami materi dengan mudah, oleh karena itu pembelajaran akan menarik, menyenangkan dan interaktif. Penerapan metode snowball throwing dalam pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan program linear melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik sehingga hasil belajar siswa juga akan lebih baik.

11 Berdasarkan penjelasan tersebut maka kerangka berpikir menggunakan model hubungan antar variabel yang sederhana (Sugiyono, 2013: 68). Skema model hubungan antar variabel sederhana digambarkan pada Gambar 2.1 berikut. Snowball Throwing Respon Hasil Belajar Siswa Gambar 1 Model Hubungan Antar Variabel Sederhana D. HIPOTESIS Dugaan sementara dari penelitian ini adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar yang signifikan pada siswa kelas X akuntansi SMK Diponegoro.